Anda di halaman 1dari 34

PRAKTIKUM

FITOKIMIA
Kelompok 8 :
Selda Fadilla 200101053
Zulfa Hanifa Rahman 200101055
Dita Rosida Royani 200101056

Kelompok 8

PENGENALAN Percobaan 1

ALAT
FIRST UP 2
CONSULTANTS
DASAR TEORI

Pada saat sekarang ini alat merupakan salah satu


pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di
laboratorium. Pengenalan alat-alat laboratorium penting
dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan
penelitian. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat
laboratorium adalah agar dapat diketahui cara
penggunaan alat tersebut dengan baik dan
benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat
dapat diminimalisasi sedikit mungkin

FIRST UP 3
CONSULTANTS

ALAT DAN BAHAN

Alat
• mikroskop
• Rotary evaporator
• Waterbath
• Destilasi
• Chamber KLT
• Corong Buchner
• Holongen moisture analyzer

FIRST UP 4
CONSULTANTS
CARA KERJA

FIRST UP 5
CONSULTANTS

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN


• Pembahasan
Dalam percobaan ini telah dilakukan pengenalan alat secara
langsung. Di laboratorium sebagai bekal praktikum selanjutnya.
Alat-alat yang dikenalkan yaitu rotary evaporator, waterbath,
destilasi, soxhlet, uv light box dan chamber KLT.
Rotry evaporator sebagai alat pemisah antara sampel dan
pelarutnya yang dimana hasil akhirnya terbentuk ekstrak cair
dilanjutkan dangan pemanasan diatas waterbath agar didapat
ekstrak kental.
Destilasi dan soxhlet merupakan alat penghasil minyak atsiri dan
ekstrak dengan pelarut masing-masing.
Chamber KLT wadah/ bejana yang dilakukan dalam proses
metode KLT dilanjutkan dengan melihat hasil KLT menggunakan
sinar UV light box
FIRST UP 6
CONSULTANTS
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
• Kesimpulan
Dapat disimpulkan masing-
masing alat tersebut memiliki
prosedur, guna dan fungsinya
sendiri dalam setiap penelitian
yang dilakukan

FIRST UP 7
CONSULTANTS

LAMPIRAN

Rotary Evaporator Alat soxhletasi

Uv light box Chamber KLT Waterbath


FIRST UP 8
CONSULTANTS
Maserasi
Kelompok 8 :
• Selda Fadilla
• Zulfa Hanifa R
• Dita Rosida R

Tujuan Praktikum
• 1. Mahasiswa mampu memahami
prinsip/prosedur ekstraksi yang digunakan
• 2. Mahasiswa mampu menghitung randemen
ekstrak
Dasar Teori
• Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke
dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut
dan karena adanya perbedan konsentrasi antara larutan zat aktif di
dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat
didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam
sel (Depkes RI, 1986).

Alat dan Bahan


Alat : timbangan analitik, alat maserator, botol
kaca, sendok pengaduk, serbet, gelas ukur,
Erlenmeyer, gelas kimia, corong

Bahan : serbuk simplisia, kertas perkamen,


etanol 70%, kertas saring
Cara Kerja
Tambahkan etanol 70% kedalam
Timbang simplisia sebanyak 150mg Maserasi selama 3 hari, lakukan
wadah kaca sedikit demi sedikit
kemudian masukan dalam botol kaca pengadukan setiap hari selama
sambil diaduk selama 15 menit 15menit

Setelah 3 hari saring


Masukan filtrat simplisia kedalam Lalu ukur volume setelah menggunakan kain hitam
cawan penguap maserasi

Panaskan diatas waterbath hingga Setelah didapatkan ekstrak kental


terbentuk ekstrak kental simpan didalam wadah tertutup
rapat

Hasil Praktikum
ETANOL 70%

Berat simplisia sambiloto 0,96 . V1 = 0,7 . 100ml


150gram 0,96. V1 = 700ml VOLUME SARI EKSTRAK =
V1 = 700ml / 0,96 650ML
dilarutkan dalam etanol V1 = 729,16ml dibulatkan 730ml
70%
AIR

1000ml - 730ml = 270ml


Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan ekstraksi menggunakan metode maserasi ,
simplisia yang digunakan adalah simplisia sambiloto Prinsip kerja dari
maserasi adalah cairan penyari yang digunakan akan menembus dinding sel
dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif.
Zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dengan luar sel, maka larutan yang terpekat di desk keluar.
Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara
larutan diluar sel dan di dalam sel.

