senyawa metabolit
sekunder pada
ekstrak etanol herba
krokot
(Portulaca oleracecea L.)
Anggota kelompok :
1. Ayuda Setianingrum ( 202008015 )
2. Candra Santoso ( 202008016 )
3. Cindy Eka Septiyani ( 202008017 )
4. Dela Dwi Septiani ( 202008018 )
5. Delima Indah Tamara ( 202008019 )
6. Desinta Suci Ramadhani ( 202008020 )
7. Dhela Rahma Priolaningsih ( 202008021 )
S1 FARMASI 2020_4A
TAHAPAN PROSES PEMBUATAN
EKSTRAK KROKOT
Mengumpulkan Simplisia
Simplisia
tanaman krokot dipisahkan lagi
5,5 kg dari pengotor blender
Krokot
Krokot dirajang Penghitungan
dibersihkan dari
kotoran kecil tipis rendemen
PROSES PEMBUATAN EKSTRAK TUMBUHAN
KROKOT
1. PENGUMPULAN BAHAN
Tumbuhan krokot diambil langsung
dari kebun, semua bagian
tumbuhan krokot digunakan untuk
ekstrak.
Bahan yang telah terkumpul
ditimbang, dengan
hasil berat 5,5 kg
PROSES PEMBUATAN EKSTRAK TUMBUHAN
KROKOT
2. PENCUCIAN
Pada tahap pencucian
dilakukan menggunakan air
bersih dan mengalir
PROSES PEMBUATAN EKSTRAK TUMBUHAN
KROKOT
3. Sortasi Basah
Tumbuhan krokot
dibersihkan apabila ada
rumput-rumputan,
kerikil,atau tanaman lain ,
daun kering dan bagian
tanaman yang rusak
PROSES PEMBUATAN EKSTRAK TUMBUHAN
KROKOT
4. Perajangan
Tumbuhan krokot di potong
kecil kecil dan tipis,
menggunakan pisau agar
mempercepat proses
pengeringan
PROSES PEMBUATAN EKSTRAK TUMBUHAN
KROKOT
5. Pengeringan
Tumbuhan krokot
dikeringkan menggunakan
oven dengan suhu 60
derajat celcius,
pengeringan dilakukan
hingga tumbuhan krokot
benar benar kering apabila
dipegang akan remuk,Akan
tetapi proses pengovenan
berlangsung lama karena
pada batang mengandung
banyak air sehingga dalam
1 hari kami hanya bisa 1x
pengovenan
PROSES PEMBUATAN EKSTRAK TUMBUHAN
KROKOT
6.Sortasi kering
Pemisahan simplisia
tumbuhan krokot dari
pengotor, misalnya
adakah hewan yang
mungkin ketika
pengeringan masuk
ke simplisia atau
tumbuhan lain yang
masih ada dalam
simplisia
PROSES PEMBUATAN EKSTRAK TUMBUHAN
KROKOT
7. Penyerbukan
Tumbuhan krokot yang telah
dikeringkan didapatkan berat
284,89 g kemudian di
blender akan tetapi jangan
terlalu halus, karena apabila
terlalu halus maka pada saat
penyaringan serbuk akan
ikut, Setelah semua di
blender ,simplisia di timbang
dan menghasilkan
berat 284 gram
PROSES PEMBUATAN EKSTRAK TUMBUHAN
KROKOT
8. Ekstraksi
Ekstraksi tumbuhan krokot
dilakukan dengan metode
maserasi sesuai dengan jurnal
yang dipakai dengan
menggunakan pelarut etanol 96%
dengan perbandingan antara
simplisia dengan pelarut adalah
1:7,5 .Simplisia yang telah
didapat 284 gram jadi pelarut
etanol sebanyak
284 x 7,5 = 2.130 ml etanol 96%
PROSES PEMBUATAN EKSTRAKSI TUMBUHAN
KROKOT
Simplisia dan pelarut etanol
dimasukkan ke dalam botol
kaca dan di tutup rapat,
disimpan dalam suhu ruamg
dan terlindung dari cahaya
matahari Proses maserasi
dilakukan selama 3hari.
Dengan sesekali dilakukan
pengadukan. Setelah itu
ekstrak disaring
menggunakan kain flanel dan
pastikan serbuk tidak ikut
tersaring
PROSES PEMBUATAN EKSTRAKSI TUMBUHAN
KROKOT
Penguapan
Penguapan dilakukan
menggunakan waterbath
dengan suhu 70°C hingga
ekstrak mengental. Proses
ekstraksi berlangsung
sangat lama. Karena kami
harus bergantian dengan
kelompok lain, dan listrik
seringkali mati /jeglek.
