Anda di halaman 1dari 9

ACC Nilai

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


EKSTRAKSI MINYAK BUAH KEMIRI
Judul : Ekstraksi Minyak Buah Kemiri
Tujuan Percobaan : Mempelajari pemisahan senyawa dari padatan dengan teknik ekstraksi.
Pendahuluan
Kemiri atau yang memiliki nama latin Aleuritas moluccana merupakan tumbuhan yang
bijinya dimanfaatkan menjadi sumber minyak dan rempah-rempah. Penanaman kemiri ditujukan
untuk memperoleh bijinya yang kemudian diolah dan dimanfaatkan sebagai bumbu masakan
Indonesia. Kemiri memiliki tekstur dan rasa yang hampir sama dengan macadamia yang juga
mengandung minyak hampir sama. kandungan minyak pada biji kemiri berkisar antara 60%-66%.
Penanaman kemiri akhir-akhir ini hanya dimanfaatkan untuk diambil minyaknya. Masing-masing
pohon pada setiap penanaman akan menghasilkan sekitar 30 hingga 80 kg kacang kemiri dan sekitar
15% - 20% dari berat tersebut merupakan minyak. Kandungan yang terdapat dalam minyak kemiri
sebagian besar adalah oleostearat. Minyak yang baru mengering biasa digunakan untuk
mengawetkan kayu, sebagai pernis atau cat, melapisi kertas agar anti air. Bahan sabun, bahan
campuran isolasi, pengganti karet dan lain-lain (Ketaren, 1986).
Biji kemiri yang telah dibakar dapat dimanfaatkan dalam penulisan lontar, jadi niji kemiri
dapat menghitamkan tulisan pada lebaran-lebaran lontar. Biji kemiri juga memiliki manfaat lainnya
yaitu untuk obat diare, disentri, sakit perut, sembelit, demam, dan sariawan. Manfaat kemiri ini
disebabkan kemiri memilki kandungan seperti sponin, falvoida, dan polifenol. Komponen yang
terkandung dalam kemiri tersebut merupakan komponen yang penting dalam manusia. Kandungan
lainnya yang terdapat dalam kemiri yaitu protein, lemak, dan juga karbohidrat. Kandungan yang
penting lainnya yaitu asam sulfat, vitamin, serta fotosentrol yang dapat membantu menghambat
terjadinya pembentukan kolesterol (Ketaren, 1986).
Teknik pemisahan suatu campuran dapat dilakuakn dengan berbagai cara salah satunya yaitu
dengan cara ekstraksi. Metode ekstraksi memiliki beberapa macam yaitu ekstraksi cair-cair dan
ekstraksi padat-cair. Metode ekstraksi cair-cair didasarkan pada zat terlarut yang dipisahkan dari
cairan pembawa menggunakan pelarut cair. Cairan pembawa atau diluen dan pelarut tidak saling
bercampur, apabila dipisahkan nantinya akan membentuk dua fase yaitu fase diluen dan fase
pelarut. Perbedaan konsentrasi zat terlarut di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan
setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan zat dari larutan yang ada. Fase yang
terbentuk terdiri dari dua jenis, yaitu fase rafinat dan fase ekstrak. Fase rafinat adalah fase residu,
berisi diluen dan sisa solute, sedangakan fase ekstrak adalah fase yang berisi solute dan solvent
(Wibawa, 2014).
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung minyak atau lemak. Cara ekstraksi ini bermacam–macam, yaitu rendering (dry
renderingdanwet rendering), mechanical expression dan solvent extraction. Rendering merupakan
suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak
dengan kadar air yang tinggi. Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu wet
rendering dan dry rendering. Dry Rendering merupakan cara rendering tanpa penambahan air
selama proses berlangsung. Pemanasan dilakukan pada suhu 220 0F sampai 2300F (1050C-1100C).
Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak
yang akan dihasilkan akan dipisahkan dari ampas yang telah mengendapkan dan pengembilan
minyak dilakukan pada bagiana tas ketel. Wet rendering adalah proses rendering dengan
penambahan air selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka
atau tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound
tekanan uap (40-60psi) Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet rendering dilakukan jika
diinginkan flavornetral dari minyak atau lemak (Kataren,1986).
Metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan minyak dari buah kemiri yaitu metode
ekstraksi. Ekstraksi adalah proses penarikan satu zatter larutan dari larutannya di dalam air oleh
suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air. Metode ini dapat digunakan untuk
analisis makro maupun mikro dan untuk memisahkan secara cepat dan bersih baik untuk zat organik
maupun zat anorganik (Purwani, et all., 2008).
Metode ekstraksi sokhlet merupakan pemisahan satu atau beberapa komponen dari suatu
padatan dengan menggunakan bantuan pelarut. Prinsip dasar ekstraksi sokhlet ini yaitu didasarkan
pada kemampuan larutan atau kelarutan yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran
dan pemilihan jenis pelarut. Pemilihan pelarut ini didasarkan atas beberapa faktor, yaitu
selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling campur, reaktivitas, titik didih, dan kriteria lainnya
(Bernasconi, 1995).
Gambar 1. Set alat ekstraksi soxhlet
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert
kedalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut
kemudian dikembalikan lagi kekeadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari
bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam pelarut pengekstraksi.
Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila pada tanhanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering
juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya. (Lucas, 2012).
Proses yang terjadi dalam ektraksi soklet yaitu ketika pelarut dididihkan, uap yang dihasilkan
akan naik melewati soklet menuju pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan terdapat pada
kondensor yang fungsinya yaitu mengembunkan uap yang dihasilkan dari proses soklet sehingga
kembali ke fasa cair dan menetes kembali ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble,
ekstrak minyak ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi maka ekstrak
minyak akan dialirkan lewat sifon menuju labu alas bulat (Sukardjo, 2002).

