Anda di halaman 1dari 18

TUGAS FARMASI BAHARI

MINI REVIEW ARTIKEL ILMIAH


POTENSI MAKROALGA DALAM BIDANG FARMASI
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Bahari yang diampu oleh :
Bapak Prof. Dr. Moelyono MW, MS, Apt.

Disusun Oleh :
Doni Dermawan
260110140107

PROGRAM STUDI SARJANA


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016
JURNAL ILMIAH 1
A. Identitas Jurnal
- Judul

: Anxiolytic Activity of Marine Macroalgae Sargassum

Ilicifolium and Padina Tetrastomatica in Mice


- Nama Jurnal

: International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical


Sciences

- Volume & halaman: 8 : 97-101


- Penulis

: Subhash R. Yende, Uday Harle, Abhay Ittadwar

- Tahun terbit

: 2016

B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek anxiolitik ekstrak
kloroform dan etanol Sargassum Ilicifolium (SI) dan Padina tetrastromatica (PT)
pada mencit menggunakan model eksperimental sebagai Elevated Plus Maze
(EPM) test dan Uji Eksplorasi Terang-Gelap.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini merupakan efek anxiolitik ekstrak kloroform dan
etanol Sargassum Ilicifolium (SI) dan Padina tetrastromatica (PT) pada mencit.
D. Metode Penelitian
Digunakan beberapa metode penelitian yakni :
1. Analisis Fitokimia
Ekstrak kloroform dan etanol Sargassum Ilicifolium (SI) dan Padina
tetrastromatica (PT) dianalisis untuk kandungan fitokimianya dengan analisis
kualitatif.
2. Elevated plus maze (EPM) test
Elevated plus maze merupakan alat sederhana untuk menentukan efek
anxiolitik yang memiliki respon dari hampir semua jenis agen anti-ansietas.
Metode dimodifikasi seperti yang dijelaskan sebelumnya oleh Lister (1987)
digunakan dalam penelitian ini. Digunakan labirin yang terdiri dari dua lengan
berlawanan terbuka (30 cm 7 cm 0,5 cm) dan dua lengan berlawanan ditutup
(30 cm 7 cm 15 cm), membentang dari pusat Platform (7 cm 7 cm) dan
tinggi sampai ketinggian 45 cm di atas lantai. Tikus secara individual ditempatkan
di tengah menghadap labirin lengan terbuka, jumlah entri, dan waktu yang

dihabiskan di lengan tertutup dan terbuka dicatat selama pengamatan 5 menit


periode. Entri lengan didefinisikan sebagai penempatan keempat cakar ke lengan.
2. Uji Eksplorasi Terang-Gelap
Tes ini didasarkan pada keengganan bawaan dari hewan pengerat ke
daerah terang dan perilaku eksplorasi spontan mereka dalam menanggapi
lingkungan baru dan cahaya. Alat yang digunakan terdiri dari dua kotak (25 25
25 cm) yang saling terhubung. Satu kotak dibuat gelap dengan menutup bagian
atas dengan kayu lapis dan lampu 40 W menerangi box lainnya. Sumber cahaya
ditempatkan 25 cm di atas kotak terbuka. Tikus ditempatkan secara individual di
tengah kotak cahaya dan diamati untuk 5 menit berikutnya untuk sejumlah
perpindahan ke kompartemen cahaya dan waktu yang dihabiskan di kotak cahaya.
3. Analisis Statistik
Hasil dinyatakan sebagai mean SEM. Data dianalisis menggunakan analisis
varians satu arah (ANOVA) dilanjutkan dengan uji Dunnett dan P <0,05 dianggap
signifikan secara statistik.
E. Instrumen dan Variabel Penelitian
1. Hewan Percobaan
Mencit albino Swiss (25-30 g) yang digunakan untuk tujuan eksperimen.
Hewan-hewan itu ditempatkan di kandang polypropylene solid dan menyesuaikan
diri dengan kondisi rumah hewan (suhu 25 2 C, 12 jam cahaya: 12 jam siklus
gelap dan kelembaban relatif 50 5%).
2. Obat dan Senyawa Kimia
Diazepam (Calmpose Inj. Ranbaxy, India) dibeli dari vendor lokal dan
digunakan sebagai obat referensi. Kloroform (Hi Media Laboratorium, Mumbai),
Etanol (Research Lab Halus Chem, Mumbai) digunakan untuk ekstraksi SI dan
PT. Obat dilarutkan dalam air suling dan semua ekstrak dihentikan pada 5%
Tween 80.