HASIL PEMBUATAN EKSTRAKSI TUMBUHAN
KROKOT
HASIL
Ekstrak tumbuhan krokot
yang dihasilkan sebanyak
6,5 gram
EVALUASI PEMBUATAN
EKSTRAKSI TUMBUHAN KROKOT
1. Dalam pembuatan ekstrak dibutuhkan waktu yang sangat lama,
hal ini dibutuhkan kerjasama kelompok yang kompak, karena
hasil kelompok adalah hasil bersama, dan nilai yang didapat
adalah nilai bersama.
2. Tumbuhan krokot basah hanya 5,5 kg dan ketika sudah menjadi
serbuk hanya 284 gram sehingga ekstrak yang di dapat sangat
sedikit, sebaiknya tumbuhan basah kurang lebih 10 kg.
3. Fasilitas untuk penguapan yang harus bergantian jadi harus
dibuat jadwal penguapan agar adil, karena pada saat kemarin
antara kelompok 1 dengan yang lain seperti berebut ,karena
semua dikejar deadline dan akan uts. Alat sering mati karena
listrik sering jegleg.
TABEL HASIL PENIMBANGAN BAHAN DAN
PERITUNGAN RENDEMEN EKSTRAK KROKOT
dipanaskan 5
Pereaksi Mayer
menit dan
2-3 tetes
disaring
(+) Endapan
Putih
PEMERIKSAAN FITOKIMIA EKSTRAK
Senyawa Flavonoid
Serbuk Mg dan
(+) Warna
HCl pekat 5
Merah / Jingga
tetes
PEMERIKSAAN FITOKIMIA EKSTRAK
Senyawa Saponin
Dilarutkan dengan
0,5 gr sampel
Aquadest
panaskan 50
10 tetes KOH derajat Celcius 5
menit
Dipanaskan 5
Filtrat + 4-5 tetes
menit dan
FeCl3 5% (b/v)
disaring
(+) terbentuknya
warna biru tua/
hijau kehitaman
PEMERIKSAAN FITOKIMIA EKSTRAK
Senyawa Tannin
0,5 gr
sampel
(+)
Terbentuknya
warna Biru
tua/ hijau
kehitaman
Pereaksi
FeCl3
PEMERIKSAAN FITOKIMIA EKSTRAK
Senyawa Steroid Terpenoid
0,5 gr
sampel
(+)
terbentuknya
warna
Pereaksi
Liberman-
Burchard 1
ml
PEMERIKSAAN FITOKIMIA
EKSTRAK
7. Selanjutnya fraksi ke 2, N-heksana : etil asetat 4:1 dengan cara memcampurkan N-heksan
sebanyak 80 ml dan etil asetat 20 ml kedalam beaker glass lalu dibagi menjadi 2x penuangan
kemudian masukkan kedalam kromatografi vacum hingga fraksi turun. Kemudian hasil fraksi
diukur dan dimasukkan dalam botol kaca dan diberi etiket “fraksi 2”
8. Fraksi ke 3, dengan N-heksana : etil asetat 3:2 dengan cara memcampurkan N-heksan
sebanyak 60 ml dan etil asetat 40 ml kedalam beaker glass lalu dibagi menjadi 2x penuangan
kemudian masukkan kedalam kromatografi vacum hingga fraksi turun. Kemudian hasil fraksi
diukur dan dimasukkan dalam botol kaca dan diberi etiket “fraksi 3”
9. Fraksi ke 4 dengan N-heksana : etil asetat 2:3 dengan cara memcampurkan N-heksan
sebanyak 40 ml dan etil asetat 60 ml kedalam beaker glass lalu dibagi menjadi 2x penuangan
kemudian masukkan kedalam kromatografi vacum hingga fraksi turun. Kemudian hasil fraksi
diukur dan dimasukkan dalam botol kaca dan diberi etiket “fraksi 4”
10. Fraksi ke 5 dengan N-heksana : etil asetat 1:4 dengan cara memcampurkan N-heksan
sebanyak 20 ml dan etil asetat 80 ml kedalam beaker glass lalu dibagi menjadi 2x penuangan
kemudian masukkan kedalam kromatografi vacum hingga fraksi turun. Kemudian hasil fraksi
diukur dan dimasukkan dalam botol kaca dan diberi etiket “fraksi 5”
11. Fraksi ke 6 yaitu pencucian dengan pelarut semi polar etil asetat sebanyak 100ml dibagi
menjadi 2x penuangan kemudian masukkan kedalam kromatografi vacum hingga fraksi turun.
