FITOKIMIA
Kelompok 8 :
Selda Fadilla 200101053
Zulfa Hanifa Rahman 200101055
Dita Rosida Royani 200101056
Kelompok 8
PENGENALAN Percobaan 1
ALAT
FIRST UP 2
CONSULTANTS
DASAR TEORI
FIRST UP 3
CONSULTANTS
Alat
• mikroskop
• Rotary evaporator
• Waterbath
• Destilasi
• Chamber KLT
• Corong Buchner
• Holongen moisture analyzer
FIRST UP 4
CONSULTANTS
CARA KERJA
FIRST UP 5
CONSULTANTS
FIRST UP 7
CONSULTANTS
LAMPIRAN
Tujuan Praktikum
• 1. Mahasiswa mampu memahami
prinsip/prosedur ekstraksi yang digunakan
• 2. Mahasiswa mampu menghitung randemen
ekstrak
Dasar Teori
• Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke
dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut
dan karena adanya perbedan konsentrasi antara larutan zat aktif di
dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat
didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam
sel (Depkes RI, 1986).
Hasil Praktikum
ETANOL 70%
Percobaan
DESTILASI
FIRST UP 18
CONSULTANTS
DASAR TEORI
Bahan
• Tanaman sereh segar yang sudah dirajang
• Etanol 70%
FIRST UP 20
CONSULTANTS
CARA KERJA
FIRST UP 21
CONSULTANTS
HASIL
Pelarut yang digunakan adalah aquadest 500 ml
Simplisia sereh yang telah dipotong-potong sebanyak 150 gram
FIRST UP 22
CONSULTANTS
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
• Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan ekstraksi metode destlasi minyak
sereh sebanyak 150 gram tanaman sereh segar yang telah
dirajang dimasukan ke dalam labu alas bulat.
Rangkai alat destilasi tersebut dengan beberapa komponen
seperti adaptor yang berguna menyambungkan labu dengan
kondensor dan kondensor dengan erlemeyer.
Kondensor berguna, mendinginkan uap dengan cara dialiri air
dingin. Pada saat proses destilasi dilakukan, lama-lama warna
air pada labu berubah menjadi kehijauan.
Hasil destilasi di tampung di dalam erlemeyer berisikan air dan
minyak atsiri sereh yang dimana minyak dan air belum
terpisahkan sehingga membutuhkan wadah penampang lain
untuk dipisahkan secara manual.
FIRST UP 23
CONSULTANTS
FIRST UP 24
CONSULTANTS
LAMPIRAN
FIRST UP 25
CONSULTANTS
Soxhletasi
PRAKTIKUM
FITOKIMIA
Kelompok 8 :
SELDA FADILLA 200101053
Ekstraksi merupakan proses pemisahan senyawa tertentu yang terdapat pada suatu
bahan dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik
senyawa yang diinginkan. Metode yang diduga efektif dalam mengekstrak senyawa
bioaktif Soxhletasi. Prinsip Soxhletasi adalah penyaringan yang berulang-ulang sehingga
hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Pelarut organik
dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang-ulang.
Alat : timbangan analitik, alat soxhletasi, gelas ukur, Erlenmeyer, gelas kimia, corong
Bahan : serbuk simplisia, kertas perkamen, etanol 70%, kertas saring
Cara Kerja
Hasil
Pada praktikum kali ini menggunakan simplisia daun rambai sebanyak 50 gram dengan pelarut
150 ml, hasil sari yang didapatkan 214 ml.
Kadji, et al. (2013) menyatakan, ekstraksi cara Soxhlet menghasilkan rendemen yang lebih
besar jika dibandingkan dengan maserasi. Hal ini disebabkan karena dengan adanya perlakuan
panas yang dapat meningkatkan kemampuan pelarut untuk mengekstraksi senyawa-senyawa
yang tidak larut didalam kondisi suhu kamar, serta terjadinya penarikan senyawa yang lebih
maksimal oleh pelarut yang selalu bersirkulasi dalam proses kontak dengan simplisia sehingga
memberikan peningkatan rendemen.
Pada metode soxhlet memiliki keuntungan yaitu proses ektraksi yang kontinyu, sampel
terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi, membutuhkan jumlah pelarut yang lebih kecil
dibandingkan dengan maserasi (Mukhriani, 2014).
. Ekstraksi soxhlet memiliki kelemahan, proses ekstraksi dapat berlangsung dalam waktu yang
cukup lama hingga berjam-jam bahkan hari (Rassem et al., 2016)
Kesimpulan
PENENTUAN
PARAMETER Percobaan
EKSTRAK
FIRST UP 34
CONSULTANTS
DASAR TEORI
FIRST UP 35
CONSULTANTS
Bahan
• Ekstrak
FIRST UP 36
CONSULTANTS
CARA KERJA
FIRST UP 37
CONSULTANTS
FIRST UP 38
CONSULTANTS
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
• Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pada percobaan ini
dilakukan empat perhitungan dan 3 uji, yaitu uji
secara organoleptis yang dimana diuji menggunakan
semua indra serta uji kadar sari larut air, etanol
FIRST UP 39
CONSULTANTS
PERHITUNGAN
Kadar air
Rendemen ekstrak
• CP kosong = 63,80 gram
• Berat pot = 6,8 gram • Ekstrak = 0,5 gram
• Berat ekstrak = 12,94 gram • Berat ekstrak + CP = 64,30 gram
• Berat pot + ekstrak = 19,74 gram Kadar sari larut air = 64,30 – 64,30 / 0,5 X 100% = 0%
% = 12,94 gram / 150 gram X 100 % = 8,62%
Kadar sari larut etanol
• Berat CP kosong = 52,04 gram
• Berat ekstrak 0,50 gram
• Berat ekstrak kering = 0,38 gram
• Berat ekstrak kering + CP = 52,42
% = 0,38 gram/0,5gram X (10/5) X 100% = 1,52%
FIRST UP 40
CONSULTANTS
LAMPIRAN
FIRST UP
CONSULTANTS
THANK YOU
42
SKRINING
FITOKIMIA
Dasar Teori
Skrining fitokimia atau penapisan kimia adalah tahapan awal untuk mengidentifikasi
kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan, krna pada tahap ini kita bisa
mengetahui golongan senyawa kimia yang dikandung tumbuhan yang sedang kita
uji/teliti.
Metode yang digunakan dalam skrinning fitokimia harus memiliki persyaratan :
a. Metodenya sederhana dan cepat
b. Peralatan yang digunakan sesedikit mungkin
c. Selektif dalam mengidentifikasi senyawa-senyawa tertentu dalan kelompoksenyawa
yang diteliti
Alat dan Bahan
Alat: Tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung
Bahan :Ekstrak, Reagen uji
Cara Kerja
1. Pengujian pendahuluan
2. Pengujian Alkoloid
Uji Polifenol
.
Larutan sampel ditambahkan FeCL3 jika timbul warna hijau-biru
sebanyak 3 tetes menunjukan adanya polifenolat.
Uji Tanin
Uji Saponin
Uji Flavonoid
Pembahasan
Skrining fitokimia bertujuan memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam
tanaman daun sambiloto meliputi pemeriksaan alkaloid, glikosida, steroid/triterpenoid, saponin, flavonoid,
polifenol, dan tanin.
Hasil uji menunjukkan bahwa daun sambiloto positif mengandung senyawa golongan alkaloid, polifenol,
Saponin dan negatif untuk uji saponin, flavanoid, steroid/triterpenoid dan tanin.
Masalah pada skrining fitokimia biasanya adalah kesalahan menafsirkan hasil analisis pengujian/skrining,
seperti :
● Reaksi positif palsu adalah hasil pengujian menyatakan ada (positif), tapi sebenarnya tidak ada (negatif),
hal ini bisa disebabkan kesalahan alat, atau pengaruh senyawa yang memiliki kesamaan sifat maupun
struktur atom yang identik
● Reaksi negatif palsu adalah hasil pengujian menyatakan tidak ada (negatif), tapi sebenarnya ada (positif),
hal ini bisa disebabkan kurang sensitifnya alat, atau karena kadar didalam bahan uji terlalu sedikit, atau
bahan ujinya (ekstrak simplisia) tidak memenuhi syarat, oleh karena itu senyawa yang tadinya ada
hilang/rusak karna reaksi enzimatik maupun hidrolisis.
Kesimpulan
Masalah yang terjadi saat skrining fitokimia
adalah reaksi hasil positif palsu dan reaksi
hasil negative palsu
TUJUAN
PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu mengidentifikasi
kandungan senyawa yang terdapat dalam
ekstrak dengan cara KLT
• Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah bentuk dari
kromatografi planar yang paling sering digunakan. KLT
DASAR merupakan metode yang mudah, murah, dan cepat untuk
analisis dan isolasi produk bahan alam dan sintetik.
TEORI Kromatograsi lapis tipis merupakan salah satu
kromatografi yang paling sederhana dari semua
kromatografi lain yang sering digunakan. Hal yang
dibutuhkan untuk melakukan pemisahan, analisis
kualitatif, dan kuantitatif adalah bejana tertutup yang
berisi pelarut dan lempeng yang dilapisi adsorben.