Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

EKSTRASI DAUN NANGKA (Artocarpus integra Merr.)


DENGAN METODE REFLUKS

Disusun Oleh :

Delvi Ariyanti Adha 17.114054.1368


Sheila Dwi Sabatini 17.114054.1369
Nur Dilla Shintia 17.114054.1370
Rizky Agung Nurcholik Hartono 17.114054.1371
Rahmatika 17.114054.1372
Kadek Agus Indriawan 17.114054.1373
Salwi Saqri 17.114054.1374
Melinda Wulandari 17.114054.1375
Siska Meilani 17.114054.1376
Khoirun Nisa 17.114054.1377
Indah Tri Handayani 17.114054.1378
Anin Dita Putri 17.114054.1379
Baharuddin 17.114054.1380
Rauli Dimas Nur Rahman 17.114954.1381

Hari/Tanggal Praktikum : Selasa/05 Maret 2019


Dosen Pengampu : Risa Supriningrum, S.Si., M.M.

LABORATORIUM TERPADU III


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA
2019
EKSTRASI DAUN NANGKA (Artocarpus integra Merr.)
DENGAN METODE INFUNDASI

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat melakukan ekstraksi secara refluks dengan menggunakan
simplisia daun nangka.
II. DASAR TEORI
A. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. senyawa aktif yang
terdapat dalam berbagai senyawa dapat digolongkan kedalam golongan
minyak atsiri, alkaloid, flavanoid dan lain-lain. dengan diketahui senyawa
aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan
cara ekstraksi yang tepat  (Ditjen POM, 2000).
Pembagian metode ekstraksi menurut Ditjen POM (2000) yaitu:
1. Ekstraksi secara dingin  yaitu maserasi, perkolasi.
2. Ekstraksi secara panas yaitu refluks, sokletasi, digestasi, infundasi dan
dekok.
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau basah yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes, 2000).
B. Metode Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan
dengan adanya pendingin balik.
Gambar 1. Alat refluks

Prinsip kerja pada metode refluks yaitu penarikan komponen kimia yang
dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-
sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari
yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali
sampel yang berada pada labu alas  bulat, demikian seterusnya berlangsung
secara berkesinambungan sampai  penyarian sempurna, penggantian pelarut
dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4  jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan (Akhyar, 2010).
Keuntungan dan Kerugian Refluks
1. Keuntungan metode Refluks adalah dapat digunakan untuk
mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan
pemanasan langsung.
2. Kerugian metode Refluks adalah membutuhkan volume total pelarut
yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator.
III. METODE KERJA
A. Alat dan bahan
1. Alat yang digunakan
a. Labu alas bulat
b. Kondesor
c. Statif dan Klem
d. Heater
e. Selang air
f. Corong
g. Kapas
2. Bahan yang digunakan
a. Daun nangka sebanyak 50 gram
b. Aquadest
c. Etanol 95%
d. Etanol 70%
B. Cara Kerja
1. Ditimbang simplisia 50 gram.
2. Dimasukkan ke dalam labu alas bulat (LAB).
3. Ditambahkan etanol sebanyak 500 ml
4. LAB diletakkan diatas heating mantel.
5. Dipasang kondesor diatas LAB dan selang tempat keluar – masuknya
air.
6. Diletakkan corong yang berisi kapas diatas kondensor.
7. Nyalakan heating mantel dan pompa.
8. Proses refluks dilakukan selama 2 jam.
9. Ekstrak cair disaring dan diletakkan diatas tangas air.
10. Dihitung % rendemen.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berat Simplisia Rendamen
NO Berat Ekstrak
(g) (%)
1 50 9,56 19,12 %