Kemudian hasil fraksi diukur dan dimasukkan dalam botol kaca dan diberi etiket “fraksi 6”
12. Fraksi ke 7 dengan memasukkan etil asetat : metanol 4:1 dengan cara memcampurkan etil asetat
sebanyak 80 ml dan methanol 20 ml kedalam beaker glass lalu dibagi menjadi 2x penuangan kemudian
masukkan kedalam kromatografi vacum hingga fraksi turun. Kemudian hasil fraksi diukur dan
dimasukkan dalam botol kaca dan diberi etiket “fraksi 7”
12. Fraksi ke 8 dengan memasukkan etil asetat : metanol 3:2 dengan cara memcampurkan etil asetat
sebanyak 60 ml dan methanol 40 ml kedalam beaker glass lalu dibagi menjadi 2x penuangan kemudian
masukkan kedalam kromatografi vacum hingga fraksi turun. Kemudian hasil fraksi diukur dan
dimasukkan dalam botol kaca dan diberi etiket “fraksi 8”
13. Fraksi ke 9 dengan memasukkan etil asetat : metanol 2:3 dengan cara memcampurkan etil asetat
sebanyak 40 ml dan methanol 60 ml kedalam beaker glass lalu dibagi menjadi 2x penuangan kemudian
masukkan kedalam kromatografi vacum hingga fraksi turun. Kemudian hasil fraksi diukur dan
dimasukkan dalam botol kaca dan diberi etiket “fraksi 9”
14. Fraksi ke 10 dengan memasukkan etil asetat : metanol 1:4 dengan cara memcampurkan etil asetat
sebanyak 20 ml dan methanol 80 ml kedalam beaker glass lalu dibagi menjadi 2x penuangan kemudian
masukkan kedalam kromatografi vacum hingga fraksi turun. Kemudian hasil fraksi diukur dan
dimasukkan dalam botol kaca dan diberi etiket “fraksi 10”
15. Fraksi ke 11 yaitu pencucian dengan pelarut polar methanol sebanyak 100ml dibagi menjadi 2x
penuangan kemudian masukkan kedalam kromatografi vacum hingga fraksi turun. Kemudian hasil
fraksi diukur dan dimasukkan dalam botol kaca dan diberi etiket “fraksi 11“
16. Fraksi ke 12 yaitu pencucian dengan pelarut aquadest sebanyak 100ml dibagi menjadi 2x
penuangan kemudian masukkan kedalam kromatografi vacum hingga fraksi turun. Kemudian hasil
fraksi diukur dan dimasukkan dalam botol kaca dan diberi etiket “fraksi 12“
HASIL FRAKSINASI KROKOT METODE
(KCV)
No PELARUT PERBANDINGAN VOLUME FRAKSI
VOLUME (ml) (ml)
1. N-heksan (non polar) 100 ml 36,5
2. N-heksan : etil asetat (4:1) 80 – 20 56,5
3. N-heksan : etil asetat (3:2) 60 – 40 47,5
4. N-heksan : etil asetat (2:3) 40 – 60 50
5. N-heksan : etil asetat (1:4) 20 – 80 51,5
6. Etil asetat (semi polar) 100 ml 54,5
7. Etil asetat : ethanol (4:1) 80 – 20 70,5
8. Etil asetat : ethanol (3:2) 60 – 40 68
9. Etil asetat : ethanol (2:3) 40 – 60 75
10. Etil asetat : ethanol (1:4) 20 – 80 88,5
11. Etanol ( polar ) 100 ml 72
12. Aquadest 100 ml 70 ml
PROSEDUR KERJA KLT MENGGUNAKAN
HASIL FRAKSINASI KCV KROKOT
CARA KERJA KLT
FRAKSINASI KCV KROKOT
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buat fase gerak : Etil asetat : metanol : kloroform dengan perbandingan
berturut-turut 4:1:0,5 dan pengambilan bahan berturut-turut 7,27 : 1,81 : 0,90
3. Siapkan plat KLT dan chamber , letakkan chamber pada tempat yang aman
4. Kemudian masukkan fase gerak yang sudah disiapkan ke dalam chamber
dengan tinggi 1,5 cm dan tunggu selama 5 menit
5. Selanjutnya siapkan plat KLT yang sudah diberi tanda, garis tepi kanan kiri
0,5 cm, atas 1 cm, bawah 1 cm dan jarak tiap fraksi 0,75 cm. Setelah itu, tanda
tiap fraksi diberi fraksi menggunakan pipa kapiler secukupnya sebanyak 12
fraksi.
6. Kemudian plat KLT yang sudah diberi fraksi di masukkan ke dalam chamber
yang sudah berisi fase gerak dengan posisi berdiri.
7. Tunggu fase gerak naik sampai batas
8. Plat KLT yang sudah sampai batas mencapai batas, diambil dan dikeringkan
dengan suhu ruangan
9. Selanjutnya di lihat pada UV – VIS 254 dan 366
HASIL KLT
256 366
THANK YOU