Oleh:
Feses adalah sisa hasil dari pakan dan minum yang dikeluarkan sebagai
maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing ataupun larva infektif.
parasit usus pada orang yang di periksa fesesnya. Pemeriksaan feses dapat
dengan metode natif, metode apung, dan metode sedimen. Metode ini digunakan
dengan metode kato untuk menentukan jumlah cacing yang ada di dalam usus.
Prinsip dasar untuk diagnosis infeksi parasit adalah riwayat yang cermat
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing masih tinggi prevelansinya terutama
cukup besar bagi bidang kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan Indonesia
sesuai,sehingga kehidupan cacing ditunjang oleh proses daur hidup dan cara
tinja karena sensitif, murah, mudah dan pengerjaan cepat, namun kurang sensitif
pada infeksi ringan. Metode sedimen adalah metode yang menggunakan larutan
dengan berat jenis yang lebih rendah dari organisme parasit, sehingga parasit
dapat mengendap di bawah. Metode ini terdiri dari metode sedimentasi biasa yang
(Ritchie) yang menngunakan gaya sentrifugal dan larutan formalin-eter pada cara
kerjanya. Sedangkan metode apung menggunakan larutan NaCl jenuh atau larutan
gula jenuh yang didasarkan atas BD (Berat Jenis) telur sehingga telur akan
mengapung dan mudah diamati. Metode ini digunakan untuk pemeriksaan feses
yang mengandung sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis
praktikum mengenai pemeriksaa telur cacing pada feses ternak karena telur cacing
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pemeriksaan telur cacing pada feses ternak
1. Untuk mengetahui cara pemeriksaan telur cacing pada feses ternak dengan
metode natif.
2. Untuk mengetahui cara pemeriksaan telur cacing pada feses ternak dengan
metode sedimen
3. Untuk mengetahui cara pemeriksaan telur cacing pada feses ternak dengan
metode apung
1.3. Manfaat
1. Untuk mengetahui cara pemeriksaan telur cacing pada feses ternak dengan
metode natif.
2. Untuk mengetahui cara pemeriksaan telur cacing pada feses ternak dengan
metode sedimen
3. Untuk mengetahui cara pemeriksaan telur cacing pada feses ternak dengan
metode apung
II. METODEOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 8 Desember 2021, pukul 16:00
1. Meletakkan sedikit Ekskreta ayam pada objeck glass yang bersih dengan
2. Dengan pipet tetes tadi, kita ratakan atau larutkan, kemudian ditutup dengan
cover glass.
sampai homogen
pembesaran 100X.
2.3.3. Metode Apung
kelihatan cembung. Lalu ditutup dengan cover glass dan dibiarkan selama 5
menit
2. Setelah 5 menit cover glass diambil dan menyimpannya pada objek glass
Hasil pengamatan pemeriksaan investasi telur cacing pada ekskreta ayam dan
4.2. Pembahasan
Berdasarkan pratikum yang telah kami lakukan pada hari rabu 8 Desember
tentang “Pemeriksaan Investasi Telur Cacing pada Feses Kambing, Sapi dan
Ayam”, dimana pratikum ini dilakukan dengan 3 metode kerja diantaraya metode
natif, metode sedimen dan metode apung. Ketiga metode ini dilakukan oleh setiap
kelompok dan feses yang digunakan pun juga berbeda disetiap kelompok. Dalam
pratikum ini kelompok kami menggunakan sample pada ekskreta ayam yang
masih segar untuk melakukan pemeriksaan telur cacing dengan metode tersebut.
dalam pemeriksaan investasi cacing pada feses Ayam (Positif) ditemukan telur
dengan cara yang cepat dan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Silaban
tubuh host. Pada umumnya parasit terdiri dari beberepa jenis diantaranya cacing,
artropoda, bakteri, protozoa, dan virus. Invasi parasit dapat menurunkan jumlah
produk dan kualitas produk yang dihasilkan. Parasit yang berada pada tubuh suatu
ditemukan telur cacing dengan jenis cacing fascioleides magna . Metode sedimen
dengan waktu tertentu. Menurut Gandahusada (2011), metode sedimen dari segi
proses pemeriksaannya waktu yang digunakan lebih cepat dan juga metode
sedimen lebih mudah mendapatkan telur cacing dibandingkan metode lain. Dalam
pemeriksaan telur cacing pada feses kambing yang dilakukan ada ditemukan telur
sendiri (system gembala) atau sama sekali tidak dikandangkan (sistem tradisional)
maka peluang besar terinfeksi cacing sangat besar. Pada hewan ternak yang
dipelihara secara intensif (sistem kandang), resiko infeksi dapat dikurangi karena
gunakan untuk pemeriksaan telur cacing pada feses kambing (Positif) ditemukan
telur cacing dengan jenis cacing Astellina canderipanelata. Hal ini menujukkan
bahwa feses kambing yang kami periksa terinfeksi cacing. Metode Apung ini
menggunakan garam jenuh yang didasarkan atas berat jenis telur sehingga telur
akan mengapung dan mudah diamati. Metode ini dugunakan untuk pemeriksaan
feses yang mengandung sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis
4.1 Kesimpulan
investasi telur cacing pada ekskreta dan fases kambing yaitu metode natif, metode
sedimen, metode apung. Hasil praktikum yang kami lakukan dengan mengunakan
tiga metode tersebut ditemukan telur cacing ( positif ) pada ekskreta ayam dan
4.2. Saran