Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT

Analisis Piperin dalam Fructus Piperis nigri atau Piperis albi

Disusun oleh :
Nama

: Eky Sulistyawati dan Putri Kharisma

NIM

: FA/08708 dan FA/08715

Kelas/Gol/Kel.

: FBA/I/4

Tanggal praktikum

: 10 september 2014

Asisten Jaga

: Ihsan

Asisten Koreksi

Dosen Jaga

LABORATORIUM KIMIA PRODUK ALAM


BAGIAN BIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

Percobaan 1
ANALISIS PIPERIN DALAM FRUCTUS Piperis nigri ATAU Piperis albi

A.

Tujuan
Mahasiswa dapat memahami prinsip dan melakukan isolasi piperin dari

Piperis nigri atau Piperis albi beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan metode
kromatografi lapis tipis.

B.

Pendahuluan
Dalam percobaan ini dilakukan isolasi piperin dari fructus Piperis nigri dan

analisis secara kualitatif dengan metode kromatografi lapis tipis.


Tanaman merica berupa tanaman memanjat, dengan akar pelekat, batang
5-15 m. Daun berseling atau tersebar, bertangkai, daun penumpu yang mudah
gugur dan meninggalkan berkas yang berupa suatu lingkaran. Helaian daun bulat
telur, memanjang dengan ujung meruncing, 5-15 cm x 8-20 cm, pada sisi buah pada
kelenjar-kelenjar yang tenggelam. Bulir terpisah-pisah, bergantungan pada ujung
atau berhadapan dengan daun. Daun pelindung memanjang, 4-5 mm panjang. Buah
berupa buah buni, bangun bulat (Tjitrosoepomo, 2005).
Buah merica berkhasiat sebagai bahan penyegar, menghangatkan badan,
merangsang semangat, obat perut kembung, merangsang keluarnya keringat,
analgesik dan obat sesak nafas. Buah merica mengandung senyawa berasa pedas
(kavisin), 5-9% piperin, piperitin, piperanin, piperestin A, 1,2-3,5% minyak atsiri
termasuk felandrena, dipentena, sitral, seskuiterpena misalnya kariovilena, minyak
lemak 6-8% dan kurang lebih 50% pati (Stahl, 1985).
Piperin merupakan alkaloid yang bertanggung jawab terhadap rasa pedas
dan bau khas merica. Konsentrasi piperin dalam merica hitam sekitar 5-9 %. Piperin
merupakan senyawa amida basa lemah yang dapat membentuk garam dengan
asam mineral kuat. Piperin berupa kristal berbentuk jarum berwarna kuning, tak
berbau, tak berasa lama-kelamaan pedas, larut dalam etanol, asam cuka, benzene
dan kloroform (Bruneton, 1999).

Struktur Piperin

Piperin dapat diekstraksi dengan pelarut yang polaritasnya sedang, seperti


etanol dan kloroform. Piperin bila dihidrolisis dengan KOH-etanolik akan
menghasilkan kalium piperinat dan piperidin. Oleh sebab itu, pada proses isolasi
pemberian KOH- etanolik tidak boleh berlebihan dan harus dalam keadaan tidak
panas. Pemberian KOH-etanolik ini bertujuan untuk memisahkan resin dari hasil
isolasi. Analisis kualitatif piperin dapat dilakukan dengan kromatografi lapis tipis dan
dideteksi dengan pereaksi penampak ninhidrin, anisaldehid-asam sulfat atau
draggendorf.

C.

Alat Dan Bahan


Bahan :

Buah Piper nigrum

Metanol

KOH-etanolik 10% b/v

Plat silika gel F 254

Diklorometan

Etil asetat

Anisaldehid-asam sulfat

Piperin pembanding dengan kadar 1 mg/ml.

Alat :

Erlenmeyer 50 ml

Batang

pengaduk

s air
Kertas

saring

ukur

porselen
Corong,
pipet tetes

Mikropip
et

Cawan

Bejana
KLT

Gelas

Penanga

Blue tip

Flakon

Densito
meter.

D.

Skema Kerja

Serbuk merica

Ekstraksi dgn metanol

Maserasi dingin

Maserasi panas

Maserasi ultrasonik

KLT

Sisa ekstrak dikumpulkan

Ditambah KOH etanolik 10%

endapan

sari

Pekatkan dan dimasukan


lemari esn(kristalisasi)

E.

