Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODELOGI PERCOBAAN

A. Alat dan bahan

Adapun alat-alat yang digunakan yaitu alat refluks, batang pengaduk,

gelas kimia, labu alas bulat, mangkok, rotary evaporator, toples.

Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu etanol, kertas saring,

simplisia.

B. Cara kerja
1. Metode cara panas (refluks)
Disiapkan alat dan bahan, kemudian ditimbang 50 gr simplisia,

dimasukkan simplisia kedalam labu alas bulat dan tambahkan pelarut etanol

96% sebanyak 700 ml kemudian dipanaskan, setelah itu dilakukan refuks

selama 3 jam. Selanjutnya disaring menggunakan kertas saring dan

ditampung kedalam wadah (mangkok), kemudian diuapkan hingga

menghasilkan ekstrak kental.

C. Metode cara dingin (maserasi)


Disiapkan alat dan bahan, kemudian ditimbang 100 gr simplisia lalu di

masukkan ke dalam wadah maserasi (toples) ditambahkan etanol 70%

sebanyak 2000 ml didiamkan beberapa menit hingga mengembang,

kemudian ditmbahkan etanol 70% hingga simplisia tersebut terendam

sempurna kurang lebih beberapa cm diatas sampel dan dibiarkan selama 72


jam sesekali diaduk, selanjutnya disaring menggunakan kertas saring

kemudian ditampung filtrat kewadah seperti mangkok lalu diuapkan hasil

yang diperoleh yaitu ekstrak kental.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berat Berat
No Sampel % rendamen
simplisia ekstrak

Daun pulai 100 gr 7 gr 7%


1.

Batang lagege 50 gr 2 gr 4%
2.

B. Pembahasan
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia

dari jaringan tumbuhan ataupun hewan dengan menggunakan penyari

tertentu (Depkes RI, 1995).

Tujuan ekstraksi adalah untuk menyari zat-zat berkhasiat atau zat-zat

aktif dari bagian tanaman obat.

Tujuan dilakukan percobaan ekstraksi adalah untuk memperoleh

ekstrak kental etanol senyawa yang terkandung dalam sampel.

Pada praktikum ini digunakan metode maserasi dan refluks pada

metode maserasi ini sampel yang digunakan yaitu daun pulai. Pertama-tama

dilakukan pemotongan sampel daun pulai dengan ukuran sampel lebih kecil

pada metode maserasi, tujuan sampel dipotong kecil-kecil adalah agar

senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam sampel dapat keluar


(munawarah, 2009), sampel yang telah ditimbang sebanyak 100 gr

dimasukkan kedalam wadah (toples), selanjutnya dimasukkan cairan penyari

etanol 70% kedalam wadah hal ini digunakan pelarut etanol karena pelarut

yang baik dalam melarutkan metabolit sekunder yang ada pada sampel daun

pulai (alstonia scholaris L. R. Br) (achrom, 2010). Kemudian dilakukan

pengadukan secara manual pada suhu ruang dan tanpa terkena cahaya,

pengadukan bertujuan untuk meratakan konsetrasi larutan diluar simplisia

sehingga tetap terjaga adanya derajat konsetrasi yang sekecil kecilnya antara

larutan didalam sel dengan larutan diluar sel (damayanti, 2012). Selanjutnya

dilakukan perendaman selama 3 hari didalam tempat yang tertutup dan

terlindung dari cahaya agar proses dapat berlangsung secara efektif, setelah

perendaman diperoleh ekstrak daun pulai kemudian dilanjutkan penyaringan

dilakukan untuk memisahkan antara sampel dengan cairan penyari yang

mengandung zat aktif (anis, 2011). Hasil penyaringan dipekatkan dengan

menggunakan rotary evaporator sampai menghasilkan ekstrak kental.

Adapun persen rendamennya yaitu 7%.