B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan ekstraksi dengan car refluks. Refluks
adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatife konstan dengan adanya
pendingin balik.
Refluks biasa dilakukan untuk menarik zat dari bahan pokok yang bersifat
keras. Praktikum kali ini menggunakan simplisia daun nangka sebagai
sampel dengan berat 50 gram. Sampel simplisia daun nangka dimasukan ke
dalam labu alas bulat dengan sebelumnya kondensor diisi dengan air.
Kondensor berfungsi untuk mendinginkan pelarut yang menguap sehingga
cara ekstraksi ini menjadi hemat pelarut. Labu alas bulat yang berisi sampel
ditambahkan pelarut etanol. Penggunaan pelarut ini adalah untuk menarik
senyawa dari sampel sehingga zat yang diinginkan dapat tertarik kembali
keluar. Etanol digunakan karena sifatnya yang semi polar sehingga dapat
menarik berbagai senyawa baik polar maupun nonpolar kemudian
ditambahkan dengan batu didih ke dalam sampel. Batu didih ini berasal dari
pecahan porselin, yang berfungsi untuk meratakan panas sehingga panas
menjadi homogen di dalam labu. Selain itu untuk menghindari titik lewat
didih dengan cara menangkap udara pada larutan dan melepaskannya ke
permukaan larutan oleh pori-pori dalam batu didih sehingga timbul
gelembung-gelembung pada batu didih tanpa batu didih larutan dapat
mengalami super heate atau kelebihan panas yang dapat menyebabkan
ledakan. Labu alas bulat diletakkan diatas heating mantles untuk
memanaskan. Pemanasan dapat mempermudah zat untuk keluar dari bentuk
pokoknya. Penarikan zat ini memiliki prinsip menarik zat pada suhu tinggi
dengan pelarut volatile yang menguap pada suhu tinggi kemudian
didinginkan di dalam kondensor, pelarut yang berbentu uap diembunkan
sehingga turun ke dalam wadah yang menjaga pelarut tetap selama reaksi
berlangsung.
Setelah pemanasan berlangsung selama 2 jam proses dihentikan. Hasil
ekstrak didinginkan kemudian disaring, menggunakan kertas saring dan
disimpan dalam wadah penampung setelah itu filtrat diuapkan sampai
didapatkan ekstrak kental,. Sampel yang dipakai dalam praktikum ini adalah
daun nangka yang sebelumnya telah dikeringkan. Pengeringan ini dilakukan
untuk menghilangkan kadar air sehingga bobot simplisia turun selain itu
simpisia juga tidak ditumbuhi jamur dan kemudian simplisia ukurannya
diperkecil dan meningkatkan kontak dengan pelarut yang berpengaruh
terhadap jumlah filtrat yang nantinya dihasilkan.
Sampel disaring agar zat zat pengotor seperti sisa sisa kulit kayu dapat
hilang, simplisia diuapkan agar pelarut dapat dihilangkan sehingga yang
tersisa tinggal sari pekat. Proses yang telah selesai akan menghasilkan
ekstrak kental yang dapat diukur persen rendemen. Rendemen merupakan
perbandingan jumlah (kuantittas) ekstrak yang dihasilkan dari ekstrak
tanaman. Jadi menurut hasil praktikum dari 50 gram simplisia daun nangka
diperoleh rendamen sebanyak 19,12%.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. Penarikan zat ini memiliki prinsip menarik zat pada suhu tinggi dengan
pelarut volatile yang menguap pada suhu tinggi kemudian didinginkan
di dalam kondensor, pelarut yang berbentu uap diembunkan sehingga
turun ke dalam wadah yang menjaga pelarut tetap selama reaksi
berlangsung.
2. Rendemen ekstrak daun nangka yang diketahui secara langsung dari
ekstraksi refluks adalah 9,12 %.
3. Mahasiswa dapat memahami ekstraksi secara refluks.
b. Saran
Praktikan dapat lebih berhati-hati dalam menggunakan alat yang
digunakan dalam percobaan ini.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Dirjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
pertama. Jakarta : depkes RI.
Akhyar, 2010. Uji Daya Hambat Dan Analisis KLT Bioautografi Ekstrak Akar
Dan Buah Terhadap Vibrio Harvey YI . Skripsi. Fakultas farmasi universitas
hasanuddin Makassar.
Depkes RI. 1990. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
VII. LAMPIRAN
A. Perhitungan
Dik : Berat Cawan kosong = 83,24 gram
Berat Cawan isi = 92,80 gram
Berat Cawan isi ̶ cawan kosong = 92,80 g ̶ 83,24 g
= 9,56 gram
bobot ekstrak
Rendemen = × 100%
bobot simplisia
9,56 gram
= × 100%
50 gram
= 19,12%
B. Skema Kerja
Timbang 50 gram simplisia

Masukkan dalam LAB

Tambah etanol 70% sebanyak

Refluks selama 2 jam

Disaring

Di uapkan

Hitung % rendemen
C. DOKUMENTASI

1. Penimbangan Bahan 2. Pengenceran alkohol 3. Proses Pencampuran

4. Ekstraksi Refluks 5. Penyaringan 6. Ekstrak cair


Proses Penguapan Ekstrak

1. Cawan kosong 2. Penguapan 3. Ekstrak kental

Anda mungkin juga menyukai