Hasil Dan Analisis Data

1.

Hasil KLT

Plat KLT pada 366 nm sesudah dielusi

2.

Data Rf
Sebelum disemprot

No

Rf

Setelah disemprot

Tampak

UV 254

UV 366

Tampak

UV

UV

254

366

0.71

Tak berwarna

Meredam

Berflouresensi biru

0.80

Tak berwarna

Meredam

Berflouresensi biru

0.71

Tak berwarna

Meredam

Berflouresensi biru

0.80

Tak berwarna

Meredam

Berflouresensi biru

0.71

Tak berwarna

Meredam

Berflouresensi biru

0.80

Tak berwarna

Meredam

Berflouresensi biru

0,71

Kuning

Meredam

Berflouresensi biru

0,80

Kuning

Meredam

Berflouresensi biru

0,85

Kuning

Meredam

Berflouresensi biru

10

0,92

Kuning

Meredam

Berflouresensi biru

11

0,73

Kuning

Meredam

Berflouresensi biru

12

Kuning

Meredam

Berflouresensi biru

Sistem KLT
Fase diam

: Silika gel F 254

Fase gerak

: diklorometan-etil asetat

Jarak migrasi

: 8 cm

Deteksi

: Pereaksi semprot anisaldehid-asam sulfat

Pembanding

: Piperin standar 1 % b/v (0.01 mg/l), volume penotolan 2 l, 5

l dan 10 l
Penotolan

: 2 totolan @1 l dengan jarak 1 cm antar spot

Perhitungan kurva baku


Pembanding

Kadar (mg/mL)

Luas Area

22080,7

31990,1

10

10

39031,3

Slope

2046,316327

Intercept

19438,24082

0,97116

Persamaan kurva baku

y=2046,316x+19438,24

Perhitungan kadar sampel


Sampel

Luas Area

Kadar (mg/mL)

A ( maserasi dingin)

29134,2

4,738250415

B (maserasi panas)

26259

1,35084389

C (maserasi ultrasonik)

17239,5

F. PEMBAHASAN
Maserasi merupakan proses ekstraksi menggunakan pelarut diam
atau dengan pengocokan pada suhu ruangan. Pada dasarnya metode ini
dengan cara merendam sampel dengan sekali-kali dilakukan pengocokan.
Pengocokan dapat dilakukan dengan menggunakan alat rotary shaker
dengan kecepatan sekitar 150 rpm. Umumnya perendaman dilakukan 24

jam dan selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru. Namun dari
beberapa penelitian melakukan perendama hingga 72 jam.
Selama proses perendaman, cairan akan menembus dinding sel dan
masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Kemudian zat aktif
akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif
di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak
keluar. Peristiwa tersbut terus berulang hingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan antara larutan di luar sel dengan larutan di dalam
sel.
Keuntungan cara ekstraksi dengan maserasi adalah cara pengerjaan
dan peralatan yang sederhana. Namun metode ini juga memiliki kekurangan,
yaitu cara pengerjaannya yang lama, ekstraksi yang kurang sempurna, cairan
penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahanbahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.
Maserasi

dapat

dimodifikasi

menjadi

beberapa

metode

yaitu

1. Digesti
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu
pada suhu 40-500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia
yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.
2. Maserasi dengan mesin pengaduk.
Penggunaan mesin pengaduk berputar terus-menerus waktu proses
maserasi dapat dipersingkat 6-24 jam.
3. Remaserasi.
Cairan penyari dibagi 2 seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan
penyari pertama, sesudah dienap-tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi
lagi dengan cairan penyari yang kedua.
4. Maserasi melingkar.
Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu
bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali
secara berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat
aktifnya.
Pada percobaan ini dibandingkan hasil ektrak dari maserasi dingin,
maserasi panas, serta maserasi ultrasonik. Perbandingan dilihat pada jumlah
kadar senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak yang dihasilkan. Pada

