Anda di halaman 1dari 25

RENCANA PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN :PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK


ETANOL KAYU ULAR(Strychnos lucida)
TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA
DARAH KELINCI

NAMA MAHASISWA : SUWAEBAH

NOMOR MAHASISWA : 12.201.0779

PEMBIBING UTAMA : SULAIMAN,S.Si.,M.Kes.,Apt

PEMBIMBING PERTAMA : ZULKIFLI HALID,S.Farm.,M.Kes

BAB 1

PENDAHULUAN

Indonesia kaya akan berbagai macam tumbuhan yang berpotensi

sebagai bahan baku obat. Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional

belum optimal karena keterbatasan pengetahuan ilmiah tentang tumbuhan obat

itu sendiri. Obat tradisional merupakan obat-obatan yang diolah secara

tradisional dengan menggunakan bagian tanaman seperti rimpang, batang,

buah, daun dan bunga.(Anonim,2012)

Masyarakat pada umumnya menggunakan obat tradisional berdasarkan

pengalaman secara turun temurun, dan masih berlangsung sampai sekarang.

Berdasarkan survei Departemen kesehatan RI, 49% penduduk terutama yang

1
tinggal didaerah pedesaan masih memanfaatkan tumbuhan dan tanaman liar

sebagai obat tradisional untuk menjaga kesehatan.(Emilan,2011)

Salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat

tradisional adalah kayu ular, yang mempunyai nama ilmiah Strychnos lucida.

Senyawa kimia yang terkandung dalam kayu ular telah diketahui yaitu

alkaloid (brusina, striknina), tanin <1%, steroid/ triterpenoid (saponin).

Senyawa kimia yang terkandung dalam kayu ular dapat masuk dan

mempengaruhi jantung, hati, paru-paru,usus besar dan usus kecil, sedangkan

efek farmakologinya yaitu memiliki rasa pahit.(indaswari,2008)

kayu ular dilaporkan berkhasiat sebagai obat penambah nafsu makan,

rematik, sakit perut, bisul, kurap, radang kulit bernanah, dan mengatasi gula

darah atau penyakit diabetes melitus(Soeryoko,2011)

Diabetes mellitus atau dikenal oleh masyarakat sebagai kencing manis

adalah suatu kelainan metabolic yang ditandai dengan penurunan sekresi

insulin dan resistensi insulin. Hal tersebut mengakibatkan metabolism glukosa

dalam darah tidak berjalan dengan baik, sehingga kadar glukosa darah lebih

tinggi daripada kondisi normal. Pada manusia, kadar puasa normal 80

90mg/dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140-160 mg/100ml darah.

(Hanani. E, dan Munim.A 2011 & Lingga,2013)

Penanganan terhadap penyakit diabetes melitus sangat perlu dilakukan,

karena penyakit diabetes mellitus dapat menyebabkan komplikasi kronik

seperti jantung koroner, gangguan fungsi ginjal, penyakit lever, serta dapat
menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan serius. Menurut penelitian

epidemiologi, di indonesia penderita diabetes melitus dari 2,5 juta jiwa pada

tahun2000 meningkat menjadi 4 juta jiwa dan pada 2010 meningkat menjadi 5

juta jiwa. (Prasetyono,2012)

Kayu ular atau bidara laut merupakan tumbuhan berkhasiat obat yang

sudah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat NTT terutama

masyarakatt daratan timor sebagai obat antimalaria dan pemanfaatan secara

tradisional dengan cara merendam serutan kayu S. ligustrina dalam air panas.

Dilaporkan juga oleh Hasan (2009) bahwa kayu ular secara empiris telah

digunakan oleh masyarakat Bima (NTB)untuk pengobatan penyakit malaria.

Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat malaria adalah biji dan

batangnya. Dari hasil penelitian yang berjudul uji aktivitas antimalaria ekstrak

daun kayu ular pada mencit yang terinfeksi plasmodium berghei

menyimpulkan bahwa ekstrak kayu ular dengan konsentrasi 5% b/v memiliki

efek antimalaria.(Hanani. E, & Munim.A., 2011)

Hal ini yang mendorong dilakukannya penelitian terhadap tumbuhan

yang berpotensi sebagai obat anti diabetes. Untuk membuktikan kebenaran

kayu ular ( Strychnos lucida) sebagai obat antidiabetes, diperlukan penelitian

ilmiah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol

kayu ular ( Stychnos lucida ) terhadap penurunan kadar gula darah, yang

diberikan pada kelinci yang mengalami diabetes melitus dengan pemberian

aloxan.
4
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang timbul dalam

penelitian ini yaitu apakah ekstrak etanol kayu ular (Strychnos lucida) dapat

menurunkan kadar gula darah kelinci jantan yang diinduksi dengan aloxan

dengan metode fotometer.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

pemberian ekstrak etanol kayu ular ( Strychnos lucida ) terhadap penurunan

kadar glukosa darah jantan dengan metode fotometer yang diinduksi

dengan aloxan dan pada konsentrasi berapakah ekstrak kayu ular

memberikan efek yang optimal terhadap penurunan kadar glukosa darah

kelinci jantan.

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan data ilmiah salah

satu obat tradisional yang dibuat dari ekstrak kayu ular sebagai obat herbal

terstandar, khususnya sebagai penurun kadar gula darah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian tumbuhan

1. Klasifikasi (Soeryoko, H.2011)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Gentianales

Famili : Loganiaceae

Genus : Strichnos

Spesies : Strychnos lucida

2. Morfologi
Secara morfologi kayu ular merupakan pohon kecil bercabang tidak

teratur,tegak tinggi mencapai 12m,tumbuh liar dihutan dekat pantai,. Kayu

nya kuat dan keras,daun tunggal bertangkai,letak berseling, bentuk

oval,tepi rata,ujung runcing,panjang 6-12cm,lebar 3,5-8,5 cm. bunga keluar

dari ujung tangkai,buah bulat diameter + 4 cm, warna kuning kemerahan.

Batangnya mempunyai kayu yang keras dan kuat berwarna kuning pucat
6
dan tidak berbau dan seluruh bagian ditanaman ini rasanya pahit.

(Suparni,2012)
3. Kandungan kimia
Senyawa kimia dalam tanaman ini adalah alkaloid, tanin dan steroid,

kandungan yang sangat bermanfaat untuk hati, jantung, paru-paru, usus

besar dan kecil.


4. Khasiat dan manfaat
Kayu ular, batang kayu ular bila direndam terasa pahit dan dapat

menetralkan racun dan sekaligus membersihkan darah, manfaat lain dari

kayu ini adalah meningkatkan nafsu makan, rematik, sakit perut,

menurunkan gula darah tinggi diabetes melitus. Sangat dianjurkan bagi

penderita diabetes untuk meminum air rebusan kayu ular.


Kayu ular juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh meningkatkan

vitalitas dan mengurangi darah menggumpal karena kandungan alkaloid,

zat ini bermanfaat sebagai anti oksidan dan anti bakteri serta anti virus.

(suparni,2012)
B. Uraian tentang Diabetes
1. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes melitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu

gangguan kronis yang bercirikan hiperglikemia (glukosa darah terlampau

meningkat) dan khususnya menyangkut metabolisme hidrat arang

(glukosa) didalam tubuh. Tetapi metabolisme lemak dan protein juga

terganggu. (Tjay,2010)

Diabetes mellitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan

menurunnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan

hormon ini mengakibatkan seluruh gula(glukosa) yang dikonsumsi tubuh

tidak dapat diproses secara sempurna sehingga kadar glukosa didalam


tubuh akan meningkat. Gula yang meliputi polisakarida,oligosakarida,

disakarida dan monosakarida merupakan sumber tenaga yang menunjang

keseluruhan aktivitas manusia. Seluruh gula ini akan diproses menjadi

tenaga oleh hormon insulin tersebut.(Tjay, 2010)


2. Gejala Diabetes
Penyakit diabetes melitus ditandai gejala 3P, yaitu

poliurea(banyak berkemih),poli dipsia(banyak minum),

polifagia( banyak makan) yang dapat dijelaskan sebagai berikut :


Disampaing naiknya kadar gula darah diabetes bercirikan adanya

gula dalam kemih (glukosuria) dan banyak berkemih karena glukosa

yang diekskresikan mengikat banyak air. Akibatnya timbul rasa sangat

haus, kehilangan energi, turunya berat badan serta rasa letih. Tubuh

mulai membakar lemak untuk memenuhi kebutuhan energinya,yang

disertai pembentukkan zat- zat perombakan ,antar lain aseton, asam

hidroksibutirat dan diasetat, yang membuat darah menjadi asam.

Keadaan ini,yang disebut ketoacidosis dan terutama timbul pada tipe 1,

amat berbahaya karena akhirnya dapat menyebabkan pingsan (coma

diabeticum). Napas penderita yang sudah menjadi sangat kurus sering

kali juga berbau aseton.


3. Penyebab terjadinya diabetes
a. Genetik atau faktor keturunan
Para ahli kesehatan menyebutkan bahwa sebagian besar diabetes

memiliki riwayat keluarga penderita diabetes melitus. Penderita

diabetes melitus yang sudah dewasa, lebih dari 50% berasal dari

keluarga yang menderita diabetes melitus. Kelompok penderita

lainnya hanya sekitar 15% yang memiliki riwayat keluarga diabetes


8
melitus. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa diabetes melitus

cenderung diturunkan, bukan ditularkan.


b. Virus dan bakteri
Virus yang diduga menyebabkan diabetes mellitus adalah

rubella, mumps, dan human coxsackievirus B4. Hasil penelitian

menyebutkan bahwa virus dapat menyebabkan diabetes mellitus

melalui mekanisme infeksi sitolitik pada sel beta yang

mengakibatkan dekstruksi atau perusakan sel. Selain itu, melalui

reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun pada sel

beta.
c. Bahan toksik atau beacun
Ada beberapa bahan toksik yang mampu merusak sel beta

secara langsung, yakni aloxan, pyninuron (rodentisida) dan

streptozoticin ( produk dari sejenis jamur). Bahan toksik lain

berasal dari cassava atau singkgong. Singkong merupakan tanaman

yang banyak tumbuh didaerah tropis, merupakan sumber kalori

utama penduduk dikawasan tertentu. Singkong mengandung

glikosida sianogenik yang dapat melepaskan sianida sehingga

memberi efek toksik terhadap jaringan tubuh. Penelitian

menunjukan bahwa sianida dapat menyebabkan kerusakan pankreas

yang akhirnya menimbulkan gejala diabetes melitus jika disertai

dengan kekurangan protein. Karenanya, protein dibutuhkan dalam

proses detoksikasi sianida.


d. Nutrisi
Diabetes melitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan

dengan nutrisi, baik sebagai faktor penyebab maupun pengobatan.


Nutrisi yang berlebihan merupakan faktor resiko pertama yang

diketahui menyebabkan diabetes melitus. Semakin lama dan

semakin berat obesita akibat nutrisi berlebihan, semakin besar

kemungkinan terjangkit diabetes melitus.


e. Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab

diabetes melitus. Jika orang malas berolahraga memiliki resiko

lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes melitus karena

olahraga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di

dalam tubuh. Kalori yang tertimbun didalam tubuh merupakan

faktor utama penyebab diabetes melitus selain disfungsi pankreas.

(Thay,2010)
4. Patofisiologi diabetes melitus
a. Tipe 1
Pada tipe ini terdapat dekstruksi dan sel beta pankreas,sehingga

tidak memproduksi insulin lagi dengan akibat sel-sel tidak bisa

menyerap glukosa dari darah. Karena itu kadar glukosa dalam darah

meningkat diatas 10 mmol/1, yakni nilai ambang ginjal, sehingga

glukosa berlebihan dikeluarkan lewat urin bersama banyak air

(glucosuria). Dibawah kadar tersebut, glukosa ditahan oleh tubuli

ginjal.
Penyebab belum begitu jelas, tetapi terdapat indikasi kuat

bahwa jenis ini disebabkan oleh inveksi virus yang menimbulkan

reaksi auto- imun berlebihan untuk menanggulangi virus. Akibatnya

sel-sel pertahanan tubuh tidak hanya membasmi virus, melainkan

juga turut merusak atau memusnakan sel-sel langerhans. Dalam


10
waktu satu tahun sudah didiagnosa, 80-90% penderita tipe 1

memperhatikan antibodies sel beta didalam ddarahny. Pada tipe ini

faktor keturunan juga memegang peranan. Virus yang dicurigai

adalah virus coxsackie-B, epstein barr, morbilli(measles) dan virus

parotitis(boff).
Pengobatan satu-satunya terhadap tipe 1 adalah pemberian

insulin seumur hidup. Berhubung tipe 1 merupakan penyakit auto

imun maka imunosupresiva seperti azatioprin dan siklosporin, dapat

menghambat jalanya penyakit, tetapi hanya untuk sementara. Guna

menangani gejala neuropati di german digunakan obat komplometer

asam liponat dengan sukses.(Tjay,2010)


b. Tipe 2
Lazimnya mulai diatas 40 tahun dengan insidensi lebih besar

pada orang gemuk dan pada usia lebih lanjut. Mereka yang

hidupnya mkmur, makan terlampau banyak dan kurang gerak badan

lebih besar lagi resikonya.


Mulainya DM2 sangat berangsur- angsur dengan keluhan ringan

yang sering kali tidak dikenali. Tipe 2 bersifat menyesatkan

( treacherous ), karena dalam kebanyakan hal baru menjadi manifes

dengan tampilnya gejala stadiun lanjut. Bahkan bila sudah terjadi

komplikasi, misalnya infark jantung atau gangguan penglihatan.


Penyebabnya akibat proses menua, banyak penderita jenis ini

mengalami penyusutan sel-sel beta yang progresif serta

penumpukan amiloid di sekitarnya. Pada 2006 telah ditemukan

enzim yang bertanggung jawab untuk perombakan amiloid ini dan

insulin. Sel-sel beta yang tersisa pada umumnya masih aktif, tetapi
sekresi insulinnya semakin berkurang. Selain itu, kepekaan

reseptornya juga menurun. Hipofungsi sel-beta bersama resistensi

insulin yang meningkat mengakibatkan gula darah

meningkat(hiperglikemia). Mungkin juga sebabnya berkaitan

dengan suatu infeksi virus pada masa muda. Diperkirakan bahwa

pada penderita tanpa overweight resistensi insulin tidak memegang

peranan.
Tipe-2 pada hakekatnya tidak tergntung dari insulin, maka

dahulu juga disebut NIDDM( non insulin dependent)dan lazimnya

dapat diobati dengan antidiabetika oral. Akan tetapi sejak 1997

semmakin banyak penderita tipe-2 ini diterapi dengan insulin

sehingga menurunkan resiko komplikasi lambat. Oleh karena

perbedaan dua nama tsb tidak ada artinya lagi dan sudah

ditinggalkan.
Antidiabetika oral pada umumnya tidak menimbulkan

kecenderungan acidosis. Antara 70-80% dari semua penderita

diabetes termasuk jenis ini,pada mana faktor keturunan memegang

peranan besar. Bila salah satu orang tua menderita kencing manis,

maka kemungkinan diturunkannya penyakit ini ke anak-anaknya

1:20
Diagnosis dini tipe-2 umumnya baru didiagnosa pada stadium

terlambat,padahal diagnosis ini adalah penting sekali untuk

menghindarkan komplikasi lambat. Maka bila terdapat gejala

seperti haus yang hebat dan sering berkemih dan turunnya berat

badan serta rasa letih,maka sebaiknya segera mengkonsultasi dokter


12
untuk diperiksa terhadap penyakit gula karena lebih dari separuh

penderita diabetes juga mengidap hipertensi,maka sebaiknya

tekanan darah dimonitor secara teratur.(Tjay,2010)


c. Diabetes kehamilan
Pada wanita hamil dengan penyakit gula regulasi glukosa yang

ketat adalah penting sekali untuk menurunkan resiko akan

keguguran spontan, cacat-cacat dan overweight bayi atau kematian

perinatal.(Tjay,2010)
d. Diabetes yang disebabkan faktor lain
1-2% dari semua kasus diabetes, termasuk gangguan endoktrin,

diabetes melitus gestational(DMG), penyakit pankreas eksokrin dan

karena obat (glukokortikoid, pentamidin,niasin dan alpa-interferon).

(Lingga,2013)
e. Gangguan toleransi glukosa
Gangguan ini berhubungan dengan keadaan atau sindrom

tertentu. (Lingga,2013)
5. Pengobatan Diabetes
a. Diet
Pokok pangkal penanganan diabetes adalah makan

dengan bijaksana. Semua pasien harus mengawali diet dengan

pembatasan kalori, terlebih lebih pada pasien dengan overweight

(tipe-2). Makanan perlu dipilih secara seksama dengan

memperhatikan pembatasan lemak total, lemak trans dan lemah

tak jenuh untuk mencapai normalisasi kadar glukosa dan lipid

darah. (Tjay,2010)
b. Terapi insulin
Dokter akan menentukan dosis dan seberapa sering

penderita perlu insulin. Tidak ada dosis insulin standar karena

tergantung pada faktor-faktor seperti berat badan, kebiasaan


makan, seberapa sering penderita berolah raga dan seberapa

banyak memproduksi insulin.(Russel,2011)


c. Gerak badan
Bila terdapat resistensi insulin, gerak badan secara

teratur (jalan kaki atau bersepeda,olahraga) dapat

menguranginya.hasilnya insulin dapat dipergunakan secara

lebih baik oleh sel tubuh dan dosisnya pada umumnya dapat

diturunkan.(Tjay,2010)
d. Berhenti merokok
Karena nikotin dapat mempengaruhi secara buruk

penyerapan glukosa oleh sel. Lagipula rokok menghasilkan

banyak radikal bebas.(Tjay,2010)


e. Obat
Kadang-kadang kadar gula darah tetap tinggi pada

orang dengan diabetes tipe 2 walaupun mereka makan dengan

cara yang sehat dan berolahraga. Ketika ini terjadi, obat-obatan

yang diambil dalam bentuk pil biasanya diresepkan oleh

dokter. Obat-obat bekerja dengan cara yang berbeda. Ini

termasuk meningkatkan efektifitas insulin alami

tubuh,mengurangi produksi gula darah,meningkatkan produksi

insulin.(lingga,2013)
C. Uraian Glibenclamide
Nama Lain : Glyburide
Indikasi : Diabetes tipe II ringan sampai sedang
Kontra indikasi : DM remaj,asidosis dan koma hiperglikemi,gangguan

ginjal parah, kehamilan .


Kompoisi : tiap kaptab mengandung glibenklamid 5 mg.
Dosis : a Dosis awal: 2,5 5 mg melalui mulut (peroral)

satu kali sehari.


14
b.Didmulai dari dosis 1,25 mg pada pasien yang mudah

terkena hipoglikemia.
c.Tingkat dosis dengan kenaikan kurang dari sama

dengan 2,5 mg tiap minggu, berdasarkan pada reaaksi

Pasien.
d. Dosis rumatan: 2,5 20 mg/hari melalui mulut

(peroral) sehari 1 kali atau dalam dosis terbagi.(ISO

Farmakoterapi,2010)
Cara kerja obat : Dengan dosis tunggal pagi hari mampu menstimulir

sekresi insulin pada setiap pemasukan glukosa (sewaktu

malam). Dengan demikian selama 24 jam tercapai regulasi

gula darah optimal yang mirip pola normal. Dalam hati zat

ini dirombak menjadi metabolisme kurang aktif, yang

diekskresikan sama rata lewat kemih tan tinja.(Tjay,2010)


Efek samping : kadang- kadang terjadi gangguan saluran cerna seperti,

mual, muntah dan nyeri epigastrik, sakit kepala, demam,

reaksi alergi pada kulit.


Interaksi obat : efek hipoglikemia ditingkatka oleh alkohol,

siklofosfamid, antikoagulan kumarina, inhibitor

MAO, fenilbutazon, penghambat beta

adrenergik,sulfonamida. Efek hipoglikemia

diturunkan oleh adrenalin, kortikosteroid, tiazida.


Sediaan beredar : Abenon Heroic, Clamega Emba Megafarma,

Condiabet, Daonil, Diacella, Eughlucon, Fimediad,

Glidanil, Gluconik, Glimel, Hisacha, Yekatria,


Libronil, Latibet, Prodiabet, Prodiamel, Renabatic,

Semi-Daonil, Semi-Euglucon,.
Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar ( dibawah 30 derajat

celcius) dan tempat kering.


D. Uraian Tentang Aloxan
Pada uji farmakologi / bioaktivitas hewan percobaan, keadaan diabetes

melitus dapat diinduksi dengan cara pankreatomi dan pemberian zat kimia.

Bahan toksik yang mampu menimbulkan efek pankreatomi desebut dibetogen,

diantaranya adalah aloxan, pyrinuron,dan stereptozosin. Selain itu zat kimia

lain yang dapat digunakan sebagai indikator (diabetogen) yaitu diaksosida,

adrenalin, glukagon,EDTA, diabetogen diberikan secara parenteral. Diabetogen

yang lazim digunakan adalah aloxan karena obat ini cepat menimbulkan

hiperglikemi yang permanen 2-3 hari. Aloxan secara selektif merusak sel dari

pulau langerhans dalam pankreas yang mensekresi hormon insulin.


Manusia yang menderita diabetes atau hewan yang dijadikan

berpenyakit tersebut, jaringan pulau langerhans pada pankreasnya dihancurkan

oleh zat aloxan sehingga tidak dapat mensintesis asam-asam lemak dan lipida

dari dari glukosa. Mereka mengoksidasi asam lemak dengan laju melebihi laju

normal, mengakibatkan produksi badan keton yang berlebihan, yang terkumpul

dijaringan- jaringan, darah dan air seni. Keadaan ini disebut ketosis. Pada

hewan- hewan diabetik juga terjadi ketidakmampuan mengeluarkan asam-asam

amino untuk darah untuk memasuki jaringan perifer darah normal. Ini

menyebabkan penurunan laju biosintesis protein. Sebaiknya asam-asam amino

yang didearminasi didalam hati dan rantai karbonnya diubah melalui

glukoneogenesis menjadi glukosa darah. ( suharmiai,2005)


E. Uraian Metode Ekstraksi
16
1. Pengertian
Ekstraksi adalah sediaan kering, kental atau cair,dibuat dengan

mengekstraksi simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar

pengaruh cahaya matahari. (FI Edisi III hal.9)


Ekstraksi adalah proses penarikan zat yang dapat larut dari bahan

yang tidak dapat larut dengan pelarut cair yang sesuai. ( J.B Harborne,1987)
2. Jenis ekstraksi
Jenis ekstraksi yang sering digunakan adalah ekstraksi secara panas

dan dingin. Ekstraksi secara panas dilakukan dengan cara refluks, infusidasi,

destilasi uap dan ekstraksi secara dingin dilakukan dengan cara maserasi,

soxhletasi dan perkolasi.(sediaan galenika,1986)


a. Refluks adalah penyarian yang termasuk metode berkesinambungan,

dimana cairan penyari secara continue menyari zat aktif dalam simplisia.
b. Infusida adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk

menyari zat aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati.
c. Destilasi uap adalah proses terbentuknya uap dari permukaan cairan.
d. Maserasi adalah cara penyarian yang sederhana, dilakukan dengan cara

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari.


e. Soxhletasi adalah penyari simplisia secara berkesinambungan dengan

proses penyarian zat secara dingin.


f. Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan

cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.


3. Cara Ekstraksi
Labu alas bulat dan kondensor dicuci dengan sabun, dikeringkan

kemudian dibilas dengan etanol. Selanjutnya kondensor dipasang pada statif

dengan kuat, kemudian sampel ditimbang 500 gram dan dimasukan kedalam

labu alas bulat dan ditambahkan cairan penyari etanol sebanyak 2/3 bagian

dari sampel lalu ditutup dengan gabus yang berlubang dan dipasang pada

kondensor diatas tangas air atau hiting mathel. Setelah terpasang kuat, aliran
air dan tangas air dijalankan hingga 4 jam. Setelah itu sampel disaring,

ekstrak dan ampas ditampung dalam wadah yang berbeda. Ampas

dimasukkan kembali kedalam labu alas bulat dan ditambahkan cairan

penyari etanol dan dikerjakan seperti semula. Ekstraksi dilakukan sebanyak

3 kali. Setelah penyari selesai ekstrak etanol yang diperoleh disatukan dan

diuapkan hingga kering.

F. Uraian Hewan Uji


1. Karakteristik heewan uji kelinci
Sifat khas eksternal, telinga luas lebar, mata besar, bibir lembek,

dan fleksibel. Disekitar moncong ada rambut- rambut panjang, vibrasi

kaki depan lebih keci, dari kaki belakang, kaki depan panjang,kuat

meloncat, kaki depan 5 jari, kaki belakang 4 jari, ekor pendek, ada

kelenjar yang mengeluarkan bau didekat anus. Kelenjar air susu

jumlahnya 4 atau 5 putting tampak jelas dari luar. Masa puberitas 4 bulan,

masa beranak mei sampai September, lama hamil 28-36 hari jumlah sekali

lahir 5-6 ekor, lama hidup 8 tahun, masa tumbuh 4-6 bulan, frekuensi

kelahiran 3-4 kali pertahun, volume darah 7,2-9,5% BB.


2. Klasifikasi hewan uji kelinci
Kerajaan : Animalia
Phylum : Chordata
Anak Phylum : Vetebrata
Kelas : Mamalia
Anak Kelas : Theria
Bangsa : Logomortha
Suku : Oryctolagudae
Marga : Oryctolagus
Jenis : Oryctolagus cuniculus ( Malole,1989)
18

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian eksperimental yang merupakan penelitian laboratorium

dengan menggunakan rancangn percobaan sederhana yaitu untuk

mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kayu ular terhadap

penurunan kadar glukosa darah kelinci jantan.


B. Waktu dan Tempat Penelitian
Rencana penelitian akan dilakukan di Laboraorium

Biofarmaseutika Jurusan Farmasi Fakultas farmasi Universitas

Indonesia Timur pada bulan mei 2016.


C. Bahan Penelitian
Sampel penelitian yang digunakan adalah kayu ular (Strychnos

lucida) yang diperoleh dari kolaka Sulawesi Tenggara.


D. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
Gelas ukur 50ml, 100ml(pyrex), labu tentukur 100ml

( pyrex), seperangkat alat refluks, spoit oral, timbangan analitik

( ohause ) dan timbngan kasar, dan fotometer.


2. Bahan-bahan yang digunakan
Air suling,Aloxan,Kayu Ular(Strychnos lucida), hewan uji

kelinci, Na. CMC 1% dan tablet Glibenklamide.


3. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Ekstrak
Ditimbang sampel kayu ular dengan derajat kehalusan 8 /24

sebanyak 500 g. sampel Kayu Ular kemudian direfluks dengan

menggunakan pelarut etanol 70%, pelarut diganti sebanyak 3


kali(seperlunya) setiap 3-4 jam. Kemudian hasil ekstraksi

diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental.


2. Pembuatan larutan obat glibenklamide 0,01% b/v
Konversi dosis manusia dewasa ke kelinci menurut

Laurence & Bacharach (1964) yaitu dosis manusia dikali 0,07,

dosis glibenklamid untuk manusia dewasa 5 mg, maka dosis

untuk kelinci adalah 5mg x 0,07 = 0,35 mg. cara pembuatan

larutan obat ditimbang 20 tablet glibenklamid, kemudian

dihitung berat rata- ratanya setelah itu digerus dalam lumping

dan ditimbang setara 10 mg, dimasukan kedalam labu ukur

100ml dan dicukupkan volumenya dengan Na. CMC ingga 100

ml.
3. Pembuatan suspense aloxan 12%
Ditimbang Aloxan sebanyak 12 gram kemudian dilarutkan

dengan aquadest hingga 100 ml, lalu diaduk hingga larut.


4. Pembuatan suspense Ekstrak Etanol Kayu Ular
Ekstrak kayu ular digunakan dalam penelitian ini dibuat

dengan konsentrasi masing masing 1% b/v, 3% b/v, 5% b/v

dan 7% b/v.
Untuk membuat konsentrasi 1% b/v, ditimbang ekstrak etanol

kayu ular sebanyak 1 gram kemudian dimasukkan dalam

lumping dan digerus sambil ditambahkan sedikit demi sedikit

larutan Na. CMC 1% b/v, setelah homogeny dimasukkan

kedalam labu ukur 100ml dam dicukupkan volumenya dengan

Na.CMC 1% b/v hingga 100ml. untuk suspense ekstrak etanol

dengan konsentrasi 3%, 5%,dan 7% dibuat dengan cara yang

sama dengan menimbang masing- masing 3,5 dan 7 gram.


20
5. Penyediaan Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah kelinci jantan berbadan

sehat dengan bobot badan 1,5- 2,5 kg, kemudian diadaptasikan

dengan lingkungan sekitarnya.


6. Perlakuan terhadap Hewan Uji
Hewan uji yang telah dipuasakan 20-24 jam diberi larutan

glukosa peroral dan pada awal percobaan sebelum pemberian

obat dilakukan pengambilan cuplikan darah sebagai kadar

glukosa awal. Pengambilan cuplikan darah diulangi setelah

perlakuan pada waktu- waktu tertentu.


7. Pengamatan dan pengumpulan data
Pengujian aktivitas antidiabetes ekstrak dilakukan

menggunakan metode uji toleransi glukosa dengan dosis

ditentukan yang diberikan secara peroral pada kelinci.

Kemudian diamati kadar glukosa darah (mg/dl) dan kadar

glukosa darah relative (%) setelah perlakuan pada rentang

waktu 1, 2, 3, 4 dan 5 jam pada setiap kelompok kelinci.


