Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

NAMA ASISTEN : HILARIA D


JUDUL : EKSTRAKSI

DISUSUN OLEH
NAMA : KARTIKA APRIANTI
NIM : H13110016
KELOMPOK : 1
NAMA KELOMPOK: SONY F.J., IRENE F, SELI M,
RESWANTI Y, SITI H, DAN
NOORTIHA K.




JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
I. ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan tentang ekstraksi minyak kemiri untuk mengetahui
cara ekstraksi sokletasi dan rendememen serta massa jenis yang dihasilkan.
Kemiri di tempatkan secara terpisah dengan pelarut. Dipanaskan system hingga
pelarut (heksana) menguap dan mengalir ke kondensor hingga menjadi cairan
kembali. Cairan tersebut lalu merendam sampel di soklet dan mengekstrak kemiri.
Dari hasil percobaan diperoleh rendemen sebesar 52,25% dan masssa jenis
sebesar 0,8 gram/cm
3
. Hasil ini tergolong baik karena tidak jauh melebihi batas
rendemen dan massa jnis minyak.

Kata Kunci : kemiri, ekstraksi, sokletasi, minyak

II. PENDAHULUAN
Kemiri memiliki nama latin Aleurites moluccana merupakan tanaman
yang tumbuh subur di daerah tropis maupun subtropis termasuk Indonesia. Kemiri
mengandung gliserida, asam linoleat, palmitat, stearat, miristat, asam minyak,
protein, vitamin B1 dan zat lemak. Kandungan yang mendominasi buah biji
kemiri yaitu minyak kemiri sebanyak 55-60%. Minyak kemiri memiliki banyak
manfaat antara lain bahan pembuat cat, pernis, sabun, obat, kosmetik, dan bahan
bakar (Arlene dkk, 2010). Saat ini minyak kemiri sedang banyak dikembangkan
sebagai bahan baku pembuatan biodiesel (Istriyani, 2011).
Minyak kemiri mengandung asam lemak tak jenuh dengan kadar asam
oleat 10,54% asam linoleat 48,56%, asam linolenat 28,5% dan asam lemak jenuh
12,56% (Kristanto, 2010). Asam lemak tak jenuh yang terkandung di dalam
minyak kemiri merupakan asam lemah yang larut ke dalam pelarut organik dan
bersifat kurang stabil dibandingkan asam lemak jenuh (Suyatno, 2008). Asam
lemak akan larut ke dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, benzene, dan
heksana (Herlina dan Ginting, 2002).
Minyak kemiri dapat diekstrak dari buah biji kemiri melalui beberapa
metode antara lain ekstraksi batch, maserasi, dan sokletasi. Ekstraksi sokletasi
merupakan cara pengekstraksian dengan penyarian secara terus menerus sehingga
penyarian lebih sempurna dengan memakai pelarut yang lebih sedikit (Ansel,
1989). Keunggulan metode sokletasi dengan metode yang lain yaitu menggunakan
pelarut yang sedikit, ekstrak langsung terpisah dengan sampel, dan waktu yang
lebih singkat (Suratmo, 2010).
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui proses ekstraksi dengan cara
sokletasi dan untuk mengetahui rendemen dan massa jenis minyak kemiri yang
dihasilkan. Prinsip percobaan ini yaitu ekstraksi minyak dari buah biji kemiri
menggunakan metode sokletasi dimana pelarut dan sampel ditempatkan terpisah
dan dengan menggunakan pelarut heksana. Pemurnian minyak kemiri dari pelarut
yaitu dengan cara destilasi. Destilasi merupakan pemisahan campuran berdasarkan
titik didih komponen yang ada di dalamanya dimana pada percobaan ini
komponen yang akan dipisahkan yaitu minyak kemiri dan pelarut heksana (Yazid,
2005).

III. METODOLOGI
Metode penelitian meliputi alat dan bahan yang digunakan, cara kerja
penelitian, serta gambar rangkaian alat yang digunakan.

