Anda di halaman 1dari 17

MAKALAHTENTANGKROMATOGRAFILAPISTIPIS

JURNAL “SKRINING FITOKIMIA DAN ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS


TIPISEKSTRAKTANAMANPATIKANKEBO (EuphorbiahirtaL.)”

DOSENPENGAMPU:

Athiyah Masykuroh,M.Sc

DISUSUNOLEH :

OCTA LEONY PUTRI

219851

PROGRAM STUDI DIII

FARMASIAKADEMIFARMASIYARSIPON

TIANAK2022
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Keanekaragamanhayatidiindonesiamemilikipotensialyangdapatmenyembuhk
anberbagai penyakit. Potensial yang dimiliki oleh indonesia yang nyata yaitu
obat tradisionaldimanfaatkan oleh manusia dalam upaya pengobatan penyakit.
Saat ini sumber bahan obattradisional kebanyakan berasal dari alam dan banyak
digunakan oleh masyarakat memilikikeuntungan diantaranya mudah dalam
memperolehnya, bahan bakunya dapat ditanam sendiridan harganya lebih
murah. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai oleh masyarakatlebih
aman dibandingkan penggunaan obat modern, karena obat tradisional memiliki
efeksampingyang relatif lebihsedikit dari padaobatmodern (Dalimartha, 2008).
Masyarakat terkadang tidak menyadari bahwa tumbuhan yang tumbuh liar
disekitarnyadapatdimanfaatkansebagaiobatuntukmenyembuhkanpenyakitdanpe
meliharaankesehatan.Senyawametabolitsekunderyangterdapatdalamtumbuhanm
erupakanzatbioaktif yang berkaitan dengan kandungan kimia dalam tumbuhan,
sehingga tumbuhan dapatdigunakansebagai bahanobat untukberbagai
macampenyakit(Titis dkk.,2013).
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran
senyawa menjadisenyawa murninya. Kromatografi juga merupakan analisis
cepat yang memerlukanbahan sangat sedikit,baik
penyerapannya.Beberapametodekromatografi diantaranya adalah kromatografi
kertas dan kromatografi lapis tipis atau yang biasa disebut KLT.
Kromatografikertassebagaipenyerapdigunakansehelaikertasdengansusunanserab
utpadalapisanselulosa yang lazim, menyebabkan lebih banyak terjadi difusi ke
samping dan bercak lebihbesar(Adnan, 1997).
Salah satu tumbuhan liar yang sering ditemukan di sekitar masyarakat yaitu herba
PatikanKebo (Euphorbia hirta L.). Menurut Putu,dkk (2017) Berdasarkan penelitian
2
yang dilakukansebelumnya ekstrak heksana, kloroform dan metanol herba Patikan
Keboyang terdapat
didaerahSurabayamengandungsenyawametabolitsekunderdiantaranyasteroid,fenolik,fl
avonoid, tannin dan alkaloid (Nafisah dkk., 2014). Patikan Kebo yang diteliti di
daerahTamilNadu,Indiapositifmengandungsenyawafenolik,flavonoid,terpenoiddantani
n(Mathivanandkk.,2014).Telahdiketahuibahwaperbedaanhabitattanamanberpengaruh

terhadap kandungan aktif tanaman tersebut. Namun, saat ini data mengenai
karakteristikmetabolit sekunder dari herba Patikan Kebo yang tumbuh di daerah
Bali masih terbatas.Informasi mengenai karakteristik metabolit sekunder
diperlukan dalam proses standarisasisebuahtanaman sebagai bahan bakuobat
tradisional (Saifudin dkk.,2011).
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi
kandunganmetabolitsekunderyangterkandungpadaherbaPatikanKeboyangtumbu
hdiBali.Penelitian dilakukan menggunakan metode secara skrining fitokimia
dan untuk mempertegashasil positif pada skrining fitokimia, dilakukan analisis
Kromatografi Lapis Tipis terhadapekstrak etanol E.hirta. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa metabolitsekunderyang terdapat
padaherbaPatikan Keboyang tumbuh diBali.

