Anda di halaman 1dari 12

NAMA JURNAL VOL./NO.

/BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Efek Pemberian Ekstrak Daun Kelor terhadap Kadar Kolesterol Total


dan Steatosis Hepar Tikus Putih Hiperkolesterolemia

Effect of Moringa Leaves Extract to Total Cholesterol Level and Hepatic Steatosis
of Hypercholesterolemia Rats

Khaniva Putu Yahya, Dyah Ratna Budiani, Fikar Arsyad Hakim


Faculty of Medicine, Sebelas Maret University

ABSTRAK

Pendahuluan: Hiperkolesterolemia berkaitan dengan stres oksidatif akibat


peningkatan radikal bebas dan penurunan mekanisme antioksidan. Daun kelor
mengandung senyawa metabolit sekunder yang kaya antioksidan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun kelor terhadap kadar kolesterol total dan
steatosis tikus putih hiperkolesterolemia.

Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan metode eksperimental


murni pre and posttest with control group design untuk kadar kolesterol total dan
posttest only with control group design untuk steatosis hepar. Penelitian dilakukan di
laboratorium gizi PSPG UGM dan laboratorium patologi anatomi FK UNS selama
bulan Juli-Oktober 2016. Tikus dibagi menjadi 4 kelompok yaitu K1 (kontrol) diberi
pakan standar, K2 diberi pakan hiperkolesterolemia tanpa ekstrak daun kelor, K3
diberi pakan hiperkolesterolemia dan ekstrak daun kelor dosis 1 (40 mg/200gBB), K4
diberi pakan hiperkolesterolemia dan ekstrak daun kelor dosis 2 (80 mg/200gBB).
Hiperkolesterolemia dicapai dengan pemberian kuning telur bebek 2cc/200gBB, minyak
teroksidasi 1cc/200gBB, lemak sapi 2cc/200gBB selama 6 minggu dan penelitian
pemberian ekstrak daun kelor selama 28 hari. Untuk mengetahui efek pemberian pakan
hiperkolesterolemik terhadap kadar kolesterol total tikus dan efek ekstrak daun kelor
terhadap kadar kolesterol total, data dianalisis menggunakan uji T berpasangan,
sedangkan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak daun kelor terhadap steatosis
hepar digunakan uji Kruskall Wallis dan posthoc Mann-Whitney karena data tidak
terdistribusi normal.

Hasil: Dari hasil uji beda T berpasangan terdapat perbedaan bermakna rerata kadar
kolesterol total antara sebelum dan sesudah pemberian pakan tinggi
hiperkolesterolemik, serta antara sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun kelor (p
< 0,05). Hasil uji Kruskall Wallis menunjukan perbedaan jumlah steatosis yang
bermakna antar kelompok (p < 0,05). Hasil uji Mann-Whitney didapatkan adanya
perbedaan bermakna jumlah steatosis antara K1-K2, K2-K3, dan K2-K4 (p < 0,05)

Kesimpulan: Pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis 40 mg/200gBb dan 80


mg/200gBb menurunkan kadar kolesterol total tikus dan steatosis hepar tikus putih
galur Sprague dawley hiperkolesterolemia, secara bermakna.

Kata Kunci: ekstrak daun kelor, kolesterol total, steatosis hepar, hiperkolesterolemia

1
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

ABSTRACT

Introduction : Hypercholesterolemia has been associated with oxidative stress due to


the increased production of reactive oxygen radical or impairment of the antioxidant
system. Moringa leaves (Moringa oleifera Lam.) contain plenty of secondary
metabolites rich in antioxidants. This study aimed to determine the effect of Moringa
leaves extract against total cholesterol level and hepatic steatosis of
hypercholesterolemia rats (Rattus norvegicus).

Methods: This study was laboratory experimental research using pre and posttest
control group design for total cholesterol level and posttest only group design for
hepatic steatosis. The study was conducted in the laboratory of nutrition PSPG UGM
and anatomical pathology laboratory FK UNS from July to October, 2016. Rats were
divided into 4 groups: K1 (control) were fed with standard pellet, K2 were
hypercholesterolemic rats model without Moringa leaves extract, K3 were
hypercholesterolemic rats model treated with Moringa leaves extract dose 1
(40mg/200gBW, K4 were hypercholesterolemic rats model and given Moringa oleifera
leaves extract dose 2 (80mg/200gBW. The model of hypercholesterolemia induced by
duck yolk 2cc/200gBW, oxidized oil 1 cc/200gBW, beef tallow 2cc/200gBW for 6 weeks
and Moringa leaves extract intervention was given in 28 days. Effect of preliminary test
to total serum cholesterol level and effect of Moringa leaves extract to total cholesterol
level were analyzed with paired T test, whereas effect of Moringa leaves extract to
hepatic stetaosis was analyzed with Kruskal-Wallis and Mann-Whitney posthoc test.

