METODE PENELITIAN
4.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah tikus putih (Rattus novergicus) strain wistar
dewasa dengan jenis kelamin jantan, berat badan 150-250 gram, dengan umur 2-
3 bulan, Sehat, ditandai dengan gerakan yang aktif (normal) dan bulu yang tebal
4.3.2 Sampel
Sampel diambil dari populasi tikus putih (Rattus novergicus) strain wistar
jantan sebagai hewan coba. Sampel terdiri atas 4 kelompok.
Estimasi besar replikasi yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
rumus berikut:
(r – 1)(p – 1) ≥ 15
(r – 1)(4 – 1) ≥ 15
4r – 3 ≥ 15
25
26
= (5x4) – 4 = 16
n’ = = =5
Keterangan:
p = perlakuan
ekor tikus di setiap kelompok sehingga jumlah total tikus minimal yang
cadangan untuk mengantisipasi adanya tikus yang sakit atau mati saat proses
adaptasi atau penelitian sehingga di dalam penelitian ini total tikus yang
4) Sehat, ditandai dengan gerakan yang aktif (normal) dan bulu yang
Mangkuwidjojo, 1998).
tertutup.
dipegang.
pucat.
Kadar HDL pada tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar).
4.6.1 Bahan
e. Kloroform
4.6.2 Instrumen
1) Kandang tikus
3) Botol air
4) Timbangan
1) Gunting
2) Pinset
3) Botol sediaan
4) Handscoon
5) Pengait jaringan
6) Pisau bedah
c. Alat lain
30
1) Sonde
2) Mikroskop
3) Mikrometer square
4) Kamera digital
5) Botol film
6) Spuit injeksi 3 ml
7) Label
ekor tikus di setiap kelompok sehingga jumlah total tikus minimal yang
cadangan untuk mengantisipasi adanya tikus yang sakit atau mati saat proses
adaptasi atau penelitian sehingga di dalam penelitian ini total tikus yang
4.7.2 Adaptasi
agar mencit dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru. Selama
adaptasi mencit diberikan pakan standar BR-1 yang mengandung air 13%, protein
23%, lemak kasar 5%, abu 7%, Ca 0,3%, P 0,6%, serat 5%, secara sonde lambung
Dosis yang dipakai untuk ekstrak kulit jeruk lemon dengan menggunakan
3 dosis, yaitu 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB (Muhtadi et al,
2015). Berat tikus adalah sekitar 200 gr sehingga ekstrak kulit jeruk lemon yang
diberikan yaitu:
kemasan yang dipanaskan berulang sebanyak lima kali untuk menggoreng ubi.
suhu 180ºC, sebanyak 1kg ubi digoreng dalam minyak tersebut selama 10 menit.
berikutnya sampai pemanasan ke-5. Minyak yang digunakan adalah minyak yang
sama (tidak diganti dan tidak dilakukan penambahan volume minyak segar).
Minyak goreng deep frying didapatkan dari membeli minyak goreng di pasar
Mergan dan diberikan kepada penjual makanan cepat saji (Ratih, 2016).
Pemberian minyak goreng deep frying pada tikus diberikan 1 kali dalam
sehari 1ml/100gr BB tikus atau setara dengan 1,5 – 2,5 ml peroral melalui sonde.
frying dapat menurunkan kadar HDL pada tikus (Sutejo dan Dewi, 2012)
b. Proses ekstraksi
dengan rasio 4:1 yang dijauhkan dari sinar matahari dan diaduk
yang tersisa dimaserasi kembali dua kali lagi. Filtrasi dari ekstrak
Ekstrak kulit jeruk lemon yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Jadi, total kebutuhan ekstrak kulit jeruk lemon sebanyak 18.375 mg.
b. Proses Pembedahan
pada meja lilin dan keempat kaki hewan coba difiksasi terhadap meja
Setelah hewan coba dibedah, harus dipastikan bahwa hewan coba tidak
bahwa denyut nadi sudah berhenti. Setelah dibedah, hewan coba akan dikuburkan
kedalaman 1 meter dan jarak minimal 250 meter dari sumber air
- Campur dan biarkan selama 10 menit pada suhu kamar dan sentrifugasikan
selama 10 menit pada 4000 rpm, atau selama 2 menit pada 12.000 rpm.
- Prosedur Pemeriksaan
Spektrofotometer : 500 nm
- Bahan
Kalkulasi
ΔA Sampel
HDL (mg/dl) = x Konsentrasi standar (mg/dl)
ΔA Standar
36
Adaptasi hewan coba selama 7 hari (Pengelompokkan hewan coba menjadi 4 kelompok)
Tanpa pemberian Ekstrak kulit jeruk Ekstrak kulit jeruk Ekstrak kulit jeruk
ekstrak kulit jeruk lemon dengan lemon dengan lemon dengan
lemon dosis 25 dosis 50 dosis 100
mg/ekor/hari mg/ekor/hari mg/ekor/hari
selama 15 hari selama 15 hari selama 15 hari
Anestesi dengan inhalasi kloroform dan membunuh tikus dengan cervical dislocation
normalitas, uji homogenitas, uji ANOVA, uji Bonferroni, uji regresi linier yang
versi 23). Uji normalitas dengan uji Saphiro-Wilk karena besar sampel yang
digunakan 50. Data dianggap normal jika hasil p > 0,05. Jika hasil p < 0,05
data sama atau tidak. Apabila distribusi data normal dan homogen
antara kontrol dengan perlakuan dengan perubahan kadar HDL. Hasil uji
<0.05
digunakan bila varian sama, bila varian tidak sama digunakan uji gomes
howel.
d. Uji regresi linier untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh antara dosis
(Dahlan, 2016)