Anda di halaman 1dari 7

Latar belakang

Seiring berubah nya zaman yang diikuti oleh berubahnya pola hidup masyarakat, pola
hidup seperti makan yang tidak sehat dan berlebihan serta memilih jenis makanan yang salah.
Makanan yang tinggi gula dan lemak akan mengakibatkan kenaikan berat badan yang pada
akhirnya akan meningkatkan resistensi insulin sehingga rentang terkena penyakit diabetes.
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu keadaan darurat kesehatan global terbesar di
abad ke-21. Setiap tahun semakin banyak orang hidup dengan kondisi ini. Menurut WHO tahun
2018 penderita diabetes melitus di dunia sampai saat ini jumlahnya semakin
bertambah.
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu jenis penyakit metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula darah atau hiperglikemia. Penyakit ini digolongkan menjadi dua yaitu
DM tipe 1 dan DM tipe 2. Tipe 1 diabetes mellitus disebabkan karena adanya kerusakan sel β
pankreas sehingga penderita mutlak memerlukan insulin, sedangkan tipe 2 diabetes mellitus
disebabkan oleh resistensi insulin, kurangnya produksi insulin, maupun keduanya. Penggunaan
insulin yang relatif sulit, harganya yang mahal, dan adanya efek samping yang ditimbulkan dari
penggunaan antidiabetik oral dalam jangka waktu lama menjadikan obat-obatan herbal sebagai
alternatif pengobatan. Sehingga saya ingin memberikan alternatif dalam pengobatan penyakit
diabetes dengan memanfaatkan Daun Kopsanda (Chromolaena odorata L.).
Daun kopasanda merupakan salah satu tumbuhan yang termasuk ke dalam family
Compositae atau Asteraceae. Ekstrak air dari daun kirinyuh mengandung berbagai metabolit
sekunder seperti flavonoid, fenol, tanin, steroid, dan saponin. Daun kirinyuh mempunyai sifat
antioksidan sehingga dapat menangkal radikal bebas yang menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit degeneratif. Mekanisme flavonoid sebagai antidiabetes berperan dalam pencegahan
kerusakan serta memperbaiki sel β pankreas, menurunkan peroksidasi lipid dengan
memperlambat timbulnya nekrosis pada sel dan juga peningkatan vaskularisasi sehingga
kerusakan sel dapat dicegah dan regenerasi sel dapat ditingkatkan.
Dari uraian diatas maka Rumusan Masalah adalah
Bagaimana pengaruh ekstrak daun kopasanda (Chromolaena odorata L.) terhadap gula
darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloskan ?

Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk melihat
dan mengevaluasi terjadinya kelainan gula darah tikus putih (Rattus norvegicus) setelah
diberikan ekstrak daun kopasanda (Chromolaena odorata L.).

Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang biologi serta
terapannya
2. Sebagai sumber dari informasi yang berkaitan dengan pengaruh ekstrak daun
kopasanda (Chromolaena odorata L.) terhadap gula darah.

Tanaman Kopasanda (Chromolaena odorata L.).

Kopasanda (Chromolaena odorata L.) dalam bahasa Inggris disebut siam weed, merupakan
spesies berbunga semak dalam keluarga bunga matahari. Tumbuhan ini merupakan gulma
padang rumput yang penyebarannya sangat luas di Indonesia tidak hanya di lahan kering atau
pegunungan, tetapi juga di lahan rawa dan lahan basah lainnya. Tumbuhan kopasanda telah
diteliti secara ilmiah dan terbukti memiliki berbagai khasiat. Penelitian Ikewuchi (2011)
menyebutkan bahwa tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat antikolesterol. Penelitian
Alisi(2011) menyatakan bahwa kopasanda memiliki sifat antioksidan dan mampu menangkal
radikal bebas yang diyakini sebagai penyebab berbagai penyakit degeneratif dan penuaan dini.
Sifat antioksidan ini dikaitkan dengan kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam daun
tekelan, terutama flavonol, flavanone, chalcone, flavone, asam hidroksibenzoat dan asam
hidroksinamat.
Kadar Glukosa
Kadar glukosa darah merupakan parameter utama untuk menilai metabolisme karbohidrat.
Contoh khas adalah penyakit diabetes melitus dimana terjadi gangguan metabolisme
karbohidrat sehingga kadar glukosa meningkat melebihi ambang normal

Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang manifestasinya berupa
hiperglikemik, glukosuria dan meningkatnya pemecahan protein yang sering timbul
ketosis dan asidosis. Diabetes melitus atau yang lebih dikenal dengan penyakit gula atau
kencing manis diakibatkan oleh kekurangan hormon insulin.
Penyakit ini digolongkan menjadi dua yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2.
DM tipe 1adalah diabetes yang disebabkan oleh gangguan autoimun dimana terjadi
penghancuran sel-sel β pankreas penghasil insulin. Pasien biasanya berusia dibawah 30
tahun, mengalami onset akut. Penyakit ini tergantung pada terapi insulin, dan cenderung
lebih mudah mengalami ketosis.
DM tipe 2 adala diabetes yang lebih sering dijumpai, meliputi sekitar 90% pasien yang
menyandang diabetes. Pasien diabetes khasnya menderita obesitas, dewasa dengan usia
lebih tua dengan gejala ringan. disebabkan oleh resistensi insulin, kurangnya produksi
insulin, maupun keduanya.

Aloskan
Pada uji farmakologi/ bioaktivitas pada hewan percobaan, keadaan diabetes melitus dapat
diinduksi dengan cara pankreatektomi dan pemberian zat kimia. Diabetogen yang lazim
digunakan adalah aloksan karena obat ini cepat menimbulkan hiperglikemi yang
permanen dalam waktu dua sampai tiga hari. Aloksan secara selektif merusak sel dari
pulau Langerhans dalam pankreas yang mensekresi hormon insulin.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2021 di Laboratorium Biologi Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan, sehat
dan mempunyai aktivitas normal, berumur sekitar 3 bulan dengan berat badan ± 200 gram
sebanyak 30 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri atas 6
ekor tikus putih yang dipilih secara acak.

Alat dan bahan

Beberapa alat yang akan digunakan dalam penelitian adalh kandang(bak plastik), sekam,
mortar, alat strip glukometer, dan alat tulis.

Bahan yang digunakan aquades, alcohol, ekstrak daun kopasanda ((Chromolaena odorata L.)
aloskan, dan pakan dan minum tikus.

PROSEDUR KERJA

Persiapan Hewan Coba

Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu dipersiapkan tempat pemeliharaan hewan coba,
yaitu kandang (bak plastik), sekam, tempat makan, minum dan pakan tikus. Pada penelitian
tersebut hewan coba dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 kontrol kontrol negatif
tikus normal (tidak diabetes), kelompok kedua yaitu tikus kontrol positif (diabetes) dan 3
kelompok lain diberi ekstrak etanol daun kopasanda pada 3 dosis yang berdeda. Perlakuan
diberikan selama 28 hari dan kadar glukosa darah diperiksa setiap 7 hari. Untuk menjadi
diabetes, tikus diinduksi dengan aloksan dengan 120 mg/kg BB diinjeksikan 3 kali seminggu.
Pembuatan Ekstrak Daun Kopasanda
Daun kopasanda ((Chromolaena odorata L.) yang masih segar dikeringkan, kemudian ditumbuk
di mortar atau dimasukkan ke dalam blender. Bubuk halus dicampur dengan aquades dan
diekstraksi 2 kali dengan 2,5 liter aquades pada suhu kamar selama 48 jam. Selanjutnya
diberikan kepada hewan coba untuk perlakuan.

Pengukuran Kadar Glukosa Darah


Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan cara mengambil darah tikus melalui ekor
yang terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol. Kemudian diteteskan pada strip glukometer
lalu dimasukkan ke dalam glukometer dan di baca kadar glukosanya.

Penentuan Dosis Ekstrak Daun Kopasanda


Penentuan dosis ekstrak daun kopasanda ((Chromolaena odorata L.), yaitu 3 dosis yang
berbeda 50, 100 dan 150 mg/kgbb.

Analisis Data
Data yang didapat dianalisis secara statistik menggunakan uji anova untuk membandingkan
perbedaan mean lebih dari dua kelompok
 Strip glukometer adalah alat untuk melakukan pengukuran kadar glukosa darah kapiler.
 Khasiat daun kopsanda terbilang sangat bagus, karena kopasanda memiliki sifat
antioksidan dan mampu menangkal radikal bebas yang diyakini sebagai penyebab
berbagai penyakit degeneratif dan penuaan dini. Namun jika berlebihan
mengosumsinya dapat menyebabkan efek samping gejala kesehatan yang serius. Yang
sering ditemukan dalam beberapa kasus overdosis penggunaannya yaitu penyakit
Alzheimer (kemunduran otak). Dimana memang daun kopasanda memiliki kandungan
Asam Askorbat, Zat Pati, dan Betaine yang jika asupannya terlalu banyak maka dapat
menimbulkan gejala pikun atau hilang ingatan sesaat, terkhusus bagi para lansia.
 Percobaan ini menggunakan tikus putih jantan sebagai binatang percobaan karena tikus
putih jantan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih stabil karena tidak
dipengaruhi oleh adanya siklus menstruasi dan kehamilan seperti pada tikus putih
betina. Tikus putih jantan juga mempunyai kecepatan metabolisme obat yang lebih
cepat dan kondisi biologis tubuh yang lebih stabil dibanding tikus betina
 Tikus putih sebagai hewan percobaan relatif resisten terhadap infeksi dan sangat cerdas.
Tikus putih tidak begitu bersifat fotofobik seperti halnya mencit dan kecenderungan
untuk berkumpul dengan sesamanya tidak begitu besar. Ada dua sifat yang
membedakan tikus putih dari hewan percobaan yang lain, yaitu bahwa tikus putih tidak
dapat muntah karena struktur anatomi yang tidak lazim di tempat esofagus bermuara
ke dalam lubang dan tikus putih tidak mempunyai kandung empedu.
 Selain aloskan zat kimia lain yang dapat digunakan sebagai induktor (diabetogen)
pyrinuron, dan streptozotosin. Selain itu, zat kimia lain yang dapat digunakan sebagai
induktor (diabetogen) yaitu diaksosida, adrenalin, glukagon, EDTA. Saya memilih aloskan
karena obat ini cepat menimbulkan hiperglikemi yang permanen dalam waktu dua
sampai tiga hari.
 Cara kerja aloskan : aloksan menginduksi pengeluaran ion kalsium dari mitokondria yang
mengakibatkan proses oksidasi sel terganggu. Keluarnya ion kalsium dari mitokondria ini
mengakibatkan gangguan homeostasis yang merupakan awal dari matinya sel.
 Uji Anova adalah bentuk khusus dari analisis statistik yang banyak digunakan dalam
penelitian eksperimen. Uji Anova juga adalah bentuk uji hipotesis statistik dimana
kita mengambil kesimpulan berdasarkan data atau membandingkan perbedaan
mean lebih dari dua kelompok

Anda mungkin juga menyukai