Result: Paired T Test showed that there was a significant difference between the mean
of total cholesterol level before-after a preliminary test and before-after Moringa leaves
extract intervention. Kruskal-Wallis test showed that there were differences between 4
groups (p<0.05). Mann-Whitney posthoc test showed differences in the number
steatosis between K1-K2, K2-K3, K2-K4 (p<0.05).

Conclusions: Moringa oleifera leaves extract at a dose of 40 mg/200grBW and a dose


of 80 mg/200grBW significantly lowered total cholesterol and hepatic steatosis in
hypercholesterolemic Sprague Dawley rats (Rattus norvegicus).

Keyword: Moringa oleifera leaves extract, total cholesterol level, hepatic steatosis,
hypercholesterolemia.

PENDAHULUAN antioksidan. (1) Organ utama yang terlibat


Hiperkolesterolemia berkaitan dalam metabolisme lemak dan sintesis
dengan stress oksidatif akibat peningkatan kolesterol adalah hepar. (2) Fungsi hepar
radikal bebas dan penurunan mekanisme sebagai tempat metabolisme lemak

2
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

memungkinkan hepar dapat mengalami sampai 10 meter. Berbagai bagian dari


perubahan lemak (fatty change/ steatosis) tanaman ini seperti daun, akar, biji, kulit
pada hepar. (3) kayu, buah, bunga kaya akan zeatin,
Perubahan lemak merupakan jejas flavonoid, alkaloid, vitamin, asam
yang bersifat reversibel. Perubahan lemak kaffeoylquinik dan benzyl isothiosianate
pada hati atau perlemakan pada hati dapat digunakan sebagai antibakteri,
dideskripsikan sebagai akumulasi antikanker, hepatoprotektif, antiinflamasi
abnormal trigliserida dalam parenkim dan antioksidan. (7) Daun kelor (Moringa
hepar, dapat disebabkan karena akumulasi oleifera, Lam.) mengandung banyak
lemak berlebih seperti akibat diet tinggi antioksidan seperti flavonoid yang terdiri
lemak dan kolesterol. (4) Masukan asam dari kaempferol dan quercetin. (8) Efek
lemak yang berlebih dalam hati dapat antioksidan dapat menekan pembentukan
meningkatkan reaktif oksigen spesies reaktif oksigen spesies (ROS) yang
(ROS). (5) ROS dapat merusak protein, menyebabkan kerusakan mitokondria
lipid dan DNA sel sehingga dapat pada hati. (9)
mengganggu fungsi organ (hati). (2) Beberapa studi telah mencoba
Senyawa-senyawa alami dari mengungkapkan manfaat daun kelor
tumbuhan banyak digunakan sebagai obat. (Moringa oleifera, Lam.) diantaranya
Produk alami tumbuhan yang ditemukan penelitian tentang manfaat daun kelor
sejauh ini telah berperan dalam (Moringa oleifera, Lam.) sebagai
meningkatkan kesehatan karena hepatoprotektif pada tikus setelah
keamaanan dan kemanfaatannya. Saat ini diinduksi obat. (10) Namun penelitian
ada sekitar 5.000-70.000 spesies tanaman terhadap steatosis hepar pada tikus model
telah diskrining untuk penggunaan obat. hiperkolesterolemia belum pernah
Keragaman struktural senyawa alami dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini
tumbuhan sebagian besar belum dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak
dimanfaatkan. (6) daun kelor (Moringa oleifera, Lam.)
Kelor (Moringa oleifera, Lam.) terhadap kadar kolesterol total dan
adalah tanaman perdu dengan steatosis hepar tikus putih (Rattus
karakteristik daun sebesar ujung jari norvegicus) hiperkolesterolemia).
berbentuk bulat telur tersusun majemuk,
berbatang lunak rapuh dengan tinggi