3. Pengumpulan Rumput Laut dan Preparasi Ekstrak

Rumput laut coklat, Sargassum ilicifolium (SI) dan Padina tetrastomatica


(PT) yang dikumpulkan dari pantai berbatu dari Bhatkarwada, Ratnagiri pada
periode November-Desember 2011. Spesies rumput laut diidentifikasi oleh
Profesor B. B. Chaughule, Emeritus Profesor, Departemen Botani, Universitas
Pune, Pune (India). Sampel segar dicuci dengan air laut yang diikuti oleh air
untuk menghilangkan garam, epifit, mikroorganisme dan lainnya lalu dikeringkan
pada suhu kamar. Bubuk sampel diekstraksi berturut-turut menggunakan alat
Soxhlet dengan pelarut Eter, Kloroform, dan Etanol.
3. Instrumen
Kegiatan

lokomotor

actophotometer

(aktivitas

digital

(INCO,

horizontal)
Ambala,

diukur
India).

dengan
Mencit

menggunakan
masing-masing

ditempatkan di actophotometer selama 5 menit.


F. Hasil Penelitian
1. Analisis Fitokimia
Analisis fitokimia kualitatif menunjukkan adanya sterol, terpenoid, flavonoid,
alkaloid, glikosida dan saponin pada ekstrak kloroform dan etanol dari Sargassum
Ilicifolium (SI) dan Padina tetrastromatica (PT).

2. Elevated Plus Maze Test


Pada tes EPM, ekstrak etanol SI (400 mg / kg) dan diazepam berperan
signifikan (p <0,01) meningkat dalam waktu yang dihabiskan di lengan terbuka,
sedangkan ada yang signifikan (p <0,05) menurun pada waktu yang dihabiskan
dan jumlah entri dalam lengan dekat, dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Sementara, CSI (200, 400, 600 mg / kg) dan ESI (200, 600 mg / kg) tidak
menghasilkan efek signifikan terhadap perilaku mencit di EPM. Juga ekstrak
etanol PT (600 mg / kg) dan diazepam secara signifikan (p <0,01) waktu
4

meningkat dihabiskan di lengan terbuka, EPT (400 dan 600 mg / kg) secara
signifikan (p <0,05) meningkatkan jumlah entri di lengan terbuka dan EPT (600
mg / kg) secara signifikan (p <0,01) menurun waktu yang dihabiskan di lengan
terbuka dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Grafik 1: Pengaruh Sargassum ilicifolium pada (A) waktu yang dihabiskan (s) di
lengan terbuka, (B) waktu yang dihabiskan (s) di lengan tertutup, (C) entri di
lengan terbuka dan (D) entri di lengan tertutup.
3. Uji Eksplorasi Terang-Gelap
Diazepam secara signifikan (p <0,01) meningkatkan waktu yang
dihabiskan di kotak cahaya serta jumlah persimpangan antara terang dan kotak
gelap. Perlakuan dengan CSI (600 mg / kg) dan ESI (400 mg / kg) secara
signifikan (p <0,05) meningkatkan waktu yang dihabiskan di kotak cahaya,
sementara ESI (400 mg / kg) secara signifikan (P <0,05) meningkatkan jumlah
persimpangan antara terang dan gelap kotak. Namun, tidak ada perbedaan
signifikan yang diamati pada ini parameter di CSI (200, 400 mg / kg) dan ESI
(200, 600 mg / kg) sebagai dibandingkan dengan kelompok kontrol.
G. Kesimpulan
Dari hasil, dapat disimpulkan bahwa ekstrak kloroform dan etanol
Sargassum ilicifolium dan Padina tetrastomatica dengan dosis 400 dan 600 mg /
kg masing-masing memiliki aktivitas ansiolitik di EPM dan uji LDE, mungkin
karena kehadiran yang berbeda fitokimia seperti alkaloid, steroid, terpenoid,
flavonoid hadir di dalamnya.
5

H. Tanggapan Reviewer :
- Kelebihan

Metode yang digunakan untuk mengetahui efek anxiolitik ekstrak


kloroform dan etanol Sargassum Ilicifolium (SI) dan Padina tetrastromatica (PT)
pada mencit cukup sederhana yakni dengan model eksperimental sebagai Elevated
Plus Maze (EPM) test dan Uji Eksplorasi Terang-Gelap sehingga mudah untuk
dilakukan. Metode yang digunakan juga mudah untuk dimodifikasi sesuai
kebutuhan yang dapat berimplikasi pada proses penelitian yang diinginkan dapat
tercapai dengan cukup baik.
- Kelemahan

Berdasarkan hasil penelitian, metode penelitian yang digunakan untuk


mengetahui efek anxiolitik ekstrak kloroform dan etanol Sargassum Ilicifolium
(SI) dan Padina tetrastromatica (PT) belum dapat menunjukkan mekanisme
aktivitas anxiolitiknya dan kandungan senyawa fitokimia mana yang paling
berperan serta hanya terbatas pada pengaruhnya secara umum (tidak spesifik).

