Gangguan
Patofisiologi motilitas
gastroduodenal
Hipersensitivitas Faktor
visceral
psikososial
Peranan
Peran Asam
infeksi Lambung
Hp
Gangguan motilitas gastroduodenal
Kriteria diagnosis
Harus termasuk salah satu atau keduanya gejala dibawah ini
a. Rasa tidak nyaman setelah memakan makanan sehari-hari sekurang-
kurangnya beberapa kali seminggu
b. Rasa cepat merasa kenyang setelah makan sehari-hari sekurang-
kurangnya beberapa kali seminggu
c. Kriteria terpenuhi selama 3 bulan dengan onset gejala sekurang-
kurangnya 6 bulan setelah terdiagnosis
Sindroma distress postprandial
Kritria supportif
Terasa kembung pada perut atas atau mual setelah makan atau sendawa yang
berlebihan
Bersamaan dengan nyeri epigastric
Sindroma Nyeri Epigastrik
Kriteria diagnosis
Harus termasuk didalamnya::
a. Nyeri atau rasa terbakar terlokalisasi di epigastrium derajat sedang
sekurang-kurangnya sekali seminggu
b. Nyeri bersifat intermitten
c. Tidak menyebar ke region abdomen lainnya atau ke region dada
d. Tidak berkurang setelah defekasi atau flatus
e. Tidak memenuhi criteria gangguan kandung empedu dan sfinter oddi
Kriteria terpenuhi selama 3 bulan dengan onset gejala sekurang-kurangnya 6
bulan setelah terdiagnosis
Sindroma Nyeri Epigastrik
Kriteria supportif
a. Nyeri dapat terasa seperti terbakar tetapi tanpa nyeri retrosternal
b. Nyeri biasanya dipicu atau dihilangkan dengan makanan tetapi timbul
saat puasa
c. Kadang-kadang bersamaan dengan sindroma post prandial.
Awasi Alarm Symptomp!!
Tes diagnosis infeksi Hp dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung melalui endoskopi (rapid urease test, histologi, kultur dan
PCR) dan secara tidak langsung tanpa endoskopi (urea breath test, stool test,
urine test, dan serologi).
Urea breath test saat ini sudah menjadi gold standard untuk pemeriksaan Hp,
salah satu urea breath test yang ada antara lain 13CO2 breath analyzer.
Syarat untuk melakukan pemeriksaan Hp, yaitu harus bebas antibiotik dan PPI
(proton-pump inhibitor) selama 2 minggu.
Tatalaksana
Tatalaksana
Strategi tata laksana optimal pada fase ini adalah memberikan terapi empirik
selama 1-4 minggu sebelum hasil investigasi awal, yaitu pemeriksaan adanya
Hp.Untuk daerah dan etnis tertentu serta pasien dengan faktor risiko tinggi,
pemeriksaan Hp harus dilakukan lebih awal.
Obat yang dipergunakan dapat berupa antasida, antisekresi asam lambung
(PPI misalnya omeprazole, rabeprazole dan lansoprazole dan/atau H2-
Receptor Antagonist [H2RA]), prokinetik, dan sitoprotektor (misalnya
rebamipide), di mana pilihan ditentukan berdasarkan dominasi keluhan dan
riwayat pengobatan pasien sebelumnya. Masih ditunggu pengembangan obat
baru yang bekerja melalui down-regulation proton pump yang diharapkan
memiliki mekanisme kerja yang lebih baik dari PPI, yaitu DLBS 2411.
Dispepsia belum diinvestigasi
Terkait dengan prevalensi infeksi Hp yang tinggi, strategi test and treat diterapkan pada
pasien dengan keluhan dispepsia tanpa tanda bahaya.
Test and treat dilakukan pada:
a) Pasien dengan dispepsia tanpa komplikasi yang tidak berespon terhadap perubahan gaya
hidup, antasida, pemberian PPI tunggal selama 2-4 minggu dan tanpa tanda bahaya.
b) Pasien dengan riwayat ulkus gaster atau ulkus duodenum yang belum pernah diperiksa.
c) Pasien yang akan minum OAINS, terutama dengan riwayat ulkus gastroduodenal.
d) Anemia defisiensi besi yang tidak dapat dijelaskan, purpura trombositopenik idiopatik
dan defisiensi vitamin B12.
Test and treat tidak dilakukan pada:
a) Penyakit refluks gastroesofageal (GERD)
b) Anak-anak dengan dispepsia fungsional
Dispepsia sudah diinvestigasi
A. Dispepsia organik
Apabila ditemukan lesi mukosa (mucosal damage) sesuai hasil endoskopi, terapi
dilakukan berdasarkan kelainan yang ditemukan.
Kelainan yang termasuk ke dalam kelompok dispepsia organik antara lain
gastritis, gastritis hemoragik, duodenitis, ulkus gaster, ulkus duodenum, atau
proses keganasan.
Pada ulkus peptikum (ulkus gaster dan/ atau ulkus duodenum), obat yang
diberikan antara lain kombinasi PPI, misal rabeprazole 2x20 mg/ lanzoprazole
2x30 mg dengan mukoprotektor, misalnya rebamipide 3x100 mg.
Dispepsia sudah diinvestigasi
B. Dispepsia fungsional
PPI
Amoksisilin
Klaritromisin
Latihan Soal
Seorang wanita, 42 tahun datang dengan keluhan nyeri pada daerah ulu hati.
Nyeri dirasakan terutama pd malam hr, nyeri berkurang setelah makan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan epigastrium. Apakah diagnosis yang
paling mungkin pd pasien tsb?
a. Ulkus gaster
b. Ulkus duodeni
c. Esofagitis
d. Gastritis
e. Gastropati hipertensi portal
Pasien seorang laki-laki usia 35 a. Dyspepsia
tahun dating dengan keluhan b. GERD
nyeri dada seperti rasa terbakar. c. Gastritis
Pasien memiliki riwayat sering d. UlkusGaster
minum kopi, dan mengeluhkan
mulut terasa asam. Diagnosis pada
pasien adalah
Seorang pasien, 43 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati. Pada saat
dilakukan pemeriksaan ditemukan H.pylori. Terapi?
a) Lansoprazol 2x30 mg + klaritomisin 2x500mg + amoxicilin 2x1000mg
b) Lansoprazol 1x30 mg + klaritomisin 2x500mg + amoxicilin 1x1000mg
c) Lansoprazol 2x20 mg + klaritomisin 1x500mg + amoxicilin 2x1000mg
d) Lansoprazol 2x30 mg + klaritomisin 2x250mg + amoxicilin 2x1000mg
e) Lansoprazol 2x30 mg + klaritomisin 2x200mg + amoxicilin 2x1000mg