Anda di halaman 1dari 8

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN BANGUN-BANGUN (Coleus amboinicus Lour)

SEBAGAI ANTI HIPERTENSI PADA TIKUS SPRAGUE-DAWLEY YANG DI


INDUKSI NaCl

Dinta Betriani Kusmita1), E.Mulyati Effendy2), dan Yulianita3)


1,3)
Program Studi Farmasi – Fakultas MIPA – Universitas Pakuan
2)
Program Studi Biologi – Fakultas MIPA – Universitas Pakuan

ABSTRAK
Seseorang dinyatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik mencapai diatas 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg. Kandungan senyawa flavonoid yang terkandung
dalam daun bangun-bangun yang berperan sebagai antihipertensi. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan dosis dan lama waktu pemberian ekstrak daun bangun-bangun sebagai
antihipertensi. Hewan uji yang digunakan yaitu 20 ekor tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok
perlakuan, masing-masing perlakuan terdiri dari 4 ekor tikus sebagai ulangan. Kelompok
perlakuan terdiri atas 2,1 mg/200gBB ekstrak daun bangun-bangun (Dosis I), 6,2 mg/200gBB
ekstrak daun bangun-bangun (Dosis II), 12,4 mg/200gBB ekstrak daun bangun-bangun (Dosis
III), Kontrol positif 0,45 mg/200gBB (katopril), Kontrol negatif (Aquadest). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dosis ekstrak daun bangun-bangun 12,4 mg/200gBB (Dosis III) memiliki
efektivitas paling baik sebagai anti hipertensi pada tikus sprague-dawley, dengan lama waktu
pemberian selama 15 hari.
Kata Kunci : Antihipertensi, Daun Bangun-Bangun,Tikus Putih

