Anda di halaman 1dari 15

ISOLASI SHOGAOL DAN SEDIAAN

GEL DARI EKTRAK RIMPANG


JAHE (Zingiber officinalle rhizome)
KELOMPOK 6
Anisa Setia Wardani A141059
Gina Tazkya R
A141050
Hani Nurhanifah A141033
Mita Fajriaturrahmah A141084
Yuliyani Sartika Dewi A141057
Yuli Yanti Souraya Maha A141056
Jahe (Zingiber officinale)

Tanaman jahe termasuk Famili Zingiberaceae


yang merupakan tanaman herba menahun,
berakar serabut, dan termasuk kelas monokotil
atau berkeping satu. Jahe berasal dari Asia Pasifik
yang tersebar dari India sampai Cina. Suhu yang
diperlukan untuk pertumbuhan jahe optimal
adalah 25-30oC (Januwati dan Herry, 1997).
Di Indonesia dikenal tiga jenis jahe, yaitu
jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah
atau dikenal jahe sunti. Diantara ketiga
jenis jahe tersebut, jahe merah mempunyai
kandungan minyak atsiri yang tinggi.
(Yuliani et al., 1991 diacu dalam Rosita et
Berdasarkan morfologinya (ukuran, bentuk, dan warna
al., 1997).
rimpang), Komponen yang terkandung dalam rimpang
jahe sangat banyak gunanya, seperti sebagai bumbu
masak, pemberi aroma dan rasa bahan pangan,
digunakan dalam industri farmasi, industri parfum,
industri kosmetika, dsb.
Senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam jahe
seperti gingerol, shogaol, dan paradol diteliti memiliki
sifat sebagai anti-inflamasi, antioksidan, antibakteri, dan
antitrombosit

Gingerol diteliti memiliki efek analgesik, sedatif, dan


antibakteri secara in vitro dan in vivo (Mascolo et al.,
1989 dan Connel, 1970 diacu dalam Kemper, 1999).
Senyawa shogaol jahe yang diekstrak dengan heksan
diteliti memiliki efek antifouling agents (Etoh et al., 2002).
Klasifikasi
Tanaman

Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Anak kelas : Zingiberidae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Roxb.
(Anonima, 2009).
Morfologi Daun
Daun menyirip dengan panjang 15-23
mm dan panjang 8-15 mm.

Morfologi Batang
Morfologi Batang jahe merupakan batang
semu dengan tinggi 30-100 cm.
Tanaman

Morfologi Akar
Akarnya berbentuk rimpang dengan
daging akar berwarna kuning hingga
kemerahan dengan bau menyengat.
Sediaan Gel
keuntungan gel :
1. tidak lengket
Gel merupakan sistem 2. mempunyai aliran
semipadat yang tiksotropik dan
pergerakan medium pseudoplastik
pendispersinya terbatas 3. Konsentrasi bahan
oleh sebuah jalinan pembentuk gel yang
jaringan tiga dimensi dari dibutuhkan hanya sedikit
partikel-partikel atau untuk membentuk massa
makromolekul yang gel yang baik
terlarut pada fase 4. Viskositas gel tidak
pendispersi. (Allen, 2002). mengalami perubahan
yang berarti pada suhu
ALAT DAN BAHAN
Alat :
Blender, rajang, tabung reaksi, corong, plat
silika, pipa kapiler, desikator, freeze dryer,
mortir dan stamfer, neraca listrik, oven
listrik ,penangas air, perkolator, pH meter,
rotary evaporator, seperangkat alat destilasi,
stopwatch, tanur, dan viskometer bola jatuh.
Bahan :
simplisia jahe (Zingiber Officinale), aquadest,etanol
70%, toluen, silika gel 60 F254, etil asetat, larutan
pembanding (eugenol 1%), asamklorida encer, asam
stearat, gliserin, HPMC,kloralhidrat, kloroform, larutan
dapar pH4,01 dan 7,01, metilen biru, metil paraben,
natrium biborat, propilenglikol, dan TEA.
PROSEDUR
PENYIAPAN
SIMPLISIA

- Bahan dikumpulkan, determinasi.