3
METODOLOGI

2.1 RancanganPenelitianyangdilakukan

Penelitian yang dilakukan oleh Putu, dkkmerupakan penelitian dalam bentuk


desktiptiflaboratorik yang dilakukan secara kualitatif dengan metode skrining fitokimia dan
KLT. Tekniksampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan
adalah seluruhbagianherbaPatikanKebo yang diambildi wilayah Denpasarpadabulan
Januari2017.

2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah herba Patikan Kebo (Euphorbia
hirtaL.), etanol 75%, aquadest, HCl 2N, pereaksi dragendroff, pereaksi mayer, NaOH 10%,
pereaksiLibermanBuchard, Pb asetat, larutan AlCl3, larutan KOH 10%, FeCl3 5%, etil asetat,
klorofom,methanol,nHeksan, butanol, asam asetat glasial,H2SO4 10 %.

2.3 Metode

Alurkerjadaripenelitianyangdilakukanadalah :

1. ProsesEkstraksi
Serbuk simplisia herba Patikan kebo dimaserasi dengan pelarut etanol 75% dan
dilaukansebanyaktigakalidenganpelarutyangsamapadasuhuruanganselama24jam.kemudia
n filtrate disaring dengan corong Buchner untuk memisahkan filtrate denganmaserat.
Filtrate yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu40℃sampai
diperolehekstrak kental.
2. Skriningfitokimia
Dilaukandenganmelarutkan 500mgekstrakdalam 50mlpelarut yangsesuai.
a. Ujialkaloid
Larutan uji sebanyak 2 ml diuapkan diatas cawan porselin hingga diperoleh
residu.Residu kemudian dilarutkan dengan 5 mL HCl 2N. Setelah dingin, larutan
disaring.Larutan yang didapat dibagi ke dalam 3 tabung reaksi. Tabung pertama
berfungsisebagaikontrol.Tabungke2ditambahkan3tetespereaksidragendroffdantabung

ketiga ditambahkan 3 tetes pereaksi mayer (melalui dinding tabung).

4
Terbentuknyaendapanjinggapadatabungkeduadanendapankuningpadatabungketigamenunjukanada
nyaalkaloid (Farnsworth, 1966 dalam Putri dkk., 2015).
b. UjiFlavonoid
Sebanyak 1 ml larutan uji masing-masing dimasukkan ke dalam 3 tabung
reaksi.Tabung 1 sebagai kontrol, tabung 2 ditambah dengan 1 mL larutan Pb Asetat
(timbalasetat)10%,positifflavonoidjikaterdapatendapankuning(Raphael,2012).Tabung
3 ditambahdenganbeberapatetesNaOH20%terbentukwarnakuningjikamengandungfla
vonoid (Ugochukwu dkk., 2013).
c. Tannin
Sebanyak 2 mL larutan uji dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi, tabung 1
sebagaikontrol dan tabung 2 ditambahkan beberapa tetes larutan FeCl3 5% atau
FeCl3 10%,tanda positif Tanin jika terbentuk warna hijau gelap/biru (Robinson, 1911
dalam Putridkk., 2015).
d. Triterpenoid/Steroid
Larutanujisebanyak2mLdiuapkandalamcawanpenguap.Residudilarutkandengan 0,5
mL kloroform, dipindahkan ke tabung reaksi, ditambahkan 0,5 mL asamasetat
anhidrat dan 2 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung.
Terbentuknyacincinkecoklatanatauvioletpadaperbatasanlarutanmenunjukkanadanyatri
terpenoid,sedangkan bilamuncul cincinbiru kehijauan menunjukkan adany
e. Antrakuinon
Sebanyak 50 mg ekstrak ditambah 10 mL air kemudian dipanaskan selama 5
menitdan disaring. Sebanyak 3 mL larutan dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi,
tabung 1ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 1 N bila positif maka terbentuk
larutanberwarnamerah dan tabung 2 sebagai kontrol(Putri dkk., 2015).
f. Saponin
4 mL larutan uji ditambahkan dengan 5 mL aquadest, kocok, lihat adanya busa
yangstabil. Sedikit ekstrak ditambahkan 5 mL air, kocok dalam tabung reaksi,
terbentukbusastabil(busasetinggi1cmdanstabilselama30menit).4mLlarutanujidimasuk
kan ke dalam tabung reaksi sebagai kontrol (Depkes RI, 1995 dalam Putridkk.,2015).

5
3. KromatografiLapisTipis
Penyiapan fase diam Silica gel G60 F254/plat KLT dengan panjang 8 cm dan lebar 2
cm,kemudiandicucidenganmetanol,laludiaktivasidenganovenpadasuhu100oCselama10
menit Sebanyak 10 mg ekstrak dilarutkan dalam 1 ml etanol kemudian ditotolkan
padafasediam.
a. IdentifikasiSenyawaFlavonoid
Fase gerak asam asetat glacial : butanol : air (1:4:5), dengan penampak noda
uapammonia. Reaksipositif ditunjukkan denganterbentuknya noda berwarna
kuningcokelat setelah diuapi ammonia pada pengamatan dengan sinar tampak dan
berwarnabirupadaUV366 nm menegaskanadanyakandunganflavonoid
(Marliana,2005).
b. IdentifikasiSenyawaSteroid
Fase gerak yang digunakan adalah Kloroform- metanol (9:1), dengan penampak
nodapereaksi Liberman-Buchard disertai dengan pemanasan pada suhu 105oC selama
5menit. Reaksi positif steroid ditunjukkan dengan adanya noda berwarna hijau
biru(Kristantidkk., 2008).
c. IdentifikasiSenyawaTanin
Fase gerak metanol-air (6:4), dengan penampak noda Pereaksi FeCl3 5 %.
Reaksipositif ditunjukkan dengan terbentuknya noda berwarna hitam (Banu dan
Nagarajan,2014).
d. IdentifikasiSenyawaAntakuinon
Fase gerak yang digunakan adalah n-heksanetilasetat (3:7), dengan penampak
nodalarutan KOH 10% dalam metanol. Reaksi positif ditunjukkan dengan
terbentuknyawarnanodakuning,kuningcokelat,merah,ungu,hijaudanlembayung(Krista
ntidkk.,2008).

6
PEMBAHASAN

3.1 PengertianKromatografiLapisTipis

KromatografiLapisTipis(KLT)merupakankromatografiplanar,yangfasediamnya
berupa lapisan seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang
didukungolehlempeng kaca, plat aluminium, atau plat plastik.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran
senyawamenjadisenyawamurninyadanmengetahuikuantitasnya(Sastrohamidjojo,1991).Kr
omatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit,
baikpenyerapmaupuncuplikannya.KLTdapatdigunakanuntukmemisahkansenyawa-
senyawayangsifatnyahidrofobiksepertilipida-lipidadanhidrokarbonyangsukardikerjakan
dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari
eluenuntukkromatografikolom,analisisfraksiyangdiperolehdarikromatografikolom,identifi
kasisenyawasecarakromatografi,dan isolasi senyawamurni skalakecil.
KromatografiLapisTipismerupakansalahsatumetodeisolasiyangterjadiberdasarkan
perbedaandayaserap(adsorpsi)dandayapartisisertakelarutandarikomponen-komponen
kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen (Suryadarma,2014). Oleh karena
daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama,
makakomponenbergerakdengankecepatanyangberbeda,sehinggahalinilahyangmenyebabk
anpemisahan.

3.2 PrinsipKerjaKromatografiLapisTipis

Padaprosespemisahandengankromatografilapistipisterjadihubungankesetimbangan
antara fase diam dan fase gerak, di mana ada interaksi antara permukaanfase diam dengan
gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telahberinteraksi dengan
fase geraknya. Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh tiga faktor,
yaitu:kepolaranfasediam,kepolaran fasegerak, sertakepolaranatau ukuranmolekul.
Pada kromatografi lapis tipis elemen adalah fase gerak yang berperanpentingpada
proses elusi bagi larutan umpan atau feed untuk melewati fase diam atau
adsorben .Interaksiantaraadsorbendenganeluensangatmenentukanterjadinyapemisahan

7
komponentitikolehsebabitupemisahankomponensecarakromatografidipengaruhiolehlajual
ireluendanjumlahumpan.Eluendapatdigolongkanmenurutukurankekuatan terasopsinya
pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan
dalamhaliniyangbanyakdigunakanadalahjenisadsorberaluminaatausebuahlapistipissilika.
Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar dapat mengusir pelarut yang takpolar dari
ikatannya dengan alumina atau gel silika. Semakin dekat dengan
kepolaranantarasenyawadenganeluenmakasenyawaakansemakinterbawaolehfasegerakters
ebut.Hal ini berdasarkan prinsip " likedissolved like"

3.3 FaseDiam danFaseGerakuntukKromatografi LapisTipis

a. FaseDiam
FasadiamyangdigunakandalamKromatografiLapisTipisadalahbahanpenyerap(“adsorb
ent”).SifatumumdaribahanpenyerapuntukKromatografiLapisTipissamadenganyangdig
unakanuntukKromatografiKolom.Duasifatpentingyangharusdiperhatikan untuk
Kromatografi Lapis Tipis adalah besar/kecilnya (ukuran)
sertahomogenitasnya,sebabdayalekatpadapendukungsangatditentukanolehkeduasifatte
rsebut.Partikelyangkasartidakdapatmemberikanpemisahanyangbaikdanuntukmemperb
aikinyadapatdigunakanbutiranyanghalus.Besarpartikelyangbiasadigunakanadalah1–
25mikron.Berbedadengantujuanuntukkromatografikolom,dimanapartikelyangkecildan
halusdapatmemperlambataliranpelarut,sedangpadaKromatografiLapis Tipis malahan
akan mempercepat aliran pelarut.
BeberapamacambahanpenyerapyangdigunakandalamKromatografiLapisTipis:
1) SilicaGel
Palingbanyakdipakaidanbersifatasam,zatpengikatnyauntukmemberikankekutan
pada lapisan dan menambah adisi pada gelas penyokong, biasanya
dalahKalsiumsulfat (CaSO4 )=Plaster ofParis = Gypsum.
Dalam perdagangan biasanya silica gel telah diberi zat pengikat misalnya
Silicagel “G” Merck. Suspensi silica gel yang “G” telah dicampur dengan air
harusdipakai paling lambat 3 – 4 menit sesudah dibuat. Disamping Kalsium
sulfat(CaSO4) semihidrat dapat pula dipakai tepung beras sebagai pengikatnya,
tetapikurangbaik.Jikazatyangdipisahkanbasa-basa,makapelarutsebaiknya

8
mengandungsedikitAmoniumhidroksidaataudietilamin( 1%).Jikaasam-
asamyangakandipisahkanperluditambahasamasetat( 1 %).Asamdanbasa
inibersifatpertolonganaditifsebagaibufferuntuk zatyangakandipisahkan
→ akan tetap dalam bentuk non ionik, sehingga dapat memberikan noda
yangkompak. Disamping air dapat pula dipakai pelarut organik misalnya aseton,
ataukloroform dan metanol (2 : 1) untuk membuat pastanya. Untuk
memudahkanidentifikasi ditambah lagi dengan zat yang berfluoresensi sehingga
dikenal “SilicagelGF”.
2) Alumina
Alumina atau aluminium oksida ( Al2O3 ) suatu adsorban yang sedikit
bersifatbasis.Tetapikini dalamperdagangan adajuga yangbersifat asamdan netral
a) Al2O3bersifat basis(pH =9 )
b) Al2O3bersifatnetral ( pH=7,5)
c) Al2O3bersifat asam(pH =4 )
Daya menyerapnya tidak sekuat silika gel. Tidak baik untuk memisahkan asam-
asam karena akan diikat lebih kuat pada adsorben dan sangat susah
bergerak.“Edge–effect” disebabkan penyerapan yang tidak rata dari pelarut.
Komponenyangmudahmenguap,padasisikepinglapislebihmudahdaripadaditengahk
arena itu harga Rf makin ke pinggir (sisi) makin besar perlu penjenuhan,
dipakaikertassaringpadasisibejana. Terutamadipakaiuntuk memisahkanbasa-basa.
3) Selulosa
Penyerapjenisinidapatdigunakandenganatautanpabahanpengikat.PadaKromatograf
iLapisTipis,penyerapiniterdapatsebagaibutiran-butiranyanghalusdanukurannya
sama, berbeda sepertipada Kromatografikertasdimanaselulosa berupa serabut.
Lapisan tipis yang dibuat dari sellulosa mempunyai ruangantara yang lebih
kecil,akan tetapi lebih teratur sehingga aliran pelarut lebih cepatdanperistiwadifusi
lebihsedikit.
4) Sephadex
JenispenyerapiniyangdigunakanpadaKromatografiLapisTipismempunyai
ukuran10–40 m dandigunakanuntukpemisahanzatatasdasarperbedaan
besarmolekul sepertiprotein, hormon, enzim,asam aminodan lain-lain.

9
5) Kiesulguhr
Adalah suatu adsorben yang netral, tetapi daya adsorpsinya lebih lemah
daripadasilikagelataualuminadanmempunyaidayapemisahanlebihkecil.Dapatditam
bahkan pada silika gel untuk mendapatkan bentuk yang kurang aktif,
untukmemisahkanzatzatyangsangatpolar misalnya:karbohidrat, asam-asamamino.
6) Magnesium Silikat
1bagian Magnesiumsilikatdengan3bagianairdikocok
dandioleskanataudilapiskankeplat KLT
b. FaseGerak
Pemilihan fasa gerak untuk Kromatografi Lapis Tipis tergantung pada faktor
yangsama pada pemilihan fasa gerak untuk keperluan Kromatografi Kolom
penyerapan.Sebaiknya digunakan pelarut yang polaritasnya rendah sebab pelarut
dengan polaritasyangtinggi sifatkromatografi berubah menjadikromatografi
pembagian.
Disampingitupelaruttersebutdapatmempermudahlepasnya/
rusaknyalapisantipis.Selainpelaruttunggaldapatjugadigunakancampuranpelarut,tetapis
ebaiknyajangan lebih dari 3jenis pelarut sebab campuran yang lebih kompleks akan
cepatmengalamiperubahan-
perubahanfasaterhadapperubahansuhu.Kemurnianpelarutpentingkarenadalamhalinidig
unakanuntukpemisahansampeldenganjumlahsedikit.

3.4 KelebihandanKekuranganKromatografiLapisTipis

a) Kelebihan
- Kromatografilapistipisbanyakdigunakanuntuktujuananalisis.
- Identifikasipemisahankomponendapatdilakukandenganpereaksiwarna,fluo
rosensiatau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.
- Dapatdilakukan
elusisecaramenaik(ascending),menurun(descending),ataudengancara elusi 2
dimensi.
- Dapatuntukmemisahkan
senyawahidrofobik(lipiddanhidrokarbon)yangdenganmetodekertas tidak
bisa
10
- Ketepatanpenentuankadarakanlebihbaikkarenakomponenyangakanditen
tukanmerupakan bercak yang tidak bergerak.

- Hanyamembutuhkansedikitpelarut.
- Waktuanalisisyang singkat(15-60menit)
- Investasiyangkeciluntukperlengkapan(Biayayangdibutuhkanringan).
- Preparasisampleyangmudah
- Kemungkinanhasilpalsuyangdisebabkanolehkomponensekundertidakmun
gkin
- KebutuhanruanganminimumHasildariPenelitian
b) Kekurangan
- Butuhketekunandankesabaranyangekstrauntukmendapatkanbercak/
nodayangdiharapkan.
- Butuhsistemtrialanderoruntukmenentukansistemeluenyangcocok.
- Tidakdapatmenentukankadardarizatyangdiidentifikasi

3.5 NilaiRetentionFactor(Rf)

Dalam KLT dan juga kromatografi kertas, hasil-hasil yang diperoleh


digambarkandenganmencantumkannilaiRf-nyayangmerujuk
padamigrasirelatifanalitterhadapujung depan fase gerak atau eluen, menilai ini terkait
dengan koefisien distribusikomponen.Nilai Rf didefinisikan sebagai:

11
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡
Rf= 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ𝑓𝑎𝑠𝑒𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘

NilaiRfiniterkaitdenganfaktorperlambatan.NilaiRf bukanlahsuatunilaifisikaabsolutuntuk
suatu komponen; meskipun demikian, dengan pengendalian kondisi KLT secarahati-hati,
nilai Rf dapatdigunakan sebagai cara unuk identefikasi kualitatif (Gandjar
&Rohman,2012).
Senyawa yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang
rendah,begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar.
Senyawa yanglebih polar akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan
nilai Rf yangrendah. RfKLT yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu tinggi,
maka harusmengurangikepolaran eluen, dansebaliknya(Sastrohamidjojo ,1991).