JURNAL ILMIAH 2
A. Identitas Jurnal

- Judul

: Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Alga Laut Caulerpa


racemosa dari Perairan Pulau Nain

- Nama Jurnal

: Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis

- Volume & halaman: 3 : 123-127


- Penulis

: Marina Flora Oktavia Singkoh

- Tahun terbit

: 2011

B. Tujuan Penelitian
Dalam rangka eksplorasi sumber daya alam yang dapat dijadikan sebagai
bahan sediaan farmasetika maka dilakukan penelitian mengenai alga. Penelitian
mengenai alga yang telah dilakukan hingga sekarang sebagian besar hanya
membahas aspek biologisnya, sedangkan penelitian tentang uji aktivitas, lebih
khusus sebagai bahan antibakteri belum banyak dilakukan. Berdasarkan hal
tersebut, maka dilakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk menentukan aktivitas antibakteri dari alga Caulerpa racemosa.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini yakni efek atau aktivitas antibakteri dari alga
Caulerpa racemosa yang banyak ditemukan di daerah perairan Pulau Nain.
D. Metode Penelitian
Digunakan beberapa metode penelitian yakni :
1. Pembuatan Standar Kekeruhan (Turbidity Standart/Mac Farland)
Standar kekeruhan dibuat dengan melarutkan 0,5 ml BaCl 2, 2H2O 1,175%
dan 99,5 ml, N2SO4 0,36 N dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml.
2. Peremajaan Bakteri dan Penanaman Lapisan Pembenihan
Bakteri dikultur pada media agar miring dengan cara mengambil koloni
dari stok bakteri yang telah tersedia. Koloni bakteri diambil dari stok dengan
mengguna-kan kawat ose steril dan digoreskan pada media agar. Setelah itu, agar
miring diinku-basi pada suhu 37oC selama 24 jam. Selanjutnya koloni bakteri dari
media agar miring diambil dengan menggunakan kawat ose steril dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi berisi media BHI. Pada media pembenihan bakteri (media

MHA) ditanami bakteri uji yang berasal dari media BHI dengan menggunakan
lidi kapas steril. Pertama-tama lidi kapas steril dicelupkan ke dalam suspensi
bakteri hingga basah. Setelah itu diangkat dari dalam cairan dan diperas dengan
cara mene-kan sambil diputar pada dinding tabung ba-gian dalam. Selanjutnya lidi
kapas digores-kan di atas media lapisan pembenihan se-banyak 3 kali masingmasing dengan posisi yang berbeda. Kemudian pada setiap akhir penggoresan
cawan petri diputar 60o sampai goresan merata seluruh bagian atas media
pembenihan.
3. Pengujian Aktivitas
Hasil ekstrasi dari alga diteteskan dengan menggunakan mikropipet
sebanyak 100 l pada sumur yang telah dibuat pada media pembenihan bakteri.
Pada sumur yang berbeda juga dimasukkan larutan anti-biotik sebagai
pembanding positif yaitu ciprofloxacin. Setelah itu diinkubasi pada suhu 37 oC
selama 24 jam. Apabila larutan uji menghambat per-tumbuhan bakteri maka akan
terlihat zona terang di sekitar lubang sumur. Artinya tidak terdapat pertumbuhan
bakteri di zona terang tersebut. Selanjutnya dilakukan pembandingan dengan zona
terang yang terbentuk oleh antibiotik pembanding. Apabila sampel uji tidak
menghambat pertum buhan bakteri maka tidak akan terlihat zona terang di sekitar
lubang sumur.
E. Sample Penelitian
Sampel alga yang digunakan setelah diambil dari air dimasukan dalam
kantong plastik kemudian diletakan dalam kotak pendingin. Setelah itu
dilanjutkan dengan proses maserasi dan ekstrasi. Sampel segar alga masingmasing sebanyak 1 kg dihaluskan dengan blender kemudian dimaserasi dengan
etanol teknis. Kemudian filtrat disaring dengan menggu-nakan kertas whatman.
Kemudian pelarut diuapkan dengan menggunakan alat rotary evaporator Buchi
Rotavapor R-205 dan sisa pelarut yang mungkin tersisa diuapkan dengan freeze
dry Labconco Freeze dry System/Freezone 4.5. Ekstrak yang diper-oleh
ditimbang dengan menggunakan nera-ca analitik, sehingga diperoleh ekstrak kasar
etanol.
F. Hasil Penelitian

Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa larutan uji dari


alga C. racemosa, memiliki aktivitas antibakteri pada 3 bakteri dari 5 bakteri uji
yang diuji-kan. Ukuran zona hambat yang terbentuk relatif lebih kecil, jika
dibandingkan dengan ukuran zona hambat yang dibentuk oleh senyawa
antibiotika pembanding.

Berdasarkan hasil pengukuran zona hambat, larutan uji ekstrak alga, C.


racemosa, B. dapat menghambat tiga dari lima jenis bakteri uji. Pengukuran zona
hambat rata-rata ekstrak alga C. racemosa berturut-turut adalah bakteri E. tarda
dengan diameter zona hambat sebesar 1,3 mm. Bakteri Yersinia enterocolitica
dengan diameter zona hambat sebesar 1,4 mm dan bakteri Proteus stuartii dengan
diameter zona hambat sebesar 1,3 mm. Diameter zona hambat dari larutan uji dan
senyawa pembanding. Dari hasil uji aktivitas antibakteri dapat dilihat ukuran zona
hambat yang terbentuk oleh ciprofloksasin lebih besar dan lebih baik dari pada
empat larutan uji yang digunakan, sedangkan untuk akuades tidak terbentuk zona
hambat. Diperoleh demikian karena ciri-ciri efektifnya suatu zat antibak-teri
adalah memiliki zona hambat yang luas dan bersih (tidak ditumbuhi bakteri).
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian uji aktivitas antibakteri pada alga laut C.
racemosa, maka dapat disimpulkan bahwa alga laut ini memiliki senyawa yang
meng-andung aktivitas antibakteri pada Edwardsiela tarda, Yersinia enterocolitica
dan Proteus stuartii.

H. Tanggapan Reviewer :

- Kelebihan

Metode yang digunakan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari alga


Caulerpa racemosa cukup sederhana dan mudah untuk dilakukan. Sistematika
penulisan penulisan cukup baik mencakup aspek penting dalam penulisan jurnal
ilmiah.
- Kelemahan

Tidak adanya analisis secara statistika sehingga nilai signifikansi aktivitas


antibakteri dari alga Caulerpa racemosa tidak dapat ditentukan. Berdasarkan hasil
penelitian, metode penelitian yang digunakan untuk belum dapat menunjukkan
mekanisme aktivitas antibakteri dari alga Caulerpa racemosa.

JURNAL ILMIAH 3
A. Identitas Jurnal
- Judul

: Antioxidant Activities of Methanol Extract and Solvent

10

Fractions of Marine Macroalga, Avrainvillea erecta


(Berkeley) A. Gepp and E.S. Gepp
- Nama Jurnal

: Tropical Journal of Pharmaceutical Research

- Volume & halaman: 14 : 503-509


- Penulis

: Tsun-Thai Chai, Meng-Tee Kwek, Nor Ismaliza Ismail,


Jillian Lean Ooi, Yang Amri, Fazilah Manan, Yew-Chey

- Tahun terbit

: 2015

B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yakni untuk menentukan aktivitas antioksidan ekstrak
metanol dan fraksi pelarut dari makroalga Avrainvillea erecta serta jumlah
kandungan fenolik dan flavonoidnya.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini merupakan aktivitas antioksidan ekstrak metanol dan
fraksi pelarut dari makroalga Avrainvillea erecta.
D. Metode Penelitian
Digunakan beberapa metode penelitian yakni :
1. Partisi Solven pada ekstrak metanol A. erecta
Ekstrak metanol A. erecta (400 mg) adalah dimasukkan ke dalam 50 mL
air deionisasi dan kemudian dipartisi secara berurutan dengan volume yang sama
kloroform kemudian n-butanol menghasilkan kloroform fraksi (KF), n-butanol
fraksi (BF) dan air fraksi (AF) menggunakan corong pisah. KF dan BF
terkonsentrasi dengan rotary evaporator di 45 C dan kemudian dikeringkan
dengan oven pada suhu 37 C hingga beratnya kosntan. Untuk mempersiapkan
uji antioksidan dan fitokimia, padat residu dari fraksi dilarutkan dalam konsentrasi
yang berbeda dari DMSO.