Pada praktikum ini digunakan metode refluks untuk sampel batang

lagege karena memiliki tekstur yang keras. Pertama-tama dilakukan

pemotongan sampel pada batang lagege dengan ukuran sampel lebih kecil

agar senyawa metabolit sekunder pada sampel mudah keluar dari sel batang

(munawarah, 2009). Sampel yang telah ditimbang sebanyak 50 gr

dimasukkan kedalam labu alas bulat dan ditambahkan cairan penyari etanol
96%. Digunakan etanol 96% agar senyawa metabolit sekunder seperti

flavanoid, fenol, dan quinon yang terkandung pada sampel mudah tertarik

(Denny Akmal F, 2014). Lalu diset alat refluks dan dipanaskan selama 3 jam

agar senyawa yang terdapat pada sampel dapat tertarik keluar dengan

maksimal atau sempurna (Anis, 2011) kemudian disaring menggunakan

kertas saring. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan sampel dan cairan

penyari yang mengandung zat aktif (Anis, 2011). Filtrat kemudian diuapkan,

tujuan dilakukan penguapan yaitu untuk menghilangkan cairan penyari yang

ada pada ekstrak dan untuk mendapatkan ekstrak yang lebih pekat (Rahman

moenier, 2013). Adapun persen rendamennya yaitu 4%.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa macam-

macam ekstraksi yaitu dengan cara dingin meliputi maserasi dan perkolasi,

sedangkan dengan ekstraksi dengan cara panas dengan menggunakan

pelarut organik yaitu destilasi, refluks dan sokletasi.

Adapun persen rendamen dari ekstrak batang lagege dengan

menggunakan metode refluks adalah 4%, sedangkan persen rendamen dari

daun pulai dengan menggunakan metode maserasi adalah 7%.

B. Saran
Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung asisten lebih

memperhatikan praktikan agar kesalahan dalam proses praktikum lebih

diminimalisir.
LAMPIRAN

1. Skema kerja

a. metode ekstraksi maserasi daun pulai

Disiapkan alat dan bahan

100 gr serbuk simplisia (daun pulai) kedalam wadah (toples)

Ditambahkan etanol 70% secukupnya

Didiamkan beberapa menit hingga mengembang

Ditambahkan etanol 70% hingga 2000 ml hingga simplisia terendam

sempurna kurang lebih beberapa cm diatas sampel

Direndam selama 72 jam sesekali diaduk

Disaring menggunakan kertas saring

ditampung fitrat kewadah seperti mangkok lalu diuapkan

Diperoleh hasil ekstrak kental


b. metode ekstraksi refluks batang lagege

Disiapkan alat dan bahan

Dipasang alat refluks

Dimasukkan simplisia (batang lagege) kedalam labu alas bulat

Ditambahkan etanol 96% kedalam labu alas bulat lalu dipanaskan

Cairan penyari akan menguap, uap tersebut akan dikondensasikan oleh


pendingin balik sehingga mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul
cairan

Proses ekstraksi berlangsung secara berkesinambungan selama 3 jam

Disaring menggunakan kertas saring

Hasil filtrat disimpan diwadah (mangkok) lalu diuapkan


2. Gambar
a. Refluks (batang lagege)

Penimbangan bahan proses pemanasan

b. Maserasi (daun pulai)

Perendaman penyaringan pengeringan


Cawan kosong ekstrak kental

3. Perhitungan
a. Pengenceran

Dik : V2 = 2000 ml

M1 = 96 %

M2 = 70 %

Dit V1 = ….?

V1 . M1 = V2 . M2

V1. 96% = 2000 ml . 70%

2000 ml .70%
V1 =
96%

= 1458 ml etanol 96%

V2 . V1 = 2000 ml – 1458 ml

= 542 ml aquadest
Jadi etanol 96% yang diukur sebanyak 1458 ml dan dicukupkan

dengan aquadest 542 ml hingga 2000 ml

b. % rendamen

− metode refluks

Dik : Berat ekstrak = 2 gr

Berat sampel = 50 gr

Dik : BE = capor isi – capor kosong

= 49 gr – 47 gr

= 2 gr

Dit : % rendamen ?

berat ekstrak
% rendamen = X 100 %
berat sampel

2 gr
= X 100 %
50 gr

= 0,04 X 100 %

=4%

− Metode maserasi

Dik : Berat ekstrak = 7 gr

Berat sampel = 100 gr

Dik : BE = capor isi – capor kosong

= 54 gr – 47 gr

= 7 gr
Dit : % rendamen ?

berat ekstrak
% rendamen = X 100 %
berat sampel

7 gr
= X 100
100 gr

=7%

Anda mungkin juga menyukai