Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Kunyit, Curcuma longa L. (Zingiberaceae) adalah tanaman tropis yang


banyak terdapat di benua Asia yang secara ekstensif dipakai sebagai zat
pewarna dan pengharum makanan. Kunyit adalah sejenis tumbuhan yang
dijadikan bahan rempah yang memberikan warna kuning cerah. Kunyit juga
digunakan sebagai bahan pewarna, obatan dan perasa sejak 600 SM. Kunyit
dianggapkan sebagai salah satu herba yang sangat bernilai kepada manusia.
Dalam sejarah perobatan rakyat India, kunyit dianggapkan sebagai bahan
antibiotik yang terbaik sementara pada masa yang sama kunyit juga
digunakan untuk memudahkan proses pencernaan dan memperbaiki
perjalanan usus. Di India, secara tradisional kunyit telah digunakan sebagai
pelawanan penyakit yang berhubungan dengan empedu maupun “hepato-
biliary disorders”, batuk, diabetes dan penyakit hepatik, reumatik dan
sinusitis

Kunyit memiliki kandungan kimia yang bermanfaat untuk kesehatan


tubuh dan mengandung senyawa yang berkhasiat sebagai obat, yaitu
kurkuminoid yang terdiri dari (kurkumin atau 1,7-bis(4-hidroksi-3-
metoksifenil)-1,6-heptadiena-3,6-dion, 10% desmetoksikumin atau 1-(4-
hidroksi3-metoksifenil)-7-(4-hidroksifenil)-1,6- heptadiena-3,5-dion dan 1-
5% bisdesmetoksikurkumin atau 1,7-bis(4- hidroksifenil)-1,6-heptadiena-
3,5-dion) dan zat- zat manfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari
(keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, zingiberen 25%, felandren,
sabinen, borneol dan sineil)[3]. Selain daripada senyawa kurkuminoid,
kunyit juga mempunyai senyawa lain yang merupakan senyawa turunan
yaitu 4”-(3”‟-metoksi-4”‟-hidroksilfenil)- 2”-okso-enabutanil 3-(3‟-

1
metoksi-4‟- hidroksifenil) propenoat atau disebut sebagai calebin A , 1,7-
bis(4-hidroksi-3- metoksifenil)-1,4,6-heptatriena-3-on,1- hidroksi-1,7-bis(4 -
hidroksifenil)-3- metoksifenil)-6-heptena-3,5-dion, 1,7- bis(4-hidroksifenil)-
1-heptena-3,5- dion,1,7-bis(4-hidroksifenil)-1,4,6- heptatrien-3-on dan 1,5-
bis(4-hidroksi-3- metoksifenil)-1,4-pentadien-3-on [4]

Kunyit berkhasiat melancarkan darah dan energi vital, menghilangkan


sumbatan, antioksidan, meluruhkan haid, anti radang (antiinflamasi)
meredakan nyeri (analgesic), mempermudah persalinan, peluruh angin,anti
bakteri, meningkatkan produksi empedu, mempercepat penyembuhan luka.

B Rumusan Masalah
1. Apa saja klasifikasi dari tanaman kunyit?
2. Bagaimana langkah-langkah formulasi obat pada rimpang kunyit?
3. Bagaimana studi kasus terhadap formulasi obat pada kunyit?
C Tujuan
1. Untuk memahami klasifikasi dari tanaman kunyit.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah formulasi obat pada rimpang kunyit
3. Untuk memahami studi kasus dalam formulasi obat pada kunyit.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A Uraian Tanaman

1. Klasifikasi tanaman Kunyit


Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zungiberaceae

2. Morfologi
Morfologi rimpang kunyit adalah bentuk rimpangnya panjang dan
bulat dengan diameter sebesar 1-2 cm serta panjangnya 3- 6 cm. Kunyit
dapat menumbuh tunas baru yang akan berkembang menjadi tanaman
baru. Tangkai bunga berambut, bersisik, daun kelopak berambut, bentuk
lanset. Kelopak bunga berbentuk tabung, panjang 9-13 mm. Dalam
rangkuman ini akan membahaskan penelitian yang telah dilakukan
terhadap kunyit, C. longa yang berhubungan dengan studi kimia, aktivitas
farmakologi dan farmakokinetiknya.

