tumbuhan dari famili Acanthaceae. Keji beling dapat ditemukan di daerah tepi sungai
dan tanah kosong dan lebih mirip seperti semak-semak. Keji beling memiliki ciri-ciri
tinggi maksimum 0,5-1,0 meter, daunnya lonjong-lanset, permukaannya kasar dan
ditumbuhi bulu-bulu pendek, daun berwarna hijau gelap dan bunga berwarna kuning.
Tumbuhan ini asli Madagaskar dan Indonesia.
Di Malaysia dan Indonesia, keji beling ini digunakan untuk anti diabetes, diuretik,
antisipilis, antioksidan, dan antimikroba, dan laksatif. Umunya diseduh untuk dijadikan
teh. Zat kalium dari tumbuhan ini menyebabkan tumbuhan ini menyebabkan diuretik,
sehingga dapat melarutkan batu yang terbentuk dari garam kalsium oksalat pada
kantung empedu, kantung kencing, dan ginjal. Kecibeling juga diketahui mengandung
polifenol, katekin, kafein, tanin, dan vitamin. Adanya kandungan asam silikat
menyebabkan penderita gastritis dilarang meminum rebusan keji beling. Selain itu, dapat
juga menyembuhkan leukimia dan mencegah AIDS.
Berikut beberapa manfaat keji beling khusunya bagi kesehatan, yaitu:
1. Anti-diabetes dan menyembuhkan luka: Ekstrak air keji beling juga diuji
sebagai agen anti-diabetes pada tikus diabetes yang diinduksi. Ekstrak
daun sebesar 5% dan konsentrasi 7,5% mampu menurunkan kadar gula
darah sekaligus meningkatkan kadar total antioksidan (kadar total
antioksidan). Tingginya kadar total antioksidan dalam darah sangat
Salah satu syarat agar suatu calon obat dapat dipakai dalam
praktek kedokteran dan pelayanan kesehatan formal
(fitofarmaka) adalah jika bahan baku tersebut terbukti aman
dan memberikan manfaat klinik. Untuk membuktikan
keamanan dan manfaat ini, maka telah dikembangkan
perangkat pengujian secara ilmiah yang mencakup :
1.
Uji farmakologi (pembuktian efek atau pengaruh obat),
2.
Uji toksikologi (pembuktian syarat keamanan obat secara
formal), dan
3.
Uji klinik (manfaat pencegahan dan penyembuhan
penyakit atau gejala penyakit).
Pengujian bahan obat dimaksud agar obat-obat yang dipakai
dalam praktek klinik pada manusia dapat dipertanggung
jawabkan khasiat, manfaat, serta keamanannya secara ilmiah.
Uji Farmakologi
Uji farmakologi merupakan salah satu persyaratan uji untuk
calon obat. Dari uji ini diperoleh informasi tentang efikasi (efek
farmakologi) dan profil farmakokinetik (meliputi absorpsi,
distribusi, metabolisme dan eliminasi obat) calon obat. Hewan
duodenum
dan
ginjal untuk
melihat
gambaran
histopatologinya. Gambaran histopatologi ini bisa diambil dari
organ hewan uji kemudian didokumentasikan menggunakan
kamera mikroskop.
KOMPAS-- Pada buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), telah diteliti adanya
kandungan ilmiah yang berkhasiat sebagai antidiabetes, antioksidan, antiperadangan, dan
efeknya terhadap sel kanker. Sementara pada daun sirsak diketahui memiliki efek
antibakteri, antiviral, dan antikanker.
Namun, umumnya penelitian masih dilakukan pada percobaan in vitroatau in vivo pada
hewan coba. Hasil percobaan secara biomedik inilah yang seringkali dijadikan dasar bahwa
obat herbal dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
"Padahal untuk dapat digunakan dalam pengobatan, masih diperlukan serangkaian tahapan
uji klinik untuk memastikan tingkat keamanan, dosis, cara penggunaan, efikasi, monitoring
efek samping dan interaksinya dengan senyawa obat lainnya," katanya.
Menurut Maksum, obat-obatan herbal biasanya baru memberikan hasil dalam jangka
panjang, karena itu obat tersebut sebaiknya hanya dipakai untuk menjaga kesehatan atau
pemulihan penyakit, sedangkan untuk penyembuhan penyakit dibutuhkan obat resep dokter.