Anda di halaman 1dari 8

Artikel Riset Jurnal Kefarmasian Indonesia

DOI: 10.22435/jki.v10i2.2122 Ekstrak Etanol Kopi Hijau Arabika (Coffea arabica L.)....(Irawati
Vol.10 No.2-Agustus Hamdani, dkk)
2020:140-147
p-ISSN: 2085-675X
e-ISSN: 2354-8770

Ekstrak Etanol Kopi Hijau Arabika (Coffea arabica L.)


sebagai Antihiperglikemi pada Mencit (Mus musculus)
Ethanol Extract of Arabica (Coffea arabica L.) Green Coffee
as Antihiperglicemy in Mice (Mus musculus)

Irawati Hamdani1*, Salfauqi Nurman1,2


1
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ubudiyah Indonesia, Banda Aceh, Indonesia
2
Program Studi Teknis Industri Pertanian, Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh, Indonesia
*E-mail: irawatihamdani@gmail.com

Diterima: 16 Agustus 2019 Direvisi: 3 Maret 2020 Disetujui: 6 Maret 2020

Abstrak
Diabetes melitus merupakan penyakit dengan kadar glukosa darah yang melebihi batas normal. Senyawa yang dapat
menurunkan kadar glukosa darah adalah asam klorogenat yang terdapat pada kopi hijau. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol kopi hijau Arabika (Coffea arabica L.) terhadap penurunan kadar glukosa
darah mencit (Mus musculus) yang diinduksi aloksan monohidrat. Metode penelitian yang digunakan adalah True
Experimental Laboratories dengan analisis kadar asam klorogenat menggunakan Spektrofotometer UV-Vis serta
rancangan penelitian Post test Control Group Design. Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit yang dibagi ke
dalam 6 kelompok perlakuan, terdiri dari kontrol negatif (aquadest), dosis I (100 mg/kg BB), dosis II (200 mg/kg
BB), dosis III (300 mg/kg BB), dosis IV (400 mg/kg BB), dan kontrol positif (metformin). Kadar glukosa darah
mencit diukur pada hari ke-0, ke-7, dan ke-21. Data dianalisis menggunakan program SPSS dengan uji normalitas
(Kolmogorov-Smirnov), uji homogenitas (Levene Test), dan uji statistik parametrik (One-Way ANOVA). Hasil
penelitian menghasilkan data terdistribusi normal dan homogen (P>0,05) dengan beberapa pasang data yang berbeda
bermakna (P>0,05) pada kelompok perlakuan. Kadar asam klorogenat dalam ekstrak kopi hijau Arabika (Coffea
arabica L.) adalah 4,235%, dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit sebesar 10,72% (dosis I); 19,85% (dosis
II); 27,20% (dosis III); dan 31,60% (dosis IV) dengan dosis IV sebagai dosis efektif.
Kata Kunci: Kopi Arabika; Klorogenat; Glukosa darah; Antihiperglikemi

Abstract
Diabetes mellitus is an excessive level of blood sugar concentration disease. One of the compounds that can
moderate the blood sugar level is chlorogenic acid that mostly found in green coffee. This study aims to determine
the extract activity of Arabica (Coffea arabica L.) green coffee in decreasing the blood sugar level of mice (Mus
musculus) that induced by alloxan monohydrate. The method is True Experimental Laboratories with the analysis of
chlorogenic acid levels using a UV-Vis spectrophotometer. The research design is Post Test Control Group Design,
using 24 mices that divided into six treatment groups. The groups consist of negative control (distilled water), Dose
I (100 mg/kg bw), Dose II (200 mg/kg bw), Dose III (300 mg/kg bw), Dose IV (400 mg/kg bw), and positive control
(metformin). Blood sugar levels of the mice is measured at the intervals of 1st day, 7th day, 21st day. The data is
analyzed using the SPSS program with normality tests (Kolmogorov-Smirnov), homogeneity tests (Levene Test), and
parametric statistical tests (One-Way ANOVA). The data results was normally distributed and homogeneous (P>
0.05) with several pairs of data in the treatment group were significantly different (P> 0.05). The extract of Arabica
(Coffea arabica L.) green coffee contained 4.235% chlorogenic acid, could reduced the hyperglycemia mice blood
sugar levels by the dose of 10.72% (Dose I); 19.85% (Dose II); 27.20% (Dose III); and 31.60% (Dose IV) with dose
IV as the effective dose.
Keywords: Arabica Coffee; Chlorogenic; Blood Sugar; Antihiperglicemy

