Oleh :
RISMAN
NIM. L1A119098
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
MANAJEMEN BIOSECURITY AYAM RAS PETELUR
DI PT. MATAHARI INDONESIA TIMUR
KOTA BAU-BAU
Oleh :
RISMAN
NIM. L1A119098
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Oleh :
RISMAN
NIM. L1A119098
Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Ali Bain, M.Si. Dr. Ir. La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc., IPM.
NIP. 19670131 199303 1 002 NIP. 19731231 199903 1 005
PERNYATAAN KEASLIAN
LAPORAN MAGANG PROFESI
RISMAN
NIM. L1A119098
RIWAYAT HIDUP
Sulawesi Tenggara. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2006
lulus pada tahun 2015, Kemudian penulis melanjutkan pendidikan kejenjang Sekolah
Penulis
Risman
L1A119098
ABSTRAK
September 2021, di PT. Matahari Indonesi Timur Kota Bau-bau Provinsi Sulawesi
Tenggara. Tujuan dari magang profesi ini adalah untuk mengetahui manajemen
biosecurity Ayam ras petelur. Adapun aspek aspek yang menjadi ruang lingkup
dilakukan setiap hari, pembersihan rumput dilakukan satu bula sekali, sanitasi
petugas kandang dilakukan dua kali sehari, desinfeksi kandang dilakukan dua kali
seminggu, pembersihan eskreta dilakukan satu kali dalam satu tahun dan penanganan
ayam mati dilakukan ketika ada ayam mati. Aspek-aspek ini bagi industri peternakan
dipelihara dalam jumlah yang banyak, sehingga ayam rentan terhadap berbagai
Kata Kunci : Kesehatan ras ayam petelur, Manajemen biosecurity ayam ras petelur
ABSTRACT
2021, at PT. Matahari East Indonesia Bau-bau City, Southeast Sulawesi Province.
laying hens. The aspects that are the scope of the biosecurity program at PT. Matahari
Timur Indonesia is Cleaning the drinking/nipple place once a week, cleaning the
feeder is done every day, cleaning the grass is done once a month, sanitation of the
cage staff is done twice a day, disinfection of the cage is done twice a week, cleaning
of the excreta is done once a week. one year and handling of dead chickens is done
when there are dead chickens. These aspects for the chicken farming industry are
highly demanded, given the way they are kept in cages and reared in large numbers,
so that chickens are susceptible to various kinds of diseases, both infectious and non-
communicable.
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
ras petelur di PT. Matahari Indonesia Timur Kota Bau-bau, yang dibuat sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Halu
Oleo, Kendari.
Ucapan terima kasih dengan penuh rasa hormat, cinta dan kasih penulis
persembahkan kepada Ayahanda tercinta dan Ibunda tercinta atas segala doa, cinta,
kasih sayang, perhatian, nasehat, motivasi dan pengorbanan yang tidak dapat penulis
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc. selaku Rektor
Universitas Halu Oleo, Bapak Dr. Ir. Ali Bain, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Peternakan dan Bapak La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc. selaku Ketua Jurusan
Peternakan.
2. Bapak Rahim Aka, S.Pt., M.P. selaku dosen pembimbing yang senantiasa
3. Bapak Jhon Park selaku Pimpinan PT. Matahari Indonesia Timur yang telah
4. Kepada rekan Praktek saya Avirna Wati, Syariat Wahyudin, Muh Nur Ikhsan,
Abdul Rahim, Tomi Kamal, Risma Wilasakti Riwasa, Rizi, Wa Ode Sufiasta, dan
Sunnah.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan laporan ini.
Penulis berharap laporan magang profesi ini dapat bermanfaat kepada semua pihak
yang terkait.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL........................................................................................
HALAMAN JUDUL............................................................................................
MOTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN MAGANG PROFESI.......................................
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................
ABSTRAK............................................................................................................
ABSTRACK.........................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................
1.1. Latar Belakang......................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................
1.3. Tujuan...................................................................................................
1.4. Manfaat.................................................................................................
BAB II. METODE KEGIATAN........................................................................