percobaan ini digunakan bubuk merica sebagai bahan untuk ekstraksi,


dengan kandungan utama yang digunakan untuk analisis kandungan zat aktif
adalah piperin.
Maserasi dingin yaitu dengan cara merendam serbuk dengan
methanol 20 ml selama 30 menit dengan sesekali diaduk. Pengadukan ini
mempercepat cairan penyari menembus dinding sel dan masuk ke dalam sel yang
penuh dengan zat aktif, sehingga zat aktif keluar.
Maserasi dengan bantuan ultrasonik Menurut Li et al. (2004), pada saat
gelombang merambat, medium yang dilewatinya akan mengalami getaran. Getaran
akan memberikan pengadukan yang intensif terhadap proses ekstraksi. Pengadukan
akan meningkatkan osmosis antara bahan dan pelarut, sehingga akan meningkatkan
proses ekstraksi. Gelombang ultrasonik dengan intensitas tinggi dapat mempercepat
peningkatan suhu dan transpotasi massa pada beberapa proses pengolahan pangan
dan telah berhasil digunakan pada modifikasi proses pengeringan, pencampuran,
homogenisasi dan pengeringan. Getaran dari gelombang ultrasonik mampu mengubah
struktur fisik dan kimiawi dari suatu bahan. Pada proses ekstraksi jaringan tanaman,
gelombang ultrasonik menyebabkan bergetarnya dinding sel dan membantu
melepaskan komponen yang dapat diekstrak dan meningkatkan transport pelarut ke
dalam sel tanaman.

Maserasi dengan pemanasan adalah salah satu bentuk modifikasi


ekstraksi dengan maserasi, yakni bejana maserasi direndam dalam
waterbath suhu 500C dengan sesekali diaduk. Dengan adanya pemanasan
diharapkan akan membantu proses ekstraksi yang terjadi menjadi lebih
efektif, dari segi waktu maupun hasil. Dengan catatan bahan yang
diekstraksi yakni bubuk merica serta kandungan zat aktif yang ada tahan
terhadap pemanasan. Pemanasan yang dilakukan merupakan pemanasan
suhu rendah, yakni hanya berkisar 500C, sehingga tidak akan merusak
kandungan zat aktif yang ada pada merica yang mungkin tidak tahan
pemanasan.
Untuk membandingkan hasil dari ketiga metode (maserasi dingin,
panas dan ultrasonik) dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis
(KLT). Analisis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif yakni dengan
melihat adanya bercak yang mengindikasikan piperin serta membandingkan
kadar piperin yang ada.

Pada analisis kualitatif menggunakan KLT, sampel dari ketiga metode


beserta pembanding sebagai kontrol positif yakni piperin 1% ditotolkan pada
lempeng KLT. Sistem KLT yang dilakukan menggunakan fase diam silika gel
F254 dan fase gerak diklorometan:etilasetat (75:25 v/v) serta perekasi
semprot dragendorf. Lempeng kemudian dielusi dan dilihat bercak yang ada
pada UV254, UV366, sinar tampak baik sebelum maupun sesudah diberi
pereaksi semprot dragendorf. Bercak yang terlihat diukur Rf dan dianalisa
pembentukan bercaknya, apakah meredam di UV254, berflourosence pada
UV366 atau tak terlihat bercak sama sekali. Dari hasil percobaan, dari
pembanding piperin tunggal 1% yang digunakan terlihat bercak tak
berwarna pada sinar tampak, bercak meredam pada UV254, bercak
berflouresence biru pada UV366 serta bercak tak terlihat pada sinar tampak
maupun UV366 setelah penyemprotan pereaksi semprot dragendorf (Rf:
0,71;0,80). Sedang pada sampel A (maserasi dingin), sampel B (maserasi
panas), dan sampel C (maserasi ultrasonik), ketiganya menunjukkan bercak
yang sama dengan pembanding piperin baik di UV254;366 maupun sinar
tampak sebelum dan sesudah pemberian perakasi semprot dragendorf
dengan Rf yang identik (Rf: 0,71;0,80). Hal ini menunjukkan bahwa ketiga
sampel positif mengandung piperin dan ketiga metode mempu mengisolasi
piperin dari sampel serbuk merica secara benar. Namun dari hasil KLT pada
ketiga sampel terlihat bercak lain dengan kemampuan meredam dan
berflouresence yang sama dengan bercak piperin yang ditunjukkan oleh
pembanding piperin dan sampel yan g sebelumnya telah dijelaskan (Rf:
0,71;0,80), namun dengan Rf yang berbeda, yakni Rf : 0,85;0,92;0,73;1). Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat pula kandungan zat aktif lain yang ikut
terisolasi yang bukan merupakan piperin dari maserasi yang dilakukan, baik
secara dingin, panas maupun ultrasonik. Dikatakan bukan merupakan
piperin karena pada pembanding tidak ditemui bercak dengan Rf yang sama.
Pada analisis kuantitatif yang dilakukan, diperoleh hasil kadar sebagai
berikut :
Sampel