2. Daya Reduksi Antioksidan dari Fe

11

Pengujian kadar logam nilai daya reduksi antioksidan Fe dari ekstrak dan
fraksi yang

dinilai menggunakan tes lempeng dilakukan dengan sedikit

modifikasi. Secara singkat, campuran 40 ml sampel dan 240 ml FRAP reagen


adalah diinkubasi pada 37 C selama 5 menit. The FRAP reagen terdiri dari
natrium buffer asetat (300 mM, pH 3.6), 2,4,6-tripyridyl-s-triazina (10 mM), dan
FeCl3.6H2O (20 mM) pada 10: 1: 1 (v: v: v) rasio. Absorbansi campuran diukur
pada 593 nm. nilai FRAP disajikan di mM Fe2 + setara, dihitung dari kurva
standar siap dengan FeSO4 7H2O. asam askorbat (10 ug / ml) digunakan sebagai
kontrol positif.
3. Penentuan Kadar Total Fenol
Total fenolik (TP) konten ditentukan oleh Metode Folin-Ciocalteu,
dimodifikasi menjadi Format lempeng. Campuran 40 ml sampel (ME, CF, BF atau
WF), 160 ml air deionisasi dan 20 ml Folin-Ciocalteu reagen adalah diinkubasi
pada suhu kamar selama 3 menit. Berikutnya, 60 ml 20% natrium karbonat
ditambahkan ke campuran reaksi, diikuti oleh lebih lanjut inkubasi 120 menit.
Absorbansi campuran dibacakan di 765 nm. Isi TP sampel diekspresikan dalam
mg setara asam galat (GAE) per gram sampel, dihitung dari kurva standar siap
dengan 0 sampai 100 mg / ml.
4. Penentuan Kadar Total Flavonoid
Total flavonoid (TF) konten ditentukan menggunakan aluminium klorida
uji kolorimetri, diubah ke dalam format lempeng. Campuran 20 ml sampel (ME,
CF, BF atau WF), 60 ml 95% etanol, 20 ml dari 10% aluminium klorida
hexahydrate, 20 ml dari 1 M kalium asetat dan 160 ml air deionisasi diinkubasi
pada ruang Suhu selama 30 menit. Kemudian absorbansi campuran reaksi
ditentukan pada 415 nm. Reaksi kosong disiapkan dengan mengganti aluminium
klorida hexahydrate dengan air. TF isi dari sampel dinyatakan dalam mg kuersetin
per gram sampel, dihitung dari kurva standar disiapkan dengan 0-500 mg / ml
kuersetin.

5. Analisis Statistika

12

Percobaan dilakukan di tiga ulangan dan Data yang dilaporkan adalah


mean standar error dari (SEM). Analisis statistik dilakukan dengan
menggunakan software Analisis Statistik System (SAS) (versi 9.3). Data dianalisis
dengan ANOVA satu arah diikuti oleh tes Fisher setidaknya perbedaan yang
signifikan (LSD), atau menggunakan t Tes pada tingkat probabilitas 0,05. Regresi
linier Analisis dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2010.
E. Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan fraksi A. erecta


dimiliki DPPH, NO dan H2O2 memiliki aktivitas pereduksi Fe. Laporan mengenai
aktivitas antioksidan dari ekstrak atau produk alam yang berasal dari spesies
Avrainvillea adalah sangat terbatas dalam literatur. Hingga saat ini, aktivitas
antioksidan hanya dilaporkan untuk satu spesies Avrainvillea, yaitu A. longicaulis.

Total kandungan fenolik dan flavonoid dari ekstrak A. erecta berdasarkan fraksi
F. Kesimpulan
Macroalga A. erecta adalah sumber antioksidan yang potensial. Fraksi
kloroform dari A. erecta memiliki aktivitas sekuat asam galat murni di pada
pengeluaran H2O2. Fraksi kloroform memiliki kadar flavonoid tertinggi, yang
menunjukkan bahwa flavonoid relatif kurang polar mungkin bertindak sebagai
fraksi antioksidan.