140
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(2):140-147

PENDAHULUAN Asam klorogenat merupakan ester yang


dibentuk dari asam trans-sinamat (misalnya
Diabetes mellitus merupakan penyakit
kafeat, ferulat dan p-kumarat) dan asam
metabolik yang ditandai dengan kadar
kuinat yang mempunyai gugus hidroksil
glukosa darah yang melebihi batas normal
pada posisi aksial pada karbon 1 dan 3 serta
akibat kelainan atau kekurangan hormon
hidroksil equatorial pada karbon 4 dan 5.6
insulin secara relatif maupun absolut.1
Asam klorogenat mempunyai aktivitas
Global status report on NCD World Health
sebagai analgesik, antipiretik, antiradang,
Organization (WHO) tahun 2010
antijamur, antibakteri, antimutagenik,
melaporkan, diabetes mellitus menduduki
antitumor, antivirus, antidiabetes, dan
peringkat ke-6 penyebab kematian di dunia.
antihipertensi.7 Dalam beberapa penelitian
Sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat
yang dilakukan pada hewan, asam
diabetes dan 4% di antaranya meninggal
klorogenat juga menunjukkan aktivitas
sebelum usia 70 tahun.2,3
dalam metabolisme glukosa dan lipid seperti
Diabetes mellitus tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol dengan sebagai hipoglikemi, antidiabetes, peningkat
sekresi insulin serta mengurangi kerentanan
melakukan upaya-upaya seperti perencanaan
terhadap oksidasi LDL.8
diet, mempertahankan berat badan tubuh
Jumlah asam klorogenat pada kopi dapat
normal, melakukan olahraga yang cukup,
dipengaruhi oleh proses pengolahannya,
dan terapi dengan obat antidiabetes. Obat
yaitu pada saat proses penyangraian. Selama
antidiabetes tidak memberikan kesembuhan
proses penyangraian, asam klorogenat akan
total dan dapat menimbulkan efek samping
terdekomposisi menjadi senyawa volatil dan
yang berbahaya bagi penderita.4
melanoidin yang menyebabkan jumlah dari
Salah satu alternatif terapi diabetes
asam klorogenat tersebut menjadi menurun.
mellitus tanpa obat kimia adalah dengan
Kopi hijau merupakan salah satu olahan kopi
menggunakan tanaman mengandung zat
tanpa melalui proses penyangraian, sehingga
antioksidan yang bekerja menghambat
asam klorogenat yang terkandung di dalam
oksidasi dan mampu melindungi sel β
kopi hijau lebih tinggi di bandingkan kopi
pankreas dari reaksi pengoksidasi berantai
hitam atau kopi yang telah disangrai.
yang disebabkan oleh Reactive Oxygen
Berdasarkan uraian diatas diduga kopi
Species (ROS). Salah satu senyawa yang
hijau dapat menurunkan kadar glukosa darah
memiliki aktivitas antioksidan adalah
yang menjadi dasar penelitian ini. Penelitian
polifenol. Senyawa polifenol memiliki
yang akan dilakukan yaitu menguji aktivitas
kemampuan mengikat protein sehingga
antihiperglikemi dari ekstrak etanol kopi
dapat menghambat enzim pengurai
hijau Arabika (Coffea arabica L.) pada
karbohidrat seperti α-glukosidase yang
mencit (Mus musculus) yang diinduksi
berkontribusi terhadap hiperglikemia post
aloksan monohidrat.
prandial.4
Penelitian ini bertujuan untuk
Kopi merupakan sumber utama
mengetahui aktivitas ekstrak etanol kopi
antioksidan dalam diet masyarakat di
hijau Arabika (Coffea arabica L.) terhadap
Amerika Serikat yang diikuti oleh teh,
penurunan kadar glukosa darah mencit (Mus
pisang, dan kacang-kacangan. Senyawa
musculus) yang diinduksi aloksan dan dosis
utama polifenol pada kopi adalah asam
efektif ekstrak etanol kopi hijau Arabika
klorogenat dan kafeat. Jumlah asam
(Coffea arabica L.) dalam menurunkan
klorogenat mencapai 90% dari total fenol
yang terdapat pada kopi.5 kadar glukosa darah mencit (Mus musculus).

