Prinsp Kerja :
Prinsip kerja dari percobaan ekstraksi minyak buah kemiri yaitu dengan menggunakan teknik
pemisahan ekstraksi soklet. Ekstraksi soklet yaitu suatu metode pemisahan pada komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan secara berulang-ulang dengan menggunakan
pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Prinsip dari soklelasi
ini yaitu pemisahan dengan cara penyaringan berulang-ulang sehingga hasil yang didapat sempurna
dan pelarut yang digunakan relatif sedikit, larutan yang didapat setelah penyaringan selanjutnya
diuapkan dan sisianya adalah zat yang terekstrak. Metode soklelasi ini menggunakan suatu pelarut
yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut,
tetapi tidak mudah melarutkan zat padat yang diinginkan.
Alat :
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu mortar, labu godok, soxhlet, evaporator atau
penangas air, dan timbangan analitik.
Bahan :
Bahan yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu daging buah kemiri, kertas saring, kapas
bebas minyak, petrolium eter, natrium sulfat anhidrat atau magnesium anhidrat.
Prosedur Kerja :
Proses dari percobaan ini yaitu yang pertama ditimbang 5 gram buah kemiri dan dihaluskan
dengan mortar. Kemiri yang sudah halus selanjutnya dibungkus dengan kertas saring dan ujung atas
dan bawah ditutup dengan kapas bebas minyak. Petroleum eter dimasukkan sebanyak 60% dari
volume labu godok dan dilakukan ekstraksi kurang lebih selama 1,5 jam. Larutan hasil ekstrak
selanjutnya ditambahkan dengan natrium sulfat anhidrat atau magnesium anhidrat, setelah
ditambahkan didpisahkan garam anhidrat dengan fraksi cairnya. Petrolium eter yang terdapat
daalam larutan hasil ekstrak kemudian diuapkan dengan evaporator atau penangas air. Residu atau
minyak yang dihasilkan kemudian ditimbang untuk menentukan rendemen kadar minyak atau
lemak dalam daging buah kemiri.
Hasil
No. Keterangan Gambar
1. Proses sokhlet buah kemiri
2. Penambahan MgSO4
3. Penguapan
Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu ekstraksi minyak buah kemiri yang bertujuan untuk mempelajari
pemisahan senyawa dari padatan dengan menggunakan teknik ekstraksi. Pemisahan suatu bahan
dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yaitu dengan cara ekstraksi. Esktraksi terdapat
beberapamacam yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat cair. Ekstraksi cair-cair didasarkan
pada zat terlarut yang dapat dipisahkan dari zat pembawa menggunakan pelarut cair. Ekstraksi
padat-cair yaitu suatu proses transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam
pelarutnya.metode ekstraksi yang digunakan pada percobaan ini yaitu ekstraksi padat cair dengan
menggunakan alat yang biasa disebut dengan soklet. Metode pemisahan dengan menggunakan alat
soklet ini untuk memisahkan zat terlarut dalam zat pembawanya dengan menggunakan bantuan
pelarut. Pemilihan pelarut ini didasarkan atas beberapa faktor, yaitu selektivitas, kelarutan,
kemampuan tidak saling campur, reaktivitas, titik didih, dan kriteria lainnya (Bernasconi, 1995).
Proses yang pertama yaitu menyiapkan sampel buah kemiri yang akan diekstrak
menggunakan alat soklet. Penyiapan buah kemiri yaitu sebanyak 5 gram, sebelum ditimbang buah
kemiri dihaluskan terlebih dahulu sebelum ditimbang. Buah kemiri yang sudah ditimbang kemudian
dibungkus dengan kertas sarng dan ujung-ujungnya disumbat dengan kapas bebas minyak. Ujung-
ujung pada buah kemiri yang disumbat dengan kapas bebas minyak bertujuan agar buah kemiri
yang diekstrak tidak akan tumpah. Buah kemiri yang dihaluskan bertujuan untuk memudahkan buah
kemiri terekstrak, hal ini disebabkan karena semakin hasul sampel maka pelarut yang digunakan
untuk mengektrak akan lebih mudah melakukan kontak dengan sampel. Buah kemiriyang sudah
dibungkus kemudian dimasukkan daam thimbel yang terdapat pada set alat soklet.
Pelarut yang digunakan dalam percobaan ini yaitu petroleum eter. Petroleum eter yang
sudah siap kemudian dimasukkan dalam labu alas bulat 100 ml sebanyak 60% dari volume labu,
lalu labu alas bulat di set dengan alat soklet. Pelarut petroleum eter memiliki sifat yang mudah
menguap sehingga pada suhu yang rendah petroleum eter dapat menguap. Petrleum eter digunakan
sebagai pelarut dalam proses soklet karena memiliki sifat yang hampir mirip dengan sampel atau
minyak yang diekstrak. Buah kemiri yang akan diekstrak memiliki sifat nonpolar dan petruleum
eter yang digunakan sebagai pelarut juga bersifat nonpolar sehingga minyak yang dihasilkan dapat
terekstrak dengan pelarut petroleum eter yang bersifat nonpolar juga. Proses selanjutnya yaitu
dilakukan ekstraksi selama 1,5 jam.
