Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan adalah pengaruh perbedaan suhu

penyimpanan terhadap stabilitas fisik sirup ekstrak etanol daun seledri

(Apium graveolens L.)

3.2 Sampel dan Teknik Sampling

Sampel yang digunakan adalah sirup dari ekstrak etanol daun seledri

(Apium graveolens L.) yang diambil dari daerah Bumijawa Kabupaten

Tegal. Teknik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling

yaitu teknik pengumpulan bahan secara acak sederhana.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel merupakan sesuatu yang akan mempengaruhi objek yang

akan diteliti

3.3.1 Variabel Bebas

Merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini

adalah suhu penyimpanan.

33
34

3.3.2 Variabel Terikat

Merupakan titik persoalan yang akan diteliti akibat adanya

variabel bebas. Dalam hal ini adalah stabilitas fisik yang meliputi

uji organoleptis, uji pH, uji kejernihan, uji berat jenis dan uji

viskositas.

3.3.3 Variabel Terkendali

Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga tidak akan mempengaruhi variabel yang akan diteliti oleh

peneliti. Dalam hal ini adalah metode pengambilan sampel dan

metode ekstraksi untuk mendapatkan ekstrak etanol daun seledri

(Apium graveolens L.) serta metode pembuatan sediaan.

3.4 Bahan dan Alat

3.4.1 Bahan

Bahan – bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah daun seledri, etanol 96%, gliserol, sirupus simpleks,

nipagin, nipasol, essens dan aquadest.

3.4.2 Alat

Alat – alat yang digunakan untuk penelitian ini antara lain :

mortir dan steamper, gelas ukur, beaker glass, cawan porselen,

neraca analitik, corong, botol coklat, batang pengaduk, spatula,

pipet tetes, pipet volume, filler, sendok tanduk, toples, panic,


35

kompor gas, lampu spiritus, kaki tiga, kassa asbes, botol sirup,

viskometer, pH meter, stopwatch dan termometer.

3.5 Cara Kerja

3.5.1 Proses Pegumpulan bahan

Untuk membuat suatu simplisia, dilakukan beberapa

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Bahan Baku

Pengumpulan bahan baku merupakan proses pemilihan

bahan yang akan digunakan untuk penelitian. Pengambilan

yang baik dilakukan pada siang hari saat terik matahari karena

pada saat itu daun sedang melakukan proses fotosintesis.

2. Sortasi Basah

Sortasi basah dilakukan dengan tujuan memisahkan

kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan

simplisia.

3. Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan

pengotor lain yang melekat pada bagian simplisia. Pencucian

dilakukan dengan air bersih yang mengalir.


36

4. Perajangan

Perajangan dilakukan untuk mempermudah proses

pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Perajangan

dilakukan dengan menggunakan pisau dan dilakukan

perajangan herba secara melintang.

5. Pengeringan

Pengeringan dilakukan untuk mendapatkan simplisia

yang tidah mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu

yang lebih lama dengan megurangi kadar air dan menghentikan

proses enzimatik akan dicegah. Pengeringan dilakukan dengan

cara disinari matahari langsung tetapi dengan ditutupi kain

untuk mencegah masuknya debu atau kotoran yang dapat

merusak mutu simplisia.

6. Sortasi kering

Sortasi kering dilakukan untuk memisahkan benda-

benda asing seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan dan

pengotor-pengotor lain yang masih ada dan masih tinggal pada

simplisia kering.

7. Pembuatan serbuk simplisia

Pembuatan serbuk simplisia dilakukan dengan cara

menghaluskan simplisia kering dengan menggunakan blender

yang kemudian diayak dengan pengayak nomor 20 mesh agar

serbuk yang dihasilkan halus dan mudah dalam melakukan


37

ekstraksi untuk mengeluarkan senyawa yang terkandung dalam

simplisia.

Mengumpulkan bahan baku yaitu seledri

Melakukan sortasi basah

Melakukan pencucian seledri

Melakukan perajangan Seledri

Melakukan sortasi Kering

Melakukan pembuatan seerbuk simplisia

Gambar 3.1 Skema Cara Pengumpulan Bahan

3.5.2 Uji Mikroskopik

Uji mikroskopik dilakukan dengan menyiapkan mikroskop,

objek glass, deck glass dan bahan-bahan seperti serbuk daun

seledri dan aquades. Mikroskopik diatur dengan perbesaran 10,

mengambil serbuk daun seledri secukupnya pada objek glass,

menambahkan aquades 1-2 lalu tutup dengan deck glass. Setelah

itu mengamati dibawah mikroskop.