Maserasi dilakukan selama 3 hari setiap hari harus diaduk selama


15menit, dihari ke 3 filtrat yang sudah dimaserasi akan dibuat
ekstrak kental. pembuatan ekstrak kental dilakukan dengan cara
pemanasan diatas waterbath sedikit demi sedikit hingga massa nya
menjadi kental. Setelah selesai membuat filtrat menjadi ekstrak
kental dimasukan kedalam pot lalu timbang bobotnya

ekstrak kental sambiloto yang didapatkan sebanyak 12,94 gram


Lampiran Video

Percobaan

DESTILASI
FIRST UP 18
CONSULTANTS
DASAR TEORI

Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas


perbedaan perbedaan titik didik atau titik cair dari
masing-masing zat penyusun dari campuran
homogen. Atas dasar ini maka perangkat peralatan
destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan
pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih.
Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik
didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat
yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai
perbedaan titik didih cairan murni.
FIRST UP 19
CONSULTANTS

ALAT DAN BAHAN


Alat
• Alat destilasi
• Timbangan analitik
• Gelas ukur
• Erlemeyer
• Gelas kimia
• Corong
• Kertas saring
• Kertas perkamen

Bahan
• Tanaman sereh segar yang sudah dirajang
• Etanol 70%
FIRST UP 20
CONSULTANTS
CARA KERJA

FIRST UP 21
CONSULTANTS

HASIL
Pelarut yang digunakan adalah aquadest 500 ml
Simplisia sereh yang telah dipotong-potong sebanyak 150 gram

FIRST UP 22
CONSULTANTS
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
• Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan ekstraksi metode destlasi minyak
sereh sebanyak 150 gram tanaman sereh segar yang telah
dirajang dimasukan ke dalam labu alas bulat.
Rangkai alat destilasi tersebut dengan beberapa komponen
seperti adaptor yang berguna menyambungkan labu dengan
kondensor dan kondensor dengan erlemeyer.
Kondensor berguna, mendinginkan uap dengan cara dialiri air
dingin. Pada saat proses destilasi dilakukan, lama-lama warna
air pada labu berubah menjadi kehijauan.
Hasil destilasi di tampung di dalam erlemeyer berisikan air dan
minyak atsiri sereh yang dimana minyak dan air belum
terpisahkan sehingga membutuhkan wadah penampang lain
untuk dipisahkan secara manual.
FIRST UP 23
CONSULTANTS

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN


• Kesimpulan
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan
pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik
didih.

FIRST UP 24
CONSULTANTS
LAMPIRAN

500 ml air dimasukan


Sereh yang telah ke dalam labu
dirajang sebnayak alas bulat
150 gram

Sereh dimasukan Metode destilasi dilakukan


ke dalam labu
alas bulat

FIRST UP 25
CONSULTANTS

Soxhletasi
PRAKTIKUM
FITOKIMIA

Kelompok 8 :
SELDA FADILLA 200101053

ZULFA HANIFA RAHMAN 200101055

DITA ROSIDA ROYANI 200101056


Dasar Teori

Ekstraksi merupakan proses pemisahan senyawa tertentu yang terdapat pada suatu
bahan dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik
senyawa yang diinginkan. Metode yang diduga efektif dalam mengekstrak senyawa
bioaktif Soxhletasi. Prinsip Soxhletasi adalah penyaringan yang berulang-ulang sehingga
hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Pelarut organik
dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang-ulang.