PENDAHULUAN melahirkan, yang terbukti dapat


Tekanan darah tinggi, atau yang sering meningkatkan total volume air susu Ibu
disebut dengan hipertensi, merupakan salah (ASI) (Santosa, 2002). Di India tanaman
satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler daun bangun-bangun telah lama dikenal
dengan prevalensi dan kematian yang cukup sebagai obat demam malaria, hepatopati,
tinggi terutama di negara-negara maju dan di batu ginjal dan kandung kemih, batuk, asma
daerah perkotaan di negara berkembang, kronik, cekukan, bronkitis, cacingan, kolik
sepertinya halnya di Indonesia. Hipertensi dan kejang (Mangathayaru, 2008).
dikenal juga sebagai silent killer atau Tanaman daun bangun-bangun
pembunuh terselubung yang tidak mengandung berbagai jenis flavonoid yaitu
menimbulkan gejala atau asimptomatik quercetin, apigenin, luteolin, salvigenin,
seperti penyakit lain. Pada umumnya, genkwanin. Kandungan senyawa flavonoid
sebagian penderita tidak mengetahui bahwa yang terkandung dalam daun bangun-
dirinya menderita tekanan darah tinggi. bangun yang berperan sebagai
Hipertensi terjadi disebabkan oleh adanya antihipertensi. Flavonoid mempengaruhi
tekanan darah yang tinggi melebihi kerja dari angiotensin converting enzym
normalnya (Darmojo, 2001). Seseorang (ACE) yang akan menghambat perubahan
dinyatakan hipertensi bila tekanan darah angiotensin I menjadi angiotensin II
sistolik mencapai diatas 140 mmHg dan sehingga menghambat pengeluaran
tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Martha, aldosteron. Aldosteron akan mempengaruhi
2012). ginjal untuk menahan natrium dan air,
Daun bangun-bangun (Coleus apabila pengeluaran aldosteron dihambat
amboinicus Lour), merupakan salah satu maka lebih banyak air dikeluarkan dari
etnobotani indonesia yang secara turun tubuh dan tekanan darah akan turun
temurun dimanfaatkan masyarakat Sumatra (Almatsier, 2001).
Utara sebagai menu sayuran sehari-hari Penelitian dilakukan menggunakan
terutama disajikan untuk ibu-ibu yang baru metode ekstraksi dekok. Menurut Depkes RI
2007 Dekok adalah sediaan cair yang dibuat natrium asetat 1M, metanol, serbuk
dengan mengektraksi sediaan herbal dengan magnesium, pereaksi Mayer, Bouchardat,
air suhu 900C selama 30 menit. Dimana dan Dragendorff, asam galat dan (kaptropil)
Secara empiris masyarakat telah sebagai kontrol positif.
menggunakan secara tradisional rebusan
Pembuatan Serbuk Simplisia
daun bangun-bangun untuk pengobatan Bahan yang digunakan dalam
asma, batuk, perut kembung, demam tinggi, penelitian ini adalah daun Bangun-bangun
luka, sakit kepala, epilepsi dan sariawan yang diperoleh dari Pasar Tarutung
(Sahaykhare, dkk.,2011). Berdasarkan hasil Sumatera Utara. Daun Bangun-bangun yang
penelitian Andriani (2011), mengenai digunakan adalah daun dan pucuk, daun
simplisia kering serbuk daun bangun- bangun-bangun yang diperoleh telah
bangun menyatakan bahwa dosis 750 mengalami pengeringan sebelumnya,
mg/hari efektif sebagai pengontrol tekanan sehingga dilakukan pengeringan kembali
darah. untuk menghasilkan daun yang kering
Berdasarkan uraian di atas maka sempurna pada pagi hari sebelum jam 10
masih perlu dilakukan penelitian penentuan dan diatas jam 15 dari sinar matahari
uji efektivitas ekstrak daun bangun-bangun langsung kemudian dilakukan sortasi kering
sebagai antihipertensi. Hasil penelitian ini untuk memisahkan dari bahan organik atau
diharapkan dapat dijadikan sebagai refrensi anorganik asing yang tidak diinginkan,
pengobatan tanaman herbal untuk simplisia dihaluskan menggunakan grinder
menanggulangi masalah kesehatan bagi sehingga diperoleh serbuk simplisia, serbuk
masyarakat serta mengetahui dosis yang simplisia daun bangun-bangun diayak
paling efektif dari ekstrak daun bangun- menggunakan mesh 30 lalu ditimbang untuk
bangun sebagai antihipertensi. mendapatkan bobot akhir simplisia,
disimpan dalam wadah tertutup rapat dan
METODE PENELITIAN kering
Waktu dan Tempat
Penelitian telah dilaksanakan pada Pembuatan Ekstrak Kering
bulan Desember sampai Februari 2018 Sebanyak 1000 g serbuk simplisia
bertempat di Laboratorium Farmasi, daun bangun-bangun diayak dengan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan menggunakan mesh 30. Ekstraksi dilakukan
Alam Universitas Pakuan, Bogor. dengan menggunakan metode Dekok.
Siapkan panci pertama di atas penangas air
Alat dan Bahan masukan setengah air ke dalam panci