3
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

SUBJEK DAN METODE terdiri dari 7 tikus (n ≥ 6). kelompok yaitu


Penelitian ini merupakan K1: Kelompok kontrol diberi pakan
penelitian eksperimental laboratorik standar
dengan metode eksperimental murni pre K2: Kelompok hiperkolesterolemia tanpa
and post control group design. Penelitian ekstrak daun kelor
dilaksanakan di Laboratorium Gizi Pusat K3: Kelompok hiperkolesterolemia +
Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah ekstrak daun kelor dosis 1 (40mg
Mada Yogyakarta dan di Laboratorium /200gBB)
Patologi Anatomi FK UNS Surakarta. K4: Kelompok hiperkolesterolemia +
Penelitian dilakukan terlebih ekstrak daun kelor dosis 2 (80mg
dahulu untuk mengkondisikan hewan coba /200gBB).
dalam keadaan hiperkolesterolemia Variabel bebas penelitian ini
dengan memberikan diet kuning telur pemberian ekstrak daun kelor (Moringa
bebek 2cc/200gBb, minyak teroksidasi 1 oleifera, Lam.) Variasi dosis pemberian
cc/200gBb, beef tallow 2 cc/200gBb yang ekstrak daun kelor (Moringa oleifera,
diberikan selama 6 minggu. Penelitian Lam.) yakni dosis 1 (40mg/200grBb) dan
pemberian ekstrak dilakukan selama 28 dosis II (80mg/200grBb) yang diberikan
hari. Dilakukan pemeriksaan kadar pada kelompok perlakuan. Teknik yang
kolesterol total melalui sinus orbitalis dipakai dalam pembuatan ekstrak daun
sebanyak tiga kali, sebelum pemberian kelor (Moringa oleifera, Lam.) adalah
pakan hiperkolesterolemia, setelah maserasi dengan pelarut ethanol 70%.
pemberian pakan hiperkolesterolemia dan Pelarut ethanol dipilih karena flavonoid
setelah pemberian ekstrak daun kelor. merupakan senyawa polar sehingga
Pemeriksaan kadar kolesterol total ekstraksi dengan pelarut polar seperti
menggunakan spektofotometer dengan etanol dapat menghasilkan ekstrak dengan
metode CHOD-PAP. kadar optimal. Daun kelor yang digunakan
Sampel penelitian berdasarkan berasal dari tanaman kelor mulai dari daun
rumus Federer digunakan 28 tikus putih kelima sampai dengan daun kedelapan
Sprague dawley yang akan terbagi 4 (daun terbentuk sempurna). Simplisia dan
kelompok perlakuan secara acak proses ekstraksi daun kelor didapat dan
(randomized). Masing-masing kelompok dilakukan di Laboratorium Gizi Pusat

4
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah data hasil, data jumlah steatosis hepar
Mada Yogyakarta. (lobus kanan dan kiri) setelah pemberian
Variabel terikat adalah kadar ekstrak.
kolesterol total dan steatosis hepar. Data yang diperoleh dari hasil
Pengamatan steatosis hepar dilakukan penelitian tersebut diolah dengan
dengan mikroskop cahaya. Dilihat pada menggunakan program komputer
empat lapang pandang pada lobus kanan – Statistical Product and Service Solution
kiri hepar menggunakan Scope Image 9.0 (SPSS) 21.00 for Windows.
(H1C) per 25 sel dalam 1 lapang pandang Penelitian Awal
perbesaran 400x. Penilaian steatosis hepar Tabel 1. Rerata kadar kolesterol total sebelum
dan setelah penelitian awal
dengan melihat mikrovesikuler steatosis. Kelompok Rerata kadar kolesterol total
Metode statistik yang digunakan ± standar deviasi (mg/dl)
Sebelum Setelah
untuk mengetahui efek uji pendahuluan KI(Kontrol) 86,2 ± 2,2 87,3 ± 1,9
K2 86,8 ± 1,7 216 ± 6,1
terhadap kadar kolesterol total darah tikus K3 85,7 ± 1,8 211,9 ± 4,0
putih (Rattus norvegicus) dan efek ekstrak K4 88,1 ± 1,4 215,2 ± 3,0

daun kelor terhadap kadar kolesterol total Rerata kadar kolesterol tikus
digunakan uji T-berpasangan. Untuk sebelum penelitian awal pada K1 (kontrol)
mengetahui efek ekstrak daun kelor sebesar 86,2 mg/dl, K2 sebesar 86,8
(Moringa oleifera, Lam.) terhadap mg/dl, K3 sebesar 85,7 mg/dl, K4 sebesar
gambaran histopatologi hepar tikus putih 88,1 mg/dl.
(Rattus norvegicus) digunakan Setelah 6 minggu didapatkan hasil
menggunakan Kruskall-Wallis dan uji rerata kolesterol total K1 (kontrol) yang
posthoc Mann-Whitney karena persebaran hanya diberi pakan standar memiliki kadar
data tidak normal. (11) sebesar 87,3 mg/dl, sedangkan kelompok

