Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2016 bertempat
botol minum tikus, tempat pakan tikus, spuit 1 ml, spuit 3 ml, beaker glass,
(biosystem type 15), scalpel, gunting, pinset, sarung tangan, ice box, pot
olive oil, 20 µl serum darah dan 20 organ ginjal tikus jantan (Rattus
26
27
1. Kerangka Penelitian
3. Persiapan Hewan Model AKI (Acute kidney injury) Hasil Induksi CCl4
9. Analisis Data
tikus model AKI), kelompok 3, 4 dan 5 (tikus model AKI dengan diberikan
kelompok 1, hewan coba tidak diberikan perlakuan apapun, pada hari ke-8
50% pada hari ke-8 dengan volume 0,38 ml melalui intraperitoneal yang
hari ke-9. Pada kelompok 3, 4 dan 5 setelah induksi CCl 4 diberikan terapi
200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB dan 600 mg/kg BB selama 14 hari kemudian
pada hari ke-23 dilakukan euthanasi dengan dislokasi leher dan dilakukan
nekropsi.
darah dibantu dengan alat sentrifus yang nantinya akan diambil bagian
ginjal.
berikut :
Variabel kontrol : Tikus Wistar (jenis kelamin, umur, berat badan), pakan,
Tikus yang digunakan dalam penelitian ini adalah spesies Rattus norvegicus
strain Wistar berjenis kelamin jantan dengan umur antara 10-12 minggu,
berat badan 130-180 gram. Estimasi besaran sampel yang digunakan dapat
P ( n – 1 ) ≥ 15 Keterangan :
5 ( n – 1 ) ≥ 15 P : Jumlah kelompok
5 n – 5 ≥ 15 n : Jumlah ulangan
5 n ≥ 20
n≥4
Berdasarkan perhitungan di atas, maka untuk 5 macam kelompok
dengan tutup dari rangka kawat serta lantai kandang yang mudah
rata-rata konsumsi pakan tikus per hari adalah 5 g/100 g BB/hari dan
30
kebisingan dan polutan lainnya. Suhu optimum ruangan untuk tikus adalah
dengan tujuan zat aktif 1,8-cineol oil dan α-terpineol yang terkandung
cardamomum) :
1. Proses Ekstraksi
ukuran 1 liter dan direndam dengan larutan methanol 70% hingga volume
dilakukan dua kali berturut-turut (Bhatti et al, 2010; Chacko et al, 2012).
31
2. Proses Evaporasi
bath diisi dengan air hingga penuh dan semua rangkaian alat dipasang
Larutan methanol dibiarkan memisah dengan zat aktif yang sudah ada
dalam labu dan ditunggu hingga aliran metanol berhenti menetes pada
dalam botol dan disimpan di dalam refrigerator (-4°C) (Bhatti et al, 2010;
Hewan model acute kidney injury (AKI) yang digunakan adalah tikus
putih (Rattus novergicus) strain wistar, umur 130-180 gram, dan umur 10
dengan cara diinduksi CCl4 50% volume 0,38 ml terlarut dalam olive oil
(Saba et al., 2010) melalui intraperioneal dan diberikan satu kali selama
penelitian.
sebanyak 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB dan 600 mg/kg BB. Perhitungan
dosis dan data kebutuhan dosis ekstrak kapulaga hijau dapat dilihat di
lampiran 5.
hari ke-8. Pada kelompok 2 dilakukan pengambilan sampel darah pada hari
EDTA. Sampel darah kemudian disentrifus pada 3000 rpm selama 10-15
tabung ependorf. Serum digunakan untuk uji kadar BUN (blood urea
nitrogen) dan kreatinin (Adewale et al., 2014). BUN serum stabil selama 7
hari pada suhu 2-8°C tanpa terpapar cahaya, sedangkan kreatinin serum
dengan posisi tikus rebah dorsal di atas papan nekropsi. Organ ginjal yang
Reagen A2. berisi urease > 500 U/mL. Reagen B. berisi sodium
berisi urea 50 mg/dL (8,3 mmol/L dan BUN 23,3 mg/dL) serta standar
1 botol reagen A1. Pada volume lainnya dapat disiapkan reagen dengan
reagen ini stabil selama 2 bulan pada suhu 2-8°C (Biosystems, 2014).
lampiran 8.
b. Prosedur Pengukuran
Tabel 4.2 Komposisi masing-masing tabung berlabel uji kadar BUN
serum (Biosystems, 2014)
Blank Standar Sampel
Urea standar (S) - 10 µL -
Sampel - - 10 µL
Reagen A 1 mL 1mL 1 mL
suhu 37°C selama 5 menit. Baca absorbansi label standar dan sampel
pada 600 nm dengan label Blank (warna campuran stabil hingga 2 jam)
(Biosystems, 2014).
Asampel
× CStandar x sample dilution factor = CSampel
Astandar
b. Prosedur Pengukuran
Tabel 4.3 Komposisi masing-masing tabung berlabel uji kadar kreatinin
serum (Biosystems, 2014)
Working Reagent 1 mL
Standar atau Sampel 0,1 mL
pada 500 nm setelah 30 detik (A1) dan setelah 90 detik (A2) (Biosystems,
2014).
(A2-A1) Sampel
× CStandar × Sample dilution factor - Corrective Factor4,5,6 = C
(A2-A1) Standar
Sampel
ginjal dimasukkan ke dalam etanol 70%, etanol 80%, etanol 90%, etanol
4-5 µm. jaringan yang terpotong direndam pada water bath bersuhu
I-III, etanol 95, 90, 80, dan 70% masing-masing selama lima menit.
dicuci dengan air mengalir selama 30 menit, dibilas dengan aquades dan
37
bertingkat dari 80, 90, dan 95% hingga etanol absolut i-III. Preparat lalu
lampiran 6.2.
proksimal,
Data kadar BUN dan kreatinin serum dilakukan analisis dengan program
menggunakan uji sidik ragam one way ANOVA (analysis of variance) dan
dilanjutkan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) atau Tukey dengan α = 5%. Pada