38

Menyiapkan alat dan bahan

Mengatur perbesaran mikroskop

Mengambil serbuk daun seledri secukupnya pada objek glass

Menambahkan 1-2 tetes aquades lalu tutup dengan deck


glass

Mengamati di bawah mikroskop

Gambar 3.2 Skema Uji Mikroskopik

3.5.3 Pembuatan Ekstrak

1. Proses maserasi

Maserasi dilakukan dengan menimbang 300 mg atau 3

gram serbuk daun seledri kemudian ditambahkan 3000 ml

etanol 96%, perbandingan sampel : pelarut adalah 1:10. Serbuk

sampel dan pelarut dimasukkan kedalam bejana dan aduk

secara homogen ± selama 5 menit, setelah itu ditutup dengan

menggunakan plastik hitam dengan rapat lalu dibungkus

dengan plastik hitam dengan rapat dan disimpan selama 7 hari

dengan pengadukan setiap harinya selama ± 5 menit.


39

Menimbang serbuk daun seledri sebnyak 300


mg

Mengambil etanol 96% sebanyak 3000 ml

Memasukkan serbuk dalam toples dan


ditambahkan ml etanol 96 % diaman
perbandingannya 1 : 10

Mengaduk campuran serbuk seledri dan


etanol 96% selama ± 5 menit

Menutup toples dengan plastik hitam dan


membungkusnya

Menyimpan hasil maserasi selama 7 hari dengan


pengadukan setiap hari selama ± 5 menit

Gambar 3.3 Skema Cara Maserasi

2. Pemekatan

Pemekatan filtrat dilakukan dengan menyaring hasil

maserasi sebanyak 3x penyaringan untuk memisahkan ampas

dengan filtratnya. Menguapkan filtrat hingga 1/3 bagian filtrat

awal pada waterbath.


40

Menyaring hasil maserasi sebanyak 3x


hingga didapat filtrate yang bebas ampas

Menguapkan filtrate hingga 1/3 bagian


filtrate awal pada waterbath.

Gambar 3.4 Skema Pembuatan Ekstrak Kental

3.5.4 Uji Identifikasi

a. Identifikaasi Flavonoid

Identifikasi flavonoid dilakukan dengan memasukkan

0,2 gram serbuk seledri kedalam tabung reaksi lalu

ditambahkan 20 ml aquades kemudian dipanaskan ± 10 menit,

setelah 10 menit sampel disaring dan diambil 2 ml filtranya lalu

ditambahkan 3 tetes H2SO4 Pekat.

Mengambil 0,2 mg serbuk seledri dan


menambahkan 20 ml aquades dalam tabung
reaksi

Memanaskan ± 10 menit lalu disaring

Mengambil 2 ml filtrat

Menambahkan 3 tetes H2SO4 Pekat

Gambar 3.5 Skema Identifikasi Flavonoid


41

b. Identifikasi Bebas Etanol

Memasukkan 2 ml ekstrak kedalam tabung reaksi dan

panaskan, diamkan hingga dingin lalu menambahkan 2 tetes

asam asetat, setelah itu menambahkan 2 tetes H2SO4 pekat pada

tabung (Martin, 1993).

Memasukkan 2 ml ekstrak ke dalam tabung


reaksi dan panaskan, diamkan hingga dingin.

Menambahkan 2 tetes asam asetat

Menambahkan 2 tetes H2SO4 pekat

Gambar 3.6 Skema Uji Bebas Etanol

3.5.5 Rancangan Formula

Formula Konsentrasi Standar Literatur

Ekstrak Etanol 5% -

Seledri

Gliserin 10 % < 20 % Handbook hal 283

Metil Paraben 0,18% 0,01-0,2 % Handbook hal 442

dan FI III

Propil Paraben 0,02% 0,01 – 0,2 % Handbook hal 596

Sirup Simpleks Ad 60 ml - -

Gambar 3.7 Tabel Formula Sirup


42

Keterangan : Hasil sirup yang sudah dibuat masing-masing disimpan

pada suhu 5oC, 25oC dan 35oC dengan replikasi 3x.

3.5.6 Pembuatan Sirup

Menyiapkan alat dan bahan. Mengukur dan menimbang

masing-masing bahan yang diperlukan. Mengkalibrasi botol coklat

ad 60 ml. Melarutkan 0,18 g metil paraben dan 0,02 g propil

paraben dengan 2 tetes etanol 96% didalam cawan porselen aduk

sampai homogen (Camp. I). Memasukkan gliserin dan sirup

simpleks kedalam mortir lalu aduk sampai homogen (Camp. II),

menambahkan ekstrak etanol seledri kedalam campuran II lalu

aduk sampai homogen, lalu memasukkan campuran I kedalam

mortir lalu yang berisi campuran II, dan aduk sampai homogeny

dan memasukkan sirup kedalam botol coklat yang sudah

dikalibrasi.
43

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang dan mengukur bahan yang akan digunakan

Mengkalibrasi botol ad 60 ml

Melarutkan metil paraben dan propil paraben dengan 2 tetes


etanol 96% dan mengaduknya sampai homogen (Camp. I)

Memasukkan gliserin dan sirup simpleks kedalam mortir


lalu aduk sampai homogen (Camp. II)

Menambahkan ekstrak etanol seledri kecampuran II lalu


aduk sampai homogen

Menambahkan campuran I kedalam campuran II lalu aduk


sampai homogen

Memasukkan sirup kedalam botol coklat yang sudah


dikalibrasi ad 60 ml
Gambar 3.8 Skema Pembuatan Sirup

3.5.7 Uji Stabilitas Sirup

Uji stabilitas sirup dilakukan dengan cara menyimpan sirup

pada tempat dengan suhu yang berbeda-beda yaitu 5oC, 25oC

dan 35oC.

Dilakukan dengan cara menyimpan sediaan sirup yang

sudah dibuat yang sudah tertutup rapat di tempat yang suhunya


44

sudah diatur yaitu 5oC, 25oC dan 35oC. Penyimpanan

dilakukan selama sebulan yang diamati setiap 7 hari sekali dan

dilakukan evaluasi sediaan sirup setiap 7 hari sekali.

Menyimpan sediaan sirup ke dalam wadah yang suhunya

sudah diatur yaitu 5oC, 25oC dan 35oC selama sebulan

Dilakukan pengamatan setiap 7 hari sekali dengan

melakukan uji evaluasi sediaan sirup


Gambar 3.9 Skema Uji Stabilitas Sirup

3.5.8 Uji Evaluasi Fisik sSediaan Sirup

1. Uji Organoleptis

Pemeriksaan yang dilakukan dengan mengamati bentuk,

warna, bau dan rasa dari sediaan sirup ekstra etanol daun

seledri yang dibuat serta mengamati perubahan warna, bau dan

rasa.

Menyiapkan sediaan yang sudah dibuat.

Mengamati warna dan bentuk sediaan lalu


mencium bau sediaan

Mencatat hasilnya
Gambar 3.10 SkemaUji Organoleptis
45

2. Uji pH

Pengujian pH dilakukan menggunakan kertas pH, dengan

cara kertas pH dicelupkan kedalam sediaan sirup, kemudian

melakukan pengamatan yang terjadi dan membandingkan

dengan pH meter (Depkes, 1995:1036)

Menggunakan kertas pH dicelupkan kedalam

sediaan sirup.

Mengamati perubahan pada kertas pH yang terjadi.

Mengukur pH sirup dengan pH meter

Gambar 3.11 Skema Uji pH

3. Uji Kejernihan

Pengujian kejernihan pada sirup dengan cara

menuangkan sediaan sirup ekstrak etanol daun seledri kedalam

setengah tabung reaksi kemudian mengamati dibawah sinar

matahari apakah ada partikel atau tidak (DepKes RI, 1979).


46

Menuangkan sediaan kedalam setengah tabung reaksi

Mengamati dibawah sinar matahari apakah ada partikel

atau tidak
Gambar 3.12 Skema Uji kejernihan

4. Uji Berat Jenis

Pengujian berat jenis dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

1). Menggunakan piknometer kosong, bersih, kering dan telah

dikalibrasi dengan menetapkan berat piknometer dan berat

air yang baru dididihkan pada suhu 25°C.