Alat-alat penelitian yang digunakan pertama kemudian masukan panci kedua ke
antara lain: sonde lambung, neraca dalam panci pertama masukkan akuades
analitik,labu ukur, pengaduk, Gravimetri, 5000 mL (1:5) ke dalam panci kedua sampai
botol coklat, alumunium foil, tabung reaksi, suhu mencapai 90oC, kemudian Serbuk
penangas air, grinder, ayakan mesh 30, simplisia daun bangun-bangun dimasukkan
saringan atau kain batis untuk memeras, ke dalam panci kedua selama 30 menit
tanur, cawan krus, lemari es, kandang hewan terhitung mulai suhu mencapai 90oC sambil
uji beserta kelengkapan pemberian pakan, sekali-sekali diaduk. Didinginkan dilakukan
alat pengukur tekanan darah (Non-Invasived
penyaringan dengan kain batis, ampas
Rat Tail Blood Pressure), dan peralatan serbuk simplisia dari hasil penyaringan
gelas kimia. ditambahkan air panas secukupnya hingga
Bahan-bahan yang digunakan dalam diperoleh volume ekstrak yang dibutuhkan.
penelitian ini adalah simplisia daun Bangun- Dilakukan ekstraksi sebanyak empat kali
bangun, tikus putih jantan, pakan dengan perlakuan yang sama hingga
konvesional, NaCl 5%, aquadest, asam diperoleh ekstrak dari 3500 g. Ekstrak cair
klorida 2 N, gelatin 1%, natrium klorida yang diperoleh digabungkan, dikeringkan
10%, besi (III) klorida, asam klorida pekat,
dengan alat vacuumdryer untuk 3. Masing-masing kelompok tikus
memperoleh ekstrak kering daun bangun- percobaan diukur tekanan darah normal
bangun. sebelum diinduksi NaCl.
4. Masing-masing kelompok tikus
Skrining Fitokimia
percobaan diinduksi dengan NaCl selama
Uji Fitokimia pada serbuk simplisia
10 hari sampai tikus dapat dinyatakan
dan ekstrak meliputi identifikasi alkaloid,
hipertensi.
flavonoid, saponin, tanin secara kualitatif.
5. Setelah tikus dinyatakan hipertensi,
Pengelompokan Hewan Uji Masing-masing kelompok diberi
Hewan yang digunakan dalam perlakuan secara oral sebagai berikut.
penelitian ini adalah Tikus putih Jantan K1 : Kelompok yang diberi sediaan
Galur Sprague-Dawley dengan bobot konsentrat Ekstrak daun bangun-
berkisar rata-rata 200g-250g sebanyak 20 bangun dengan dosis 2,1 mg/200g BB.
ekor yang diaklimatisasi selama satu K2 : Kelompok yang diberi sediaan
minggu di Laboratorium Farmasi Fakultas konsentrat Ekstrak daun bangun-
Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam bangun dengan dosis 6,2 mg/200g BB.
Universitas Pakuan Bogor. K3 : Kelompok yang diberi sediaan
Hewan coba sebanyak 20 ekor konsentrat Ekstrak daun bangun-bangun
ditimbang dan dihitung homogenitas dengan dosis 12,4 mg/200g BB.
berdasarkan berat badan, untuk menentukan K4 : Kontrol positif yang diberi obat
kehomogenan dilihat dari nilai coefisien antihipertensi kaptropil 0,45 mg/200g
SD
variasinya, dengan rumus : CV = X x100%. BB.
dinyatakan homogen apabila nilai CV= 10- K5 : Kontrol Negatif yang diberi aquadest 2
15 %. kemudian dibagi menjadi 5 kelompok. mL.
Masing-masing kelompok terdiri dari 4 6. Pengecekan tekanan darah dilakukan
tikus, sebagai ulangan : pada hari ke 0, ke 5, ke 10 dan hari ke 15
1. K1 : Ekstrak Daun Bangun-bangun 2,1 setelah pemberian ekstrak daun bangun-
bangun.
mg/200g BB
Besarnya dosis yang diberikan berdasarkan
2. K2 : Ekstrak Daun Bangun-bangun 6,2 hasil penelitian Andriani (2011) yang
mg/200g BB menyatakan bahwa dosis 750 mg/hari
3. K3 : Ekstrak Daun Bangun-bangun 12,4 efektif sebagai antihipertensi, dengan
mg/200g BB perhitungan dosis seperti pada Lampiran 5.
4. K4 : Kontrol Positif Captropil 0,45 mg/ Parameter Penelitian
200g BB Parameter yang diukur dalam
5. K5 : Kontrol Negatif 2 mL aquadest penelitian ini adalah tekanan darah meliputi
sistolik, diastolik dan volume air yang
Tahap Perlakuan hewan uji diminum.
Ada beberapa tahapan yang dilakukan
untuk memperoleh data tekanan darah tikus Analisis Data
putih jantan percobaan, yaitu : Data-data yang telah diperoleh
1. Sebelum dilakukan perlakuan, semua dianalisa dengan Analisis Sidik Ragam
tikus yang digunakan untuk penelitian Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial
dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu. dengan kaedah keputusan seperti pada
2. Setelah diaklimatisasi 20 ekor tikus putih Faktor perlakuan pertama adalah faktor
dikelompokan menjadi 5 kelompok dosis (A) yang terdiri dari 5 level dan Faktor
perlakuan dengan masing-masing kedua adalah lamanya waktu pemberian
kelompok terdapat 4 ekor tikus putih. ekstrak (B) yang terdiri dari 5 level.