2.1. Waktu dan Lokasi Kegiatan..................................................................
2.2. Khalayak Sasaran..................................................................................
2.3. Materi....................................................................................................
2.4. Metode pelaksanaan..............................................................................
2.5. Analisis hasil kegiatan..........................................................................
Gambar Halaman
1. Peta lokasi peternakan PT. Matahari Indonesia Timur.......................................
2. Lahan kandang lama...........................................................................................
3. Lahan kandang baru............................................................................................
4. Pemotongan rumput............................................................................................
5. Pencucian Kandang.............................................................................................
6. Pembersihan Nipple............................................................................................
7. Pembersihan Tempat Pakan................................................................................
8. Pembersihan Rumput..........................................................................................
9. Ruang Sterilisasi Badan......................................................................................
10. Penyemprotan Desinfektan...............................................................................
11. Eskreta Ayam....................................................................................................
12. Penyuntikan Vaksin..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Dokumentasi harian magang profesi...................................................................
2. Catatan harian praktek kerja lapangan................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Industri perunggasan utamanya ayam ras petelur merupakan industri yang saat
ini sangat diminati oleh para pelaku usaha dibidang peternakan. Perkembangan
peternakan Ayam ras petelur selalu meningkat dari masa ke masa, hal ini disebabkan
membawa kendala yang cukup kompleks terhadap keberlangsungan dari suatu usaha
peternakan tidak hanya kematian, tetapi juga pertumbuhan yang lambat, produksi
telur yang menurun bahkan terhenti sama sekali. Program biosecurity dalam tata
laksanaan perternakan merupakan suatu hal yang harus dijalankan. Program ini
merupakan salah satu cara untuk mencegah dan mengendalikan penyakit pada ayam,
karena tidak satupun program pencegahan penyakit yang dapat bekerja dengan baik
biosekuriti akan bisa menekan biaya kesehatan ternak menjadi lebih murah dibanding
peternakan yang tidak menerapkan biosekuriti. Pelaksanaan biosecurity meliputi
kegitan sanitasi kandang, desinfeksi, vaksinasi, dan isolasi hewan yang sakit.
Program sanitasi dalam tata laksana usaha peternakan ayam merupakan suatu
hal penting yang harus dijalankan. Program sanitasi sebenarnya relatif tidak mahal
tetapi merupakan cara termurah dan efektif dalam mencegah dan mengendalikan
penyakit pada ayam. Bahkan tidak satupun program pencegahan penyakit dapat
bekerja dengan baik tanpa disertai program biosekurity. Menurut Sari (2017)
biosekuriti adalah suatu langkah manajemen yang harus dilakukan oleh perusahaan
peternakan untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam peternakan dan untuk
yang layak bagi kehidupan ayam, mengamankan keadaan produk yang dihasilkan,
mengamankan resiko bagi konsumen, dan resiko bagi karyawan yang terlibat dalam
tatalaksana usaha peternakan ayam. Aspek ini bagi industri peternakan ayam sangat
jumlah yang banyak, sehingga ayam rentan terhadap ancaman berbagai macam
penyakit baik yang menular maupun tidak menular. Oleh karna itu perhatian yang
lebih sangat diperlukan dalam pelaksanaannya, juga perlakuan terhadap ayam mati,
kehadiran lalat dan bau yang kerap kali menimbulkan ganguan bagi penduduk
bidang peternakan unggas ayam ras petelur yang berlokasi di Jl. Pahlawan, Kel.
sebanyak ± 16.000 ekor sampai saat ini. Perusahaan ini telah menerapkan program
sistem biosecurity yang sangat baik dalam hal pencegahan penyakit terhadap ternak,
dengan judul Manajemen Biosecurity Ayam Ras Petelur di PT. Matahari Indonesia
magang profesi ini adalah bagaimana manajemen biosecurity ayam ras petelur di PT.
manajemen biosecurity ayam ras petelur yang diterapkan di PT. Matahari Indonesia
ras petelur yang diterapkan di PT. Matahari Indonesia Timur Kota Bau-Bau.
BAB II
METODE KEGIATAN
sampai 08 September 2021, di PT. Matahari Indonesi Timur yang bertempat di Jl.
Pahlawan Km. 5, Bukit Sari, Kelurahan Kadolo Katapi, Kecamatan Wolio, Kota Bau-
bau.
peserta magang dan PT. Matahari Indonesia Timur Kota Bau-Bau yang bergerak
2.3. Materi
2.3.4. Alat
Table 1. Alat
No Nama Kegunaan
1. Mesin Semprot Untuk membersihkan kandang
2. Mesin potong rumput Untuk memotong rumput
3. Sprayer Untuk menyemprot
4. Sapu Untuk memberihkan kandang
5. Ember Wadah penampung air
6. Drum air Wadah penampung air
7. Sower Untuk menyemprot air
8. Sekop Untuk menyekop veses
2.3.5. Bahan
Tabel 2. Bahan
No Nama Kegunaan
1. Providone iodine Untuk membunuh kuman
2. Sunlight Untuk membunuh kuman
3. Neo meditril Untuk membunuh kuman, bakteri firus
dan jamur
4. Air Sebagai pelarut
1. Kunjungan awal serta pemberian arahan terhadap mahasiswa yang dilakukan oleh
pimpinan perusahaan tentang apa saja yang akan dilakukan nantinya sekaligus
4. Data yang dikumpulkan merupakan data primer berasal dari hasil wawancara
Analisis data yang diperoleh pada kegiatan magang profesi ini dilakukan
menggunakan analisis deskriptif. Data primer berasal dari wawancara langsung dan
sumber yang berkaitan dengan manajemen Biosecurity ayam ras petelur. Data yang
telah dikumpulkan, dianalisis dan dibandingkan dengan sumber dari pustaka ilmiah,
PT. Matahari Indonesia Timur berlokasi di Jalan Pahlawan Km. 5, Bukit Sari,
Kelurahan Kadolo Katapi, Kecamatan Wolio, Kota Bau-bau. Berada sekitar ±800
meter dari jalan raya (Jalan Pahlawan) dan terletak 5º 28’26.3” Lintang Selatan dan
122º 37’44.8” Bujur Timur. Peta lokasi PT. Matahari Indoensia Timur dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Peta Lokasi Peternakan PT. Matahari Indonesia Timur
3.1.2. Sejarah PT Matahari Indonesia Timur
PT. Matahari Indonesia Timur adalah salah satu usaha peternakan yang ada di
kota Bau-bau, perusahaan ini bergerak dalam bidang peternakan ayam ras petelur
dengan brand Raja telur. Perusahaan ini didirikan pada bulan Desember tahun 2015
oleh Mr John Park di lahan seluas 1 hektar dengan jumlah awal kandang sebanyak 3
unit kandang fase produksi yang populasinya kurang lebih 8000 ekor. Perusahaan ini
1. Pasokan telur di Bau-Bau mayoritas berasal dari Kota Makassar sehingga terbukti
2. Telur yang biasa dipasarkan di Kota Bau-Bau didatangkan dari luar daerah. Maka
dapat dipastikan bahwa telur yang di konsumsi sudah memiliki kualitas yang
rendah karena memerlukan waktu lama saat proses pengirimannya. Sehingga telur
yang dipasok langsung dari Kota Bau-Bau bisa lebih terjamin kualitasnya.
3. Selain itu, pasokan telur yang berasal dari luar daerah terkadang tidak memenuhi
peluang tersebut, john park kemudian mencoba mengambil peluang dan membuka
saham terhadap pihak-pihak yang mau menanam modal pada perusahaan tersebut.
Kemudian, pada tahun 2017 PT. Matahari Indonesia Timur membuka lahan
baru dengan jumlah 7 kandang fase produksi dan 7 kandang fase bibit. Pada tahun
2020 usaha ini telah mengalami perkembangan pesat yakni total 2 lahan dengan
jumlah kandang yaitu sebanyak 19 kandang fase produksi dan 14 kandang fase bibit
dimana 2 kandang produksi dan 7 kandang bibit dalam keadan kosong. Sehingga
jumlah total populasi dari 2 lahan perkandangan ini yaitu kurang lebih 27.224 ekor.
