Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI EKSTRASI DENGAN METODE

MASERASI RIMPANG KUNYIT

DISUSUN : Mega Dwi N.L

NIM : 2020132060

DOSEN: Hanita Christiandari, S. Farm., Apt

KELOMPOK : Halim Wardana ( 2020132053)

Herninda Andriasta ( 2020132054 )

Kartika lisnawati ( 2020132057 )

Khalyunnafi'ah ( 2020132058 )

Mega Dwi N.L ( 2020132060 )

Novita Sari ( 2020132062 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN


PERMATA INDONESIA YOGYAKARTA 2021
A. TUJUAN
 Mampu memahami penyaringan simplisia dengan cara maserasi
 Mampu membuat ekstrak kering kental dengan cara maserasi
 Mengetahui pengaruh perbedaan pelarut dan konsentrasi etanol terhadap rendeman ekstrak secara maserasi.

B. DASAR TEORI
Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi
dingin, jadi pada metoda ini pelarutdan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan
teknik ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas.Namun biasanya
maserasi digunakan untuk mengekstrak senyawa yang tidak tahan panas (termolabil) atau senyawa yang belum
diketahui sifatnya. Karena metoda ini membutuhkan pelarut yang banyak dan waktu yang lama. Secara sederhana,
maserasi dapat kita sebut metoda “perendaman” karenamemang proses ekstraksi dilakukan dengan hanya merendam
sample tanpa mengalami proses lain kecuali pengocokan (bila diperlukan). Prinsip penarikan (ekstraksi) senyawa dari
sample adalah dengan adanya gerak kinetik dari pelarut, dimana pelarut akan selalu bergerak pada suhu kamar
walaupun tanpa pengocokan. Namun untuk mempercepat proses biasanya dilakukan pengocokan secara berkala.

Kelebihan Maserasi

Seperti dijelaskan diatas maserasi dapat digunakan untuk jenis senyawa tahan panas ataupun tidak tahan panas. Selain
itu tidak diperlukan alat yang spesifik, dapat digunakan apa saja untuk proses perendaman.

Kekurangan Maserasi

Maserasi membutuhkan waktu yang lama, biasanya paling cepat 3x24jam,disamping itu membutuhkan pelarut dalam
jumlah yang banyak.
C. ALAT DAN BAHAN
I. Alat dan Bahan

1. Simplisia Kunyit Segara


2. Alkohol 70%
3. Timbangan Simplisia
4. Bejana / wadah
5. Oven pengering
6. Blender
7. Toples / botol kaca
8. Alumunium foil
9. Batang pengaduk
10. Erlemeyer
11. Corong
12. Gelas ukur
13. Beaker glass
14. Cawan penguap
15. Penangas air
16. Wadah ekstrak
17. Kertas saring.

D. CARA KERJA

a. Sebanyak 50 g serbuk dimasukkan kedalam bejana, kemudian tuangi dengan 350 ml alkohol 70%
(cairan penyari), tutup dan biarkan selama 5 hari sambil berulang-ulang diaduk setiap hari.

b. Setelah 5 hari, kemudian disaring ampas diperas. Filtrat yang diperoleh disimpan dalam wadah
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.

c. Filtrat hasil maserasi dibuat ekstrak kental sebagai berikut : Ekstrak diuapkan diatas penangas air
dengan penurunan tekanan menggunakan bantuan kipas angin sambil di aduk-aduk sampai diperoleh
ekstrak dengan konsistensi kental. Timbang bobot ekstrak kental yang diperoleh. Hitung rendemen.
Ekstrak disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.

d. Ekstrak kental yang didapat digunakan untuk kontrol kualitas.


E. HASIL

- Berat bahan baku segar : 1400 gram


- Berat setelah sortasi basah : 870 gram
- Berat setelah pengeringan : 800 gram
- Berat simplisia serbuk : 70 gram
- Volume pelarut ( alkohol 70% ) : 70gr x 7= 490 ml
- Volume filtrat : 127 ml
- Berat cawan + ekstrak kental : 11,8 gram
- Berat ekstra kental : 5,353 gram
- Pemerian ekstrak : Kental, Warna cokelat.
- % rendeman Berat ekstrak yang di dapat ÷ Berat simplisia yang di ekstraksi X 100%

5,353 gr ÷ 70 gr = 0,076 x 100% = 0,076 %

F. PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan adalah maserasi dengan sampel kunyit, pelarut yang digunakannya adalah etanol 70%. Kunyit yang
digunakan sudah dalam keadaan halus atau serbuk yang bertujuan agar memperluas kontak antara zat aktif dengan pelarutnya
sehingga zat aktif akan mudah tersaring. Etanol 70% digunakan sebagai pelarut karena etanol 70% lebih ekonomis dan menurut
penelitian yang dilakukan oleh Luginda dkk (2018) menunjukkan bahwa pelarut dengan konsentrasi rendah menghasilkan kadar
yang lebih tinggi dibandingkan pelarut dengan konsentrasi tinggi. Air tidak digunakan sebagai pelarut karena dalam proses
penguapan membutuhkan waktu yang lama dan dalam penyimpanan jangka panjang dapat menumbuhkan mikroorganisme.
Pengadukan sangat penting dalam maserasi karena pengadukan akan mencampurkan antara serbuk kunyit dengan pelarut dan
kemungkinan zat aktif akan keluar dan bercampur dengan pelarut pada saat pengadukan. Pengadukan dilakukan 1 jam agar
kontak antara pelarut dengan serbuk kunyit benar-benar homogen. Karena prinsip dari maserasi adalah perendaman maka
akan dilakukan perendaman selama satu minggu. Perendaman dilakukan selama 1minggu dikarenakan semakin lama waktu
perendaman maka hasil ekstrak yang didapatkan akan semakin banyak. Perendaman ini bertujuan untuk menyari zat aktif yang
terkandung dalam kunyit. Zat aktif dapat keluar karena dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sehingga zat aktif dapat
tersaring dengan maserasi ini. Sebenarnya perendaman ini akan berakhir apabila sudah terjadi kesetimbangan antara pelarut
dan serbuk simplisia, ditandakan dengan warna pelarut menjadi jernih apabila dilakukan remaserasi.

G. DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/laporan-praktikum-maserasi-kunyit-pdf-free.html

Bukupanduanfarmakognosi
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai