Anda di halaman 1dari 6

19

Jurnal Pharmascience, Vol. 06 , No.02, Oktober 2019, hal: 19 - 24


ISSN-Print. 2355 – 5386
ISSN-Online. 2460-9560
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/pharmascience
Research Article

Uji Kadar Sari Larut Air Dan Kadar Sari Larut


Etanol Daun Kumpai Mahung
(Eupathorium inulifolium H.B.&K)
Dwi Rizki Febrianti1*, Mahrita1, Novia Ariani1, Aditya Maulana Perdana Putra2,
Noorcahyati3
1
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
2
Fakultas Farmasi, Universitas Lambung Mangkurat
3
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam
*Email: dwirizkyfeby@gmail.com

ABSTRAK

Penentuan kadar sari larut air dan etanol adalah metode kuantitatif untuk
jumlah kandungan senyawa dalam simplisia yang mampu tertarik oleh pelarut. Kedua
cara yang hampir sama tersebut didasarkan ada kelarutan senyawa yang terkandung
dalam simplisia. Secara turun temurun masyarakat dayak meratus dan dayak amandit
menggunakan kumpai mahung (eupathorium inulifolium h.b.&k) sebagai obat diare dan
malaria. Masih jarang penelitian menggunakan tanaman ini, sehingga peneliti bertujuan
untuk mengetahui kadar sari larut air simplisia serbuk dan ekstrak daun kumpai
mahung dengan metode yang telah ditetapkan oleh farmakope herbal. Hasil penelitian
kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol tanaman kumpai mahung pada serbuk
memiliki nilai 19,54% dan 16,13%. Pada ekstrak memiliki nilai 19,53% dan 14,55%.
Tumbuhan yang satu family yaitu asteraceae menyebutkan bahwa kadar sari larut air
tidak kurang dari 5%, yang berarti hasil memenuhi persyaratan materia medika
indonesia.
Kata kunci: Sari Larut Air, Sari Larut Etanol, Kumpai Mahung, Asteraceae

ABSTRACT

Determination of water-soluble and ethanol extract contents is a quantitative


method for the amount of compound content in a simplicia that can be attracted by the
solvent. Both methods are almost the same based on the solubility of the compounds
contained in simplicia. For generations, the Meratus and Amandit Dayak communities use
kumpai mahung (Eupathorium inulifolium H.B. & K) as a medicine for diarrhea and
malaria. Research is still rare to use this plant, so researchers aim to determine the content
of water-soluble extract of simplicia powder and mahung kumpai leaf extract by the

Volume 06, Nomor 02 (2019) Jurnal Pharmascience


20

method established by herbal pharmacopoeia. The results of the research showed that the
concentration of water-soluble extracts and ethanol soluble extracts of this plants on the
powder had values of 19.54% and 16.13%. The extracts have values of 19.53% and
14.55%. One family plant, Asteraceae, states that the water-soluble extract content is not
less than 5%, which means the results meet the requirements of Indonesian medical
material.

Keywords: Water Soluble Extract, Ethanol Soluble Extract

I. PENDAHULUAN menggunakan pelarut yang sesuai. Kadar


Tumbuhan Kumpai Mahung belum sari larut air digunakan untuk menentukan
pernah dilakukan pengujian secara spesifik kemampuan dari bahan baku obat atau
hanya dilakukan secara empiris. Pada simplisia tersebut apakah tersari dalam
penelitian sebelumnya, tumbuhan dengan pelarut air. Kadar sari larut etanol
family asteraceae yaitu kirinyuh daunnya digunakan untuk mengetahui apakah
memiliki senyawa kimia berupa tanin, bahan baku obat atau simplisia mampu
fenol, flavonoid, saponin, alkohol dan larut dalam pelarut organik. Tujuan dari
steroid (Simanjuntak, 2017). penelitian ini adalah untuk menlihat kadar
Nama daerah Eupatorium inulifolium sari larut air dan etanol dari simplisia dan
pada etnis Dayak meratus dan etnis Banjar ekstrak daun kumpai mahung.
adalah kumpai mahung atau kumpai Dikarenakan peneliti belum pernah
japang; kirinyuh (Indonesia). Meskipun mendapatkan data pada penelitian
tumbuhan ini dibeberapa tempat dianggap terdahulu atau sebelumnya.
sebagai tumbuhan penganggu dan
invasive, ternyata memiliki manfaat II. METODE
sebagai tumbuhan berkhasiat obat A. Populasi dan Sampel
(norcahyati, 2012). Populasi dari penelitian ini adalah
simplisia merupakan bahan alam yang daun Kumpai Mahung (Eupatorium
digunakan untuk obat yang belum Inulaefolium) yang diperoleh dari KHDTK
mengalami proses apapun kecuali Samboja, Balitek KSDA kalimantan timur.
dinyatakan lain sudah berupa bahan yang Daun Kumpai Mahung (Eupathorium
sudah dikeringkan sedangkan ekstrak inulifolium H.B.&K) yang telah diambil
adalah sedian kental yang di peroleh dipisahkan dari batangnya lalu dibersihkan
dengan mengekstraksi senyawa aktif dari dari kotoran, dicuci dengan air bersih dan
simplisa nabati atau simplisa hewani ditiriskan. Dilakukan pengubahan bentuk

Volume 06, Nomor 02 (2019) Jurnal Pharmascience


21

dengan cara dipotong kecil-kecil, berkala selama 6 jam pertama kemudian


selanjutnya dikeringkan dengan cara biarkan selama 18 jam. Saring, uapkan 20
diangin-anginkan sampai bobot simplisia ml filtrat pada suhu 105˚C hingga bobot
konstan. Setelah kering daun Kumpai tetap. Hitung kadar dalam persen sari larut
Mahung ditimbang dan dicatat berat air. (Farmakope Herbal, 2008)
keringnya sampai bobot konstan sebanyak
3 kali kemudian daun Kumpai Mahung D. Penetapan Kadar Sari Larut Etanol
diblender hingga menjadi simplisia serbuk, Timbang 5 g serbuk simplisia.
ditimbang kembali berat serbuk tersebut Tambahkan 100 ml etanol 96% dalam labu
kemudian masukkan simplisia serbuk ke tersumbat, kocok secara berkal selama 6
dalam wadah yang tertutup dan simpan jam pertama, biarkan selama 18 jam.
ditempat yang kering. Saring, uapkan 20 ml filtrat pada suhu
kurang dari 78°C hingga bobot tetap.
B. Skrining Fitokimia Hitung kadar dalam persen sari larut air.
1. Uji Flavonoid (Farmakope Herbal, 2008)
Sebanyak 0,5 gram serbuk dan ekstrak
daun Kumpai Mahung masing-masing E. Pengolahan Data
dalam tabung ditambah 1 ml air, didihkan Kadar sari larut air dan kadar sari larut
selama 5 menit dan disaring. Filtrat etanol (g/g)
ditambahkan magnesium dan 5 tetes HCl (W1-W2 )/(W1-W0) x 100/20 x 100%
pekat dan 2 ml amil alkohol (Febrianti,
Keterangan : W0 = Berat cawan kosong, W1 =
2018). Berat cawan + sampel yang digunakan, W2 = Berat
2. Uji Saponin cawan + hasil pengeringan (Krisyanella et al.,
Sebanyak 0,5 gram serbuk dan ekstrak 2013)

daun Kumpai Mahung masing-masing


dalam tabung ditambah 5 ml aquadest III. HASIL DAN PEMBAHASAN

kemudian dikocok selama ± 10 detik A. Pengolahan Simplisia

sampai terbentuk buih stabil (Nugrahani et Daun Kumpai Mahung yang dipetik di

al., 2016). KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan


Khusus) Samboja, sebanyak 4 kg

C. Penetapan Kadar Sari Larut Air kemudian dilakukan sortasi basah untuk

Timbang 5 gram serbuk simplisia. menghilangkan kerikil, rumput-rumputan

Tambahkan 100 ml air jenuh kloroform yang masih menempel. Daun kemudian

dalam labu tersumbat. Kocok secara dicuci menggunakan air bersih dengan

Volume 06, Nomor 02 (2019) Jurnal Pharmascience


22

tujuan untuk menghilangkan tanah dan Tabel II. Hasil Kadar Sari Larut Air dan
Kadar Sari Larut Etanol
pasir yang masih melekat pada tumbuhan.
Daun Kumpai Mahung kemudian Uraian Kadar Kadar
Simplisia Ekstrak
ditiriskan dan dikeringkan selama Serbuk
seminggu dengan cara diangin-anginkan
Kadar Sari Larut Air 19,54% 19,53%
pada malam hari didalam ruangan dan Kadar Sari Larut 16,13% 14,55%
siang hari dibawah sinar matahari ditutup Etanol 96%

kain hitam (Sembiring, 2014) . Simplisia


yang sudah kering ditimbang bobotnya C. Hasil Uji Kadar Sari Larut Air Dan
sampai konstan. Kadar Sari Larut Etanol

Kadar sari larut air pada ekstrak dan


B. Hasil Skrining Fitokimia serbuk memiliki nilai lebih tinggi (19,54%
Skrining fitokimia bertujuan untuk dan 19,53%) dibandingkan dengan kadar
mengetahui senyawa aktif atau metabolit sari larut etanol (16,13% dan 14,55%) .
sekunder yang terdapat pada tumbuhan Hal ini dimungkinkan kandungan senyawa
(Muharrami et al., 2017). Pengujian metabolit sekunder paling banyak adalah
tersebut meliputi uji flavonoid, uji saponin bersifat polar yang terdapat pada daun
dan uji fenol. Berdasarkan hasil skrining Kumpai Mahung dibandingkan senyawa
fitokimia serbuk daun Kumpai Mahung metabolit sekunder bersifat semi polar,
positif mengandung senyawa flavonoid sehingga senyawa-senyawa tersebut akan
dan saponin (tabel I). mudah larut dalam air dibandingkan dalam
Tabel I. Hasil Skrining Fitokimia Serbuk etanol 96% tabel II.
dan Ekstrak Daun Kumpai Pada uji kadar sari larut etanol pelarut
Mahung
yang digunakan adalah etanol karena
Senyawa Hasil Serbuk Ekstrak etanol merupakan pelarut universal,
Flavonoid Terjadi
perubahan pelarut ini dapat melarutkan hampir semua
warna
senyawa organik yang ada pada simplisia
kuning
yang positif Positif (Noviyanti, 2016). Kadar sari larut etanol
memisah
pada menggunakan suhu 78˚C karena suhu
lapisan
alkohol tersebut merupakan titik didih etanol.
Saponin Terbentuk
busa ±10 Kadar sari larut air maupun kadar sari larut
positif Positif
cm selama
15 menit
etanol menunjukkan kandungan senyawa
simplisia yang berada di dalam simplisia
ataupun ekstrak yang diduga berperan

Volume 06, Nomor 02 (2019) Jurnal Pharmascience


23

dalam menentukan efek tertentu peningkatan mutu dan keamanan produk


tergantung senyawa yang dikandung. yang diharapkan agar dapat lebih
(Alegantina et al, 2012). Karena tanaman meningkatkan kepercayaan terhadap
ini kami belum menemukan penelitian manfaat obat yang berasal dari bahan alam
sejenis kami mennggunakan perbandingan
dengan tanaman satu family. Menurut DAFTAR PUSTAKA
Materia Medika Indonesia tumbuhan yang
Alegantina, S., Isnawati, A., Widowati,
satu family asteraceae yaitu daun bunga L., 2012. Kualitas Ekstrak Etanol 70%
Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk)
matahari (Helianthi folium) menyebutkan
Dalam Ramuan Penambah ASI. Pusat
bahwa kadar sari larut air tidak kurang dari Biomedis dan Teknologi Dasar
Kesehatan. Jakarta.
5%, yang berarti hasil memenuhi
Departemen Kesehatan Republik
persyaratan Materia Medika Indonesia. Indonesia. 1995. Materia Medika
Indonesia Jilid V. Jakarta: Direktorat
Senyawa yang diduga tertarik dalam kadar
Pengawasan Obat dan Makanan
sari larut air adalah alkaloid, tanin dan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.2008. Farmakope Herbal
saponin sesuai dengan uji skrining
Indonesia (Edisi I). Jakarta:
fitokimia (Gunarti, 2017). Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Materia Medika Indonesia tumbuhan yang
Febrianti Dwi Rizki, Rakhmadhan Niah.
satu family asteraceae yaitu daun bunga 2018. Analisis Kandungan Flavonoid
Dan Aktivitas Antihiperurisemia
matahari (Helianthi folium) menyebutkan
Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Anona
bahwa kadar sari larut etanol tidak kurang Muricata L.) Pada Mencit Jantan
Secara In Vivo. Jurnal Ilmiah Ibnu
dari 4%, yang berarti hasil memenuhi
Sina (3)2 304-311
persyaratan Materia Medika Indonesia. Gunarti, N.S., 2017. Uji Pendahuluan Dan
Karakterisasi Buah Kawista (Limonia
Senyawa yang diduga tertarik dalam
accidisima) Khas Karawang.
pelarut etanol adalah flavonoid, Universitas Islam. Bandung.
Krisyanella, Nana Susilawati, dan Harrizul
monoterpen, sesquiterpen sesuai dengan
Rivai. 2013. Pembuatan Dan
uji skrining fitokimia. Karakterisasi Serta Penentuan Kadar
Flavonoid Dari Ekstrak Kering Herba
Meniran (Phyllanthus niruri L.).
IV. KESIMPULAN Fakultas Farmasi, Universitas Andalas
(UNAND). Padang.
Parameter spesifik uji kadar sari larut
Muharrami, L.K., Munawaroh, F., Ersam,
air dan kadar sari larut etanol tanaman T., 2017. Inventarisasi Tumbuhan
Jamu Dan Skrining Fitokimia
Kumpai Mahung pada serbuk memiliki
Kabupaten Sampang. Universitas
nilai 19,54% dan 16,13%. Pada ekstrak Trunojoyo. Madura.
Nugrahani, R., Andayani, Y., Hakim, A.,
memiliki nilai 19,53% dan 14,55%.
2016. Skrining Fitokimia Dari Ekstrak
Standarisasi dilakukan sebagai upaya Buah Buncis (Phaseolus vulgaris L)

Volume 06, Nomor 02 (2019) Jurnal Pharmascience


24

Dalam Sediaan Serbuk. Universitas Simanjuntak, H.A., 2017. Potensi Famili


Mataram. Nusa Tenggara Barat. Asteraceae Sebagai Obat Tradisional
Roring, N., Yudistira, A., Lolo, W.A., Di Masyarakat Etnis Simalungun
2017. Standarisasi Parameter Spesifik Kabupaten Simalungun Provinsi
Dan Uji Aktivitas Antikanker Sumatera Utara. Sekolah Tinggi Ilmu
Terhadap Sel Kanker Payudara T47d Kesehatan Senior. Medan.
Dari Ekstrak Etanol Daun Keji Beling Utami, Y.P., Taebe, B., 2016.
(Strobilanthes crispa (L.) Blume). Standardisasi Parameter Spesifik
Universitas Sam Ratulangi. Manado. Dan Non Spesifik Ekstrak Etanol
Sembiring Bagem Br dan Sintha Daun Murbei (Morus alba L.) Asal
Suhirman, 2014, Pengaruh Cara Kabupaten Soppeng Provinsi
Pengeringan dan Teknik Ekstraksi Sulawesi Selatan. Sekolah Tinggi
Terhadap Kualitas Simplisia dan Ilmu Farmasi. Makassar.
Ekstrak Meniran, Prosiding Seminar
Nasional Pengembangan Teknologi
Pertanian Politeknik Negeri
Lampung, 509-513

Volume 06, Nomor 02 (2019) Jurnal Pharmascience

Anda mungkin juga menyukai