Namun pada saat ini tahun 2021, perusahaan ini mulai mengalami penurunan
hal ini karena faktor pandemic yang berkepanjangan yang melanda dunia,
memberikan dampak yang sangat besar terhadap perusahaan ini. Sulitnya melakukan
pengiriman bibit ayam dan mahalnya harga pakan pada era pandemi menjadi alasan
sehingga terjadi penurunan populasi yang sangat banyak yang awalnya terdapat
bantu oleh seorang direktur. Perusahaan ini terdiri dari dua bagian yaitu kandang
lahan lama dan kandang lahan baru. Kedua kandang ini di atur oleh masing masing
menager dan seorang pengawas umum.Terdapat beberapa tenaga kerja yang bergerak
PRESIDEN DIREKTUR
DIREKTUR
SUPIR
UMUM
GUDANG
KANDANG
MANAGER 1
BIBIT
AKUNTAN PRODUKSI
AKUNTAN PRODUKSI
SUPIR
PENGAWAS
MANAGER 2 UMUM
UMUM
GUDANG
PENGAWAS
KANDANG BIBIT
PENGAWAS KANDANG
Adapun pembagian tugas dari setiap kedudukan yang diterapkan di PT.
yaitu umum, kandang, kandang bibit, penggilingan jagung di lahan kandang lama.
5. Pengawas umum bertugas untuk mengawasi para pekerja serta melaporkan hasil
6. Pekerja umum, bertugas untuk mengerjakan semua pekerjaan umum seperti pagar
kandang
8. Bagian gudang, bertugas untuk memeriksa kelengkapan barang dan alat-alat yang
telah di pakai.
9. Bagian produksi, bertugas untuk menyortir telur, melakukan packing telur, dan
10. Sopir, bertugas untuk mengangkut pakan dan membantu bagian pemasaran
Sarana dan prasarana yang ada di PT Matahari Indonesia Timur adalah sebagai
berikut:
c. Masing-masing satu ruangan produksi dan gudang di lahan lama dan lahan baru.
d. Kendaraan terdiri dari 1 unit mobil open cup, 1 unit mobil penampung air, 1 unit
e. Mesin dan alat elektronik terdiri dari mesin pengayak jagung, mesin penggiling
jagung, mesin semprot, mesin pemotong rumput dan beberapa unit CCTV
f. Alat sanitasi terdiri dari masing-masing ruang semprot desinfektan di lahan lama
dan lahan baru, ember berisi desinfektan di masing-masing kandang dan alat
Nipple merupakan alat khusus sebagai tempat air minum ayam, nipple akan
selalu mengeluarkan air jika ujung nipple disentuh, air yang jatuh akan tertampung di
mangkok nipple. Menurut Kolifah W. (2017) bentuk tempat air minum berpengaruh
terhadap tingkat konsumsi air minum yang dikonsumsi oleh ayam petelur. Ada 2
macam bentuk tempat air minum, yaitu: nipple dan paralon. Aktifitas ayam yang
minum, biasanya akan membawa sisa pakan dan debu yang beterbangan sehingga
sisa pakan dan debu tersebut akan tertampung di mangkok nipple, hal ini akan
pertumbuhan mikroba seperti jamur dan bakteri. Oleh karena itu pembersihan
mikroba tersebut dan tidak mengganggu kesehatan ayam, proses pembersihan nipple
yang dilakukan di PT. Matahari Indonesia Timur dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Pembersihan Nipple/tempat Minum
diawali dengan mencabut seluruh mangkok nipple, setelah itu mangkok nipple
direndam dalam larutan deterjen kemudian dicuci dengan menggunakan kawat cuci,
penggunaan deterjen bertujuan untuk membunuh mikroba yang terdapat pada nipple.
Menurut Nurcholis dkk. (2009) Tempat pakan dan minum tiap pagi sebelum diisi
dibersihkan dahulu dengan cara tempat air minum dilap dahulu dengan menggunakan
kain lap yang telah dibasahi, sisa air minum dialirkan ke tempat pembuangan di ujung
tempat minum. Hal tersebut untuk menghindari tercemarnya pakan dan air minum
Tempat pakan merupakan alat untuk meletakkan pakan, biasanya terbuat dari
pipa besar atau paralon air dengan ukuran panjang disesuaikan dengan panjang
dilakukan setiap hari sebelum ayam diberi pakan, sisa pakan yang basa akan di buang
dan feses juga dikeluarkan dari tempat pakan proses pembersihan tempat pakan dapat
Menurut Ariyanti (2019) Tempat pakan ayam adalah suatu wadah yang
untuk mengontrol jumlah pakan ayam dan mempermudah dalam kegiatan makan
ayam. Pada umumnya tempat pakan diletakkan dibawah nipel, rembesan air yang
jatuh biasanya langsung mengenai tempat pakan, tidak hanya itu feses ayam juga
sering jatuh kedalam tempat pakan, oleh karena itu pembersihan tempat pakan
biasanya dilakukan setiap hari sebelum ternak diberi makan, tujuannya agar pakan
tidak tercampur dengan pakan basah dan feses ternak yang berada pada tempat pakan.
c. Pembersihan Rumput
bagi banyak predator yang dapat mengganggu ternak, misalnya seperti ular, biawak,
tikus dll, keberadaan hewan-hewan tersebut merupakan sebuah problem yang dapat
mengganggu populasi ternak ayam ras petelur. Oleh karena itu satu-satunya cara
untuk menghindarkan ternak dari gangguan tersebut, yaitu dengan sanitasi atau
dilakukan setiap satu kali sebulan, pembersihan dilakukan dengan memotong rumput
liar yang berada disekitar kandang dengan menggunakan mesin potong rumput,
rumput yang dibersihkan diusahan 5-10 meter dari kandang, setelah rumput dipotong
kurang lebih 1 meter dari kandang, proses pembersihan rumput yang dilakukan di PT.
dipotong, sehingga tidak mengganggu sirkulasi udara antar kandang atau tidak
menjadi tempat bersarangnya insekta yang dapat berperan sebagai faktor penyakit.
non karyawan untuk masuk kedalam areal kandang. Setiap karyawan yang baru
tempat yang telah disediakan hal ini bertujuan untuk membunuh bibit penyakit dari
luar yang dibawah oleh karyawan ruang sterilisasi badan dapat dilihat pada gambar 7
berikut.
kedalam wadah yang telah disediakan pada setiap kandang sebelum memasuki
kandang, control ini biasa dilakukan melalui CCTV oleh manajer kandang. Menurut
Listyo (2014) Manusia merupakan salah satu sumber pembawa bibit penyakit masuk
ke dalam area peternakan. Technical representative, sopir/personal truk pengangkut
sedapat mungkin dilarang untuk masuk ke dalam area peternakan (lokasi kandang)
tanpa izin. Bila pengunjung harus masuk ke dalam area peternakan, upayakan
mengganti pakaian dan sepatu boot yang sudah disiapkan oleh farm terlebih dahulu
dan mencuci tangan serta celup sepatu boot sebelum masuk ke dalam area peternakan
atau ke dalam kandang. Karyawan farm, terutama operator kandang diharuskan untuk
e. Desinfektan Kandang
penyakit yang ada di kandang, desinfeksi ini dilakukan dengan menyemprot seluruh
Neo meditril yang mampu membunuh bakteri firus, jamur serta kuman yang
berkembang pada kandang, proses penyemprotan kandang dapat dilihat pada gambar
7 berikut.
kali seminggu, yaitu pada hari minggu dan kamis, prose desinfeksi diawali dengan
Providone iodine, Sunlight, Neo meditril dan air. Setelah itu dimasukan kedalam
tangki semprot, dan disemprotkan ke seluruh bagian kandang utamanya pada kandang
batteray. Menurut Gelgel dan Sudipa (2018) desinfeksi kandang yang tepat dan
tujuannya agar menekan keberadaan bakteri firus dan jamur yang ada dikandang
tersebut.