2). Mengatur hingga air lebih kurang 20oC, kemudian

mengatur hingga suhu piknometer yang telah diisi hingga

suhu 25oC.

3). Memasukkan air pada piknometer dan menimbangnya.

4). Memasukkan zat uji ke dalam piknometer, kemudian

membuang kelebihan zat uji serta menimbangnya.

5). Kemudian mengurangkan berat piknometer kosong dengan

berat piknometer yang telah diisi (Depkes, 1995 :1030).


47

Menimbang piknometer kosong.

Menetapkan bobot piknometer dan air pada suhu

Mengatur hingga air lebih kurang 20oC, kemudian

mengatur hingga suhu piknometer yang telah diisi

Menimbang piknometer yang telah diisi air.

Memasukkan sediaan sirup ke dalam piknometer.

Menimbang piknometer yang telah diisi zat uji.

Menghitung dengan rumus :

W1 − W 0 W2 −W0
ρair= Vair ρsirup= Vsirup

Gambar 3.13 Skema Uji Bobot Jenis


48

Perhitungan berat jenis dengan rumus:

ρair= W 1 − W 0
Vair

ρsirup= W2 −W0
Vsirup

Keterangan :

ρ : Berat jenis (g/ml)

Wo : Berat piknometer kosong (g)

W1 : Berat piknometer yang berisi air (g)

W2 : Berat piknometer berisi zat uji (g)

Vair : Volume air (ml)

V sirup : Volume sirup (ml).

5. Uji viskositas

Uji viskositas kekentalan ditetapkan dengan

Viskometer Ostwald–Ubbelohde secara tidak langsung

menggunakan cairan pembanding yang viskositasnya telah

diketahui (Depkes, 1979: 770).

Memasukkan air pada Viskometer Ostwald sampai

pada tanda batas yang ditentukan. Menutup tabung Viskometer

Ostwald dengan karet filler, lalu menghisap air dari ujung

tabung sampai terletak ditanda batas atas dan cegah terjadinya

gelembung udara. Pada waktu air mulai mengalir turun setelah

tabung dibuka, mencatat waktu selama air tersebut mengalir


49

dari tanda batas atas sampai tanda batas bawah menggunakan

stopwatch. Setelah itu, memasukkan sirup ekstrak etanol

seledri dalam Viskometer Ostwald sampai tanda batas yang

ditentukan, lalu menutup tabung dengan karet filler dan

menghisap sirup dari ujung tabung sampai terletak pada tanda

batas atas. Pada waktu sirup tersebut mulai mengalir turun

setelah tabung dibuka, mencatat waktu yang dibutuhkan

selama sirup mengalir dari tanda batas atas sampai tanda batas

bawah menggunakan stopwatch. Melakukan perhitungan

dengan rumus (Martin, dkk., 1993: 1100).

Memasukkan air pada Viskometer Ostwald sampai

batas yang ditentukan.

Mencatat waktu air mengalir dari tanda batas atas

sampai tanda batas bawah menggunakan stopwatch.

Memasukkan sirup pada Viskometer Ostwald sampai

batas yang ditentukan.

Mencatat waktu sirup mengalir dari tanda batas atas

sampai tanda batas bawah menggunakan stopwatch.

Melakukan perhitungan sesuai dengan rumus.

Gambar 3.14 Skema Uji Viskositas


50

Perhitungan uji viskositas dengan rumus:

ŋ sirup ρs x ts
=
ŋ air ρa x ta

Keterangan :

ŋair : kekentalan air (0,8904 cp)

ŋsirup :kekentalan sirup

ta : waktu alir air dalam detik

ts : waktu alir sirup dalam detik

ρa : bobot per ml air dalam g/ml

ρs : bobot per ml sirup dalam g/ml

3.6 Analisis Data

3.6.1 Pendekatan Teoritis

Data yang diperoleh dibandingkan dengan persyaratan

dalam Farmakope Indonesia dan kepustakaan lainnya.

3.6.2 Analisis Hasil

Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi

15 dengan One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95% dan

propability 5%.

Anda mungkin juga menyukai