Anda di halaman 1dari 85

Pharmacognosy

Pertemuan 1 :
Responsi
Dosen Pengampu

Apt. Dra. Ike Yulia Apt. Novi Fajar Utami,


Wiendarlina, M.Farm M.Farm

Marybeth Tri Retno, M.Farm


Asisten Dosen

01 02 03
Dede Nuraliyansyah Riffa Kurnia M Annisa Huzainiah

04 05 06
Alya Septiani Arviani Rahmawati Andi Asri Jannah
FORMAT COVER
FORMAT LAPORAN
LAPORAN PRAKTIKUM LAPORAN PRAKTIKUM
FARMAKOGNOSI I
“JUDUL PRAKTIKUM”
(ex : “Pembuatan Simplisia”)
1. Diketik
Dosen Pengampu : ……………………. 2. Format : Size A4 ; margins 4,3,3,3 cm
Asisten Dosen : ………………… (T-L-B-R) ; Times new roman 12, space
Disusun Oleh : 1,5 ; justify
Nama 3. 1 Laporan terdapat 1 cover
NPM 4. Laporan dikumpulkan seminggu
Kelas setelah praktikum (pada pekan
praktikum selanjutnya)
LABORATORIUM FARMASI -Dengan file berbentuk pdf dan format
PROGRAM STUDI FARMASI NPM_NAMA_KELAS_PRAKTIKUM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN FARMAKOGNOSI 1
ILMU PENGETAHUAN ALAM -Dikumpulkan melalui media google
UNIVERSITAS PAKUAN drive
BOGOR
2022
FORMAT ISI LAPORAN
● COVER (Dibuat setiap Judul Praktikum)
● BAB I PENDAHULUAN :
1.1 Tujuan
1.2 DasarTeori
● BAB II METODE KERJA :
2.1 Alatdan Bahan
2.1.1 Alat 2.1.2 Bahan
2.2 Cara Kerja
● BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan (Tabel)
3.2 Perhitungan
3.3 Pembahasan
● BAB IV KESIMPULAN (dibuat Point)
● DAFTAR PUSTAKA Min 3 (buku / jurnal terakreditasi /
jurnal internasional / ebook dan tidak diperkenankan
web/blogspot)
Senin Jumat Materi
7 Maret 2022 11 Maret 2022 Responsi
14 Maret 2022 18 Maret 2022 Ekstraksi Maserasi

21 Maret 2022 25 Maret 2022 Ekstraksi Sokletasi

28 Maret 2022 1 April 2022 Ekstraksi Refluks

4 April 2022 8 April 2022 Ekstraksi Infusa dan Dekok


11 April 2022 15 April 2022 UTS

18 April 2022 22 April 2022 Ekstraksi UAE

25 April 2022 29 April 2022 Ekstraksi MAE


2 mei 2022 6 Mei 2022 Ekstraksi Destilasi
9 Mei 2022 13 Mei 2022 Standarisasi Ekstrak (analisis
kualitatif)
16 Mei 2022 20 Mei 2022 Susulan
30 Mei 2022 3 Juni 2022 UAS
RENCANA PRAKTIKUM OFFLINE

Tanggal Materi Praktikum

30 Mei – 17 Juni 2022 1. Ekstraksi konvensional


2. Ekstraksi Modern
3. Std Ekstrak
4. UAS
HARI JAM KELAS DOSEN ASISTEN DOSEN
Senin 07.00 B 1. Yulianita, M.Farm Arviani Rahmawati

2. Marybeth Tri R.H., M.Farm.


10.00 A 1. Novi Fajar Utami, M.Farm., Apt. Annisa Huzainiah

2. Yulianita, M.Farm
13.00 C 1. Novi Fajar Utami, M.Farm., Apt. Dede Nuraliyansyah

2. Asri Wulandari, M.Farm


16.00 D 1. Yulianita, M.Farm Dede Nuraliyansyah

2. Novi Fajar Utami, M.Farm., Apt.


Jumat 07.00 G 1. Marybeth Tri R.H., M.Farm. Alya Septiani

2. Fitria Dewi S., M.Si


10.00 H 1. Dra. Ike Yulia. W., M.Farm., Apt. Andi Asri Jannah

2. Fitria Dewi S., M.Si.


13.00 E 1. Dra. Ike Yulia. W., M.Farm., Apt. Riffa Kurnia Meidistiana

2. Asri Wulandari, M.Farm


16.00 F 1. Dra. Ike Yulia. W., M.Farm., Apt. Riffa Kurnia Meidistiana

2. Marybeth Tri R.H., M.Farm.


The Rules
● Masuk ke dalam room daring 15 menit
sebelum praktikum
● Selama penjelasan berlangsung, dimohon
mic dalam mode ‘mute’.
● Selama praktikum berlangsung, dimohon
untuk menyalakan kamera
● Apabila berhalangan hadir, harap
menghubungi asisten PJ maksimal H-1
sebelum perkuliahan berlangsung
● Wajib menyimak selama praktikum daring
berlangsung
MASERASI
Pengertian

Prinsip Kerja Maserasi


Maserasi berasal dari macere
(merendam).

Yaitu bahan nabati yaitu


direndam menggunakan
pelarut bukan air (non polar)
atau setengah air , misalnya
etanol encer, selama periode
waktu
Prinsip Kerja Maserasi

• Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan


dengan cara merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai
selama beberapa hari pada temperature kamar terlindung
dari cahaya
• Pelaut akan masuk kedalam sel tanaman melewati dididing
sel.
• Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan didala sel dengan diluar sel. Larutan yang
kosentrasinya tinggi akan terdeak keluar dan diganti oleh
pelarut dengan konsentrasi redah (proses difusi).
• Peristiwa tersebut akan berulang sampai terjadi
keseimbangan antara larutan didalam sel dan larutan diluar
sel
• Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang
diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Prosedur/ Cara Kerja Maserasi

1. Siapkan simplisia serbuk

2. Ayak simplisia serbuk dengan menggunakan ayakan (100 gr

3. Siapkan bejana

4. Siapkan pelarut etanol 70% (sebanyak 1 L)

5. Masukan simplisia serbuk kedalam wadah dan tuang pelarut etanol


sebanyak 750 ml
6. Aduk selama 10 menit
7. Pengadukan diulang selama 5 hari dengan
8. Saring ampas maserasi dengan corong yang dilapisi kertas saring
Pelarut yang digunakan

• Farmakope Indonesia menetapkan bahwa


sebagai cairan penyari adalah air, etanol,
etanol-air atau eter. Etanol dipertimbangkan
seba gai penyari karena lebih selektif, kapang
dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20%
keatas, tidak beracun, netral, absorbsinya
baik, etanol dapat bercampur dengan air pada
segala perbandingan dan panas yang diperlukan
untuk pemekatan lebih sedikit
1. Unit alat yang dipakai sederhana,
hanya dibutuhkan bejana perendam
2. Biaya operasionalnya relatif
rendah
3. Tanpa pemanasan
1. Proses penyariannya tidak
sempurna, karena zat aktif hanya
mampu terekstraksi sebesar 50% saja
2. Prosesnya lama, butuh waktu
beberapa hari.
3. Perlu penyari yang banyak
DIGESTI

Digesti adalah cara maserasi dengan


menggunakan pemanasan lemah,
yaitu pada suhu 40 – 50 derajat C.
Cara maserasi ini hanya dapat
dilakukan untuk simplisia yang zat
aktifnya tahan terhadap pemanasan.
Dengan pemanasan diperoleh
keuntungan antara lain:
Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat
mengakibatkan berkurangnya lapisan-lapisan
batas.

Daya melarutkan cairan penyari akan


meningkat, sehingga pemanasan tersebut
mempunyai pengaruh yang sama dengan
pengadukan.
Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu
absolute dan berbanding terbalik dengan
kekentalan, sehingga kenaikan suhu akan
berpengaruhpada kecepatan difusi. Umumnya
kelarutan zat aktif akan meningkat bila suhu
dinaikkan.

Jika cairan penyari mudah menguap pada


suhu yang digunakan, maka perlu dilengkapi
dengan pendingin sehingga cairan akan
menguap kembali ke dalam bejana.
Penggunaan mesin pengaduk
yang berputar terus-menerus,
waktu proses maserasi dapat
dipersingkat menjadi 6
sampai 24 jam.
Cairan penyari dibagi menjadi,
Seluruh serbuk simplisia di
maserasi dengan cairan
penyari pertama, sesudah
diendapkan, tuangkan dan
diperas, ampas dimaserasi lagi
dengan cairan penyari yang
kedua.
Maserasi dapat diperbaiki
dengan mengusahakan agar
cairan penyari selalu bergerak
dan menyebar. Dengan cara ini
penyari selalu mengalir kembali
secara berkesinambungan
melalui sebuk simplisia dan
melarutkan zat aktifnya.
Pada maserasi melingkar, penyarian
tidak dapat dilaksanakan secara
sempurna, karena pemindahan
massa akan berhenti bila
keseimbangan telah terjadi masalah
ini dapat diatasi dengan maserasi
melingkar bertingkat (M.M.B), yang
akan didapatkan :
Penyarian yang dilakukan berulang-ulang akan
mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada yang
dilakukan sekalidengan jumlah pelarut yang sama.

Serbuk simplisia mengalami proses penyarian


beberapa kali, sesuai dengan bejana
penampung,dan jumlah yang diperlukan.
Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana
penyari, dilakukan penyarian dengan cairan penyari
baru. Dengan ini diharapkan agar memberikan hasil
penyarian yang maksimal
Hasil penyarian sebelum diuapkan digunakan dulu
untuk menyari serbuk simplisia yang baru,hingga
memberikan sari dengan kepekatan yang maksimal.
% Rendemen Ekstrak =
𝐁𝐨𝐛𝐨𝐭 𝑬𝒌𝒔𝒕𝒓𝒂𝒌
𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝐁𝐨𝐛𝐨𝐭 𝐒𝐞𝐫𝐛𝐮𝐤 𝑺𝒊𝒎𝒑𝒍𝒊𝒔𝒊𝒂

• Mahasiswa membuat laporan praktikum tentang ekstraksi metode maserasi.


• Data Pengamatan
• Ket : (x) yaitu angka terakhir NPM.

NPM B.Simplisia(g) B.Ekstrak(g) %Rendemen


0 1x0 10,2
1 1x0 11,5
2 2x0 20,2
3 2x0 20,3
4 3x0 21,8
5 3x0 21,9
6 3x0 40,4
7 3x0 41,6
8 4x0 42,8
9 4x0 45,4
SOKLETASI
Definisi Sokletasi
Sokletasi adalah salah Sokletasi adalah
satu cara penyarian suatu metode atau
dengan memakai proses pemisahan
pelarut organik dan suatu komponen yang
dengan menggunakan terdapat dalam zat
alat soklet (soxhlet). padat dengan cara
penyarian berulang-
ulang dengan
menggunakan pelarut
tertentu, sehingga
semua komponen
yang diinginkan akan
terisolasi.
Komponen Alat Sokletasi

Kondensor

Timbal

Pipa F
Sifon

Labu Alas
Hot Plate Bulat
Fungsi Alat Sokletasi
1. Kondensor berfungsi sebagai pendingin dan juga untuk
mempercepat proses pengembunan.

2. Timbal berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin


diambil zatnya.

3. Pipa F berfungsi sebagai jalannya uap bagi pelarut yang


menguap dari proses penguapan.

4.
Sifon berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon
larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal
ini dinamakan 1 siklus.
5. Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan
pelarutnya.
6.
Hot plate berfungsi sebagai pemanas larutan.
Tahap-Tahap Proses Sokletasi
Pelarut Organik (Labu) Panaskan
ad
menguap

Uap naik melalui pipa kapiler dan cell pendingin.

Pelarut mengembun dan menetes pada bahan yang diekstraksi

Cairan uap akan melarutkan bahan yang akan diekstraks

Cairan akan keluar dan mengalir ke dalam labu penampung ekstrak

Ekstrak terkumpul. Panaskan,


ad pelarut
menguap.
Substansinya tertinggal pada labu penampung.
PROSEDUR
Prinsip Kerja
Prinsip Sokletasi
Sokletasi

Prinsip sokletasi adalah penyarian berulang-ulang


dengan tujuan agar penyarian lebih sempurna dan
pelarut yang dipakai relatif sedikit.

Bila penyarian telah selesai maka pelarutnya dapat


diuapkan kembali dan sisanya adalah berupa ekstrak
yang mengandung komponen kimia tertentu

Penyarian dihentikan bila pelarut yang turun melewati


pipa kapiler tidak berwarna dan dapat diperiksa dengan
pereaksi yang cocok.
Pelarut yang digunakan adalah pelarut yang mudah
menguap atau mempunyai titik didih rendah. Jadi
merupakan gabungan antara proses untuk
menghasilkan ekstrak cair dengan proses penguapan.

Dengan alat soklet ini dapat dilakukan ekstraksi


dengan aliran kontinyu bahan pelarut
melintasi bahan yang diekstraksi dimana bahan yang
diekstraksi tetap tertutupi oleh cairan pelarut.
KEUNTUNGAN & KERUGIAN SOXHLET
• Sampel diekstraksi dengan sempurna
karena dilakukan berulang ulang.
• Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
Keuntungan • Proses sokletasi berlangsung cepat.
• Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
• Pelarut organik dapat mengambil
senyawa organik berulang kali

• Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi


bahan bahan tumbuhan yang mudah
rusak atau senyawa senyawa yang tidak
Kerugian tahan panas karena akan terjadi
penguraian.
• Pelarut yang digunakan mempunyai titik
didih rendah, sehingga mudah menguap
DATA PENGAMATAN
Berat simplisia Berat ekstrak
NPM (akhiran) % Rendemen
(gram) (gram)

...0 500 16,28

...1 500 17,11

...2 500 18,20

...3 500 20,14

...4 500 17,27

...5 500 16,92

...6 500 18,36

...7 500 20,07

...8 500 18,24

...9 500 19,15


SEKIAN DAN TERIMAKASIH
REFLUKS
Tim Dosen MK. Farmakognosi II
Definisi refluks
Refluks adalah salah satu metode dalam ilmu kimia untuk
mensintesis suatu senyawa, baik organik maupun anorganik.
Umumnya digunakan untuk mensistesis senyawa-senyawa yang
mudah menguapa atau volatile.

Reflux berarti pelarut yang diputar kembali atau di-recycle secara


kontinyu melalui pengkondensasian berulang pada sebuah alat
kondensor
Prinsip Refluks
pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu
tinggi, yang kemudian akan didinginkan dengan kondensor
sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam labu
alas bulat sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung
Komponen Alat
Refluks
1
kondensor

4 Klem dan
statif

2
Labu Alas
Bulat
3
Sampel dan
pelarut
5 Hot Plate
Fungsi Komponen kondensor

Alat Refluks 01 Pendingin balik dan juga untukmempercepat


proses pengembunan. Aliran air pada
kondensor bergerak dari bawah keatas

LabuAlas bulat
02 Wadah sampel dan pelarut yang sudah terekstraksi

Sampel dan Pelarut


03 Sampel dan pelarut dimasukan dalam satu
wadah yang sama (labu alas bulat)

Klem dan Statif


04 Penyangga Labu dan kondensor agar tetap
berdiri kokoh

Hot Plate
05 Pemanas larutan (pelarut dan sampel)
Tahapan Proses
Refluks dinyalakan/dipanaskan

Pelarut dan sampel yang berada pada labu alas bulat akan mendidih dan
menguap

Pelarut panas akan merusak jaringan dan dinding sel, kemudian akan
berpenetrasi kebagian dalam sel

Senyawa metobolit akan terlarut bersama dengan pelarut

zat yang terlarut akan tertinggal dalam labu

Pelarut yang mendidih akan terkondensasi kembali dengan adanya


kondensor (uap-cairan)

Cairan akan kembali kedalam labu alas bulat

Berlangsung secara kontinyu sampai mekanisme pemansan dihentikan


P 20 gram serbuk daun kelor dimasukkan dalam labu alas bulat

r Sampel ditambahkan dengan heksana secukupnya

o Uap pelarut dan sampel dari labu alas bulat akan melewati kondensor

s Uap terkondensasi sehingga menjadi cair kembali

e Cairan turun kedalam labu alas bulat

d Dilakukan secara kontunyu selama 7 jam dan dengan pengulangan 4 kali

u Ekstrak yang dihasilakn disaring dan didapatkan filtrat ekstrak

r Filtrat dan diuapkan / dipekatkan


Keuntungan Refluks Kerugian Refluks

 Metode murah dansimple  Prosesnya melibatkan panas yang cukuptinggi


 Rendemen relatif tinggi  Kerusakan metabolit yang sensitif terhadap panas
 Cocok digunakan untuk sampeldengan karena dapat terjadinya dekomposisi senyawaaktif
tekstur kasar  Dapat terjadi penjenuhan pelarut sehingga
 Proses ekstraksi dilakukan dengan penggunaan pelarut lebihbanyak
cepat
 Alatnya sederhana

Keuntungan
dan
Kerugian Refluks
Tugas
• Mahasiswa membuat laporan praktikum tentang ekstraksi metode refluks.
• Untuk data pengamatan Ket : (x) yaitu angka terakhir NPM.

NPM B.Simplisia (g) B.Ekstrak (g) %Rendemen


0 110 1x,2
1 150 1x,5
2 250 2x,2
3 230 2x,3
4 350 2x,8
5 300 2x,9
6 350 4x,4
7 330 4x,6
8 400 4x,8
9 450 4x,4
Daftar Pustaka
Hanani, Endang. 2017.Analisis Fitokimia. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kiswandono,A.A.2017.Perbandingan Dua Ekstraksi yang Berbeda pada Daun Kelor (Moringa
oleiferaLamk) Terhadap Rendemen Ekstrak dan Senyawa Bioaktif yang
Dihasilkan. JurnalSains Natural. 1(1):45-51
Nugroho,A.2017.Buku Ajar:Teknologi BahanAlam.Lambung Mangkurat University Press :
Banjarmasin
TERIMAKASIH
Metode Ekstraksi
INFUSA & DEKOKTA
Tim Dosen MK. Farmakognosi II
Pendahuluan
Infusa
cara eksraksi dengan menggunakan pelarut air, pada suhu
96-98ºC selama 15-20 menit (dihitung setelah suhu 96ºC
tercapai). Bejana infusa tercelup dalam tangas air. Cara ini
sesuai untuk simplisia yang bersifat lunak, Seperti bunga dan
daun

Dekokta
cara ekstraksi yang mirip dengan infusa, hanya saja
waktu ekstraksnya lebih lama yaitu 30 menit dan
suhunya mencapai titik didih air.
Komponen Alat
Infus dan Dekok
Sampel
Air

Air preparasi

Penangas

Sampel
Prinsip Kerja
Infus dan Dekok

ketika panci yang berada dibawah airnya


mendidih pada suhu 100ºC (titik didih air)
maka panas yang diterima oleh panci diatas
yang berisi simplisia dan pelarut hanya
bersuhu sekitar 90ºC
Prosedur
A B C
8 gram serbuk kulit Dipanaskan selama Hasil ektraksi diambil
Buah Alpukat dalam suhu 30 menit (dekokta) dan disaring
100 mL aquadest dan 15 menit (infusa)

E D

Diperoleh ekstrak Filtratnya di pekatkan


kental serbuk kulit dengan waterbath
kacang tanah
Keuntungan
Kerugian 1. Alatnya sederhana
2. Biaya operasionalnya rendah
1. Ekstrak tidak stabil 3. Waktunya relatif singkat
2. Mudah tercemar dengan bakteri dan
jamur
3. Tidak cocok untuk zat yang bersifar
tidak tahan panas
Data Pengamatan infusa
Berat simplisia Berat ekstrak % Rendemen
NPM (akhiran)
(gram) (gram)
...0 100 6,28
...1 100 7,11

...2 100 8,20

...3 100 2,14

...4 500 7,27

...5 100 6,92

...6 100 8,36

...7 100 2,07

...8 100 8,24

...9 100 9,15


Data Pengamatan Dekok
Berat simplisia Berat ekstrak % Rendemen
NPM (akhiran)
(gram) (gram)
...0 100 8,01
...1 100 9,11