Luas Area

Kadar (g)

A (Maserasi Dingin)

29134,2

4,738250415

B (Maserasi Panas)

26259

1,350893851

C (Maserasi Ultrasonik)

17239,5

Dari hasil tersebut, terlihat bahwa kadar tertinggi diperoleh dari


metode maserasi dingin, tertinggi kedua dari maserasi panas dan terkecil
dari maserasi ultrasonik. Pada maserasi dingin dan panas dengan waktu
maserasi yang sama yakni 30 menit, dapat disimpulkan bahwa maserasi
dingin lebih efektif karena mampu menghasilkan kadar piperin yang lebih
tinggi dalam waktu yang sama. Sedang dengan maserasi ultrasonik yang
hanya dilakukan selama 5menit, menunjukkan hasil maserasi yang kurang
memuaskan, yakni kadar yang sangat kecil sehingga dianggap 0. Hal ini
dapat dikarenakan proses maserasi secara ultrasonik yang dilakukan masih
kurang sempurna, baik dari segi teknik ataupun waktu ekstraksi.
Berdasarkan literatur yang ada, dengan adanya pemanasan atau tekanan
tambahan dari luar (misal ultrasonik) akan membantu penetrasi penyari ke
dalam bahan yang disari sehingga akan menghasilkan ekstrak dengan kadar
yang lebih baik dibandingkan maserasi biasa tanpa modifikasi. Namun hasil
yang diperoleh dari percobaan masih belum sesuai dapat dikarenakan
kesalahan teknik atau waktu ekstraksi. Atau dapat pula diambil kesimpulan
bahwa kemungkinan metode terbaik untuk maserasi serbuk merica adalah
secara maserasi dingin, hal ini dikarenakan kandungan zat aktif yang ada tak
tahan pemanasan atau tekanan berlebih sehingga menjadi rusak.

G. KESIMPULAN
1. Maserasi dengan pemanasan dapat dilakukan untuk isolasi piperin pada
serbuk merica.
2. Secara kualitatif maserasi dingin, panas dan ultrasonik mampu mengisolasi
piperin secara baik.
3. Secara kuantitatif kadar terbesar piperin diperoleh dari metode maserasi
dingin.
4. Ketidak sesuain hasil dengan literatur yang ada dikarenakan kesalahan
teknik atau waktu ekstraksi. Atau dapat pula diambil kesimpulan bahwa

kemungkinan metode terbaik untuk maserasi serbuk merica adalah secara


maserasi dingin.

H. DAFTAR PUSTAKA
Li, H., L. Pordesimo, J. Weiss. 2004. High intensity ultrasound-assisted extraction
of oil from soybeans. Journal of Food International 37:731-738.

Stahl,E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, ITB, Bandung.

Sudjadi, Drs., 1986, Metode Pemisahan, UGM Press, Yogyakarta

Yogyakarta, 15 September 2014


Praktikan
Eky Sulistiyawati FA/08708
Putri Kharisma FA/08715

JAWABAN PERTANYAAN
1. Sebutkan kandungan golongan senyawa yang pada umunya terdapat dalam
tumbuhan yang termasuk satu jenis dengan Piper nigrum
Jawab : 5-9% piperina dan isomer kavisin seperti dammar, 1,2-3,5% minyak
atsiri termasuk dipentena, sitrat, dan struktur. Pena misalnya caryorhiliena.
Selain itu buah juga mengandung minyak lemak 2-8% dan kira-kira 50% pati.
2. Bagaimana kemungkinannya bila penambahan KOH-etanolik disertai dengan
pemanasan, tulis reaksi kimianya.
Jawab : Penambahan KOH-etanolik dengan pemanasan akan menyebabkan
hidrolisis piperin menjadi kalium piperinat dan Piperidin

3. Carilah pereaksi semprot yang bisa menampakkan bercak piperin.


Jawab : peraksi ninhidrin, anisaldehid-asam sulfat, vanilin-asam sulfta dan
Dragendroff.

Anda mungkin juga menyukai