Alat dan Bahan

Alat : timbangan analitik, alat soxhletasi, gelas ukur, Erlenmeyer, gelas kimia, corong
Bahan : serbuk simplisia, kertas perkamen, etanol 70%, kertas saring
Cara Kerja

Hasil

Berat sampel simplisia daun rambai (Baccaurea motleyana) sebanyak


50 gram
Pelarut yang digunakan etanol 96 % sebanyak 150 ml dilabu alas bulat
Volume sari setelah soxhletasi sebanyak 214 ml
Pembahasan

Pada praktikum kali ini menggunakan simplisia daun rambai sebanyak 50 gram dengan pelarut
150 ml, hasil sari yang didapatkan 214 ml.
Kadji, et al. (2013) menyatakan, ekstraksi cara Soxhlet menghasilkan rendemen yang lebih
besar jika dibandingkan dengan maserasi. Hal ini disebabkan karena dengan adanya perlakuan
panas yang dapat meningkatkan kemampuan pelarut untuk mengekstraksi senyawa-senyawa
yang tidak larut didalam kondisi suhu kamar, serta terjadinya penarikan senyawa yang lebih
maksimal oleh pelarut yang selalu bersirkulasi dalam proses kontak dengan simplisia sehingga
memberikan peningkatan rendemen.
Pada metode soxhlet memiliki keuntungan yaitu proses ektraksi yang kontinyu, sampel
terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi, membutuhkan jumlah pelarut yang lebih kecil
dibandingkan dengan maserasi (Mukhriani, 2014).
. Ekstraksi soxhlet memiliki kelemahan, proses ekstraksi dapat berlangsung dalam waktu yang
cukup lama hingga berjam-jam bahkan hari (Rassem et al., 2016)

Kesimpulan

Prinsip Soxhletasi adalah penyaringan yang berulang-ulang sehingga hasil yang


didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Keuntungan dari metode
soxhletasi menggunakan pelarut yang sedikit. Kelemahan metode soxhletasi
memerlukan waktu yang lama..
Lampiran

PENENTUAN
PARAMETER Percobaan

EKSTRAK
FIRST UP 34
CONSULTANTS
DASAR TEORI

Ekstrak akan berkualitas jika memenuhi persyaratan


dalam pengujian, untuk mendapatkan ekstrak berkualitas
perlu menetapkan parameter standarisasi ekstrak
termasuk parameter non spesifik dan parameter spesifik .

FIRST UP 35
CONSULTANTS

ALAT DAN BAHAN


Alat
• Timbangan analitik
• Gelas ukur
• Erlemeyer
• Beaker glass
• Hotplate

Bahan
• Ekstrak

FIRST UP 36
CONSULTANTS
CARA KERJA

FIRST UP 37
CONSULTANTS

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN


• Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan penentuan parameter ekstrak
dengan menghitung rendemen ekstrak, kadar sari larut air,
kadar sari larut etanol.
Adapun hasil yang didapat pada perhitungan rendemen ekstrak
8,62%, hasil kadar sari larut air 0%, hasil kadar sari larut
etanol 1,52%.
• Uji orgaloleptis ekstrak daun sambiloto
Rasa : pahit
Bau : bau apek daun
Warna : hitam
Bentuk : padat

FIRST UP 38
CONSULTANTS
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
• Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pada percobaan ini
dilakukan empat perhitungan dan 3 uji, yaitu uji
secara organoleptis yang dimana diuji menggunakan
semua indra serta uji kadar sari larut air, etanol

FIRST UP 39
CONSULTANTS

PERHITUNGAN
Kadar air
Rendemen ekstrak
• CP kosong = 63,80 gram
• Berat pot = 6,8 gram • Ekstrak = 0,5 gram
• Berat ekstrak = 12,94 gram • Berat ekstrak + CP = 64,30 gram
• Berat pot + ekstrak = 19,74 gram Kadar sari larut air = 64,30 – 64,30 / 0,5 X 100% = 0%
% = 12,94 gram / 150 gram X 100 % = 8,62%
Kadar sari larut etanol
• Berat CP kosong = 52,04 gram
• Berat ekstrak 0,50 gram
• Berat ekstrak kering = 0,38 gram
• Berat ekstrak kering + CP = 52,42
% = 0,38 gram/0,5gram X (10/5) X 100% = 1,52%
FIRST UP 40
CONSULTANTS
LAMPIRAN

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. FIRST UP 41


CONSULTANTS

FIRST UP
CONSULTANTS

THANK YOU

42
SKRINING
FITOKIMIA

Dasar Teori
Skrining fitokimia atau penapisan kimia adalah tahapan awal untuk mengidentifikasi
kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan, krna pada tahap ini kita bisa
mengetahui golongan senyawa kimia yang dikandung tumbuhan yang sedang kita
uji/teliti.
Metode yang digunakan dalam skrinning fitokimia harus memiliki persyaratan :
a. Metodenya sederhana dan cepat
b. Peralatan yang digunakan sesedikit mungkin
c. Selektif dalam mengidentifikasi senyawa-senyawa tertentu dalan kelompoksenyawa
yang diteliti
Alat dan Bahan
Alat: Tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung
Bahan :Ekstrak, Reagen uji

Cara Kerja
1. Pengujian pendahuluan
2. Pengujian Alkoloid

Uji Polifenol
.
Larutan sampel ditambahkan FeCL3 jika timbul warna hijau-biru
sebanyak 3 tetes menunjukan adanya polifenolat.
Uji Tanin

Uji Saponin
Uji Flavonoid

Uji Steroid dan Terpenoid


Hasil
No Nama Senyawa Reagen Perubahan Positif/ Negatif
1 Uji Pendahuluan KOH Warna menjadi lebih gelap Positif
Uji Alkaloid I HCl 1 % + perekasi Hijau kecoklatan keruh Positif
Dragendorff
2
Uji Alkaloid II HCl 1 % + perekasi Mayer Kuning merah keruh positif

3 Uji Polifenol FeCl3 Hijau Kecoklatan keruh Positif


4 Uji Tanin NaCl 2 % + gelatin 1 % Tidak ada perubahan Negatif
5 Uji Saponin Ekstrak dilarutkan dengan Timbul buih sekitar 3 cm Positif
air lalu di kocok
6 Uji Flavonoid Di anginkan di atas Tidak terjadi perubahan Negatif
ammonia NH4
7 Uji Steroid dan Asam asetat dan asam Kuning bening Negatif
Terpenoid sulfat

Pembahasan

Skrining fitokimia bertujuan memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam
tanaman daun sambiloto meliputi pemeriksaan alkaloid, glikosida, steroid/triterpenoid, saponin, flavonoid,
polifenol, dan tanin.

Hasil uji menunjukkan bahwa daun sambiloto positif mengandung senyawa golongan alkaloid, polifenol,
Saponin dan negatif untuk uji saponin, flavanoid, steroid/triterpenoid dan tanin.
Masalah pada skrining fitokimia biasanya adalah kesalahan menafsirkan hasil analisis pengujian/skrining,
seperti :
● Reaksi positif palsu adalah hasil pengujian menyatakan ada (positif), tapi sebenarnya tidak ada (negatif),
hal ini bisa disebabkan kesalahan alat, atau pengaruh senyawa yang memiliki kesamaan sifat maupun
struktur atom yang identik
● Reaksi negatif palsu adalah hasil pengujian menyatakan tidak ada (negatif), tapi sebenarnya ada (positif),
hal ini bisa disebabkan kurang sensitifnya alat, atau karena kadar didalam bahan uji terlalu sedikit, atau
bahan ujinya (ekstrak simplisia) tidak memenuhi syarat, oleh karena itu senyawa yang tadinya ada
hilang/rusak karna reaksi enzimatik maupun hidrolisis.
Kesimpulan
Masalah yang terjadi saat skrining fitokimia
adalah reaksi hasil positif palsu dan reaksi
hasil negative palsu

Uji Pendahuluan Uji Alkaloid I dan II Uji Polifenol Uji Tanin

Uji Saponin Uji Flavonoid Uji Steroid dan Terpenoid


KROMATOGR
AFI LAPIS
TIPIS (KLT)
Kelompok 8 :
Selda Fadilla 200101053
Zulfa Hanifa R 200101055
Dita Rosida R 200101056

TUJUAN
PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu mengidentifikasi
kandungan senyawa yang terdapat dalam
ekstrak dengan cara KLT
• Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah bentuk dari
kromatografi planar yang paling sering digunakan. KLT
DASAR merupakan metode yang mudah, murah, dan cepat untuk
analisis dan isolasi produk bahan alam dan sintetik.
TEORI Kromatograsi lapis tipis merupakan salah satu
kromatografi yang paling sederhana dari semua
kromatografi lain yang sering digunakan. Hal yang
dibutuhkan untuk melakukan pemisahan, analisis
kualitatif, dan kuantitatif adalah bejana tertutup yang
berisi pelarut dan lempeng yang dilapisi adsorben.

ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
• Lempeng kromatografi (silika gel GF254),
• rak penyimpanan, Fase gerak, pereaksi semprot,
• bejana kromatografi (Chamber),
bahan uji. Quersetin, dan ekstrak
• Pipet mikro (micro-syringe),
• alat penyemprot pereaksi,
(sambiloto)
• lampu UV 254 dan 366 nm
CARA KERJA
Penjenuhan bejana memasukkan fase gerak ke Lempeng dimasukkan dalam
dalamnya, kemudian dibiarkan beberapa saat. bejana/chamber (yang telah jenuh dengan
jika eluen sudah merambat sampai bagian atas fase gerak), dengan posisi tegak dan
Larutan bahan uji (lihat kertas saring yang berada diluar bejana, maka bagian tepi bawah tercelup dalam fase
chamber/bejana gerak, tetapi totolan tidak terendam.
modul)
dianggap sudah jenuh.

Bejana ditutup rapat dan fase gerak


Lempeng disemprot dengan pereaksi Diukur dan dicatat jarak dibiarkan merambat hingga batas jarak
rambat. lempeng dikeluarkan dan
yang sesuai dan rambat setiap bercak yang
dikeringkan di udara. Perhatikan bercak
pengamatan dilakukan di (sinar timbul. yang timbul pada sinar tampak, UV254
tampak, UV 254 dan 366 nm).
dan Hitung nilai Rf dan/atau dan UV366 nm.
Warna yang terjadi dicatat.
hRf

Percobaan kali ini menggunakan metode Kromatografi lapis


tipis (KLT) dengan menggunakan ekstrak sambiloto. Pertama
ekstrak sambiloto dilarutkan dengan 10ml etanol 70%.
Penggunaan umum metode KLT adalah untuk menentukan
banyaknya komponen yang terkandung didalam ekstrak
sambiloto dan mengidentifikasi senyawa yang terkandung.
Dengan memantau bejana apakah menimbulkan suatu reaksi.
PEMBAHAS Menentukan efektifitas kemurnian, menentukan kondisi yang
AN sesuai untuk kromatografi kolom, serta memantau
kromatografi kolom, melakukan scrinning sampel untuk obat.
Kromatografi lapis tipis Merupakan teknik pemisahan cara lama yang
digunakan secara luas, terutama dalam analisis campuran yang rumit.
Dari sumber alam. Tetapi dalam kuantisasi belakangan ini KLT
digantikan oleh HPLC (High Romance Thin- Lay or
Chromatography) atau Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (
Munson,1991)
keuntungan dari KLT adalah lebih serba guna kepekaan lebih tinggi
dan pemisahan komponen senyawa lebih sempurna sedangkan
kelemahannya adalah pada prosedur pembuatan lempengnya yang
memerlukan tambahan waktu kecuali bila tersedia lempeng yang di
produksi secara komersial

ekstrak Sambiloto = 500mg


HASIL etanol 70% = 10 ml
PRAKTIKUM Quer setin = 500mg larutkan dalam 10 ml etanol 70
%

• Etil asetat : 100/123,5 x 10ml = 8,097 ~ 8ml


• etanol 96% : 13,5 / 123,5 x 10ml = 1,093 ~ 1ml
• air : 10 / 123,5 x 10ml = 0,809 ~ 1ml

Hasil Rf : titik awal / titik fase gerak = 3,5 cm / 8 = 0,4375


Rf Quersetin : titik awal / titik fase gerak = 2,5 cm / 8 = 0,3125
LAMPIRA
N
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai