Anda di halaman 1dari 7

Ekstraksi Simplisia Daun Jambu Biji dengan Metode

Maserasi dan Sonikasi

Dosen pembimbing : Dra. Rakhmawati, MSi

Kelompok 2 – Kelas AB

Anggota

1. Amelia Anneke Faradisa / 051811133039


2. Rimawati Stalistatul Husna / 051811133043
3. Permatasari Setya Novyana / 051811133047
4. Meidya Rizka Dwi Amalia / 051811133051
5. Alfina Fikri Nabila / 051811133059
6. Sahnaz / 051811133063
7. Annisa Mutiara Nandasari Hartono / 051811133067
8. Indri Lestari / 051811133071

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

TAHUN AJARAN 2020/2021


I. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Timbangan analitik
2. Rotary evaporator & Water bath
3. Bejana ultrasonik
4. Labu erlenmeyer
5. Labu alas bulat
6. Gelas ukur
7. Cawan porselen
8. Kertas saring
9. Corong
10. Aluminium foil
11. Oven
12. Batang pengaduk

Bahan :

1. Simplisia kering daun jambu biji 50 gram


2. Etanol 96% 500 mL dan 10 mL untuk membilas

II. METODE
A. MASERASI
1. Menggunakan APD ( jas lab, masker, face shield, dan sarung tangan).
2. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan memastikan alat yang digunakan
sudah bersih dan kering.
3. Menyalakan timbangan dan memastikan waterpass tepat berada ditengah.
4. Membersihkan dan menara timbangan analitik.
5. Meletakkan cawan porselen pada timbangan, kemudian timbangan di nol kan.
6. Mengambil bahan atau simplisia dan dimasukkan kedalam cawan porselen.
7. Menimbang sebanyak 25 gram simplisia.
8. Simplisia yang telah ditimbang dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer dengan
bantuan batang pengaduk.
9. Mengambil etanol 96% dan mengukur sebanyak 100 mL dengan gelas ukur.
10. Menuangkan etanol 96% yang telah diukur kedalam labu Erlenmeyer yang berisi
simplisia.
11. Mengaduk dengan batang pengaduk agar semua simplisia terbasahi oleh etanol 96%.
12. Menutup mulut labu Erlenmeyer dengan alumunium foil dan didiamkan selama 15
menit, sambil sesekali menggoyangkan labu Erlenmeyer.
13. Menyiapkan kertas saring bulat dan lipat membentuk kipas.
14. Meletakkan kertas saring yang telah dilipat diatas corong.
15. Kemudian corong diletakkan dimulut labu alas bulat.
16. Menyaring hasil ekstraksi dengan kertas saring pada corong lalu menampungnya
dalam labu alas bulat.
17. Memasukkan residu yang tertinggal pada kertas saring kedalam labu Erlenmeyer.
18. Melakukan remaserasi pada residu dengan prosedur yang sama (dari step 9-16),
dengan volume etanol 96% yang ditambahkan adalah 75mL, melakukan prosedur ini
sebanyak 2 kali.
19. Mengumpulkan semua filtrat kedalam labu alas bulat.
20. Menyalakan rotary evaporator dan mengatur suhu water bath 40°C.
21. Ekstrak dipekatkan dengan cara menguapkan pelarut dengan rotavapor ( pelarut akan
teruapkan dan tertampung di labu penampung).
22. Menguapkan etanol hingga volume ekstrak yang tersisa ± 20mL.
23. Menimbang cawan porselen kosong dan mencatat hasil penimbangan.
24. Memindahkan hasil ekstrak yang sudah dipekatkan kedalam cawan porselen.
25. Membilas labu alas bulat dengan etanol 96% 1-2 mL, masukkan hasil bilasan ke
cawan porselen.
26. Menyalakan oven, dan mengatur suhu oven 40°C.
27. Memasukkan cawan porselen yang berisi ekstrak kedalam oven.
28. Membiarkan ekstrak berada di oven dan timbang cawan yang berisi ekstrak beberapa
kali hingga diperoleh berat konstan.
29. Menghitung % rendemen ekstrak yang diperoleh :
% rendemen esktrak = berat ekstrak/ berat simplisia x 100%
Berat ekstrak= berat cawan dan ekstrak – berat cawan kosong

B. SONIKASI
1. Menggunakan APD ( jas lab, masker, face shield, dan sarung tangan).
2. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan memastikan alat yang digunakan
sudah bersih.
3. Menyalakan timbangan dan memastikan waterpass tepat berada ditengah.
4. Membersihkan dan menara timbangan analitik.
5. Meletakkan cawan porselen pada timbangan, kemudian timbangan di nol kan.
6. Mengambil bahan atau simplisia dan dimasukkan kedalam cawan porselen.
7. Menimbang sebanyak 25 gram simplisia.
8. Simplisia yang telah ditimbang dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer dengan
bantuan batang pengaduk.
9. Mengambil etanol 96% dan mengukur sebanyak 100 mL dengan gelas ukur.
10. Menuangkan etanol 96% yang telah diukur kedalam labu Erlenmeyer yang berisi
simplisia.
11. Mengaduk dengan batang pengaduk agar semua simplisia terbasahi oleh etanol 96%.
12. Menutup mulut labu Erlenmeyer dengan alumunium foil.
13. Memasukkan sampel ke dalam alat penggetar ultrasonik selama 3 x 5 menit.
14. Menyiapkan kertas saring bulat dan lipat membentuk kipas.
15. Meletakkan kertas saring yang telah dilipat diatas corong.
16. Kemudian corong diletakkan dimulut labu alas bulat.
17. Menyaring hasil ekstraksi dengan kertas saring pada corong lalu menampungnya
dalam labu alas bulat.
18. Memasukkan residu yang tertinggal pada kertas saring kedalam labu Erlenmeyer.
19. Melakukan remaserasi pada residu dengan prosedur yang sama (dari step 9-16),
dengan volume etanol 96% yang ditambahkan adalah 75mL, melakukan prosedur ini
sebanyak 2 kali.
20. Mengumpulkan semua filtrat kedalam labu alas bulat.
21. Menyalakan rotary evaporator dan mengatur suhu water bath 40°C.
22. Memekatkan ekstrak dengan cara menguapkan pelarut dengan rotavapor ( pelarut
akan teruapkan dan tertampung di labu penampung).
23. Menguapkan etanol hingga volume ekstrak yang tersisa ± 20mL.
24. Menimbang cawan porselen kosong dan mencatat hasil penimbangan.
25. Memindahkan hasil ekstrak yang sudah dipekatkan kedalam cawan porselen.
26. Membilas labu alas bulat dengan etanol 96% 1-2 mL, masukkan hasil bilasan ke
cawan porselen.
27. Menyalakan oven, dan mengatur suhu oven 40°C.
28. Memasukkan cawan porselen yang berisi ekstrak kedalam oven.
29. Membiarkan ekstrak berada di oven dan timbang cawan yang berisi ekstrak beberapa
kali hingga diperoleh berat konstan.
30. Menghitung % rendemen ekstrak yang diperoleh :
% rendemen esktrak = berat ekstrak/ berat simplisia x 100%
Berat ekstrak= berat cawan dan ekstrak – berat cawan kosong

III. HASIL

Berat Sampel (g)


Waktu Penimbangan Metode Metode
Sampel Maserasi Sonikasi
Penimbangan hari ke-0 Simplisia 25,000 25,000
Penimbangan hari ke-0 Cawan Porselen kosong 63,935 63,820
Penimbangan hari ke-0 Cawan Porselen + Ekstrak (I) 67,293 68,475
Penimbangan hari ke-3 Cawan Porselen + Ekstrak (II) 66,044 67,304
Penimbangan hari ke-4 Cawan Porselen + Ekstrak (III) 66,026 67,115
Penimbangan hari ke-5 Cawan Porselen + Ekstrak (IV) 66,025 67,104
Penimbangan hari ke-6 Cawan Porselen + Ekstrak (V) 66,025 67,102

Berat Ekstrak (g)


Metode Metode
Waktu Penimbangan Sampel Maserasi Sonikasi
Penimbangan hari ke-0 Ekstrak (I) 3,358 4,655
Penimbangan hari ke-3 Ekstrak (II) 2,109 3,484
Penimbangan hari ke-4 Ekstrak (III) 2,091 3,295
Penimbangan hari ke-5 Ekstrak (IV) 2,090 3,284
Penimbangan hari ke-6 Ekstrak (V) 2,090 3,282

Berdasarkan berat konstan ekstrak yang diperoleh :

% Rendemen Ekstrak = x 100%

Sehingga,

2,090 gram
% Rendemen Ekstrak (Maserasi) = x 100% = 8,360%
25 gram
3,282 gram
% Rendemen Ekstrak (Sonikasi) = x 100% = 13,128%
25 gram

IV. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini digunakan dua jenis metode dalam melakukan ekstraksi
daun jambu biji, yakni maserasi dan sonikasi. Maserasi adalah metode ekstraksi yang
dilakukan dengan cara merendam bahan dalam sejumlah pelarut. Sedangkan sonikasi
adalah metode ekstraksi dengan bantuan gelombang ultrasonik (> 20 KHz).
Dalam proses mendapatkan ekstrak yang kering, dilakukan proses
pengeringan dalam oven (suhu 40˚C) selama beberapa hari. Mulai hari pertama dan
hari-hari berikutnya dilakukan penimbangan terhadap jumlah ekstrak yang
dikeringkan, sampai didapatkan jumlah yang konstan yang menandakan proses
pengeringan dalam oven sudah cukup. Pada metode maserasi, didapatkan berat
sampel 2,090 gram & % rendemen sebesar 8,360 %. Pada metode sonikasi,
didapatkan berat sampel 3,282 gram & % rendemen sebesar 13,128%.
Dari data hasil praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan jumlah
sampel yang sama didapatkan hasil % rendemen yang berbeda pada kedua metode
yang digunakan. Metode sonikasi menghasilkan % rendemen yang lebih besar
daripada metode maserasi. Hal ini dikarenakan perbedaan prinsip dari kedua metode
dimana maserasi berdasarkan prinsip difusi saja, sedangkan pada sonikasi digunakan
gelombang ultrasonik, yang akan menggetarkan serbuk simplisia saat proses ekstraksi
dimana membuat penetrasi pelarut lebih cepat masuk ke dalam sel simplisia daun
jambu biji. Dinding sel dari bahan dipecah dengan getaran ultrasonik sehingga
kandungan yang ada di dalamnya dapat keluar dengan mudah (Mason 1990).
Studi mengenai peningkatan rendemen dan efektivitas ekstraksi sudah banyak
dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Balachandran et al. (2006)
melakukan ekstraksi berbantu ultrasonik pada jahe yang dapat meningkatkan 30%
rendemen dan mengurangi waktu ekstraksi. Xia et al. (2006) telah membuktikan
bahwa ekstraksi berbantu ultrasonik pada polifenol, asam amino dan kafein dari teh
hijau dapat meningkatkan rendemen pada suhu 65˚C. Berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil praktikum dan data pendukung dari berbagai pustaka, maka dapat
disimpulkan bahwa ekstraksi dengan metode sonikasi lebih efisien daripada metode
maserasi.

DAFTAR PUSTAKA

Balachandran S., dkk. 2006. Ultrasonic enhancement of the supercritical extraction from
ginger. Ultrason Sonochem. 13:471-479.

Xia, T., dkk. 2006. Impact of ultrasonicassisted extraction on the chemical and sensory
quality of tea infusion. J Food Eng. 74:557−560.

Mason, T. J., 1990. Chemistry with Ultrasound, Edited by T.J Mason, Elsevier Applied
Science. London.

Anda mungkin juga menyukai