3.1 Alat dan Bahan
Alat yang diguanakan yaitu labu alas bulat, heat mantle, soklet, kondensor,
pompa, gelas ukur, alu dan lumpang, kertas saring, corong, dan thermometer.
Bahan yang digunakan yaitu heksana sebagai pelarut dan buah kemiri sebagai
sampel yang akan diekstraksi.

3.2 Prosedur Kerja
Kemiri dipotong-potong dan dihaluskan dengan menggunakan alu dan
lumpang. Setelah halus kemiri ditimbang sebanyak 40 gram dan dibungkus
dengan kertas saring. Sampel kemiri yang dibungkus dimasukan ke dalam soklet.
Heksana sebanyak 300 mL dimasukan ke dalam labu alas bulat menggunakan
gelas ukur. Alat dirangkai seperti gambar 3.1 dan dilakukan sokletasi dengan
memanaskan pelarut.


3.3 Rangkaian Alat


Gambar 3.1 Rangkaian alat sokletasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Pengamatan
1. Dihaluskan kemiri dan ditimbang M
kemiri
= 40 gram
2. Dibungkus dan dimasukan ke soklet
3. Dimasukan heksana ke kabu las bulat V
heksan
= 300 mL
4. Dirangkai alat sokletasi, dipanaskan labu alas
bulat
T= 70
0
C
5. Disokletasi 3 sirkulasi; sirkulasi ke 4
dan 5 pelarut dibuang
6. Dilepaskan rangkaian alat sokletasi, labu alas
bulat dipanaskan

7. Ditimbang ekstrakyang dihasilkan M
labu+batu didih
=
198,2gram
M
labu+destilat+batu didih
=
219,1 gram
8. Diukur volume ekstrak V= 22,5 mL
9. Dimasukan ke piknometer V = 10 mL ; m = 24,9
gram

4.2 Perhitungan
Diketahui: massa destilat di dalam labu = 219,1 gram
massa labu+batu didih = 198,2 gram
massa awal = 40 gram
massa pikno kosong = 16,4 gram
massa pikno+ minyak = 24,9 gram
volume di pikno = 10 mL

Ditanya: a. Penentuan % hasil dari minyak kemiri
b. Penentuan massa jenis minyak kemiri

Dijawab:
a. Penentuan % rendemen minyak kemiri
Massa ekstrak = massa labu+batu didih+ekstrak massa labu+batu didih













b. Penentuan massa jenis minyak kemiri



4.3 Pembahasan
Ekstraksi merupakan proses penyarian senyawa kimia dari suatu bahan
alam dengan mengguanakan pelarut tertentu. Ekstraksi yang digunakan
menggunakan metode ekstraksi sokletasi untuk mendapatkan ekstrak minyak
kemiri.
Sampel kemiri dipotong-potong dan dihaluskan dengan alu lumpang.
Sampel dihaluskan bertujuan untuk mempermudah kontak antara pelarut dengan
sampel pada proses ekstraksi. Sampel ditimbang sebanyak 40 gram, dibungkus
dengan kertas saring dan dimasukan ke dalam soklet. Pelarut heksana dimasukkan
ke labu alas bulat sebanyak 300 ml. Pada proses soxhletasi pelarut dan sampel
berada dalam tempat terpisah.
Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik didih pelarut yaitu 70
0
C. Tujuan
dari pemanasan adalah untuk menguapkan pelarut. Uap dari pelarut lalu mengalir
ke kondensor melalui pipa kecil yang terdapat di soklet. Uap yang mengalir ke
kondensor didinginkan sehingga uap tersebut menjadi cairan. Cairan pelarut lalu
mengalir ke soklet dan merendam sampel yang telah di bungkus.
Pada saat sampel direndam oleh pelarut terjadi proses ekstraksi padat-cair
dimana pelarut akan masuk ke dalam sel sampel melalui dinding sel dan
melarutkan senyawa-senyawa yang memiliki sifat sama dengan pelarut. Hal ini
menyebabkan adanya perbedaan konsestrasi antara di luar dan di dalam sel
sehingga menyebabkan terjadinya proses difusi. Pelarut yang digunakan yaitu
heksana memiliki tingkat kepolaran yang rendah. Berdasarkan prinsip like
dissolve like pelarut akan mengikat senyawa yang memiliki tingkat kepolaran
yang sama.
Pelarut yang merendam sampel tertahan di soklet hingga telah mencapai
tinggi pipa soklet, pelarut akan turun kembali ke labu alas bulat. Proses tersebut
terjadi terus-menerus dan dilakukan sebanyak 3 kali sirkulasi. Hal ini dilakukan
untuk mencapai kesetimbangan fasa antara pelarut dan sampel dan untuk
mengoptimumkan proses ekstraksi. Hingga pada proses perendaman keempat,
sebelum pelarut kembali turun ke labu alas bulat, rangkaian alat soklet dilepas dan
pelarut dibuang. Hal tersebut dilakukan sebanyak 3 kali sampai volume pelarut
mencapai kurang lebih 300 mL. Tujuan dari pembuangan pelarut yaitu untuk
memisahkan secara fisik pelarut dengan sampel yang sudah diekstraksi.
Ekstrak yang diperoleh lalu dipanaskan hingga mencapai suhu 70
0
C.
Tujuan dari pemanasan ini yaitu untuk menghilangkan sisa-sisa pelarut heksan
yang masih bercampur dengan minyak kemiri. Pelarut yang masih bercampur
dengan ekstrak akan menguap sehingga dapat terpisah antara pelarut dengan
minyak kemiri.
Hasil yang diperoleh dari proses ekstraksi yaitu minyak kemiri yang
berwarna kekunig-kuningan dan ditimbang sehingga didapatkan massa minyak
kemiri. Minyak kemiri lalu dimasukan ke dalam piknometer untuk mengetahui
massa jenis dari minyak kemiri yang dihasilkan.
Massa minyak kemiri yang dihasilkan yaitu 20,9 gram dari 40 gram massa
awal kemiri sehingga diperoleh rendemen minyak kemiri sebesar 52, 25%. Arlene
(2010) melaporkan bahwa kemiri mengandung minyak sebesar 55-60%. Hasil
yang didapat tidak berbeda jauh dari literature (Arlene dkk, 2010). Massa jenis
minyak kemiri yang diperoleh yaitu sebesar 0,85 gram/cm
3
. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Arlene (2010) massa jenis minyak kemiri memiliki
massa jenis sebesar 0,9 gram/cm
3
. Hal ini tidak jauh berbeda dari massa jenis
yang diperoleh hasil percobaan.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah:
a. Ekstraksi minyak kemiri dapat dilakukan dengan metode sokletasi
b. Persen rendemen yang diperoleh dari minyak kemiri adalah 52,25% dan
massa jenis dari minyak kemiri yang diperoleh adalah 0,85 gram/cm
3




5.2 Saran
Saran yang dapat dilakukan untuk praktikum selanjutnya adalah sokletasi
dilakukan dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang bervariasi untuk
mengetahui efektivitas fraksi pelarut yang digunakan.

VI. DAFTAR PUSTAKA
Ansel, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi 4, UI Press, Jakarta
Arlene, A., Suharto, I., dan Jessica, N.R., 2010, Pengaruh Temperatur dan
Ukuran Biji Terhadap Perolehan Minyak Kemiri pada Ekstraksi Biji Kemiri
dengan Penekan Mekanis, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
Kejuangan, Yogyakarta,
Herlina, N., dan Ginting, M.H., 2002, Lemak dan Minyak, FT. TeknikKimia
USU, Medan
Istriyani, Y.Y., 2011, Pengujian Kualitas Minyak Kemiri dengan Menggunakan
Putaran Optik Menggunakan Polarimeter, UNDIP, Semarang
Kristanto, S., Arlene, A., dan Igu, S., 2010, Pengaruh Temperatur dan F/S
Terhadap Ekstraksi Minyak dari Biji Kemiri Sisa Penekanan Mekanik,
Seminar Kimia Rekayasa, Bandung
Suratmo, 2010, Potensi Ekstrak Daun Sirih Merah sebagai Antioksidan, FMIPA
UNIBRAW, Malang
Suyatno, 2008,Lemak, Badan Gizi Fakultas Kesehatan UNDIP, Semarang

Anda mungkin juga menyukai