Kelompok 2:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Baddriyasti
Desty N
Kudrat
Nurlaela
Ratih
Umul Fatihah
(1204015066)
(1204015096)
(1204015
(1204015
(1204015342)
(1204015432)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt, karena atas rahmat dan
karunia-Nya maka Makalah Keamanan dan Khasiat Obat Bahan Alam yang
berjudul Kunyit telah selesai dibuat.
Penulisan makalah ini merupakan tugas Mata Kuliah Keamanan dan Khasiat Obat
Bahan Alam, yang bertujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami apa yang
telah dipelajari dalam perkuliahan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak
luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata
bahasa.
Tetapi
walaupun
demikian
penulis
berusaha
sebisa
mungkin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jambu biji merupakan salah satu tanaman buah yang banyak
ditemukan di wilayah Indonesia, walaupun sebenarnya berasal dari Amerika
Tropik. Tanaman ini berbuah sepanjang tahun, sering tumbuh liar, dan
umumnya ditemukan pada ketinggian 1-1200 m dpl, serta tumbuh dengan
baik pada tanah yang gembur maupun liat. Jambu biji secara taksonomi
tergolong ke dalam famili Myrtaceae, genus Psidium, spesies guajava,
sehingga dlam bahasa Latin disebut Psidium guajava. Dalam bahasa Inggris
jambu biji dikenal sebagai guava, sedangkan di Indonesia disebut juga jambu
batu, jambu klutuk, atau jambu Siki.
Jambu Biji temasuk tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan
ranting;batang pohonnya keras. Permukaan kulit luar pohon jambu biji
bewarna coklat dan licin. Apabila kulit kayu jambu biji tersebut dikelupas,
akan terlihat batang kayunya basah. Bentuk daun umumnya bercorak bulat
telur dengan ukuran agak besar. Bunganya kecil-kecil bewarna putih dan
muncul dari balik ketiak daun. Pada umur 2-3 tahun jambu biji sudah mulai
berbuah. Bijinya terdapat pada daging buahnya. Biji jambu biji berkeping
dua, berbentuk bulat dan keras. Di dalam satu buah jambu biji terdapat
banyak biji. Jambu biji dapat tumbuh pada tempat terbuka, tumbuh liar dan
dapat ditemukan pada ketinggian 1-1.200 m dpl. Tanaman jambu biji
sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Tanaman ini dapat tumbuh
subur didaerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200 meter diatas
permukaan laut yang banyak mengandung unsur nitrogen, bahan organik atau
pada tanah yang keadaannya liat dan berpasir.
Tanaman jambu biji merupakan tanaman yang istimewa, buahnya
memiliki kandungan zat gizinya yang tinggi, seperti vitamin C, potasium, dan
besi. Selain itu, juga kaya zat non gizi, seperti serat pangan, komponen
karotenoid, dan polifenol. Buah jambu biji bebas dari asam lemak jenuh dan
sodium, rendah lemak dan energi, tetapi tinggi akan serat pangan. Di dalam
daun jamu biji antara lain mengandung tanin, minyak asiri(eugenol), dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Bangsa
: Myrtales
Suku
: Myrtaceae
Marga
: Psidium
Jenis
: Psidium guajava L.
b. Nama umum
c. Nama daerah
: Jambu biji
: Glima breueh (Aceh); Glimeu beru (Gayo);
e. Kandungan Kimia
Daun, buah dan kulit batang jambu biji mengandung tannin. Pada
daun, selain tannin seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat,
asam kratagolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Buah
jambu biji mengandung 3 glikosida yaitu benzofenon, polisakarida,
dan benzofenon 2,6-dihidroksi 3,5 dimetil galakturonat. Pada buah
jambu biji setengah matang mengandung aldehid. Pada buah jambu
biji yang matang mengandung ester.
f. Khasiat
Secara empiris daun jambu biji digunakan untuk pengobatan : diare
akut dan kronis, disentri, perut kembung pada bayi dan anak, kadar
kolesterol darah meninggi, haid tidak lancar, sering buang air kencing
(anyang-anyangan), luka, luka berdarah, dan sariawan. Buah
digunakan untuk pengobatan kencing manis (diabetes melitus), kadar
kolesterol darah tinggi (hiperkolesterolmia) dan sembelit. Ranting
muda digunakan untuk pengobatan keputihan (leukorea). Akar
digunakan untuk pengobatan disentri.