Penangan eskreta dan penanganan ayam mati merupakan aspek yang sangat
penting dalam suatu usaha peternakan, terkhusus unggas kedua hal tersebut mampu
penyakit pada ayam disebabkan oleh amoniak dari kotoran ayam dan faktor tertular
dari ayam mati. Sehingga hal tersebut haruslah menjadi perhatian penting bagi
seorang peternak agar ternak sehat dan terhindar dari penyakit. Menurut Fakihuddin
(2020) bau kotoran ayam selain berdampak negatif terhadap kesehatan manusia yang
tinggal di lingkungan sekitar peternakan, juga berdampak negatif terhadap ternak dan
dan ayam mati dengan sangat terjadwal dan sangat ketat setiap harinya, kotoran ayam
yang dihasilkan setiap harinya akan langsung jatuh ke tanah sehingga kadar air dari
eskreta tersebut akan langsung terserap oleh tanah dan lebih cepat kering, hal ini
eskreta tersebut akan lambat berkembang. Untuk pengontrolan terhadap eskreta yang
melekat pada koseng kandang, maka dilakukan pembersihan secara rutin di koseng
kandang setiap 1 kali dalam sebulan. Sedangkan penangan pada ayam mati, biasanya
langsung di kuburkan ke tempat yang jauh dari kandang, namun sebelum itu terlebih
tersebut. Menurut Basri dkk (2013) Penanganan ayam yang mati dilakukan dengan
cara dibakar atau dikubur, hal ini dimaksudkan agar penyakit yang terdapat pada
ayam mati tersebut tidak menulari ayam lain atau mencemari lingkungan sekitar yang
Jumlah ayam mati pada saat magang profesi dilakukan yaitu sebanyak 32
ekor, faktor penyebab kematian sangat beragam, diantaranya karna penyakit, terjepit
dan kanibal. Terdapat 18 ekor ayam yang mati karena kanibalisme dari ayam lain,
penyebabnya yaitu ayam yang kurang mendapat porsi pakan yang cukup dan
kebiasaan ayam yang mematuk kloaka dari ayam di sampingnya sehingga kloaka
ayam yang dipatuk menjadi sobek dan luka. Penanganan yang dilakukan yaitu dengan
terpisah sehingga tidak ada interaksi dengan ayam lain. Selanjutnya terdapat 6 ekor
ayam yang mati karena terjepit, kasus ini sering terjadi karena aktifitas ayam
sehingga biasanya kepala ayam terjepit pada besi kandang batteray. Jumlah ayam
mati karena penyakit yaitu sebanyak 8 ekor ayam dimana dari ke-8 ekor ayam
tersebut diserang beberapa penyakit Seperti penyakit CRD dan Snot, hal ini diketahui
g. Vaksinasi
dilakukan pada saat ayam masih usia DOC, sedangkan ayam pada usia layer yang
tempat yang telah disediakan dan dijauhkan dengan ayam-ayam di kandang, hal ini
agar mencegah tertularnya penyakit ayam tersebut terhadap ayam lain yang masih
penyakit serta memutuskan obat dan vaksin yang akan digunakan untuk proses
penyembuhan ayam tersebut. Menurut Hastuti (2018) Pemisahan ayam sakit bisa
mencegah adanya penyakit menular dan memulihkan kondisi ayam yang tidak sehat
dengan perlakuan yang lebih intensif, Kondisi ternak yang tidak sehat dapat di
sebabkan oleh beberapa faktor seperti stress (cekaman), defisiensi zat makanan,
parasit penyakit karena protozoa, penyakit karena bakteri, penyakit karena virus dan
dimana ayam yang mengalami gangguan atau terserang penyakit akan segerah
penyakit yang menyerang ayam tersebut, sehingga dengan mudah untuk mengetahui
obat yang tepat untuk diberikan. Menurut Kasnodihardjo (2013) penanganan yang
tepat terhadap hewan yang sakit dengan cara memisahkannya di kandang isolasi atau
penyakit.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
PT. Matahari Indonesia Timur, maka dapat disimpilkan bahwa program biosecurity
biosecurity dengan baik, hal ini ditandai dengan ketatnya penerapan biosecurity yang
dilakukan, mulai dari sistem sanitasi kandang yang terjadwal, control terhadap
kesehatan ayam yang sangat rutin dilakukan setiap hari, pembatasan orang yang
4.2. Saran
pada tempat desinvektan badan, utamanya air celup kaki, sebaiknya air selalu diganti
Ariyanti K.D. 2019. Modifikasi Alat Pemberi Pakan Ayam Otomatis Berbasis
Mikrokontroler ATMEGA 3285. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian.
Vol.5(2): 73 – 81.
Basri C., Zudanang, Sunandar dan E. Sudarnika. 2013. Faktor Risiko Terkait
Manajemen Kesehatan Unggas terhadap Infeksi Virus Flu Burung di Tempat
Penampungan Ayam. Jurnal Veteriner. Vol. 14(2): 197-203.
Fakihuddin, T.T. Suhariyanto dan M. Faishal. 2020. Analisis Dampak Lingkungan
dan Persepsi Masyarakat Terhadap Industri Peternakan Ayam (Studi Kasus
Pada Peternakan di Jawa Tengah). Jurnal Teknik Industri. Vol. 10(2): 191-
199.
Gelgel K.T.P. dan P.H. Sudipa. 2018. Efikasi Sterilisasi dan Desinfeksi Kandang
untuk Mengurangi Infeksi Bakteri. Buletin Veteriner Udayana. Vol.12(1): 61-
66.
Hastuti M.T., W.W. Agus dan C. Dewi. 2018. Identifikasi Kondisi Kesehatan Ayam
Petelur Berdasarkan Ciri Warna Hsv dan Gray Level Cooccurence Matrix
(Glcm) Pada Citra Jengger Dengan Klasifikasi K-Nearest Neighbour. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 2(3): 1054-
1062.
Kasnodihardjo dan K. Friskarini. 2013. Sanitasi Lingkungan Kandang, Perilaku, dan
Flu Burung. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol. 8(3): 139-144.
Kolifah W. 2017. Pengaruh Tempat Minum Nipple Dan Paralon Terhadap Awal
Produksi Fase Grower Ayam Petelur. Jurnal Aves. Vol.11 (2): 52-60.
Listyo D.P. 2014. Peternakan Ayam Ras Petelur di Kota Singkawang. Jurnal Online
Mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura. Vol 2.(2): 74-88.
Nurcholis, H. Dewi, B. Sutiono. 2009. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Ras Petelur
Periode Layer Di Populer Farm Desa Kuncen Kecamatan Mijen Kota
Semarang. Mediagro. Vol. 5(2): 38 – 49.
Purwaningsih D.L. 2014. Peternakan Ayam Ras Petelur Di Kota Singkawang. Jurnal
Online Mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura. Vol. 2(2): 74-88.
Rasyidah M., J. Syam, dan C. Ali. 2018. Tingkat Penerapan Biosekuriti Pada
Peternakan Ayam Petelur Di Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidrap.
Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan. Vol 4(1): 60-73.
Sari M.L., dan M. Herdiyana. 2017. Manajemen Perkandangan Ayam Petelur Afkir
di Breeding Farm PT. Vista Agung Kencana Farm 2 Desa Talang Taling
Kecamatan Gelumbang Muara Enim. Jurnal Peternakan Sriwijaya. Vol. 6(2):
100-106.
Trijaya G.P. 2017. Penerapan Biosekuriti Pada Peternakan Ayam Broiler Milik Orang
Asli Papua (Oap) di Kabupaten Nabire. Jurnal Fapertanak. Vol. 2(1): 61-73.
Wahyuni W., I.G.A.M.P. Sanjaya dan N.K.E. Switari. 2021. Pengaruh Penerapan
Biosekuriti Terhadap Produktivitas Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Di
Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Jurnal Gema Agro.
Vol. 26(2):83-89.
Zuroida R. dan R. Azizah. 2018. Sanitasi Kandang dan Keluhan Kesehatan Pada
Peternak Sapi Perah di Desa Murukan Kabupaten Jombang. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. Vol.10(4): 434-440.