...2 100 2,21

...3 100 2,14

...4 500 2,26

...5 100 2,14

...6 100 2,59

...7 100 2,07

...8 100 6,24

...9 100 4,01


Daftar Pustaka
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta
Endarini, L.H. 2016. Farmakognosi dan Fitokimia. Kemenkes RI : Jakarta
Hanani Endang. 2015. Analisis Fitokimia . EGC: Jakarta
Hendra. P, Liong. P, Putri.B.W.R, Fransiskus. A.S, Andriani. F, Putriati. A
dan Eviani. T. 2016. Efek Proteksi Dekokta Kulit Alpukat Pada Hepar
Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida. Jurnal Farmasi Sains dan
Komunitas 13 (2):61-66
TERIMAKASIH !!!
Ekstraksi Metode
MAE
Microwave Assisted Extraction
(Tim Praktikum Fitokimia Prodi Farmasi
Universitas Pakuan)
Ekstraksi Metode MAE
Definisi:
 Microwave Assited Extraction = Ekstraksi berbantu gelombang mikro
 Microwave/Gelombang Mikro: adalah
gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super tinggi (Super High
Frequency, SHF), yaitu di atas 3 GHz (3x109 Hz)
Prinsip Kerja
 Jika gelombang mikro diserap oleh suatu material, akan muncul efek getaran dan gesekan
antara partikel pada material sehingga timbul efek pemanasan pada benda tersebut.
 Jika suatu material (makanan/minuman/simplisia) menyerap radiasi gelombang mikro, akan
material tersebut akan menjadi panas (makanan menjadi matang) dalam waktu singkat.
 Peningkatan suhu selama proses MAE mengakibatkan kenaikan proses evaporasi cairan dalam
sel dan terjadi peningkatan tekanan. Hal ini memberikan efek perubahan porositas dinding sel.
Sel menjadi lebih besar (swelling) dan pecah sehingga senyawa target keluar dan terekstraksi.
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN MAE

 Jumlah pelarut yang digunakan lebih sedikit


 Kerusakan senyawa akibat pemanasan yang terlalu lama dapat dihindari.
 Waktu yang digunakan singkat
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EKSTRAKSI MAE
 Sifat dan volume pelarut
 Waktu ekstraksi
 Daya yang digunakan
 Karakteristik sampel (ukuran partikel)
CARA PENGERJAAN
• 1. Siapkan serbuk simplisia yang akan diekstrak
• 2. Masukan ke dalam beaker glass ukuran 500 ml
• 3.Tambahkan 200 ml pelarut sesuai tujuan ekstraksi
• 4. Siapkan Microwave:
- Setting daya yang dinginkan
- Setting waktu yang diinginkan
• 5. Masukan beaker glass ke dalam microwave, tutup microwave - Tekan
tombol start

• Tips n Tricks
1. Volume pelarut tidak lebih dari setengah ukuran wadah sample. Untuk menghindari
tumpahan. Pelarut volume 200 ml, gunakan beaker glass 500 ml.
• 2. Lakukan pembagian waktu ekstraksi: jika waktu ekstraksi
• misalnya 20 menit. Setting waktu di microwave selama 5
• menit. Keluarkan beaker glass dari microwave dan
• biarkan dingin. Setelah dingin, lakukan ekstraksi 5 menit
• berikutnya. Lakukan 4 kali sehingga total waktu ektraksi
• menjadi 20 menit.
• 3. Jangan memasukan aluminium foil ke dalam microwave
Microwave dengan kondensor
Tugas
• Mahasiswa membuat laporan praktikum tentang ekstraksi metode MAE.

• Untuk data pengamatan Ket : (x) yaitu angka terakhir NPM.

NPM B.Simplisia (g) B.Ekstrak (g) %Rendemen


0 150 1x,x
1 120 1x,x
2 250 2x,x
3 250 2x,x
4 350 2x,x
5 300 2x,x
6 200 4x,x
7 500 4x,x
8 400 4x,x
9 450 4x,x
EKSTRAKSI METODE
UAE
Ultrasonic Assisted Extraction
(Tim Praktikum Farmakognodi Prodi Farmasi Universitas Pakuan)
Ultrasonic Assisted Extraction (UAE)

Ultrasonic Assited Extraction =


Ekstraksi berbantu gelombang
ultrasonic

Gelombang ultrasonik: Gelombang


bunyi dengan frekuensi tinggi
diatas batas yang dapat didengar
manusia (diatas 20 KHz)
Ultrasonik merupakan metode ekstraksi
non termal yang dapat meningkatkan
laju transfer massa serta memecahkan
dinding sel dengan banyaknya
Ultrasonic microcavity sehingga akan
mempersingkat waktu proses dan
Assisted mengoptimalkan penggunaan pelarut

Extraction
Peningkatan kecepatan kontak antara
(UAE) ekstrak dan solven menyebabkan
peningkatan penetrasi cairan menuju
dinding sel dan melepas komponen sel
Gelombang ultrasonic dapat merambat
pada medium padat, cair dan gas.

Getaran dari gelombang ultrasonic


secara mekanik akan merusak dinding
sel, meningkatkan transfer massa, dan
Prinsip Kerja meningkatkan penetrasi cairan
kedalam membrane sel sehingga
dinding sel pecah.

Karena perangkat UAE prinsip


kerjanya adalah menghasilkan
gelombang ultrasonic, perangkat UAE
disebut juga sonicater
Prinsip Kerja UAE
Mampu mempercepat proses ekstraksi,
dibandingkan dengan ekstraksi termal
atau ekstraksi konvensional sehingga
lebih efisien

Mampu menurunkan suhu operasi pada


ekstrak yang tidak tahan panas, sehinga
cocok untuk diterapkan pada ekstraksi
KEUNTUNGAN senyawa bioaktif tidak tahan panas
PENGGUNAAN
Dapat membantu meningkatkan
UAE efektivitas enzim sehingga mampu
mengurangi jumlah enzim yang
dibutuhkan ketika ekstraksi

Meminimalkan penggunaan pelarut


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EKSTRAKSI UAE

 Sifat dan volume pelarut

 Waktu eksitasi (waktu ekstraksi)

 Amplitudo yang digunakan

 Suhu

 pH

 Karakteristik sampel (ukuran partikel)


1. Siapkan serbuk simplisia yang akan
diekstrak

2. Masukan ke dalam beaker glass ukuran


500 ml

3.Tambahkan 200 ml pelarut sesuai tujuan


ekstraksi

CARA 4. Siapkan HCl/NaOH untuk mengatur pH


PENGERJAAN
5. Siapkan Chamber UAE:
• Setting amplitudo yang dinginkan (dalam satuan %)
• Setting waktu yang diinginkan (dalam satuan menit)

6. Masukan beaker glass ke dalam chamber


UAE

Tekan tombol start


Tips n Tricks

1. Setting w aktu eksitasi/ekstraksi umumnya berkisar antara 10


menit sampai 60 menit
2. Setting amplitude umumnya berkisar antara 20% sampai
80%.
Preparasi Alat

• Frekuensi ultrasonic yang


digunakan untuk ekstraksi
berkisar antara 20-40 kHz.

• Thermostat diatur pada suhu


35oC sebagai suhu optimum.

• Amplitudo 35%, 50% dan 65%

• Ekstraksi dilakukan dengan


melarutkan 150 gram serbuk
kulit manggis pada ethanol 96%
UAE dapat meningkatkan rendemen, efektivitas
antioksidan dan mengurangi waktu ekstraksi kulit
manggis.

Rendemen, energi, aktivitas antioksidan dan total Hasil


antosianin dari UAE berbeda nyata dengan kontrol.

Pengamatan

Kombinasi perlakuan terbaik dari ekstraksi berbantu


ultrasonik adalah menggunakan amplitudo 65% dan
waktu eksitasi 45 menit yang menghasilkan
rendemen 6.71%, aktivitas antioksidan IC50 4.93
ppm dan kadar antosianin total 558.76 ppm
Tugas
• Mahasiswa m em buat laporan praktikum tentang ekstraksi m etode UAE.

• Untuk data pengam atan Ket : (x) yaitu angka terakhir NPM.

NPM B.Simplisia (g) B.Ekstrak (g) %Rendemen


0 150 1x,x
1 120 1x,x
2 250 2x,x
3 250 2x,x
4 350 2x,x
5 300 2x,x
6 200 4x,x
7 500 4x,x
8 400 4x,x
9 450 4x,x

Anda mungkin juga menyukai