- Pengolahan bahan uji dimulai dari sortasi
basah, pencucian dan penirisan, perajangan,
pengeringan, dan sortasi kering.
SKRINING
FITOKIMIA

- Dilakukan uji skrining senyawa


Alkaloid, Monoterpenoid dan
Seskuiterpenoid, Flavonoid, Steroid
dan Triterpenoid, Kuinon, Saponin,
Polifenolat, dan Tanin
Lanjutan
EKSTRAKSI
(Ekstraksi
perkolasi)
- Timbang 25 g serbuk simplisia
- Disiapkan etanol sebanyak 500ml
- Disiapkan bejana yang dilengkapi keran
(perkolator)
- Dimasukan serbuk pada perkolator,
dialirkan etanol pada perkolator
- Dilakukan sampai Pelarut berwarna
(bening)
- Ekstrak diuapkan menggunakan alat
rotary evaporator pada suhu 40oC
- kemudian dikeringkanpada freeze dryer
pada suhu -40oC.
Lanjutan
Kromatografi
Lapis Tipis
( KLT )
Fase gerak menggunakan toluen p : etil
asetat (93:7).
Fase diam menggunakan silika gel 60
F254..
Larutan pembanding eugenol 1% dalam
etanol P.
- Fase gerak di jenuhkan di dalam
chumber
- Ekstrak yang telah kering ditotolkan
menggunakan pipa kapiler pada plat
silika yang telah ditandai
- Plat silika dimasukan pada chumber
- diamkan sampai tanda batas,
Dikeringkan
- Plat silika disemprot menggunakan
Pengujian
menggunakan
instrumen
Data dianalisis menggunakan instrumen
HPLC. Dengan kolom C-18 dengan suhu
40oC. Panjang gelombang 280nm. Fase
gerak air : asetonitril dengan berbagai
komposisi.
Pembuatan Gel
- Aquadest sebanyak 20 kali berat
HPMC dipanaskan hingga mendidih
- kemudian diangkat dan HPMC
dikembangkan di dalamnya selama 15
menit, setelah kembang
- ditambahkan metil paraben yang
telah dilarutkan di dalam air suling
panas
- Ditambahkan propilen glikol sedikit
demi sedikit sambil digerus sampai
homogen
- lalu ditambahkan sisa air suling yang
Rancangan
formula
sediaan gel
Ekstrak
rimpang- jahe
Ditimbang ekstrakrimpang jahe 2 g
- Dimasukkan ke dalam lumpang
- Diteteskan dengan beberapa tetes
pelarut etanol 96%, kemudian digerus
- Ditambahkan basis gelsedikit demi
sedikit sambil digerus sampai
homogen
- kemudian cukupkan hingga mencapai
100 g sediaan gel
- Perlakuan yang sama dilakukan untuk
membuat sediaan gel dengan ekstrak
rimpang jahe 4, 6, dan 8%.
Uji Sediaan
Dilakukan uji Pemeriksaan stabilitas sediaan, Pemeriksaan
homogenitas sediaan, Penentuan pH sediaan, Penentuan
viskositas sediaan gel, Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan, Uji
Penilaian Organoleptik Sediaan
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V., 2002. The Art.Science and Technology of
Pharmaceutical Compounding. Second
Edition. 170-173, 183, 187, American
Pharmaceutical Association, Washington D.C.

Araona K, Elisabetsky E, Farnsworth N, Fong H, dan Hargono


D. 1999. WHO Monographs on Selected Medicinal
Plants. Volume 1. World Health Organization.
Geneva.

Bhattarai, S., V.H. Tran dan C.C. Duke. 2001. The stability of
gingerol and shogaol in
aqueous solution. J. Pharm. Sci. 90 : 16581664.

Safaati NS. 2007. Potensi Ramuan Jahe Merah dan Herba


Suruhan sebagai
Antioksidan pada Tikus Putih Hiperuresemia. Skripsi
FMIPA IPB Bogor.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai