Tanggal Praktikum :
Dasar teori :
Metode ekstraksi soxhletasi adalah metode ekstraksi dengan prinsip pemanasan dan
perendaman sampel. Hal itu menyebabkan pemecahan dinding dan membran sel. Akibat
perbedaan tekanan anatar di dalam dan diluar sel dengan demikian metabolit sekunder yang
terdaoat di dalam sitoplasma akan terlarut ke dalam pelarut organik. Larutan tersebut kemudian
menguap keatas melewati pendingin udara yang akan mengembun uap tersebut menjadi tetesan
yang akan terkumpul kembali. Bila larutan melewati batas lubang pipa samping saxhlet maka
akan terjadi sirkulasi. Sirkulasi yang berulang itulaj yang menghasilkan ekstrak yang baik
(Pradipta, 2011)
1. Cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara langsung diperoleh hasil yang
lebih pekat.
2. Serbuk simplisia disari oleh cairan penyari murni sehingga dapat menyari zat aktif lebih
banyak.
3. Penyarian dapat dihaluskan sesuai dengan keperluan tanpa menambah volume cairan
penyari.
Kekurangan metode soxhletasi yaitu :
1. Larutan dipanskan terus menerus sehingga zat aktif yang tidak tahan panas kurang
cocok, ini dapat diperbaiki dengan menambahkan pelarut untuk mengurangi tekanan
udara.
2. Cairan penyari dididihkan terus menerus sehingga cairan penyari yang baik harus murni
/ cairan azetrop (DepKes RI, 1986).
Teh adalah bahan minuman yang secara universal dikonsumsi dibanyak negara serta
berbagai lapisan masyarakat. Teh juga dapat mengandung bahan-bahan aktif yang bisa
berfungsi sebagai antioksidan maupun antimikroba (Gramza, et. Al, 2005).
Teh merupakan tanaman dari famili Theaceae dengan nama lain Camella sinensis. Teh
telah dilaporkan memiliki lebih dari 4000 campuran bioaktif dimana sepertiganya merupakan
senyawa polifenol. Polifenol dapat berupa senyawa flavonoid (Sumpio, 2006).
Alat : Bahan :
Preparasi sampel :
Timbang teh 20 g
Prosedur ekstraksi :
Hasil ekstraksi :
Organoleptis :
Rasa : pahit
Rendemen ekstrak :
1,95 g
Rendemen = bobot ekstrak kental X 100%
bobot simplisia
20 g
Pembahasan :
Pada percobaan ini kita melakukan metode ekstrkasi dengan cara soxhletasi. Tujuannya
agar kita memahami cara kerja metode soxhletasi dan menghitung rendemen ekstrak.
Metode ekstraksi soxhlet adalah metode eketraksi dengan prinsip pemansan dan
perendaman sampel. Dalam percobaan ini kita menggunakan sampel yang mengandung bahan
aktif yang berfungsi sebagai antioksidan maupun atibakteri.
Pertama kami menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan biomasa diletakkan
dalam wadah soxhlet yang dibuat dengan kertas saring melalui alat ini pelarut akan disoxhlet.
Alat ini akan mengosongkan isinya kedalam labu besar bulat setelah pelarut mencapau kadar
tertentu. Larutan ini kemudian menguap keatas melewati pendingin udara yang akan
mengembun uap tersebut menjadi tetesan yang akan terkumpuk kembali, bila larutan melewati
lubang pipa samping soxhlet maka akan terjadi sirkulasi-sirkulasi yang berulang itulah yang
menghasilkan ekstrak baik.
Sirkulasi
1 16.00 9 17.29
2 16.12 10 17.40
3 16.23 11 17.54
4 16.34 12 18.05
5 16.45 13 18.15
6 16.57 14 18.27
7 17.08 15
8 17.18 16
Pada metode soxhletasi sampel teh sebanyak 20 g menggunakan pelarut ethanol 96%
dilakukan sebanyak 14 X sirkulasi dengan rata-rata waktu 10-15 menit untuk mendapatkan
sirkulasi. Jadi metode soxhletasi masih masuk standart karena masih dalam rentang antara 16
sirkulasi.
Kesimpulan :
1. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapat hasil rendemen sebesar 9.75%
dari sampel teh 20 g.
2. Didapatkan data sebanyak 14 sirkulasi dengan rata rata waktu antara 10-15 menit untuk
mendapatkan 1 sirkulasi.
3. Didapatkan bobot ekstrak berwarna merah kehitaman dari hasil soxhletasi teh.
Daftar Pustaka :
Pradipta, A. 2011. Pengaruh Metode Ekstraksi terhadap Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Daun Sansevieria trifasciata Prain terhadap Staphylococcusaureus IFO 13276 dan
Pseudomonas aeruginosa IFO 12689. Skripsi. Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya
Yogyakarta. Tidak diterbitkan.
Rizky, Muhammad Agung, Sigit Purwanto. EKSTRAKSI MINYAK DARI BIJI KURMA
(Phoenix dactylifera L.) DENGAN METODE SOXHLET EXTRACTION DENGAN
MENGGUNAKAN ETIL ASETAT. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 5, No. 2(Juni 2016)
Sumpio, B.E., Cordova, A.C., Berke-Schlessel, D.W.,Qin, F. & Chen, Q.H., 2006, Green tea,
the “Asian Paradox” , and Cardiovascular Disease.