3
3. Kandungan kimia
Rimpang mengandug minyak menguap (volatile foil) sebesar 3-5%.
Terdiri atas turmerone,zingiberene, arturmerone, sedikit, mengandung
phellandrene, sesquiterpen alcohol, dan borneol. Selain itu, mengandung
curcumin 0,3-4,8% (pigmen kuning), desmetholxycurcumin,
bidesmethoxycurcumin, pati, tannin, dan damar.
4. Proses penarikan senyawa kimia
a. Bahan yang digunakan : rimpang kunyit yang berasal dari Desa
Sompok, Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul, Yogyakarta, manitol
(Roquette Preses /France), amilum manihot (PIM Pharmaceutical),
gelatin (Brataco), Mg Stearat (Brataco), asam tartrat (Brataco),
aquadest (Brataco), etanol 96% (teknis), plat silika gel F254 (E-
Merck), kloroform (p.a), etanol (p.a), asam asetat, dan pembanding
kurkuminoid (Sigma, USA).
b. Alat yang digunakan: mesin serbuk Cross beater Mill Mrh-Ritch
(Mitamura Riken Yoga, Jerman), oven (Heraceus), viscotester VT-04
(Rion Co.,Ltd), alat uji daya lekat, ayakan nomor 10 (OSK 119
Standard Sieve, Ogawa Seiki, Jepang), neraca elektrik L.s. EDT
(Ghauss), alat uji sifat alir (Erweka GT dan Erweka SVM), mesin
tablet single punch (Reickermann Korch, Berlin), dan Stokes
Monsato Hardness Tester, pengukur daya serapair, moisture balance
(Ohauss, USA), friabilator/abrasive tester (Erweka apparetebau
Gmbh, Western Germany type TAP), lampu UV366, UV254,
Densitometer (Camag, Switzerland).
c. Pembuatan simplisia dan serbuk
Simplisia rimpang kunyit yang berasal dari Sompok Imogiri
Bantul yang masih segar dicuci dengan air mengalir sampai bersih,
sortasi basah dan diiris tipis–tipis, kemudian dikeringkan dengan

4
oven sampai kering pada suhu 50ºC selama 24 jam, setelah itu
rimpang kunyit diserbuk dengan menggunakan mesin penyerbuk.
d. Pembuatan ekstrak kental rimpang kunyit
Pembuatan ekstrak kental rimpang kunyit mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Quiles dkk. (2002). Ekstrak air dibuat
dengancaramerendam serbuk simplisia selama 4 jam menggunakan
akuades panas (dengan suhu sekitar 80oC). Sari yang diperoleh
kemudian diuapkan secara tidak langsung di atas wajan stainless steel
dengan bantuan kipas angin sampai menjadi ekstrak kental.Residu
dari ekstraksi penyari akuades kemudian dikeringkan dengan oven
pada suhu 50ºC, dan diekstraksi kembali secara soxhletasi dengan
pelarut alkohol.Filtrat yang didapat diuapkan di atas wajan stainless
steel dengan bantuan kipas angin hingga menjadi ekstrak
kental.Ekstrak tersebut lalu dilakukan identifikasi kadar kandungan
kurkuminoid menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
densitometry dengan fase diam silika gel F254, dan fase gerak
kloroform-etanol-asam asetat glasial (94 : 5 : 1)

e. Pembuatan ekstrak campuran (ekstrak hidroalkoholik)


Pembuatan ekstrak campuran dilakukan untuk mendapatkan
ekstrak hidroalkoholik kunyit dengan dosis 1,66 mg/Kg BB kelinci.
Dilakukan perhitungan menggunakan rumus untuk mengetahui
jumlah ekstrak etanol dan ekstrak air yang akan dicampur
berdasarkan hasil penetapan kadar kurkuminoid ekstrak air dan
ekstrak etanol. Ekstrak dicampur dengan cara menuangkan ekstrak
etanol dan ekstrak air bagian per bagian sambil terus diaduk agar
campuran homogen. Ekstrak campuran kemudian ditetapkan kadar
kurkuminoidnya dengan prosedur sama dengan penetapan kadar
kurkuminoid ekstrak.Selanjutnya ekstrak dilakukan pemeriksaan

5
organoleptis, uji daya lekat, uji susut pengeringan dan uji kekentalan
ekstrak.
B Formulasi Obat
a. Formulasi ekstrak kental rimpang kunyit dengan campuran manitol-
amilum manihot
Formula granul ekstrak kental rimpang kunyit dibuat
berdasarkan metode SLD. Penelitian ini menggunakan limaformula
dengan perbandingan kombinasi bahan pengisi manitolamilum
manihot sebagai berikut: 100%:0% (Formula 1), 75%:25% (Formula
2), 50%:50% (Formula 3), 25%:75% (Formula 4), 0%:100%
(Formula 5). Manitol dan amilum manihot sebelum dicampur dengan
ekstrak terlebih dahulu dicampur dalam cube mixer selama 10 menit
dengan kecepatan 100 rpm. Pembuatan granul dilakukan dengan
pencampuran ekstrak dengan bahan pengisi (campuran manitol dan
amilum manihot) dengan larutan pengikat gelatin 20 %.Massa granul
kemudian diayak dengan ayakan no. 10, dikeringkan dalam almari
pengering dengan suhu 50° C selama 24 jam.Granul yang sudah
kering diayak dengan ayakan no. 10.Granul yang telah diayak
ditambah dengan Mg stearat, kemudian dicampur kembali dalam
cube mixer selama 5 menit dengan kecepatan 100 rpm. Uji sifat fisik
granul meliputi uji densitas massa, uji sifat alir, uji kompaktibilitas
dan uji susut pengeringan.
b. Pembuatan tablet hisap
Granul yang telah diuji kemudian dikempa dengan mesin
tablet single punch, tablet yang dibuat pada penelitian ini sebanyak
400 tablet dengan bobot 500 mg per tablet. Tablet masing-masing
formula kemudian diuji sifat fisiknya meliputi uji keseragaman
bobot, kekerasan, kerapuhan, daya serap air, waktu larut, dan
tanggapan rasa.

6
C Studi Kasus
1. Judul
Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Kunyit (curcuma domestica)
Dengan Kombinasi Bahan Pengisi Manitol-Amilum Manihot
2. Formula
100%:0% (Formula 1), 75%:25% (Formula 2), 50%:50%
(Formula 3), 25%:75% (Formula 4), 0%:100% (Formula 5)
3. Metode
1. Pembuatan ekstrak kental rimpang kunyit
Pembuatan ekstrak kental rimpang kunyit mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Quiles dkk. (2002). Ekstrak air
dibuat dengancaramerendam serbuk simplisia selama 4 jam
menggunakan akuades panas (dengan suhu sekitar 80oC). Sari
yang diperoleh kemudian diuapkan secara tidak langsung di atas
wajan stainless steel dengan bantuan kipas angin sampai menjadi
ekstrak kental.Residu dari ekstraksi penyari akuades kemudian
dikeringkan dengan oven pada suhu 50ºC, dan diekstraksi
kembali secara soxhletasi dengan pelarut alkohol.Filtrat yang
didapat diuapkan di atas wajan stainless steel dengan bantuan
kipas angin hingga menjadi ekstrak kental.Ekstrak tersebut lalu
dilakukan identifikasi kadar kandungan kurkuminoid
menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) densitometry
dengan fase diam silika gel F254, dan fase gerak kloroform-
etanol-asam asetat glasial (94 : 5 : 1)
2. Pembuatan ekstrak campuran (ekstrak hidroalkoholik)
Pembuatan ekstrak campuran dilakukan untuk mendapatkan
ekstrak hidroalkoholik kunyit dengan dosis 1,66 mg/Kg BB
kelinci. Dilakukan perhitungan menggunakan rumus untuk
mengetahui jumlah ekstrak etanol dan ekstrak air yang akan

7
dicampur berdasarkan hasil penetapan kadar kurkuminoid
ekstrak air dan ekstrak etanol. Ekstrak dicampur dengan cara
menuangkan ekstrak etanol dan ekstrak air bagian per bagian
sambil terus diaduk agar campuran homogen. Ekstrak campuran
kemudian ditetapkan kadar kurkuminoidnya dengan prosedur
sama dengan penetapan kadar kurkuminoid ekstrak. Selanjutnya
ekstrak dilakukan pemeriksaan organoleptis, uji daya lekat, uji
susut pengeringan dan uji kekentalan ekstrak.
3. Formulasi ekstrak kental rimpang kunyit dengan campuran
manitol-amilum manihot
Formula granul ekstrak kental rimpang kunyit dibuat
berdasarkan metode SLD. Penelitian ini menggunakan
limaformula dengan perbandingan kombinasi bahan pengisi
manitolamilum manihot sebagai berikut: 100%:0% (Formula 1),
75%:25% (Formula 2), 50%:50% (Formula 3), 25%:75%
(Formula 4), 0%:100% (Formula 5). Manitol dan amilum
manihot sebelum dicampur dengan ekstrak terlebih dahulu
dicampur dalam cube mixer selama 10 menit dengan kecepatan
100 rpm. Pembuatan granul dilakukan dengan pencampuran
ekstrak dengan bahan pengisi (campuran manitol dan amilum
manihot) dengan larutan pengikat gelatin 20 %.Massa granul
kemudian diayak dengan ayakan no. 10, dikeringkan dalam
almari pengering dengan suhu 50° C selama 24 jam.Granul yang
sudah kering diayak dengan ayakan no. 10.Granul yang telah
diayak ditambah dengan Mg stearat, kemudian dicampur
kembali dalam cube mixer selama 5 menit dengan kecepatan 100
rpm. Uji sifat fisik granul meliputi uji densitas massa, uji sifat
alir, uji kompaktibilitas dan uji susut pengeringan

8
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan

Kesimpulan yang kita dapat ambil dari makalah ini, kitabisa


mengetahui kandungan senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam
kunyit dan khasiat yang dihasilkan dari kunyit .Setelah mengetahui senyawa
kimia yang ada pada kunyit kemudian ada sebuah penelitian dimana peneliti
membuat sebuah formulasi obat yaitu dalam bentuk tablet hisap. Adapun
indikasi dari formulasi obat tersebut yaitu menjaga kesehatan hati, mengatasi
masalah sistem pencernaan, meredakan nyeri radang sendi, melawan infeksi
akibat jamur dan bakteri, membantu membasmi jerawat, dan membantu
pengeluaran penumpukan cairan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha S.(2009).ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA JILID 6.Jakarta
Shan,Y.C.,(2018). STUDI KANDUNGAN KIMIA DAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI TANAMAN
KUNYIT (Curcuma longa L.),16(2)547-555.
Haryanti,F.,Purwantini,I.,Sulaiman,S.,(2012) FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KUNYIT
(Curcuma domestica) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISIMANITOL – AMILUM
MANIHOT. 17(3), 47 – 52, 2012

10

Anda mungkin juga menyukai