13

G. Tanggapan Reviewer :
- Kelebihan

Metode yang digunakan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak


metanol dan fraksi pelarut dari makroalga Avrainvillea erecta serta jumlah
kandungan fenolik dan flavonoidnya cukup komprehensif melalui beberapa tahap
pengujian. Metode yang digunakan juga mudah untuk dimodifikasi sesuai
kebutuhan yang dapat berimplikasi pada proses penelitian yang diinginkan dapat
tercapai dengan cukup baik.
- Kelemahan

Berdasarkan hasil penelitian, metode penelitian belum dapat menjelaskan


mengenai tahapan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi prinsip antioksidan
A. erecta, serta belum dapat memverifikasi bioaktivitas secara seluler.

JURNAL ILMIAH 4

14

A. Identitas Jurnal
- Judul

: Prediction of Biological Activity Spectra for Secondary


Metabolites from Marine Macroalgae Caulerpa SPP
(Chlorophyta-Caulerpals)

- Nama Jurnal

: International Research Journal of Pharmacy

- Volume & halaman: 3 : 320 -323


- Penulis

: R. Azhaguraj, John Milton, J.Ganesh, Z. Kumar, Stalin A

- Tahun terbit

: 2012

B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yakni untuk mengevaluasi aktivitas biologis
Caulerpin -sitosterol, Taraxerol dan asam Palmtic yang diisolasi dari makroalga
Caulerpa spp. Program komputer yakni PASS digunakan dalam penelitian ini
untuk memprediksi profil aktivitas biologis dari empat turunan phenazine.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini merupakan aktivitas biologis senyawa Caulerpin sitosterol, Taraxerol dan asam Palmtic yang diisolasi dari makroalga Caulerpa
spp.
D. Bahan dan Metode Penelitian
Struktur kimia dari derivatif 14,15 phenazine Caulerpin (C 24H18N2O4),
Taraxerol (C30H50O), -sitosterol (C29H50O) dan asam Palmtic (C16H32O2) yang
terkandung dalam Caulerpa lamourouxii, Caulerpa sertulariodes, Caulerpa
racemosa

var

clavifera

diperoleh

dari

pubchem

senyawa

repositori

(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pccompound). Struktur digambar menggunakan


Chem sketsa paket 11.0 milik Chem ACD laboratory. Aktivitas spektrum biologis
diprediksikan oleh perangkat lunak PASS.

E. Hasil Penelitian

15

Struktur Metabolit Sekunder dari Makroalga Caulerpa spp

Aktivitas Biologis Caulerpa (C24H18N2O4)

16

Aktivitas Biologis Taraxerol (C30H50O)


F. Kesimpulan
Penerapan perangkat lunak PASS dapat digunakan di pada bidang
toksikoinformatika dan ekologi kimia. Hasil menunjukkan bahwa metabolit
sekunder terisolasi dari makroalga Caulerpa spp memiliki beberapa efek
farmakologis seperti ulcerogenic, termis hiper, anti-neoplastik, antioksidan,
antipruritis,

hiperkolesterolemia,

neurotoksik,

anti-inflamasi,

antivirus

(Arbovirus), agonis apoptosis, antitrombotik, nefrotoksik, oksidoreduktase


inhibitor, kinase inhibitor, fosfatase inhibitor, dan ekspresi TERT inhibitor.
G. Tanggapan Reviewer :
- Kelebihan

Metode yang digunakan untuk mengetahui aktivitas biologis Caulerpin sitosterol, Taraxerol dan asam Palmtic yang diisolasi dari makroalga Caulerpa
spp sangat mudah dilakukan dan aplikatif melalui program komputer yakni PASS.
Hasil penelitian dapat diperoleh dengan cepat dan mudah.

- Kelemahan
Metode

:
yang

digunakan

hanya

dapat

memprediksikan

aktivitas

farmakologis dari makroalga Caulerpa spp secara komputerisasi berdasarkan


struktur senyawa kimianya namun harus dilakukan pengujian konfirmasi lebih
spesifik apakah efek farmakologis tersebut terbukti secara ilmiah.

Perbandingan dari Hasil Review Jurnal Ilmiah :


Ditinjau dari metode penelitian yang digunakan pada setiap jurnal ilmiah,
jurnal 1 dan jurnal 3 memiliki metode penelitian yang komprehensif mencakup
segala aspek pendukung yang dibutuhkan untuk mencapai hasil penelitian yang
diharapkan dan menyertakan analisis data secara statistik sehingga nilai hasil

17

penelitian dapat ditentukan signifikansinya terhadap output penelitian. Jurnal


ilmiah 2 dan 4 memiliki metode penelitian yang mudah untuk dilakukan namun
kurang komprehensif dan hasil penelitian yang diperoleh kurang spesifik.

18

Anda mungkin juga menyukai