HASIL DAN PEMBAHASN


Serbuk daun bangun-bangun ekstrak yang diperoleh sebesar 15,29 %.
diperoleh dari daun bangun-bangun yang Berdasarkan Depkes RI (1989) rendemen
telah mengalami pengeringan sebelumnya, sari larut air adalah tidak kurang dari 29%,
sehingga dilakukan pengeringan kembali kemungkinan rendemen ini kecil karena
untuk menghasilkan daun yang kering perbandingan pelarut ekstraksi yang
sempurna, proses pengeringan bertujuan diberikan 1:5.
untuk mengurangi kadar air yang terdapat
pada simplisia. Daun bangun-bangun yang
digunakan sebanyak 40 Kg diperoleh bobot
serbuk simplisia daun bangun-bangun
sebanyak 4002 g dengan rendemen serbuk
simplisia sebesar 10,01%.

Gambar 2. Ekstrak Kering Daun Bangun-


bangun
Hasil Skrining Fitokimia
Pengujian fitokimia dilakukan
terhadap beberapa golongan senyawa kimia
yang terdapat dalam Simplisia dan ekstrak
Gambar 1. Serbuk Simplisia Daun kering daun bangun-bangun.
Bangun-bangun Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia
Sampel
Metode ekstraksi daun bangun- Senyawa
Simplisia Simplisia
bangun yang digunakan dalam penelitian ini
Alkaloid + +
adalah metode Dekok adalah infus pada
Flavonoid + +
waktu yang lebih lama dan temperatur
Tanin + +
sampai titik didih air, yaitu 30 menit pada
Saponin + +
suhu 90-1000C. Serbuk daun bangun-
bangun sebanyak 3502,12 g dalam 5000 mL
air (1:5) direbus selama 30 menit terhitung 4.1 Hasil Peningkatan Tekanan Darah
dari suhu 900C, Ekstrak cair daun bangun- Tikus Setelah Induksi NaCl 5%
bangun yang diperoleh dikeringkan Data rata-rata hasil pengukuran
menggunakan alat Vacuum Dryer Tekanan Darah sistolik dan Tekanan Darah
menghasilkan ekstrak kering daun bangun- Diastolik tikus sebelum dan setelah induksi
bangun sebanyak 535,49 g, Rendemen NaCl 5% dapat dilihat pada Gambar 3.
180
160 144,9
140 119,4
Tekanan Darah

120
95,2
100 81,11 rata-rata Sistolik
80
60 rata-rata Diastolik
40
20
0
Sebelum Induksi Setelah Induksi

Gambar 3. Hitogram Rata-Rata Hasil Perlakuan TDS dan TDD Tikus Sebelum Dan Setelah
Induksi Dengan Larutan NaCl
Pada Gambar di atas dapat dilihat mekanisme sekresi kelenjar hipotalamus-
adanya peningkatan tekanan darah sistolik hipofisa posterior untuk mensekresi lebih
dan tekanan darah diastolik sebelum induksi banyak hormon antidiuretik. Hormon ini
dan setelah induksi NaCl 5%, Dimana rata- dapat menyebabkan ginjal mengabsorpsi
rata TDS tikus sebelum induksi adalah kembali air dalam jumlah besar dari cairan
119,4±2,73 mmHg, setelah dilakukan tubulus ginjal (Guyton, 1997). Setelah
induksi TDS tikus meningkat menjadi terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
144,85±4,66 mmHg. Rata-rata TDD tikus dan diastolik tikus maka dilakukan
sebelum induksi adalah 81,11±1,44 setelah penurunan tekanan darah tinggi dengan
dilakukan induksi TDD tikus meningkat diberikan beberapa perlakuan terhadap
menjadi 95,2±2,52 mmHg, ini terjadi karena tikus.
konsumsi NaCl berlebih dapat menjadi salah
Hasil Perlakuan Ekstrak Terhadap
satu faktor penyebab terjadinya hipertensi.
Penurunan Tekanan Darah Tikus
Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya Pemberian Ekstrak diberikan
peningkatan volume cairan yang dapat terhadap tikus yang telah mengalami
meningkat Cardiac output. Penumpukan hipertensi 140/90 dengan perlakuan dosis I
garam di dalam tubuh akan meningkatkan (2,1 mg) ekstrak daun bangun-bangun, dosis
volume cairan ekstraseluler secara tidak II (6,2 mg) ekstrak daun bangun-bangun,
langsung karena osmolaritas cairan tubuh dosis III (12,4 mg) ekstrak daun bangun-
akan meningkat dan merangsang pusat haus. bangun, Kontrol positif (kaptopril 0,45 mg
Hal ini dapat meningkatkan volume cairan 2mL), Kontrol Negatif (aquadest 2 mL).
ekstraseluler. Kenaikan osmolaritas cairan
ekstraseluler juga dapat merangsang
Tabel 2. Rata-Rata ± Sd Tekanan Darah Sistolik (TDS) Selama Perlakuan Pemberian Ekstrak
Kelompok Hari ke-0 Perlakuan Rata-Rata
Hari ke-5 Hari ke-10 Hari ke-15
Dosis I 146,5±4,65 145,25± 10,34 137,75±5,31 129.5±4,20 139±6,12b
Dosis II 143,5±9,14 140,75±7,93 135,5±5,06 126±4,54 136,43±6,66b
Dosis III 142,5±1,29 135,75±0,95 127,5±2,21 122±2,22 131,93±1,66a
Kontrol + 148,25±5,18 131,75±1,25 123,75±2,21 120,5±2,64 131,06±2,82a
Kontrol - 143,75±4,34 147,25±2,21 150±2,16 150,75±1,70 147,93±2,60c
Rata-Rata 144,9±4,92d 140,15±4,53c 134,9±3,39b 129,75±3,06a
Keterangan :
 Hari ke 0 : TDS Setelah diinduksi NaCl dan dimulai pengobatan.
 Hari ke 0-15 : TDS Selama pengobatan.
 Nilai yang diikuti dengan huruf superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang
sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (P < 0,05).

Berdasarkan Tabel diatas rata-rata tekanan yang tidak diberi perlakuan ekstrak daun
darah sistolik tikus selama perlakuan bangun-bangun tidak mengalami penurunan
menunjukkan bahwa pemberian perlakuan tekanan darah sistolik tetapi mengalami
terhadap tikus putih mempengaruhi tekanan peningkatan setiap pengukuran.
darah sistolik. Hal ini dapat dilihat karena Nilai superskrip hasil uji lanjut
adanya penurunan setiap pengukuran duncan perlakuan dosis dapat dinyatakan
tekanan darah sistolik dari kelompok dosis I bahwa kontrol positif tidak berbeda nyata
2,1 mg ekstrak, dosis II 6,2 mg ekstrak , pengarunya dengan dosis III dan sangat
dosis III 12,4 mg ekstrak, sedangkan berbeda nyata dengan kontrol negatif,
kelompok kontrol negatif atau kelompok demikian dosis II dan dosis 1 tidak berbeda
nyata pengaruhnya terhadap penurunan lamanya waktu pemberian selama 15 hari
tekanan darah sistolik tetapi sangat berbeda dapat menurunkan tekanan darah.
nyata dengan kontrol negatif, sehingga Pengaruh interaksi antara dosis dan
dapat dinyatakan bahwa dosis yang paling lamanya pemberian ekstarak daun bangun-
efektif untuk menurunkan tekanan darah bangun dapat dinyatakan bahwa pemberian
sistolik adalah dosis III 12,4 mg/200gBB. kontrol (+) hari ke-10 dan hari ke-15 sama
Nilai superskrip hasil uji lanjut pengaruhnya dengan pemberian dosis II dan
ducan lamanya pemberian perlakuan dosis III pada hari ke-15. Dari hasil
ekstrak, dapat dinyatakan bahwa lama waktu pengaruh interaksi maka dapat dinyatakan
pemberian hari ke-0, hari ke-5, hari ke-10, bahwa pemberian ekstrak daun bangun-
dan hari ke-15 memiliki pengaruh yang bangun dosis III (12,4 mg/200gBB) selama
berbeda nyata setiap harinya. Dari hasil rata- pemberian 15 hari yang paling efektif
rata tekanan darah sistolik selama perlakuan sebagai anti hipertensi penurunan tekanan
pemberian ekstrak menunjukkan bahwa darah sistolik.
Tabel 3. Rata-Rata ± Sd Tekanan Darah Diastolik (TDD) Tikus selama Perlakuan
Kelompok Hari ke-0 Perlakuan Rata-Rata
Hari ke-5 Hari ke-10 Hari ke-15
Dosis I 98,75±0,95 96,75±3,30 84,75±10,04 98,25±3,59 95,62±4,47c

Dosis II 95±3,74 92,5±2,38 90,25±2,38 84,75±4,64 90,62±3,28bT


Dosis III 93,5±3 91,5±1,29 86,75±1,5 81,75±1,70 88,37±1,87a
Kontrol + 95,5±3,69 89,25±3,77 85,5±3,69 80,75±0,95 87.75±3,02a
Kontrol - 93,25±1,25 96,25±2,36 96,5±1,91 97,5±2,08 95,87±1,9d
Rata-Rata 95,2±2,52d 93,25±2,62c 88,75±3,90b 88,6±2,59a
Keterangan:
 Hari ke 0 : TDD Setelah diinduksi NaCl dan dimulai pengobatan.
 Hari ke 0-15 : TDD Selama pengobatan.
 Nilai yang diikuti dengan huruf superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang
sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (P < 0,05).