HASIL penelitian awal yang diberi pakan kuning


Tidak didapatkan tikus yang drop telur bebek 2cc/200gBB, minyak
out selama penelitian. Data yang teroksidasi 1cc/200gBB, lemak sapi
dikumpulkan dalam penelitian ini yakni 2cc/200gBB secara sonde pada K2
data kadar kolesterol total sebelum didapatkan rerata kadar kolesterol total
penelitian awal, setelah penelitian awal sebesar 216 mg/dl, K3 sebesar 211,9
(pencapaian kondisi hiperkolesterolemia), mg/dl, K4 sebesar 215,2 mg/dl.
setelah pemberian ekstrak daun kelor dan

5
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Analisa Uji T-berpasangan Pemberian Ekstrak terhadap Jumlah


Steatosis Hepar
diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p <
0,05) yang berarti terdapat perbedaan Grafik rerata jumlah steatosis
bermakna kadar kolesterol total sebelum hepar per 100 sel dapat dilihat pada
dan setelah penelitian awal. Setelah diberi gambar 1.
pakan hiperkolesterolemia rerata 80
perubahan kolesterol total sebesar 126 60
mg/dl – 129 mg/dl.
40
Pemberian Ekstrak terhadap Kadar
Kolesterol Total Darah Tikus 20

0
Tabel 2. Rerata kadar kolesterol total K1 K2 K3 K4
setelah pemberian ekstrak
Kelompok Rerata kadar kolesterol total ± Gambar1. Grafik Rerata Jumlah
standar deviasi (mg/dl) Steatosis
K1(Kontrol) 88,6 ± 2,3 Rerata jumlah steatosis per 100 sel
K2 217,2 ± 5,7
K3 155,5 ± 5,4 pada K1 sebanyak 22,3 , K2 sebanyak
K4 108,1 ± 3,6
Rerata kadar kolesterol tikus 58,3 , K3 sebanyak 18,9 , K4 sebanyak

setelah pemberian ekstrak daun kelor pada 22,4.

K1 (kontrol) sebesar 88,6 mg/dl, K2 Hasil analisa uji Kruskall-Wallis

(tanpa ekstrak daun kelor) sebesar 217,2 didapatkan nilai signifikansi 0,040 (p <

mg/dl, K3 (dosis 40mg/200gBB) sebesar 0,05) yang menunjukan terdapat

155,5 mg/dl, K4 (dosis 80mg/200 gBB) perbedaan jumlah steatosis yang

sebesar 108,1 mg/dl. bermakna secara statistik antar kelompok

Analisa uji T berpasangan antar kelompok. Hasil uji Mann-Whitney,

diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) K1 dan K2, K2 dan K3, K2 dan K4

yang artinya terdapat perbedaan bermakna memiliki nilai signifikansi 0,025 (p<0,05),

kadar kolesterol total darah sebelum dan menunjukkan adanya perbedaan yang

sesudah pemberian ekstrak daun kelor. signifikan pada jumlah steatosis antar

Dimana K3 dapat menurunkan kadar kelompok perlakuan. Tetapi tidak ada

kolesterol total rata-rata sebesar 56,4 perbedaan yang signifikan antara K3 dan

mg/dl, dan K4 dapat menurunkan kadar K4, K1 dan K3, K1 dan K4 (p > 0,05).

kolesterol sebesar 107,1 mg/dl.

6
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Gambaran histopatologi yang menunjukan kondisi hepar berbagai kelompok


perlakuaan tampak pada gambar 2.

K1 K2

K3 K4

Keterangan panah = merah : normal hepatosit, hitam: sinusoid, biru: vena sentralis, kuning:
mikrovesiculer steatosis
Gambar 2. Gambaran histopatologi hepar (HE 400X)

PEMBAHASAN dengan memberikan kuning telur bebek


Penelitian awal : Pencapaian Kondisi 2cc/200gBB, minyak teroksidasi
Hiperkolesterolemia pada Hewan Coba 1cc/200gBB, lemak sapi 2cc/200gBB.
Penelitian awal dilakukan dengan Pada penelitian awal didapatkan
tujuan untuk mengkondisikan hewan coba perbedaan yang bermakna kadar
dalam keadaan hiperkolesterolemia kolesterol total antara kelompok kontrol

7
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

dengan kelompok yang diberi pakan dapat menurunkan kadar kolesterol total
hiperkolesterolemia (K2, K3, K4). sebesar 107,1 mg/dl.
Hal ini menunjukan bahwa Salah satu kandungan ekstrak daun
pemberian kuning telur bebek kelor yang dapat menurunkan kadar
2cc/200gBB, minyak teroksidasi kolesterol total darah adalah β – sitosterol.
1cc/200grBB, lemak sapi 2cc/200gBB β – sitosterol yakni suatu fitosterol yang
selama 6 minggu dapat meningkatkan mirip dengan kolesterol, β – sitosterol
kadar kolesterol total di dalam darah tikus akan menempati tempat kolesterol dalam
Terjadinya peningkatan kadar kolesterol misel di usus, ketika kolesterol diserap
total di dalam darah tikus disebabkan oleh dalam usus β – sitosterol ikut terserap,
pakan hiperkolesterolemia mengandung sehingga ketika di dalam darah kandungan
komposisi yang tinggi lemak dan tinggi kolesterol menjadi berkurang. (13)
kolesterol. Kuning telur bebek Efek Pemberian Ekstrak Daun Kelor
terhadap Steatosis Hepar Tikus Putih
mengandung lemak sebesar 35g/100g,
Sprague Dawley
lemak sapi mengandung lemak sebesar
Hasil uji Kruskall Wallis
65g/100g. (12)
didapatkan signifikansi 0,040 (p < 0,05)
Efek Pemberian Ekstrak Daun Kelor
terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus yang menunjukan terdapat perbedaan
Putih Sprague Dawley
jumlah steatosis yang bermakna antar
Pada penelitian ini ekstrak daun kelompok. Dari hasil uji Mann-Whitney
kelor dapat menurunkan kadar kolesterol didapatkan adanya perbedaan bermakna
total darah tikus. Bedasarkan hasil jumlah steatosis dengan nilai signifikansi
pemeriksaan kolesterol total darah setelah 0,025 (p < 0,05) pada K1 dengan K2, K2
pemberian ekstrak daun kelor pada K3 dengan K3, K2 dengan K4.
dan K4 pada uji T diperoleh nilai K1 (kontrol) didapatkan rerata
signifikansi 0,000 (p<0,05) yang artinya jumlah steatosis sebesar 22,3 per 100 sel
terdapat perbedaan bermakna rerata kadar dan K2 (kelompok hiperkolesterolemia
kolesterol total darah sebelum dan tanpa ekstrak) sebesar 58,2 per 100 sel.
sesudah pemberian ekstrak daun kelor. Terdapat peningkatan rerata jumlah
Dimana kelompok 3 (dosis 1) dapat steatosis pada K2 (kelompok
menurunkan kadar kolesterol total sebesar hiperkolesterolemia tanpa ekstrak), hal ini
56,4 mg/dl, dan kelompok 4 (dosis 2) berkaitan dengan intake makanan yang
tinggi kolesterol dan tinggi lemak dimana