Ekstraksi soklet ini ekstraksi yang berkesinambungan, semakin banyak ekstraksi dilakukan
maka hasil ekstraksi juga akan semakin banyak. Ekstraksi pelarut ini pada labu alas bulat berisi
petroleum eter yang nantinya akan menguap dan masuk ke dalam kondensor, uap yang masuk
dalam kondensor akan mengalami kondensasi dan jatuh dalam thimbel yang berisi bahan. Pelarut
yang terdapat dalam thimbel apabila sudah banyak maka pelarut tersebut akan jatuh kembali dalam
labu ala sbulat melalui pipa sifon, proses ini dihitung 1 ekstraksi dan seterusnya. Menurut susilowati
(2012) pelarut yang paling baik dalam proses ekstraksi ini yaitu pelarut n-heksana karen arendemen
yang didapat paad pelarut n-heksana lebih banyak yaitu 38,72% dan untuk pelarut petrolium eter
menghasilkan rendemen sebesar 33,24%. Hal ini disebabkan karena n-heksana memiliki kerapatan
dan densitas yang rendah apabila dibandingkan dnegan pelarut petroleum eter. Sifat yang dimilki n-
heksana ini akan mengakibatkan n-heksana akan lebih mudah berdifusi masuk dan keluar serta
dengan cepat mengalami kontak dengan buah kemiri dan nantinya akan menghasikan minyak yang
terekstrak.
Peoses selanjutnya yaitu penambahan magnesium sulfat anhidrat pada hasil ekstraksi yang
sudah didapat, setelah dilakukan penambahan magnesium sulfat anhidrat ini kemudian dipisahkan.
Penambahan ini bertujuan untuk mengikat air yang masih terdapat dalam hasil minyak yang
terekstrak dan juga berfungsi untuk memudahkan petroleum eter menguap sehingga pelarut
petroleum eter akan terpisah dari minyak yang terekstrak. Petroleum eter yang sudah ditambahkan
dalam hasil ekstrak kemudian diuapkan dengan menggunakan penangas, penguapan dengan
penanga sini bertujuan untuk memisahkan antara petroleum eter dengan minyak yang dihasilkan.
Penguapan petroleum eter ini dilakukan sampai mendidih tetapi duhu tidak boleh melebihi 1000C,
hal ini apabila terjadi maka dikhawatirkan minyak yang didapat akan ikut menguap.
Minyak yang sudah didapat setelah penguapan selanjutnya ditimbang dan dihitung
rendemennya. Minyak yang diperoleh yaitu 21,867 gram. Menurut sulislowati (2012) minyak yang
diperoleh dari 50 gram yaitu 16,2 gram, jadi apabila dalam percobaan ini menggunakan bahan
sebanyak 5 gram maka hasil yang didapat kurang lebih sebanyak 1,67 gram. Percobaan ini tidak
sesuai dnegan literatur karena hasil minyak yang didapat pada percobaan ini yaitu 21,867 gram
terlalu banyak.hal ini disebabkan oleh alat soklet yang digunakan tidak sebanding ukurannya,
seharusnya labu alas bulat yang digunakan dan thimbel serta kondensor yang digunakan ukurannya
harus sebanding sehingga tidak besar salah satunya. Alat yang digunakan ini ukuran thimbelnya
teralu besar dibandingkan dengan ukuran labu alas bulat yang digunakan sehingga ekstraksi yang
terjadi pada proses soklet ini tidak memenuhi 1 ekstraksi. Massa yang terlalu banyak ini juga
diakaibatkan keran pelarut yang tercampur dalam minyak tidak menguap secara sempurna sehingga
masih banyak yang bercampur dengan minyak. Rendemen yang didapat pada percobaan ini yaitu
429,607%, rendemen ini melebihi 100%, hal ini diakibatkan massa minyak yang dihasilkan
melebihi massa bahan yang diekstrak dan dapat dipengaruhi saat proses pemanasan yang tidak
sempurna.
Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini yaitu pemisahan senywa dari padatan dapat dilakukan
dengan menggunakan metode ektraksi dengan mengguakan alat soklet dan penambahan pelarut.
Hasil ekstraksi minyak kemiri yang diperoleh memiliki massa yaitu 21,867 gram dan rendemen
yang dihasilkan yaitu 429,60%. Minyak kemiri yang dihasilkan sangat tidak murni karena minyak
yang dihaisilkan tidak benar-benar terpisah dengan pelarut petrolum eter.
Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya harus mengecek alat yang akan digunakan sesuai atau
tidak. Praktikan harus benar-benar memahami prosedur yang akan dilakukan agar tidak terjadi
kesalahan. Praktikan jangan upa memberi vaselin pada smabungan set alat soklet anatra thimble
dnegan kondensor serta diberi karet pada hubungan labu alas bulat dengan timbel. Penguapan
pelarut pada percobaan berikutnya harus benar-benar minyak terpisah dengan pelarut petrolium
eter.
Referensi
Bernasconi. 1995.Teknik Kimia II. Jakarta:PradyaParamitha.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI Press.
Purwani, et al,. 2007. Ekstraksi Neodenium mamakai Asam 01-2 Etil Heksil Fosfat. Vol1(1):3.
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of petroleum eter[Serial Online]. https://www.
sciencelab. com/msds.php?msdsId=9927321 (Diakses pada 5 November 2018).
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of magnesium sulfat anhidrat [Serial Online].
http://www. sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927062 (Diakses pada 5 November 2018).
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of natrium sulfat anhidrat [Serial Online].
https://www. sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927133 (Diakses pada 5 November 2018).
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of water [Serial Online]. https://www. sciencelab.
com/msds.php?msdsId=9927321 (Diakses pada 5 November 2018).
Simon. 2008. Recent Advances in Anthocyanins Analysis and Characterization. NIH- Public Access
Author Manuscript. Curr Anal Chem. 4(2): 75–101.
Susilowati, Nofrin dan Rosi Primaswari. 2012. Pengambilan Biji Kemiri (Aleurites moluccana,
Wild) Melalui Ekstraksi dengan Menggunakan Soxhlet. Semarang : Perpusustakaan UNS.