Berdasarkan Tabel rata-rata tekanan darah diastol pada tikus. Berdasarkan Tabel
darah diastolik tikus selama perlakuan 10 dan Gambar 8 hasil uji statistik
menunjukkan bahwa pemberian perlakuan menunjukan bahwa pemberian dosis dan
terhadap tikus putih mempengaruhi tekanan lamanya pemberian ekstrak daun bangun-
darah diastolik. Penurunan tekanan darah bangun serta interaksi keduanya dapat
diastolik pada dosis I, dosis II, dosis III dinyatakan sangat nyata pengaruhnya
terjadi karena tikus telah diberi ekstrak daun sebagai anti hipertensi pada tikus (P <0,01),
bangun-bangun dimana secara umum tikus Berdasarkan data yang diperoleh nilai
yang telah diberi perlakuan ekstrak akan superskrip hasil uji lanjut duncan perlakuan
mengalami penurunan hampir menuju dosis dapat dinyatakan bahwa kontrol positif
normal pada akhir percobaan, sedangkan tidak berbeda nyata pengarunya dengan
kelompok kontrol negatif atau kelompok dosis III dan sangat berbeda nyata dengan
yang tidak diberi perlakuan ekstrak daun kontrol negatif, demikian dosis II dan dosis
bangun-bangun tidak menunjukkan 1 tidak berbeda nyata pengaruhnya terhadap
penurunan pada tekanan darah diastolik penurunan tekanan darah sistolik tetapi
namun sebaliknya cenderung mengalami sangat berbeda nyata dengan kontrol negatif,
peningkatan tekanan darah diastolik. sehingga dapat dinyatakan bahwa dosis
Lama waktu pemberian perlakuan yang paling efektif untuk menurunkan
menunjukkan adanya penurunan tekanan
tekanan darah sistolik adalah dosis III (12,4 pemberian menunjukkan yang paling efektif
mg/200gBB). dan sama pengaruhnya dengan kontrol
Nilai superskrip hasil uji lanjut ducan positif dengan lama pemberian selama 15
lamanya pemberian perlakuan ekstrak dapat hari terhadap penurunan tekanan darah.
dinyatakan bahwa lama waktu pemberian Menurut Depkes 2013 Katopril
hari ke-0, hari ke-5, hari ke-10, dan hari ke- merupakan salah satu obat antihipertesi
15 memiliki pengaruh yang berbeda nyata golongan ACE inhibitor yang paling sering
setiap harinya. Dari hasil rata-rata tekanan digunakan di indonesia terutama di pusat-
darah diastolik selama perlakuan pemberian pusat kesehatan masyarakat. ACE inhibitor
ekstrak menunjukkan bahwa lamanya waktu menghambat perubahan I menjadi
pemberian selama 15 hari dapat angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi
menurunkan tekanan darah. dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu
Pengaruh interaksi antara dosis dan degredasi bradikinin juga dihambat
lamanya pemberian ekstarak daun bangun- sehingga kadar bradikinin dalam darah
bangun dapat dinyatakan bahwa pemberian meningkat dan berperan dalam efek
kontrol (+) hari ke-15 sama pengaruhnya vasodilatasi ACE inhibitor. Vasodilatasi
dengan pemberian dosis II dan dosis III pada secara langsung akan menurunkan tekanan
hari ke-15. Dari hasil pengaruh interaksi darah, sedangkan berkurangnya aldosteron
maka dapat dinyatakan bahwa pemberian akan menyebabkan eksresi air, natrium dan
ekstrak daun bangun-bangun dosis III (12,4 retensi kalium. ACE inhibitor juga memblok
mg/200gBB) selama pemberian 15 hari degradasi bradikinin dan merangsang
yang paling efektif sebagai anti hipertensi sintesa zat yang menyebabkan vasodilatasi.
penurunan tekanan darah sistolik. Peningkatan bradikinin meningkatkan efek
Berdasarkan hasil penelitian yang penurunan tekanan darah (Nafrialdi, 2007).
telah dilakukan, bahwa hasil nilai tekanan Efektivitas yang terjadi pada
darah sistolik dan tekanan darah diastolik penurunan tekanan darah sistolik dan
setelah mengalami perlakuan dengan tekanan darah diastolik terjadi karena
pemberian ekstrak daun bangun-bangun pemberian ekstrak daun bangun-bangun
secara oral selama 15 hari terhitung dari hari yang mengandung senyawa flavonoid
ke-0 sampai hari ke-15 dengan pemberian dimana flavonoid mempengaruhi kerja dari