Material Safety Data Sheet (MSDS)


1. Akuades (H2O)
Akuades merupakan senyawa dengan rumus molekul H2O yang berbentuk cair, tidak berbau
dan tidak berwarna. Senyawa ini memiliki berat molekul 18,02 g/mol dengan titik didih 100 °C,
tekanan uap 2,3, kPa dan densitas uap sebesar 0,62. Akuades merupakan senyawa yang tidak
berbahaya dan tidak menyebabkan iritasi apabila terkena kulit sehingga tidak perlu tindakan dan
penanganan khusus apabila bahan ini terkena pada anggota tubuh. Akuades yang tumpah dapat
dibersihkan dengan kain inert atau kain yang mudah menyerap air atau dapat langsung dibuang
dalam pembuangan yang tepat (ScienceLab, 2018).
2. Petroleum eter
Petroleum eter merupakan senyawa kimia yang memiliki bentuk cairan, sedikit memiliki bau,
tidak berwarna, dan tidak berasa. Petroleum eter tidak memiliki berat molekul. Titik didih dari
petroleum eter yaitu 600C dan tidak memiliki titik leleh. Kerapatan dari senyawa petroleum eter
yaitu sebesar 3,9. Petroleum eter ini tidak memiliki sifat volatil atau tidak mudah menguap.
Petroleum eter mudah larut dalam air dingin. Petroleum eter apabila terkena kulit maka segera
basuh dnegan air mengalir kurang lebih selama 15 menit lalu olesi dengan emolien pada bagian
yang teriritasi. Petroleum eter apabila terkena mata maka segera basuh dengan air mengalir
sbelumnya lepas kontak mata terlebih dahulu apabila memkai, sleanjutnya cari bantuan medis
(Sciencelab, 2019).
3. Natrium sulfat anhidrat (Na2SO4)
Natrium sulfat anhidrat merupakan senyawa kimia yang akan menjadi stabil pada kondisi
dibawah normal, dengan memiliki bentuk bubuk putih, dan tidak berbau. Berat molekul natrium
sulfat yaitu sebesar 142,04. Titik didih dan titik leleh natrium sulfat yaitu sebagai berikut lebih dari
8900C dan 884-8880C. natrium sulfat sedikit larut dalam air. Natrium sulfat memiliki sifat yang
tidak reaktif. Natrium sulfat apabila terkena kulit maka segera basuh dengan air mengalir kurang
lebih selama 15 menit lalu olesi dengan emolien pada bagian yang teriritasi. Natrium sulfat apabila
terken amata maka segera basuh dengan air mengalir kurang lebih selama 15 menit lalu carilah
bantuan medis (Sciencelab, 2019).
4. Magnesium sulfat anhidrat
Magnesium sulfat merupakan senyawa kimia yang memilki wujud padat, tida bersas, tidak
berbau, dan berwarna putih. Berat molekul dari magnesium sulfat yaitu sebesar 120,38 g/mol.
Magnesium sulfat ini tidak memiliki titik didih dan titik leleh. Magnesium sulfat mudah larut dalam
air dingin. Magnesium sulfat ini tidak memiliki sifat volatil atau menguap. Magnesium sulfat
apabila terkena kulit maka segera basuh dengan air mengalir kurang lebih selama 15 menit lalu
olesi dengan emolien pada bagian yang teriritasi. Magnesium sulfat apabila terkena mata maka
segera basuh dengan air mengalir kurang lebih selama 15 menit (Sciencelab, 2019).

Prinsp Kerja :
Prinsip kerja dari percobaan ekstraksi minyak buah kemiri yaitu dengan menggunakan teknik
pemisahan ekstraksi soklet. Ekstraksi soklet yaitu suatu metode pemisahan pada komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan secara berulang-ulang dengan menggunakan
pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Prinsip dari soklelasi
ini yaitu pemisahan dengan cara penyaringan berulang-ulang sehingga hasil yang didapat sempurna
dan pelarut yang digunakan relatif sedikit, larutan yang didapat setelah penyaringan selanjutnya
diuapkan dan sisianya adalah zat yang terekstrak. Metode soklelasi ini menggunakan suatu pelarut
yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut,
tetapi tidak mudah melarutkan zat padat yang diinginkan.
Alat :
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu mortar, labu godok, soxhlet, evaporator atau
penangas air, dan timbangan analitik.

Bahan :
Bahan yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu daging buah kemiri, kertas saring, kapas
bebas minyak, petrolium eter, natrium sulfat anhidrat atau magnesium anhidrat.

Prosedur Kerja :
Proses dari percobaan ini yaitu yang pertama ditimbang 5 gram buah kemiri dan dihaluskan
dengan mortar. Kemiri yang sudah halus selanjutnya dibungkus dengan kertas saring dan ujung atas
dan bawah ditutup dengan kapas bebas minyak. Petroleum eter dimasukkan sebanyak 60% dari
volume labu godok dan dilakukan ekstraksi kurang lebih selama 1,5 jam. Larutan hasil ekstrak
selanjutnya ditambahkan dengan natrium sulfat anhidrat atau magnesium anhidrat, setelah
ditambahkan didpisahkan garam anhidrat dengan fraksi cairnya. Petrolium eter yang terdapat
daalam larutan hasil ekstrak kemudian diuapkan dengan evaporator atau penangas air. Residu atau
minyak yang dihasilkan kemudian ditimbang untuk menentukan rendemen kadar minyak atau
lemak dalam daging buah kemiri.

Waktu yang dibutuhkan

No. Jam Perlakuan Waktu

1. 07.00-07.15 Persiapan praktikum 15 menit

2. 07.20-07.30 Menseting alat 10 menit

3. 07.35-08.35 Proses ekstraksi minyak buah kemiri 90 menit

4. 08.40-09.20 Penambahan magnesium anhydrous dan 40 menit


penguapan serta pengolahan data

Data dan Perhitungan


Massa sampel awal = 5,090 gram
Massa yang diperoleh = 21,867 gram
massa yang diperoleh
Rendemen = x 100 %
massa sampel awal
21,567 g
Rendemen = x 100 % = 429,607 %
5,090 g