B. 2 Tahapan Pengembangan dan Penilaian Obat
1. Uji Praklinik
Uji Pra-Klinik dimaksudkan untuk mengetahui apakah obat menimbulkan
efek toksik pada dosis pengobatan ataukah tetap aman dipakai.
Karena itulah penelitian toksisitas merupakan cara potensial untuk
mengevaluasi berbagai aspek antara lain:
Toksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis.
Kerusakan genetik.
Pertumbuhan tumor.
Kejadian cacat waktu lahir.
Dari pengamatan uji pra klinik dengan subyek hewan uji ini dapat dipakai
acuan untuk menentukan apakah obat dapat diteruskan dengan uji pada
manusia atau tidak. Untuk mengurangi penggunaan hewan percobaan
telah dikembangkan pula berbagai uji in vitro untuk menentukan khasiat
obat contohnya uji aktivitas enzim, uji antikanker menggunakan cell line,
uji anti mikroba pada perbenihan mikroba, uji antioksidan, uji
antiinflamasi dan lain-lain untuk menggantikan uji khasiat pada hewan.
Dengan demikian dimasa yang akan datang perlu dikembangkan uji
2. Uji Klinik
Pada dasarnya uji klinik memastikan efektivitas, keamanan dan gambaran
efek samping yang sering timbul pada manusia akibat pemberian suatu
obat. Uji klinik ini terdiri dari uji fase I sampai fase IV.
a. Uji Klinik Fase 1
Fase ini merupakan pengujian suatu obat baru untuk pertama kalinya
pada manusia. Yang diteliti di sini ialah keamanan obat, bukan
efektivitasnya, maka biasanya dilakukan pada sukarelawan sehat.
Tujuan pertama fase ini ialah menentukan besarnya dosis tunggal
yang dapat diterima, artinya yang tidak menimbulkan efek samping
serius. Dosis oral (lewat mulut, diminum) yang diberikan pertama kali
pada manusia biasanya 1/50 x dosis minimal yang menimbulkan efek
pada hewan. Tergantung dari data yang diperoleh pada hewan, dosis
berikutnya ditingkatkan sedikit-sedikit ata dengan kelipatan dua
sampai diperoleh efek farmakologik atau sampai timbul efek yang
tidak diinginkan. Untuk mencari efek toksik yang mungkin terjadi
dilakukan pemeriksaan hematologi, faal hati, urin rutin, dan bila perlu
pemeriksaan lain yang lebih spesifik.
Uji klinik fase I ini dilaksanakan secara terbuka, artinya tanpa
pembanding dan tidak tersamar, pada sejumlah kecil subjek dengan
pengamatan intensif oleh orang-orang ahli di bidang ini,dan
dikerjakan di tempat yang sarananya cukup lengkap. Total jumlah
subjek pada fase ini bervariasi antara 20-50 orang.
b. Uji Klinik Fase 2
Pada fase ini obat dicobakan untuk pertama kalinya pada
sekelompok kecil penderita yang kelak akan diobati dengan calon
obat. Tujuannya ialah melihat apakah efek farmakologik yang tampak
pada fase I berguna atau tidak untuk pengobatan. Fase II ini
dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli dalam masing-masing bidang
yang terlibat. Mereka harus ikut berperan dalam membuat protocol
penelitian yang harus dinilai terlebih dulu oleh panitia kode etik lokal.