141
Ekstrak Etanol Kopi Hijau Arabika (Coffea arabica L.)....(Irawati Hamdani, dkk)

METODE Aldrich, 95%), dan diklorometana (Merck,


99,8%).
Penelitian ini telah mendapatkan
persetujuan etik dari Komite Etik Penelitian
Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Prosedur kerja
Preparasi sampel
Universitas Syiah Kuala dan Rumah Sakit
Buah kopi yang telah dipetik diseleksi
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dengan
untuk pemisahan buah kopi yang
No: 22/EA/FK-RSUDZA/2019 dan No
berpenyakit dan cacat. Buah kopi kemudian
Registrasi KEPPKN: 1171012P pada
dikupas kulitnya dan dikeringkan dengan
tanggal 15 Februari 2019.
penjemuran dibawah sinar matahari hingga
kering dengan kadar air 12%. Biji kopi
Lokasi dan waktu penelitian
kering selanjutnya disortasi, dibuang kulit
Penelitian dilakukan di Laboratorium
tanduknya, dan dikeringkan kembali dalam
Analisis Pangan dan Hasil Pertanian
oven. Biji kopi yang telah kering kemudian
Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
serta Laboratorium Farmakologi Institut digiling dengan blender sehingga
menghasilkan serbuk kasar kopi hijau
Atjeh, selama tiga bulan dari 10 Desember
Arabika (Coffea arabica L.) dengan ukuran
2018 sampai dengan 09 Maret 2019.
60 mesh.
Serbuk kopi hijau Arabika (Coffea
Alat dan bahan
arabika L.) sebanyak 306g diekstraksi
Alat yang digunakan adalah kandang
menggunakan metode maserasi. Serbuk kopi
hewan uji, timbangan hewan (Electronic
hijau arabika dimaserasi menggunakan 3L
Kitchen Scale GSE SF-400), neraca digital
pelarut etanol 96% dengan bantuan shaker
(Chyo JL-180), gelas kimia (Pyrex), batang
selama 9 jam. Kemudian didiamkan selama
pengaduk, corong Büchner, kertas saring,
15 jam. Filtrat pertama disaring kemudian
pipet tetes, spuit, wadah bertutup, kapas,
dilakukan maserasi kembali sebanyak 2 kali
rotary evaporator (Heidolph WB 2000),
dengan penambahan 1,5 L pelarut etanol
glukometer (Easy Touch GCU), strip (Easy
96%. Ekstrak cair etanol diuapkan dengan
Touch GCU), pemanas spiritus, kaki tiga,
menggunakan rotary evaporator pada suhu
kawat kasa, oven (Eyela WFO 450PD),
55oC hingga menghasilkan ekstrak yang
cawan, desikator, tanur (Carbolite AAF
kental.
1100), spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu
UV-1201), magnetic stirrer, mortar.
Analisis kadar asam klorogenat
Bahan yang digunakan adalah biji kopi
Larutan standar asam klorogenat dibuat
hijau Arabika (Coffea arabica L.) yang
dengan melarutkan 5 mg asam klorogenat
diperoleh dari perkebunan Sukarami
kering ke dalam labu takar 100 mL
Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener
Kemudian ditambahkan air suling sampai
Meriah, etanol (Merck, 96%), aloksan
garis tera (larutan induk 50 ppm). Larutan
monohidrat (Sigma Aldrich, 98%),
standar (0,02-0,1 ppm) dibuat dengan
metformin (Hexapharm Jaya, 500 mg),
mengencerkan larutan induk dengan air
hewan uji (mencit jantan strain Balb/c) yang
suling. Larutan standar diukur
diperoleh dari Fakultas Kedokteran Hewan
absorbansinya dengan spektrofometer UV-
Universitas Syiah Kuala, air suling,
Vis pada panjang gelombang maksimum
makanan standar untuk mencit, alkohol (One
dan air suling sebagai blanko.
Med, 70%), NaCl fisiologis (Otsu-NS
0,9%), asam klorogenat standar (Sigma Pada tahap persiapan sampel, ekstrak
kopi hijau sebanyak 60 mg dilarutkan dalam

142
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(2):140-147

25 mL air suling. Larutan tersebut diaduk glukosa darah untuk mengetahui efek dari
dengan magnetic stirrer selama 1 jam penginduksian aloksan.11
disertai pemanasan. Setelah itu, larutan Selanjutnya mencit dibagi menjadi 6
disaring untuk memisahkan padatan. kelompok dan diberi perlakuan selama 14
Dilakukan ekstraksi cair-cair hari. Kelompok dan perlakuannya yaitu:
menggunakan diklorometan pada larutan kelompok kontrol negatif diberikan
sampel sebanyak 4 kali untuk memisahkan aquadest, kelompok dosis I diberikan
kafein dengan asam klorogenat. Hal ini ekstrak kopi hijau Arabika sebanyak 100
dilakukan supaya tidak terjadi bias panjang mg/kg BB, kelompok dosis II diberikan
gelombang saat pengukuran asam ekstrak kopi hijau Arabika sebanyak 200
klorogenat. Larutan hasil sampel dicampur mg/kg BB, kelompok dosis III diberikan
dengan diklorometana (25:25 mL) kemudian ekstrak kopi hijau Arabika sebanyak 300
diaduk selama 10 menit. mg/kg BB, kelompok dosis IV diberikan
Fase air dan fase diklorometana ekstrak kopi hijau Arabika sebanyak 400
dipisahkan dengan corong pemisah. Air mg/kg BB, dan kelompok kontrol positif
yang mengandung asam klorogenat diberikan metformin dengan dosis 65 mg/Kg
ditampung dalam labu takar, kemudian BB.
diukur absorbansinya menggunakan Pengukuran glukosa darah mencit
spektrofometer UV-Vis pada panjang dilakukan pada interval hari ke-0, 7, dan 21.
gelombang maksimum dengan air suling Pengukuran glukosa dilakukan dengan cara:
sebagai blanko.9 ekor mencit dibersihkan dengan alkohol
70%, ujungnya digunting atau disayat
Uji aktivitas antihiperglikemi dengan menggunakan pisau bedah kecil
Hewan uji yang digunakan pada hingga membentuk sayatan yang dalam.
penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) Sampel darah (setetes) yang berasal dari
jantan strain Balb/c yang berumur 2-3 bulan ujung ekor diteteskan ke strip glukosa yang
dengan berat badan antara 25-30 gram. telah dimasukkan dalam glukometer.12
Penentuan jumlah mencit ditentukan dengan Persentase penurunan kadar glukosa
rumus Frederer yaitu: (t-1)(n-1)≥15, dimana darah dihitung menggunakan rumus :
t merupakan jumlah kelompok percobaan
dan n merupakan jumlah pengulangan atau % Penurunan = x 100
jumlah sampel setiap kelompok.10
Penelitian memerlukan 6 kelompok
Analisis data
percobaan yang masing-masing terdiri dari 4
Data hasil penelitian dianalisis dengan
ekor mencit, sehingga penelitian ini
program SPSS yang diawali dengan
menggunakan 24 ekor mencit.
melakukan uji normalitas dengan uji
Pada tahap awal penelitian, mencit
Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas
diaklimatisasi selama 1 minggu, diberi
dengan Levene Test. Apabila kedua uji
makan dan minum ad libitum. Selanjutnya,
menunjukkan data terdistribusi normal dan
mencit dipuasakan selama 8-12 jam namun
homogen (p>0,05) maka dilakukan uji
tetap diberikan air minum. Setelah itu, diuji
statistik parametrik dengan One-Way
kadar glukosa darahnya.
ANOVA untuk mengetahui adanya
Mencit yang telah diuji kadar glukosa
perbedaan antar kelompok, dilanjutkan
darah puasa, kemudian diinjeksi aloksan
dengan uji Tukey HSD untuk mengetahui
secara intraperitonial dengan dosis 150
besarnya perbedaan antar kelompok. Jika
mg/kg BB. Setelah 7 hari, diuji kadar
datanya tidak terdistribusi normal dan/atau

143
Ekstrak Etanol Kopi Hijau Arabika (Coffea arabica L.)....(Irawati Hamdani, dkk)

tidak homogen maka dilakukan uji statistik Tabel 2. Hasil analisis konsentrasi
non parametrik Kruskal Wallis (p<0,05), sampel
dilanjutkan dengan uji statistik Mann-Whitey
Panjang Absorbansi
(p<0,05). gelombang 1 2 3
Rata-rata
325 nm 0,348 0,347 0,346 0,347

HASIL DAN PEMBAHASAN


Nilai absorbansi yang diperoleh
Preparasi sampel selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus
Buah kopi merah sebanyak 1 kg regresi y=1,78x+0,2258 (persamaan
menghasilkan biji kopi berkulit tanduk diperoleh dari hasil kurva kalibrasi pada
dengan rendemen sebesar 65,7%, biji kopi Gambar 1) dan menghasilkan nilai
hijau sebanyak 64,38%, dan serbuk kopi konsentrasi asam klorogenat sebesar 0,0681
hijau sebanyak 72,34% (Tabel 1). Proses ppm setara dengan sebesar 4,235%. Kadar
ekstraksi serbuk kopi hijau menghasilkan asam klorogenat yang diperoleh sesuai
rendemen ekstrak sebesar 8,8%. Ekstrak literatur yang menyatakan kadar asam
yang dihasilkan merupakan ekstrak kental, klorogenat pada kopi hijau Arabika (Coffe
lengket, berwarna coklat, berbau aromatik, arabica L.) adalah sebesar 4,1-7,9%.6
dan memiliki rasa pahit.

Tabel 1. Rendemen tahapan


preparasi sampel

Berat Berat Rendemen


No Sampel Hasil
(g) (g) (%)
Biji kopi
Buah kopi
1 1000 berkulit 657 65,7
merah
tanduk
Biji kopi Biji kopi
2 berkulit 657 hijau 423 64,38
tanduk
Biji kopi Simplisia
3 423 306 72,34
hijau kopi hijau
Simplisia Ekstrak Gambar 1. Pembuatan kurva kalibrasi
4 306 27 8,82
kopi hijau kopi hijau

Analisis kadar asam klorogenat Uji aktivitas antihiperglikemi


Asam klorogenat merupakan Berdasarkan hasil pengamatan,
senyawa dari asam kafeat dan asam kuinat mencit kelompok kontrol negatif mengalami
yang berpotensi sebagai antioksidan. Asam kenaikan kadar glukosa darah sampai hari
klorogenat diidentifikasi menggunakan ke-21 setelah induksi aloksan mohohidrat.
spektrofotometer.9 Mencit dengan pemberian ekstrak kopi hijau
Kadar asam klorogenat yang Arabika (Coffea arabica L.) pada kelompok
terkandung di dalam ekstrak kopi hijau dosis I, dosis II, dosis III, dan dosis IV,
Arabika (Coffe arabica L.) dianalisis menunjukkan penurunan kadar glukosa
menggunakan alat spektofotometer UV-Vis darah sebesar 10,72%±3,93; 19,85%±5,34;
pada panjang gelombang 325 nm. Analisis 27,20%±6,31; dan 31,60%±3,87.
konsentrasi sampel dilakukan tiga kali
pengulangan, dengan rata-rata absorbansi
sebesar 0,347 (Tabel 2).

144
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(2):140-147

Tabel 3. Data hasil pengukuran kadar


glukosa darah mencit setelah induksi
aloksan, ekstrak kopi hijau arabika
(coffea arabica L.) dan metformin

Kadar glukosa darah (mg/dL)


Setelah induksi
ekstrak kopi
Kelompok perlakuan Setelah
hijau arabika
induksi
(coffea arabica
aloksan
L.) dan
metformin
Kontrol negatif
156 ± 12,73 176,5 ± 9,75
(aquadest)
Gambar 2. Kadar glukosa darah mencit Ekstrak kopi hijau
149,75 ± 5,44 133,75 ± 8,62
sebelum dan setelah perlakuan dosis I (100 mg/kg bb)
Ekstrak kopi hijau
149,75 ± 4,57 120 ± 7,18
dosis II (200 mg/kg bb)
Perlakuan dengan pemberian Ekstrak kopi hijau
158,75 ± 9,43 116 ± 16,39
metformin pada kelompok kontrol positif dosis III (300 mg/kg bb)
Ekstrak kopi hijau
menunjukkan penurunan kadar glukosa 157 ± 15,19 107,5 ± 13,70
dosis IV (400 mg/kg bb)
darah mencit secara signifikan sebesar Kontrol positif
156 ± 16,27 103,25 ± 22,02
(metformin)
34,31%±6,91. Hal ini disebabkan karena
metformin merupakan salah satu obat oral Penelitian ini hanya menggunakan
antidiabetes golongan biguanid yang bekerja ekstrak kopi hijau Arabika (Coffea arabica
dengan cara meningkatkan kepekaan tubuh L.) dengan dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg
terhadap insulin yang diproduksi oleh BB, 300 mg/kg BB, dan 400 mg/BB. Dosis
pankreas dan menurunkan produksi glukosa 400 mg/kg BB dikatakan efektif karena di
hepatic melalui aktivasi enzim AMP- antara ke empat dosis tersebut, dosis 400
activated protein kinase serta meningkatkan mg/kg BB yang paling besar menurunkan
stimulasi ambilan glukosa oleh otot skelet kadar glukosa darah mencit, bahkan hampir
dan jaringan lemak.13,14 Kadar glukosa darah menyamai penurunan glukosa darah yang
mencit sebelum dan setelah perlakuan dihasilkan oleh metformin (Tabel 3).
ditunjukkan pada Gambar 2.
Senyawa yang terkandung didalam Analisis data
kopi hijau Arabika (Coffea arabica L.) yang Uji normalitas menghasilkan nilai
sangat berperan dalam penurunan kadar signifikansi sebesar 0,416 dan uji
glukosa darah mencit hiperglikemi adalah homogenitas menghasilkan nilai signifikansi
asam klorogenat.4,15 Mekanisme asam sebesar 0,156 (Tabel 4). Kedua uji tersebut
klorogenat dalam menurunkan kadar menghasilkan nilai signifikansi lebih besar
glukosa darah yaitu menghambat sintesis dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
asam lemak baik secara in vitro ataupun in data pada penelitian ini terditribusi normal
vivo, menghambat ekspresi G6 Pase hati dan dan homogen/sama. Sedangkan uji statistik
aktivitas steatosis hati, serta menstimulasi parametrik One-Way ANOVA
uptake glukosa pada otot skeletal dengan menghasilkan nilai signifikansi kurang dari
melalui aktivasi AMPK16 seperti mekanisme 0,05 yaitu 0,000 yang berarti bahwa minimal
kerja metformin. Sehingga pemberian terdapat satu pasang data pada kelompok
ekstrak kopi hijau Arabika dan pemberian perlakuan yang berbeda bermakna.
metformin memiliki kemiripan dalam
tingkat penurunan kadar glukosa darah.

145
Ekstrak Etanol Kopi Hijau Arabika (Coffea arabica L.)....(Irawati Hamdani, dkk)

Tabel 4. Hasil analisis data Online Mahasiswa Fakultas Kedokteran.


Standar 2015;2(2):1-6.
Uji Hasil
signifikansi 4. Wibowo AT. Uji Aktivitas antidiabetes
Normalitas
0,416 >0,05
ekstrak etanol biji kola (cola acuminate)
(Kolmogorov-Smirnov ) terhadap kadar glukosa darah tikus yang
Homogenitas diinduksi Aloksan [skripsi]. Purwokerto:
0,156 >0,05
(Levene Test) Universitas Muhammadiyah; 2017.
Statistik parametrik 5. Yusmarini. Mini review senyawa polifenol
0,000* <0,05
(One-Way ANOVA) pada kopi: pengaruh pengolahan,
Tukey HSD 0,000* <0,05
metabolisme dan hubungannya dengan
* Terdapat perbedaan bermakna kesehatan. SAGU. 2011;10(2):22-30.
6. Farah A. Coffee constituents in coffee:
Untuk mengetahui kelompok emerging health effects and Disease
perlakuan mana saja yang berbeda dan revention. 1st ed. United Kingdom:
besarnya perbedaan antar kelompok Blackwell Publishing Ltd; 2012.
tersebut, dilakukan uji Tukey HSD. Secara 7. Farhaty N dan Muchtaridi. Tinjauan kimia
umum, hasil analisa menunjukkan bahwa dan aspek farmakologi senyawa asam
terdapat perbedaan bermakna antara klorogenat pada biji kopi. Farmaka.
kelompok perlakuan kontrol negatif dengan 2016;14(1):214-27.
kelompok perlakuan ekstrak kopi hijau 8. Meng S, Cao J, Feng Q, Peng J. & Hu, Y.
Roles of chlorogenic acid on regulating
arabika dosis I, dosis II, dosis III, dosis IV,
glucose and lipids metabolism: a review.
dan kontrol positif (p<0,05). Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine. 2013
KESIMPULAN Aug;(2013:801457):1-11.
Ekstrak etanol kopi hijau Arabika 9. Handoyo, Febri. Ekstraksi dan karakterisasi
(Coffea arabica L.) dosis I (100 mg/kg BB), green coffee extract (GCE) dari kopi robusta
dosis II (200 mg/kg BB), dosis III (300 lampung [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian;
mg/kg BB), dan dosis VI (400 mg/kg BB) 2017.
dapat menurunkan kadar glukosa darah 10. Suhaerah, Lilis. Statistika dasar. Bandung:
mencit yang telah mengalami hiperglikemi FKIP UNPAS; 2016.
dengan dosis IV sebagai dosis efektif. 11. Rohilla A and Ali S. Alloxan induced
diabetes: mechanism and effect.
International Journal of Research in
DAFTAR RUJUKAN Pharmaceutical and Biomedical Science.
2012 Jan;3(2):819-23.
1. American Diabetes Association. Diagnosis 12. Arifin H, Merry AC, dan Ahmad A.
and Classification of Diabetes Mellitus Pengaruh air perasan bengkuang
Diabetes Care. United States of America; (pachyrhizus errosus L.) terhadap kadar gula
2010. darah mencit jantan diabetes. Jurnal Sains
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. dan Teknologi Farmasi. 2011;16(22):128-
Diabetes Melitus Penyebab Kematian 37.
Nomor 6 di Dunia [Internet]. Jakarta: 13. Katzung BG. Farmakologi dasar dan klinik.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; Edisi 10. Jakarta: EGC; 2011.
2013. [disitasi 2018 Nov 16]. Diperoleh 14. Kroon LA dan Williams C. Diabetes
dari:http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=23 mellitus. In: Koda-Kimble and Young’s
83. Applied Theurapeutics; the Clinical Use of
3. Artanti P, Masdar H, Rosdiana D. Angka Drugs. 10th ed. Philapdelphia: Lippincott
kejadian diabetes melitus tidak terdiagnosis Williams & Wolters Kluwer; 2013.
pada masyarakat kota Pekanbaru. Jurnal 15. Sukohar A, Setiawan, Wirakusumah FF,
Sastramihardja HS. Isolasi dan karakterisasi

146
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(2):140-147

senyawa sitotoksik kafein dan asam Biochemical Pharmacology. 2013


klorogenat dari biji kopi robusta Lampung. Feb;85(9):1341-51.
Jurnal Medika Planta. 2011 Okt;1(4):11-26.
16. Ong KW, Hsu A, Tan BKH. Anti-diabetic
and anti-lipidemic effects of chlorogenic
acid are mediated by AMPK activation.

147

Anda mungkin juga menyukai