8. Analisis data dengan menggunakan table ANOVA

Hewan uji kelinci jantan Kayu Ular


18 ekor (Strychnos lucida)

Kadar gula darah


Ekstrak 1%, 3%, 5%,dan
puasa
7%
Diinduksi aloxan

Kadar gula awal setelah Perlakuan Terhadap Hewan


diinduksi aloxan Uji
Klp 1 kontrol Klp II Klp III Klp IV Klp VI
Na.CMC ekstrak ekstrak ekstrak Glibenklamid
1% 1% 3% 5% 0,002%

Diukur kadar gula setiap 1 jam selama


5 jam

Pengumpulan data

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 1. Skema kerja Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kayu Ular (Strychnos
lucida) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Kelinci Jantan
yang di induksi dengan Aloxan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes. G,2009, Seri Farmasi INDUSTRI-2 Teknologi Bahan Alam, Edisi


revisi dan penelusuran, penerbit ITB Bandung

Anonim, 2012, Manfaat Kayu Ular Dan Klasifikasi, Sumber:


http://forester-untad.blogspot.com, diakses tanggal 25 Maret
2015
22
Abdecmatory,M.A Ibrahim,M.A., Ahmad,N Abdecaziz,MA. 2010
Confirmatory Studies on the.Antioxidant ad Antiadiabetic Effect
of Quercetin in Rats.Indian Journal Of Clinical Biochemistry
25(2):188-192.001:10.1007/512291-010-0034-X.

Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia, 1979.Farmakope Indonesia


Edisi III, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan,
Jakarta.

Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia,2009.Pelayanan Informasi


Obat.Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,Jakarta.

Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia, 1989.Sedian Galenik.


Penerbit Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan,Jakarta.

Emilan, Tommy, dkk., 2011. Konsep Herbal Indonesia : Pemberian Mutu


Produk Herbal,Departemen Farmasi Universitas
Indonesia,Jakarta.

Ganiswarna, S, G.2010, Farmakologi dan Terapi, edisi IV, bagian


farmakologi FK UI, jakarta

Lingga, L. 2013. Bebas Diabetes Tipe-2 Tanpa Obat.Penerbit Agro


Media Pustaka,Jakarta.

Malole, M.B.M dan Pramono, C.S.U, 1989.Penggunaan Hewan-Hewan


Percobaan di Laboratorium, Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Anta
Universitas Biotekhnologi.Institut Pertanian Bogor.

Marya, R.K. 2013.Patofisiologi Mekanisme Terjadinya Penyakit.Penerbit


Binarupa Aksara Publisher,Jakarta.

Prasetyono, D.S, 2012. Daftar Tanda dan Gejala Ragam


Penyakit.Penerbit FlashBooks,Jogjakarta.

Russel, M.D, 2011. Bebas Dari 6 Penyakit Paling Mematikan.,Penerbit


Medpress,Yogyakarta

Soeryoko, H. 2011. Duapuluh Lima Tanaman Obat Ampuh Penakluk


Diabetes Melitus.Penerbit Andi,Yogyakarta.

Suparni dan Wulandari, A. 2012.Herbal Nusantara 1001 Ramuan


Tradisional Asli Indonesia.Penerbit Rapha
Publishing,Yogyakarta.

Syamsudin. 2011. Interaksi Obat Konsep Dasar Dan Klinis.Penerbit


Universitas Indonesia (UI-Pres),Jakarta.
Toruan, P.L. 2012.Fat-loss Not Weight-Loss For Diabetes.Penerbit Trans
Media,Jakarta.

Tjay, T.H dan Rahardja, K. 2010.Obat-Obat Penting


Khasiat,Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya.PT Elex Media
Komputindo

Lampiran 1. Perhitungan Dosis

1. Glibenklamid tablet
Dosis untuk manusia = 5 mg

Angka konversi manusia ke kelinci = 0,07

Berat standar kelinci = 1,5 kg


24
Volume pemberian per oral = 20 ml (Maksimal) / 1,5 kg

Dosis untuk kelinci = 5 mg x 0,07

= 0,35 mg / 1,5 kg BB

Untuk kelinci dgn perkiraan berat tertinggi = 3 kg

Jadi dosisnya = 3kg/1,5 kg x 0,35 mg/20ml

= 0,7 X 100/20

= 70 mg = 0,07% b/v

Berat 10 tablet glibenklamid = 2,0180 g

Berat rata-rata 1 tablet = 0,2018 g = 201,8 mg

Jadi serbuk tablet glibenklamid yang ditimbang untuk

membuat 100 ml suspensi Glibenclamid

berat yang dibutuhkan


berat glibenclam ide per tablet
= x berat rata-rata Glibenclamide

70 mg
5 mg
= x 201,8 mg

= 2825,2 mg = 2,82 gram

Serbuk tablet yang ditimbang sebanyak 2,82 gram disuspensi


dalam Na.CMC 1 % hingga100 ml.

Anda mungkin juga menyukai