Protokol penelitian harus diikuti dengan dengan ketat, seleksi
penderita harus cermat, dan setiap penderita harus dimonitor dengan
intensif.
perlu
dilakukan
uji
klinik
komparatif
yang
lebih
lanjut
mengenai
eliminasi
obat,
terutama
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi
Jambu biji sering disebut dengan nama jambu klutuk, tanaman jambu
klutuk ini adalah tanaman tropis yang berasal dari brazil dan disebarkan di
Indonesia melalui Negara Thailand. Di Indonesia untuk menemukan tanaman
yang satu ini tidaklah susah, hampir disetiap daerah pasti ada tanaman jambu
biji. Biasanya tanaman ini terdapat diladang rumah-rumah warga, di pedesaan
maupun di perkotaan juga kita masih dapat menjumpai tanaman ini.
Jambu biji adalah salah satu tumbuhan yang sudah lama dimanfaatkan
oleh masyarakat, namun pemanfaatannya hanya sebatas pada buahnya untuk
keperluan konsumsi karena mengandung vitamin C yang sangat tinggi, tetapi
pemanfaatan daunnya hanya sebagian kecil saja yaitu sebagai obat anti diare,
disentri, radang usus dan gangguan pencernaan karena mempunyai
kandungan zat tanin sebagai astringent dan anti mikroba.
Selain berbagai kegunaan di atas daun jambu biji diduga memiliki zat
aktif golongan steroid yang mempunyai daya spermicide. Bahan kimia yang
terkandung dalam daun jambu biji diantaranya adalah Beta-sitosterol,
alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, eugenol, minyak atsiri dan berbagai
senyawa lainya.
C. Kandungan senyawa aktif
Daun, buah dan kulit batang jambu biji mengandung tannin. Pada daun,
selain tannin seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam
kratagolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Buah jambu biji
mengandung 3 glikosida yaitu benzofenon, polisakarida, dan benzofenon 2,6dihidroksi 3,5 dimetil galakturonat. Pada buah jambu biji setengah matang
mengandung aldehid. Pada buah jambu biji yang matang mengandung ester.
D. Ramuan Tradisional
Jambu biji, tanaman buah yang memiliki nama latin Psidium guajava L
ini diketahui kaya akan kandungan gizi yang tinggi sehingga banyak memiliki
manfaat untuk kesehatan yaitu, pada jambu biji tidak hanya bagian buahnya
saja yang bisa kita manfaatkan, namun daun jambu biji juga bisa kita gunakan
untuk berbagai jenis pengobatan tradisional. Ada banyak kandungan nutrisi
pada daun jambu biji, misalnya asam psidoklat, asam oleanolat, asam
guajaverin, minyak atsiri, minyak lemak, vitamin dan juga tannin. Beberapa
jenis terapi dan pengobatan penyakit secara tradisional yang menngunakan
daun jambu biji segar diantaranya adalah :
1. Obat Menurunkan Kadar Kolesterol
Cuci bersih 7 lembar daun jambu biji yang masih segar, 2 genggam daun
ceremai dan 10 lembar daun sirih. Rebus semua bahan dengan air
sebanyak 3 gelas hingga tersisa separuhnya. Minum air rebusan tersebut
1/2 gelas di pagi hari, dan 1/2 gelas malam hari.
2. Obat Demam Berdarah
Siapkan 5 lembar daun jambu biji, lalu rebus dengan air sebanyak 2 gelas
hingga mendidih. Ramuan ini bisa diminum dalam waktu 4 jam sekali
hingga sembuh.
3. Obat Diare dan Disentri
Siapkan daun Jambu biji segar seberat 30 gr dan segenggam tepung beras.
Semua bahan direbus dengan air 1-2 gelas. Dinginkan dan minum airnya 2
kali sehari. Atau bisa juga dengan cara mengunyah 3 lembar daun jambu
biji muda yang segar dengan sedikit garam lalu ditelan, lakukan 2 kali
sehari.
4. Obat Sariawan
Siapkan 1 genggam daun jambu biji segar dan 1 jari kulit batang pohon
jambu biji. Rebus dengan 1 liter air. Saring dan minum air rebusan ini 2
kali sefari.
5. Obat untuk Menyembuhkan Luka Berdarah atau Borok
Lumatkan 4-5 helai daun jambu biji segar. Tempelkan lumatan daun
tersebut di tempat luka yang berdarah atau borok. Lakukan beberapa kali
sehari, hingga sembuh.
6. Obat Ambeien
Siapkan beberapa lembar daun jambu biji muda yang ada dipucuk dan 1
pisang batu. Cuci bersih kedua bahan tersebut, pisang batu tak perlu di
E. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Daun Jambu Biji pada Mencit dan Tikus
Uji toksisitas akut ekstrak jambu biji dilakukan pada hewan mencit.
Dari data hasil uji toksisitas akut pada mencit diketahui bahwa dosis ekstrak
terkecil sampai terbesar yaitu 1,25 g/kg BB, 2,5 g/kg BB, 5 g/kg BB, 10 g/kg
BB, 21 g/kg BB. Pada mencit tidak ada perubahan perilaku, kondisi tubuh,
berat badan dan tidak ada reaksi kematian demikian pula pada kelompok
kontrol. Pada dosis yang terbesar relativ tidak berbahaya yaitu 0,42 gram
ekstrak daun jambu biji / 20 gram BB mencit mencit belum memberikan
respon berupa kematian pada mencit. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ekstrak daun jambu biji bersifat tidak toksik.
F. Uji PraKlinis (Aktivitas Ekstrak Daun Jambu Biji Merah (Psidium
guajava L.) dalam Meningkatkan Kadar Trombosit dalam Darah dan
Menurunkan Permeabilitas vaskuler pada Mencit).
Uji praklinis ekstrak daun jambu biji merah dilakukan pada hewan
mencit terhadap peningkatan kadar trombosit dalam darah dan penurunan
permeabilitis vaskular pada mencit. Pengujian dilakukan karena salah satu
kandungan daun jambu biji adalah kuarisetin. Untuk mengetahui kadar
kuarisetin dilakukan dengan metode KLT- densitoetri. Dari hasil penetapan
kadar, diketahui bahwa ekstrak etanol 96% mempunyai kadar paling besar
diantara keempat ekstrak uji. Kemampuan ekstrak daun jambu biji dalam
G. Uji Klinik Multisenter Sirup Ekstrak Daun Jambu Biji pada Penderita
Demam Berdarah Dengue.
Studi ini merupakan uji klinik multisenter, acak, tersamar-ganda,
terkontrol dengan plasebo, yang bertujuan untuk mengevaluasi peran
pemberian sirup ekstrak daun jambu biji dalam meningkatkan trombosit pada
pasien Demam Berdarah Dengue. Selama bulan Desember 2006 sampai
dengan Juni 2007 pasien rawat inap di RSU Soetomo Surabaya, RS Hasan
Sadikin Bandung, dan RS Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta yang terdiagnosa
demam berdarah dengue dan bersedia menandatangani infomed consent
dilibatkan dalam uji klinik. Penderita dengan kelainan hematologis, penyakit
jantung dan paru, sedang mendapatkan pengobatan asam salisilat, mengalami
pendarahan berat, dan penurunan kesadaran tidak dilibatkan dalam penelitian
ini. Pasien penelitian dialokasikan secara acak ke dalam dua kelompok, yaitu:
kelompok uji (mendapatkan sirup ekstrak daun jambu biji 3 kali 1 sendok teh
setiap hari) atau kelompok kontrol (mendapatkan sirup plasebo 3 kali 1
sendok teh setiap hari). Jumlah trombosit subjek penelitian diukur setiap hari
sampai subjek dinyatakan sembuh, selanjutnya perubahan jumlah trombosit di
awal dan akhir penelitian dianalisa dengan menggunakan uji-t independent
BAB IV
KESIMPULAN
Jambu biji adalah salah satu tumbuhan yang sudah lama dimanfaatkan oleh
masyarakat, namun pemanfaatannya hanya sebatas pada buahnya untuk keperluan
konsumsi karena mengandung vitamin C yang sangat tinggi, tetapi pemanfaatan
daunnya hanya sebagian kecil saja yaitu sebagai obat anti diare, disentri, radang
usus dan gangguan pencernaan karena mempunyai kandungan zat tanin sebagai
astringent dan anti mikroba.
Kandungan senyawa aktifnya yaitu daun, buah dan kulit batang jambu biji
mengandung tannin. Pada daun, selain tannin seperti minyak atsiri, asam ursolat,
asam psidiolat, asam kratagolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin.
Buah jambu biji mengandung 3 glikosida yaitu benzofenon, polisakarida, dan
benzofenon 2,6-dihidroksi 3,5 dimetil galakturonat. Pada buah jambu biji
setengah matang mengandung aldehid. Pada buah jambu biji yang matang
mengandung ester.
Beberapa jenis terapi dan pengobatan penyakit secara tradisional yang
menngunakan daun jambu biji segar diantaranya adalah Obat Menurunkan Kadar
Kolesterol, Obat Demam Berdarah, Obat Diare dan Disentri, Obat Sariawan, Obat
untuk Menyembuhkan Luka Berdarah atau Borok, Obat Ambeien, Obat Beser
(sering buang air kecil), Obat Sakit Kulit, Obat Perut Kembung Pada Anak-anak.
Pada Uji Toksisitas Akut Ekstrak Daun Jambu Biji pada Mencit dan Tikus
disimpulkan bahwa ekstrak daun jambu biji bersifat tidak toksik. Pada Uji
PraKlinis (Aktivitas Ekstrak Daun Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) dalam
Meningkatkan Kadar Trombosit dalam Darah dan Menurunkan Permeabilitas
vaskuler pada Mencit) menunjukkan bahwa bahwa ekstrak air daun jambu biji
dapat meningkatkan kadar trombosit paling cepat dibandingkan dengan ekstrak
etanol 96% ekstrak daun jambu biji. Pada Uji Klinik Multisenter Sirup Ekstrak
Daun Jambu Biji pada Penderita Demam Berdarah Dengue membuktikan bahwa
pemberian sirup ekstrak daun jambu dapat mengatasi terjadinya trombositopenia.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun jambu biji tidak
menimbulkan efek toksik dan berkhasiat dalam pengobatan pada penderita demam
berdarah.
DAFTAR PUSTAKA
Rismunandar, 1989. Tanaman Jambu Biji, Penerbit Sinar Baru, Bandung.
Salisbury & Ross, 1999. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, Penerbit ITB,
Bandung.
Anonim. Materia Medika Indonesia edisi I. Departemen Kesehatan RI. Jakarta :
1977.
BPOM. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta. Hal 20.
Yuniarti T. Ensiklopedia tanaman obat tradisional. Yogyakarta: Medpress; 2008:
p.140-143.
BPOM RI. 2010. Acuan Sediaan Herbal, Volume V, Edisi I, 112-117, Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Amiyatun naini. 2004. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Daun Psidium guava Linn.
(Daun Jambu Biji) terhadap mencit (Mus musculus), Indonesian Journal
Of Dentistry 2004., 11 (2): 63-65. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember.
Soegeng, soegijanto.,dkk, 2010. Uji Klinik Multisenter Sirup Ekstrak Daun
Jambu Biji pada penderita Demam Berdarah Dengue. Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.
Pradana Hilman. Aktivitas Ekstrak Daun Jambu Biji dalam Meningkatkan Kadar
Trombosit dalam Darah dan Menurunkan Kadar Permeabilitas Vaskuler
pada Mencit. Perpustakaan Universitas Airlangga.