Hasil
No. Keterangan Gambar
1. Proses sokhlet buah kemiri

2. Penambahan MgSO4

3. Penguapan

Pembahasan

Percobaan kali ini yaitu ekstraksi minyak buah kemiri yang bertujuan untuk mempelajari
pemisahan senyawa dari padatan dengan menggunakan teknik ekstraksi. Pemisahan suatu bahan
dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yaitu dengan cara ekstraksi. Esktraksi terdapat
beberapamacam yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat cair. Ekstraksi cair-cair didasarkan
pada zat terlarut yang dapat dipisahkan dari zat pembawa menggunakan pelarut cair. Ekstraksi
padat-cair yaitu suatu proses transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam
pelarutnya.metode ekstraksi yang digunakan pada percobaan ini yaitu ekstraksi padat cair dengan
menggunakan alat yang biasa disebut dengan soklet. Metode pemisahan dengan menggunakan alat
soklet ini untuk memisahkan zat terlarut dalam zat pembawanya dengan menggunakan bantuan
pelarut. Pemilihan pelarut ini didasarkan atas beberapa faktor, yaitu selektivitas, kelarutan,
kemampuan tidak saling campur, reaktivitas, titik didih, dan kriteria lainnya (Bernasconi, 1995).
Proses yang pertama yaitu menyiapkan sampel buah kemiri yang akan diekstrak
menggunakan alat soklet. Penyiapan buah kemiri yaitu sebanyak 5 gram, sebelum ditimbang buah
kemiri dihaluskan terlebih dahulu sebelum ditimbang. Buah kemiri yang sudah ditimbang kemudian
dibungkus dengan kertas sarng dan ujung-ujungnya disumbat dengan kapas bebas minyak. Ujung-
ujung pada buah kemiri yang disumbat dengan kapas bebas minyak bertujuan agar buah kemiri
yang diekstrak tidak akan tumpah. Buah kemiri yang dihaluskan bertujuan untuk memudahkan buah
kemiri terekstrak, hal ini disebabkan karena semakin hasul sampel maka pelarut yang digunakan
untuk mengektrak akan lebih mudah melakukan kontak dengan sampel. Buah kemiriyang sudah
dibungkus kemudian dimasukkan daam thimbel yang terdapat pada set alat soklet.
Pelarut yang digunakan dalam percobaan ini yaitu petroleum eter. Petroleum eter yang
sudah siap kemudian dimasukkan dalam labu alas bulat 100 ml sebanyak 60% dari volume labu,
lalu labu alas bulat di set dengan alat soklet. Pelarut petroleum eter memiliki sifat yang mudah
menguap sehingga pada suhu yang rendah petroleum eter dapat menguap. Petrleum eter digunakan
sebagai pelarut dalam proses soklet karena memiliki sifat yang hampir mirip dengan sampel atau
minyak yang diekstrak. Buah kemiri yang akan diekstrak memiliki sifat nonpolar dan petruleum
eter yang digunakan sebagai pelarut juga bersifat nonpolar sehingga minyak yang dihasilkan dapat
terekstrak dengan pelarut petroleum eter yang bersifat nonpolar juga. Proses selanjutnya yaitu
dilakukan ekstraksi selama 1,5 jam.
Ekstraksi soklet ini ekstraksi yang berkesinambungan, semakin banyak ekstraksi dilakukan
maka hasil ekstraksi juga akan semakin banyak. Ekstraksi pelarut ini pada labu alas bulat berisi
petroleum eter yang nantinya akan menguap dan masuk ke dalam kondensor, uap yang masuk
dalam kondensor akan mengalami kondensasi dan jatuh dalam thimbel yang berisi bahan. Pelarut
yang terdapat dalam thimbel apabila sudah banyak maka pelarut tersebut akan jatuh kembali dalam
labu ala sbulat melalui pipa sifon, proses ini dihitung 1 ekstraksi dan seterusnya. Menurut susilowati
(2012) pelarut yang paling baik dalam proses ekstraksi ini yaitu pelarut n-heksana karen arendemen
yang didapat paad pelarut n-heksana lebih banyak yaitu 38,72% dan untuk pelarut petrolium eter
menghasilkan rendemen sebesar 33,24%. Hal ini disebabkan karena n-heksana memiliki kerapatan
dan densitas yang rendah apabila dibandingkan dnegan pelarut petroleum eter. Sifat yang dimilki n-
heksana ini akan mengakibatkan n-heksana akan lebih mudah berdifusi masuk dan keluar serta
dengan cepat mengalami kontak dengan buah kemiri dan nantinya akan menghasikan minyak yang
terekstrak.
Peoses selanjutnya yaitu penambahan magnesium sulfat anhidrat pada hasil ekstraksi yang
sudah didapat, setelah dilakukan penambahan magnesium sulfat anhidrat ini kemudian dipisahkan.
Penambahan ini bertujuan untuk mengikat air yang masih terdapat dalam hasil minyak yang
terekstrak dan juga berfungsi untuk memudahkan petroleum eter menguap sehingga pelarut
petroleum eter akan terpisah dari minyak yang terekstrak. Petroleum eter yang sudah ditambahkan
dalam hasil ekstrak kemudian diuapkan dengan menggunakan penangas, penguapan dengan
penanga sini bertujuan untuk memisahkan antara petroleum eter dengan minyak yang dihasilkan.
Penguapan petroleum eter ini dilakukan sampai mendidih tetapi duhu tidak boleh melebihi 1000C,
hal ini apabila terjadi maka dikhawatirkan minyak yang didapat akan ikut menguap.
Minyak yang sudah didapat setelah penguapan selanjutnya ditimbang dan dihitung
rendemennya. Minyak yang diperoleh yaitu 21,867 gram. Menurut sulislowati (2012) minyak yang
diperoleh dari 50 gram yaitu 16,2 gram, jadi apabila dalam percobaan ini menggunakan bahan
sebanyak 5 gram maka hasil yang didapat kurang lebih sebanyak 1,67 gram. Percobaan ini tidak
sesuai dnegan literatur karena hasil minyak yang didapat pada percobaan ini yaitu 21,867 gram
terlalu banyak.hal ini disebabkan oleh alat soklet yang digunakan tidak sebanding ukurannya,
seharusnya labu alas bulat yang digunakan dan thimbel serta kondensor yang digunakan ukurannya
harus sebanding sehingga tidak besar salah satunya. Alat yang digunakan ini ukuran thimbelnya
teralu besar dibandingkan dengan ukuran labu alas bulat yang digunakan sehingga ekstraksi yang
terjadi pada proses soklet ini tidak memenuhi 1 ekstraksi. Massa yang terlalu banyak ini juga
diakaibatkan keran pelarut yang tercampur dalam minyak tidak menguap secara sempurna sehingga
masih banyak yang bercampur dengan minyak. Rendemen yang didapat pada percobaan ini yaitu
429,607%, rendemen ini melebihi 100%, hal ini diakibatkan massa minyak yang dihasilkan
melebihi massa bahan yang diekstrak dan dapat dipengaruhi saat proses pemanasan yang tidak
sempurna.

Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini yaitu pemisahan senywa dari padatan dapat dilakukan
dengan menggunakan metode ektraksi dengan mengguakan alat soklet dan penambahan pelarut.
Hasil ekstraksi minyak kemiri yang diperoleh memiliki massa yaitu 21,867 gram dan rendemen
yang dihasilkan yaitu 429,60%. Minyak kemiri yang dihasilkan sangat tidak murni karena minyak
yang dihaisilkan tidak benar-benar terpisah dengan pelarut petrolum eter.

Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya harus mengecek alat yang akan digunakan sesuai atau
tidak. Praktikan harus benar-benar memahami prosedur yang akan dilakukan agar tidak terjadi
kesalahan. Praktikan jangan upa memberi vaselin pada smabungan set alat soklet anatra thimble
dnegan kondensor serta diberi karet pada hubungan labu alas bulat dengan timbel. Penguapan
pelarut pada percobaan berikutnya harus benar-benar minyak terpisah dengan pelarut petrolium
eter.

Referensi
Bernasconi. 1995.Teknik Kimia II. Jakarta:PradyaParamitha.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI Press.
Purwani, et al,. 2007. Ekstraksi Neodenium mamakai Asam 01-2 Etil Heksil Fosfat. Vol1(1):3.
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of petroleum eter[Serial Online]. https://www.
sciencelab. com/msds.php?msdsId=9927321 (Diakses pada 5 November 2018).
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of magnesium sulfat anhidrat [Serial Online].
http://www. sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927062 (Diakses pada 5 November 2018).
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of natrium sulfat anhidrat [Serial Online].
https://www. sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927133 (Diakses pada 5 November 2018).
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of water [Serial Online]. https://www. sciencelab.
com/msds.php?msdsId=9927321 (Diakses pada 5 November 2018).
Simon. 2008. Recent Advances in Anthocyanins Analysis and Characterization. NIH- Public Access
Author Manuscript. Curr Anal Chem. 4(2): 75–101.
Susilowati, Nofrin dan Rosi Primaswari. 2012. Pengambilan Biji Kemiri (Aleurites moluccana,
Wild) Melalui Ekstraksi dengan Menggunakan Soxhlet. Semarang : Perpusustakaan UNS.

Nama Praktikan : Selma Ajeng Wulandari


NIM : 171810301069
Kelompok :4
Nama Asisten : Chanifa Dwi Happy P.

Anda mungkin juga menyukai