dosis yang berbeda-beda dinyatakan bahwa angiotensin converting enzym (ACE) yang
dosis I, dosis II, dosis III ekstrak daun akan menghambat perubahan angiotensin I
bangun-bangun memiliki efektivitas untuk menjadi angiotensin II sehingga
menurunkan tekanan darah sitolik dan menghambat pengeluaran aldosteron.
diastolik. Aldosteron akan mempengaruhi ginjal
Hasil Dosis yang paling efektif untuk menahan natrium dan air, apabila
ekstrak daun bangun-bangun untuk pengeluaran aldosteron dihambat maka
menurunkan tekanan darah yaitu dosis III lebih banyak air dikeluarkan dari tubuh dan
(13,4 mg/200gBB) ekstrak daun bangun- tekanan darah akan turun (Almatsier, 2001).
bangun yang merupakan dosis yang paling Haus adalah salah satu gejala
tinggi, dengan lama waktu pemberian 15 seseorang yang menderita hipertensi
hari dimana perlakuan mengalami sehingga dapat memicu seseorang untuk
penurunan secara umum yang diberi dengan terus-menerus meminum air. Berdasarkan
ekstrak dengan lama waktu pemberian hasil uji ANOVA air minum menunjukkan
berubah hampir menuju normal pada akhir bahwa dengan pemberian perlakuan dosis
percobaan. Berdasarkan hasil interaksi ekstrak daun bangun-bangun dan
antara dosis perlakuan dan lama waktu interaksinya berpengaruh tidak nyata
pengobatan pada tekanan darah sistolik dan terhadap jumlah volume air yang diminum.
diastolik bahwa dosis III ekstrak daun Berarti tidak ada keterkaitan antara tekanan
bangun-bangun dengan lama waktu darah dengan jumlah air yang diminum.
Guyton, A.C., 1997. Buku Ajar Fisiologi
KESIMPULAN DAN SARAN Kedokteran. Jakarta: Penerbit
Kesimpulan Buku EGC. Hal : 227-296.
1. Pemberian dosis 12,4 mg/200gBB
Mangathayaru K, Thirumurgan D, Patel PS,
ekstrak daun bangun-bangun merupakan
Pratap Dvv, Djavid DJ,
yang paling efektif sebagai antihipertensi
Karthikeyan J. 2008. Essential oil
pada tikus.
composition of coleus amboinicus
2. Pemberian ekstrak daun bangun-bangun
Lour. Indian Journal of
selama 15 hari efektif sebagai sebagai
Pharmaceutical Sciences.
antihipertensi pada tikus.
67(1):122-123.
3. Pemberian dosis 12,4 mg/200gBB
ekstrak daun bangun-bangun dengan Martha, Karnia. 2012. Panduan Cerdas
pemberian selama 15 hari merupakan Mengatasi Hipertensi.
yang paling efektif sebagai anti hipertensi Yogyakarta:Araska. Hal 39.
pada tikus. Nafrialdi, Gunawan, SG., Setiabudy, R.,
Saran Elysabeth 2007. Antihipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran Farmakologi dan Terapi, Edisi
yang dapat diberikan yaitu perlu dilakukan Kelima. Jakarta: Gaya Baru. Hal
uji toksisitas subkronis ekstrak daun 342..
bangun-bangun sebagai antihipertensi. Sahaykhare,R., Banerjee, S., Kundu, K.,
Rashmi, et al. 2011. Coleus
DAFTAR PUSTAKA Aromaticus Benth A Nutritive
Almatsier, S.2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Medicinal Plant Of Potential
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Therapeutic Value. International
Hal 220-224. Journal of Pharma and Bio
Darmojo, B. 2001. Mengamati perjalanan Sciences. Vol 2(3). Hal 488-500.
epidemiologi hipertensi di Santosa, C.M. 2002. Pengaruh Konsumsi
Indonesia. Jakarta: Medika. 7: 442- Daun Bangun-Bangun (Coleus
448. amboinicus, L) Terhadap Potensi
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sekresi ASI dan Komposisinya Pada
1989. Materia Medika Indonesia, Ibu Menyusui. Majalah Farmasi
Jilid V. Jakarta: Direktorat Jenderal Indonesia. 3(13): 133-139.
Pengawasan Obat Dan Makanan. WHO.1999. World Health Organization-
Jakarta: Ditjen POM. Hal 151-154. International Society of
________. 2007. Direktorat Obat Asli Hypertension Guidelines far the
Indonesia, Acuan Sediaan Herbal, Management of Hypertension.
Vol 3,Edisi 1. Jakarta: Badan Journal of Hypertension. 17: 151-
Pengawas Obat dan Makanan RI. 183.
Hal 8. Di akses 07 desember 2017.

Anda mungkin juga menyukai