8
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

terjadi peningkatan kadar asam lemak sel dan komponen membran sel dari
bebas plasma akibat mobilisasi lemak dari oksidasi radikal bebas (memberikan efek
jaringan adiposa, atau dari hidrolisis protektif) dan menekan peroksidasi lipid.
triasilgliserol lipoprotein oleh lipoprotein (14) Vitamin C (asam askorbat) akan
lipase di jaringan ekstrahepatik. bereaksi dengan oksigen sehingga
Pembentukan VLDL tidak dapat mencegah terbentuknya lipid
mengimbangi meningkatnya influks dan hidroperoksida. (17) Vitamin C bekerja
esterifikasi asam lemak bebas sehingga pada lipid, membran lipid, protein dan
terjadi penumpukan triasilgliserol yang DNA sel. (16) Asam khlorogenik dapat
menyebabkan perlemakan hati. (14) menghambat sintesis lemak, HMG CoA
Pada K2 dengan K3 dan K2 reduktase, Acyl-CoA: kolesterol
dengan K4 terdapat perbedaan yang acyltransferase (ACAT) di dalam hati.
signifikan pada jumlah steatosis. Hasil ini (18)
menunjukan bahwa ekstrak daun kelor Dari data rerata jumlah steatosis
dapat menurunkan jumlah steatosis pada antara K3 dan K4 tidak didapatkan
hepar. Hal ini diduga karena kandungan perbedaan yang signifikan secara statistik.
daun kelor seperti flavonoid, vitamin A, Hal ini kemungkinan disebabkan karena
vitamin E, vitamin C dan asam rentang dosis yang terlalu dekat dosis 1
khlorogenik. Flavonoid (quercetin dan (40 mg/200gramBB), dan dosis 2
kaempferol) dari ekstrak daun kelor (80mg/200gramBB). Perlu dilakukan
(Moringa oliefera, Lam) mempunyai peningkatan dosis pemberian ekstrak daun
gugus hidroksil, yang dapat mendonasikan kelor, dengan memperhatikan letal dosis
elektron ke radikal bebas serta (LD). LD50 ekstrak etanolik daun kelor
meningkatkan potensiasi antioksidan sebesar > 6,4 g/Kg yang diberikan secara
melalui ikatan intermolukuler hydrogen. oral dapat menyebabkan toksisitas akut.
(15) Antioksidan dapat memperlambat (19)
peroksidasi lipid dengan cara memblok Penelitian mengenai efek daun
rantai radikal bebas, mencegah kelor juga telah dilakukan Rajanandh dkk
amplifikasi senyawa radikal, dan (2010) pemberian ekstrak daun kelor dosis
memperbaiki kerusakan sel. (16) Dalam 100mg/kg dan 200 mg/kg selama 28 hari
menurunkan steatosis hepar vitamin E terbukti dapat menurunkan kadar total
melindungi lapisan fosfolipid membran kolesterol tikus hiperlipidemia. (21)

9
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Penelitian lain menyebutkan serbuk daun menggunakan pewarnaaan


kelor dosis 720 mg/hari selama 30 hari Sudan III.
dapat menurunkan derajat perlemakan hati 3. Perlu diilakukan penelitian
dan ekspresi IL-6. (22) menggunakan dosis ekstrak
Dosis ekstrak daun kelor dalam yang lebih bervariasi serta
penelitian hanya menggunakan dua variasi interval pemberian
tingkatan dosis. Pewarnaan jaringan pada ekstrak daun kelor (Moringa
penelitian ini menggunakan hematoksilin oleifera, Lam) terhadap kadar
eosin sedangkan mikrovesikel kolesterol kolesterol total dan steatosis
pada sitoplasma tidak selalu jelas terlihat hepar.
dengan pewarnaan tersebut, terutama bila 4. Perlu dilakukan penelitian
mikrovesikel berjumlah sedikit. Hal terhadap organ selain hepar
tersebut dapat menyulitkan proses pada tikus model
penghitungan steatosis. hiperkolesterolemia dengan
SIMPULAN pemberian ekstrak daun kelor.
Pemberian ekstrak daun kelor
UCAPAN TERIMA KASIH
(Moringa oleifera, Lam) dengan dosis 40 Penulis mengucapkan
mg/200gBB dan dosis 80 mg/200gBB terimakasih kepada dr Riza
dapat menurunkan kadar kolesterol total Novierta Pesik, M.Kes yang telah
dan steatosis hepar tikus putih (Rattus memberikan bimbingan, kritik,
norvegicus) hiperkolesterolemia secara dan saran yang sangat membantu
bermakna. selama penelitian hingga penulisan
SARAN naskah publikasi ini.
1. Perlu dilakukan penelitian DAFTAR PUSTAKA
1. Duarte MMMF, Rocha JBT,
lebih lanjut mengenai
Moresco RN, Duarte T, Da CIB,
identifikasi, isolasi, purifikasi Loro VL. Association between
ischemia modified albumin, lipids
senyawa ekstrak daun kelor
and inflamation biomarkers in
(Moringa oleifera, Lam) dan patients with
hypercholesterolemia. Clin
kandungan pakan
Biochem 2009; 42:666-671.
hiperkolesterolemia.
2. Kumar V, Abbas AK, Aster JC.
2. Perlu dilakukan pemeriksaan Robbins basic pathology. Edisi 9.
histopatologi pada organ hepar Canada: Elsevier Saunder; 2013.

10
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

3. Damjanov, Ivan. Pathophysiology. in sprague dawly rats. Anim Vet


Philadelphia: Elsevier Saunders; Adv 2011, 3(1):10–13.
2009.
11. Dahlan MS. Statistika untuk
4. Neuschwander, Tetri, Wang. kedokteran dan kesehatan. Jakarta:
Excess cholesterol and fat in diet: Salemba Medika;2011.
a dangerous liason for energy
expenditure and the liver. 12. Departemen Kesehatan Republik
Hepatology 2013; 57(1):7-9. Indonesia (Depkes RI). Piranti
Lunak NutriClin versi 2.0 edisi 2,
5. Nassir F, Rector RS, Hammoud Subdit Gizi Klinis, Jakarta; 2005.
GM, Ibdah JA. Pathogenesis and
prevention of hepatic steatosis. 13. Jain PG, Patil DS, Haswani NG,
Gastroenterol Hepatol 2015; Girase MV, Surana SJ.
11(3):167–175. Hyperlipidemic activity of
moringa oleifera, lam. on high fat
6. Veerasham C. Natural products diet induced hyperlipidemia in
derived from plants as a source of albino rats. Braz J Pharmacog
drugs. Adv Pharm Technol Res 2010; 20:969-973.
2012; 3(4):200-201. 14. Botham KM, Mayes PA.
Pengangkutan dan penyimpanan
7. Charan AA, Gupta P. Comparative lipid. Dalam: Murray RK, Granner
analysis of antibacterial, DK, Rodwell VW (eds). Biokimia
antioxidant and photosynthetic harper. Edisi 27. Jakarta: EGC;
activity of azadirachta indica , rosa 2009: 233-249.
indica and moringa oliefera
cultivars. IJCR 2013; 5(03):556- 15. Singh D, Arya PV, Aggarwal VD,
561. Gupta RS. Evaluation of
antioxidant and hepatoprotective
8. Coppin, JP, Xu Y, Chen H, Pan activities of moringa oleifera,Lam.
MH, Ho CT, Juliani HR, Simon leaves in carbon tetrachloride-
JE, Wu Q. Determination of intoxicated rats. Antioxidants
flavonoids by lc / ms and anti- 2014; 3 : 569-591.
inflammatory activity in moringa 16. Jurnalis YD, Sayoeti Y,
oleifera. Funct Foods 2013; Elfitrimelly. Peran antioksidan
5(4):1892–1899. pada non alcoholic fatty liver
disease (NAFLD). JKA 2014;
9. Calder M, Burgos E. A review on 3(1): 15-20.
the dietary flavonoid kaempferol.
Mini Rev Med Chem 2011; 11(4): 17. Chambial, S, Dwivedi, S. Vitamin
C in disease prevention and cure :
298–344.
An Overview. Indian J Clin
Biochem 2013, 28(4):314-328.
10. Buraimoh AA, Bako IG, Ibrahim
FB. Hepatoprotective effect of 18. Shim C, Min JS, Yeo J, Il SK,
ethanolic leave extract of moringa Sook CM, Kyung LM.
oleifera on the histology of Chlorogenic acid exhibits anti-
paracetamol induced liver damage

11
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

obesity property and improves


lipid metabolisme in high fat diet
induces obese mice. Food Chem
Toxicol 2010; 48: 937-943.

19. Bakre AG, Aderibigbe AO,


Ademowo OG. Studies on
neuropharmacological profile of
ethanol extract of Moringa oleifera
leaves in mice. Ethnopharmacol
2013; 149(3): 783-789.

20. Rajanandh MG, Satishkuar MN,


Elango K, Suresh B. Moringa,
oleifera lam a herbal medicine for
hyperlipidemia: a preclinical
report. APJTD 2012; 790-795.

21. Dwi A, Endang T, Sujuti H.


Serbuk daun kelor menurunkan
derajat perlemakan hati dan
ekspresi interleukin-6 hati tikus
dengan kurang energi protein. JKB
2011; 26(3):125-130.

12

Anda mungkin juga menyukai