3.6 HasilPenelitiandariJurnal

1. Hasilskriningfitokimia

12
2. HasilAnalisisKromatografiLapisTipis
a. Flavonoid

Hasil KLT Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid, (a) Pengamatan pada


sinartampak,(b)PengamatanpadasinarUV366nm,(c)PengamatanpadasinarUV
254nm,(d)Pengamatanpadasinartampaksetelahdiuapiammonia,(e)Pengamatan
pada sinar UV 366 nm setelah diuapi ammonia, (f) Pengamatan padasinarUV254
nm setelahdiuapkan ammonia.

13
b. Tannin

Hasil KLT Identifikasi Senyawa Golongan Tanin. (a) Pengamatan pada


sinartampak,(b)PengamatanpadasinarUV366nm,
(c)PengamatanpadasinarUV254nm,
(d)PengamatanpadasinartampaksetelahdisemprotFeCl35%,
(e)PengamatanpadasinarUV366nmsetelahdisemprotFeCl35%,
(F)PengamatanpadasinarUV 254 nm setelah disemprot FeCl3 5%.

c. Steroid

14
Hasil KLT Identifikasi Senyawa Golongan Steroid. (a) Pengamatan pada
sinartampak,(b)PengamatanpadasinarUV366nm,(c)PengamatanpadasinarUV
254nm,(d)PengamatanpadasinartampaksetelahdisemprotLiebermanBurchard, (e)
Pengamatan pada sinar UV 366 nm setelah disemprot LiebermanBurchard, (f)
Pengamatan pada sinar UV 254 nm setelah disemprot LiebermanBurchard.

d. Antrakuinon

Hasil KLT Identifikasi Senyawa Golongan Antrakuinon. (a) Pengamatan


padasinartampak,(b)PengamatanpadasinarUV366nm,(c)Pengamatanpadasinar

15
UV 254 nm, (d) Pengamatan pada sinar tampak setelah disemprot larutan
KOH10% dalam metanol, (e) Pengamatan pada sinar UV 366 nm setelah
disemprotlarutan KOH 10% dalam metanol, (f) Pengamatan pada sinar UV 254
nm setelahdisemprotlarutan KOH10%dalam metanol.

4.1 Kesimpulan

 Kromatografi dapat diartikan sebagai teknik pemisahan berdasarkan perbedaan


kecepatanperambatan komponen dalam medium tertentu. Kromatografi lapis tipis
merupakan salahsatu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin diuji dengan
memisahkan komponensampelberdasarkan perbedaan kepolaran.
 Prinsip kerja kromatografi lapis tipis adalah terjadinya hubungan kesetimbangan
antarafase diam dan fase gerak, dimana ada interaksi antara permukaan fase diam dengan
gugusfungsi senyawa organic yangakandiidentifikasi yang telahberinteraksi
denganfasageraknya. Semakin dekat kepolaran antara senyawa dengan eluen maka
senyawa akansemakinterbawaolehfasegerak tersebut,sesuai denganprinsip “ likedissolved
like”.
 Pada pengerjaannya fase gerak (pelarut )akan segera naik, komponen – komponen
yangberbeda dan campuran dipisahkan memiliki warna yang berbeda. Pada
16
kromatografi,komponen – komponenya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase
diam dan fasegerak.
 Darijurnalyangdiperolehkromatografilapistipisdapatditerapkandalamanalisiskandunganm
etabolit sekunder pada ekstraketanol herbapatikankebo (E.hirta)

4.2 Saran

Diharapkan setelah mengetahui teknik dan prinsip kerja dari kromatografi lapis
tipis,mahasiswadapatmenerapkannyadenganbaikdanbenarsesuaidenganteorisertamempela
jarimetode kromatografi yang lainnya.

17

Anda mungkin juga menyukai