METODE PENELITIAN
true experimental laboratory dan metode randomized posttest only controlled group
design untuk melihat efek pemberian ekstrak Zalacca salacca terhadap ekspresi 8-
Brawijaya. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2019 sampai Juli 2019.
Populasi penelitian ini adalah embrio sampai larva zebrafish usia 0-6 dpf
yang diperoleh dari hasil fertilisasi wild type antara induk jantan dan betina dengan
perbandingan 1:2. Zebrafish yang dipilih memiliki ciri strip horizontal berwarna biru
17
18
Sampel dalam penelitian ini adalah embrio zebrafish pada usia 0-6 dpf.
(t-1) (r-1) ≥ 15
(3-1) (r-1) ≥ 15
(2) (r-1) ≥ 15
r-1 ≥ 7,5
r ≥ 8,5 = 9
Embrio zebrafish berusia 0-2 hpf, berwarna jenih transparan, tidak terdapat
serabut putih atau jamur saat dilihat dibawah mikroskop optilab, dan embrio yang
Embrio zebrafish yang hatching atau menetas sebelum 3 dpf, embrio yang
cacat.
glukosa)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah ekspresi 8-OHdG, SIRT-1 dan
respon taktil.
1. Embrio zebrafish yang digunakan berusia 0-6 hpf merupakan hasil biakan
2. Medium embrio yang digunakan terdiri dari 0,04% CaCl2, 1,63% MgSO4, 1%
4. Ekstrak Etanol Salacca zalacca yang berasal dari kebun salak disekitar
5. Ekspresi PEPCK
CCA GCC ATC TCC ATG TCA -3′ and Reverse 5′- AAG ACC CGT GGC
dengan menyentuh ujung ekor embrio zebrafish usia 72 hpf. Respon taktil
1. Alat : aquarium dengan kapasitas 60 L, filtrasi dan aerasi air, Ph meter, alat
pengukuran suhu, tempat penakaran telur ikan, well plate berisi 6 sumuran,
pipet plastic, mikropipet, dan tip (blue, yellow, white), inkubator suhu ± 28 C
labu penampung etanol, rotary evaporator, water pump, selang water pump,
water bath, vaccum pump, botol tempat hasil ekstraksi, dan lemari pendingin
2. Bahan : kulit salak, pelarut etanol, kertas saring, dan alumunium foil.
1. Alat : tabung reaksi 500 mL, timbangan digital (Metter Toledo), dan alat
pengaduk
2. Bahan : CaCl 0,25 gr, KCL 0,15 gr, NaCl 5 gr, MgSO4 0,815 gr, dan
aquadest 500 mL
1. Alat : tabung reaksi 500 mL, timbangan digital (Metter Toledo), dan alat
pengaduk
2. Bahan : CaCl 0,25 gr, KCL 0,15 gr, NaCl 5 gr, MgSO4 0,815 gr, dan
aquadest 500 mL
22
1. Alat : tabung reaksi 500 mL, timbangan digital (Metter Toledo), dan alat
pengaduk
2. Bahan : CaCl 0,25 gr, KCL 0,15 gr, NaCl 5 gr, MgSO4 0,815 gr, dan
aquadest 500 mL
1. Alat : tabung reaksi 500 mL, timbangan digital (Metter Toledo), dan alat
pengaduk
2. Bahan : CaCl 0,25 gr, KCL 0,15 gr, NaCl 5 gr, MgSO4 0,815 gr, dan
aquadest 500 mL
1. Alat : tabung reaksi 500 mL, timbangan digital (Metter Toledo), dan alat
pengaduk
2. Bahan : CaCl 0,25 gr, KCL 0,15 gr, NaCl 5 gr, MgSO4 0,815 gr, dan
aquadest 500 mL
(2:1), yang dipelihara dalam aquarium yang berisi 60 liter air, dengan suhu
o
lingkungan diatur menjadi 28 ± 1 C. Pencahayaan aquarium diatur dengan
23
perbandingan gelap : terang adalah 14 : 10, dimana periode terang dimulai pukul
08.00 WIB, serta periode gelap dimulai pukul 22.00 WIB (Kishida et al., 1999).
Zebrafish dipelihara pada ph 6,5 -8 atau ph normal (Gebauer, 2016). Setiap harinya
zebrafish diberi makan dengan artemia Nauplii yang di kultur sebanyak 2-3 kali
(2:1), dimana breeding dimulai sesudah pemberian makan terakhir yakni jam 3 sore.
Pengambilan telur dilakukan pada saat 15-25 menit fase terang dimulai
dengan meletakan keranjang berjala pada akuarium. Pada awal fase terang tersebut
terjadi fertilisasi, setelah telur diambil maka dilakukan pencucian dengan medium
Setelah telur-telur dikumpulkan dan diletakkan dalam cawan petri yang berisi
mikroskop untuk melihat apakah telur tersebut fertil atau tidak fertil (bleaching), serta
24
untuk mengetahui usia telur-telur tersebut. Pada telur yang fertil, telur tersebut akan
terlihat jernih dan simetris, dengan embrio didalamnya yang berkembang (lebih dari
tahap 1 sel), sedangkan pada telur yang infertil, telur tersebut akan terlihat tidak
jernih, inti telur berwarna putih pucat serta sel embrio didalamnya tidak tumbuh dan
berkembang (hanya dalam tahap 1 sel saja). Bisa juga ditemukan bagian tengah
telur infertil tersebut terbentuk masa kehitaman. Telur-telur yang fertil saja yang akan
dipakai pada penelitian. Dari pengumpulan telur, proses pelepasan dari chorion
hingga pemaparan dengan genistein dan glukosa dilakukan dengan total tidak lebih
dari 2 jam, karena dapat mempengaruhi validitas penelitian. Setelah itu telur fertil
dan usia embrio kurang dari 2 hpf dipindahkan ke dalam wadah kultur 6 well, yang
dilarutkan ke medium embrio dan dipaparkan minimal dalam 24 hpf. Setelah glukosa
tersebut yang nantinya akan diserap oleh embrio secara intradermal (Mustika,
2013).
Motilitas zebrafish dikenal juga sebagai respon taktil. Respon taktil berguna
untuk menilai kemampuan motorik larva zebrafish pada usia 72 hpf, karena respon
berenang larva terhadap rangsang taktil pada ekor optimal pada 72 jam setelah
fertilisasi (Drapeu et al., 2008). Tes respon taktil dilakukan dengan memberikan
stimulasi berupa jarum yang disentuhkan pada ekor larva yang diam. Kemudian
diamati dan dihitung jumlah larva yang berenang setelah mendapat stimulasi. Cara
mengukur respon taktil pada penelitian ini yaitu dengan menempatkan 3 ekor embrio
disentuh ekornya dengan jarum dekorion dan dilihat apabila embrio mengalami
pergerakan berenang berpindah tempat maka hasil dikatakan positif, dan sebaliknya
bila larva tidak berenang berpindah tempat setelah dilakukan penyentuhan ekor
maka dikatakan hasil negatif. Waktu yang diperlukan adalah 10 detik/ekornya. Larva
yang memiliki kelainan morfologi berupa curved tail tidak disertakan dalam tes
Solution, IBM SPSS Statistics 20 dengan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas
0,05 (p=0,05) dan taraf kepercayaan 95% (α=0,05). Langkah-langkah uji hipotesis
komparatif adalah sebagai berikut: uji normalitas data, uji homogenitas varian, uji
One-way ANOVA, dan Post hoc test (uji Least Significant Difference).
Pemeliharaan zebrafish
(Danio rerio) dewasa sesuai
ketentuan.
Pengambilan telur
Kontrol (-)
medium Kontrol (+) Glukosa 3%
embrio Glukosa 3% + G* 0,5 μm
Analisa data