4.3 Pembahasan
Ekstraksi merupakan proses penyarian senyawa kimia dari suatu bahan
alam dengan mengguanakan pelarut tertentu. Ekstraksi yang digunakan
menggunakan metode ekstraksi sokletasi untuk mendapatkan ekstrak minyak
kemiri.
Sampel kemiri dipotong-potong dan dihaluskan dengan alu lumpang.
Sampel dihaluskan bertujuan untuk mempermudah kontak antara pelarut dengan
sampel pada proses ekstraksi. Sampel ditimbang sebanyak 40 gram, dibungkus
dengan kertas saring dan dimasukan ke dalam soklet. Pelarut heksana dimasukkan
ke labu alas bulat sebanyak 300 ml. Pada proses soxhletasi pelarut dan sampel
berada dalam tempat terpisah.
Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik didih pelarut yaitu 70
0
C. Tujuan
dari pemanasan adalah untuk menguapkan pelarut. Uap dari pelarut lalu mengalir
ke kondensor melalui pipa kecil yang terdapat di soklet. Uap yang mengalir ke
kondensor didinginkan sehingga uap tersebut menjadi cairan. Cairan pelarut lalu
mengalir ke soklet dan merendam sampel yang telah di bungkus.
Pada saat sampel direndam oleh pelarut terjadi proses ekstraksi padat-cair
dimana pelarut akan masuk ke dalam sel sampel melalui dinding sel dan
melarutkan senyawa-senyawa yang memiliki sifat sama dengan pelarut. Hal ini
menyebabkan adanya perbedaan konsestrasi antara di luar dan di dalam sel
sehingga menyebabkan terjadinya proses difusi. Pelarut yang digunakan yaitu
heksana memiliki tingkat kepolaran yang rendah. Berdasarkan prinsip like
dissolve like pelarut akan mengikat senyawa yang memiliki tingkat kepolaran
yang sama.
Pelarut yang merendam sampel tertahan di soklet hingga telah mencapai
tinggi pipa soklet, pelarut akan turun kembali ke labu alas bulat. Proses tersebut
terjadi terus-menerus dan dilakukan sebanyak 3 kali sirkulasi. Hal ini dilakukan
untuk mencapai kesetimbangan fasa antara pelarut dan sampel dan untuk
mengoptimumkan proses ekstraksi. Hingga pada proses perendaman keempat,
sebelum pelarut kembali turun ke labu alas bulat, rangkaian alat soklet dilepas dan
pelarut dibuang. Hal tersebut dilakukan sebanyak 3 kali sampai volume pelarut
mencapai kurang lebih 300 mL. Tujuan dari pembuangan pelarut yaitu untuk
memisahkan secara fisik pelarut dengan sampel yang sudah diekstraksi.
Ekstrak yang diperoleh lalu dipanaskan hingga mencapai suhu 70
0
C.
Tujuan dari pemanasan ini yaitu untuk menghilangkan sisa-sisa pelarut heksan
yang masih bercampur dengan minyak kemiri. Pelarut yang masih bercampur
dengan ekstrak akan menguap sehingga dapat terpisah antara pelarut dengan
minyak kemiri.
Hasil yang diperoleh dari proses ekstraksi yaitu minyak kemiri yang
berwarna kekunig-kuningan dan ditimbang sehingga didapatkan massa minyak
kemiri. Minyak kemiri lalu dimasukan ke dalam piknometer untuk mengetahui
massa jenis dari minyak kemiri yang dihasilkan.
Massa minyak kemiri yang dihasilkan yaitu 20,9 gram dari 40 gram massa
awal kemiri sehingga diperoleh rendemen minyak kemiri sebesar 52, 25%. Arlene
(2010) melaporkan bahwa kemiri mengandung minyak sebesar 55-60%. Hasil
yang didapat tidak berbeda jauh dari literature (Arlene dkk, 2010). Massa jenis
minyak kemiri yang diperoleh yaitu sebesar 0,85 gram/cm
3
. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Arlene (2010) massa jenis minyak kemiri memiliki
massa jenis sebesar 0,9 gram/cm
3
. Hal ini tidak jauh berbeda dari massa jenis
yang diperoleh hasil percobaan.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah:
a. Ekstraksi minyak kemiri dapat dilakukan dengan metode sokletasi
b. Persen rendemen yang diperoleh dari minyak kemiri adalah 52,25% dan
massa jenis dari minyak kemiri yang diperoleh adalah 0,85 gram/cm
3
5.2 Saran
Saran yang dapat dilakukan untuk praktikum selanjutnya adalah sokletasi
dilakukan dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang bervariasi untuk
mengetahui efektivitas fraksi pelarut yang digunakan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Ansel, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi 4, UI Press, Jakarta
Arlene, A., Suharto, I., dan Jessica, N.R., 2010, Pengaruh Temperatur dan
Ukuran Biji Terhadap Perolehan Minyak Kemiri pada Ekstraksi Biji Kemiri
dengan Penekan Mekanis, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
Kejuangan, Yogyakarta,
Herlina, N., dan Ginting, M.H., 2002, Lemak dan Minyak, FT. TeknikKimia
USU, Medan
Istriyani, Y.Y., 2011, Pengujian Kualitas Minyak Kemiri dengan Menggunakan
Putaran Optik Menggunakan Polarimeter, UNDIP, Semarang
Kristanto, S., Arlene, A., dan Igu, S., 2010, Pengaruh Temperatur dan F/S
Terhadap Ekstraksi Minyak dari Biji Kemiri Sisa Penekanan Mekanik,
Seminar Kimia Rekayasa, Bandung
Suratmo, 2010, Potensi Ekstrak Daun Sirih Merah sebagai Antioksidan, FMIPA
UNIBRAW, Malang
Suyatno, 2008,Lemak, Badan Gizi Fakultas Kesehatan UNDIP, Semarang