Anda di halaman 1dari 40

MANAJEMEN BIOSECURITY AYAM RAS PETELUR

DI PT. MATAHARI INDONESIA TIMUR


KOTA BAU-BAU

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROFESI

Oleh :
RISMAN
NIM. L1A119098

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
MANAJEMEN BIOSECURITY AYAM RAS PETELUR
DI PT. MATAHARI INDONESIA TIMUR
KOTA BAU-BAU

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROFESI

Oleh :

RISMAN
NIM. L1A119098

Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Kelulusan

Matakuliah Magang Profesi Pada Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan

Universitas Halu Oleo

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto : Jadilah manusia yang senantiasa dirindukan oleh


orang dan kehadiranya dinantikan orang
Persembahan : Saya persembahkan karya ini untuk Ayahanda
Rusdin, Ibunda Ramaya, adik-adik saya serta
orang orang terdekat saya.
MANAJEMEN BIOSECURITY AYAM RAS PETELUR
DI PT. MATAHARI INDONESIA TIMUR
KOTA BAU-BAU

Oleh :

RISMAN
NIM. L1A119098

Telah dinyatakan lulus Magang Profesi


Pada hari/tanggal :

Pembimbing

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Rahim Aka, S.Pt., M.P. Serti, S.H.


NIP. 19740517 200501 1 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Peternakan Ketua Jurusan Peternakan

Dr. Ir. Ali Bain, M.Si. Dr. Ir. La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc., IPM.
NIP. 19670131 199303 1 002 NIP. 19731231 199903 1 005
PERNYATAAN KEASLIAN
LAPORAN MAGANG PROFESI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Magang Profesi


dengan judul: Manajemen Biosecurity Ayam Ras Petelur Di PT. Matahari
Indonesia Timur Kota Bau-Bau. Yang dibuat untuk melengkapi sebagian
persyaratan menjadi Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas Halu
Oleo Kendari, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari
Laporan Magang Profesi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk
mendapatkan gelar kesarjanaan dilingkungan Universitas Halu Oleo maupun di
Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya
dicantumkan sebagaimanamestinya.

Kendari, September 2021

RISMAN
NIM. L1A119098
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Risman lahir di Desa Galanti

Kec.Wolowa Kabupaten Buton pada tanggal 11 Maret

2001. Penulis merupakan anak ke 1 dari 5 bersaudara dari

Bapak Rusdin dan Ibu Ramaya. Penulis berkebangsaan

Indonesia dan beragama Islam. Kini penulis beralamat di

Laboratorium Unit Ilmu Ternak Potong Kerja Dan Satwa

Harapan, fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo. Kota Kendari, Provinsi

Sulawesi Tenggara. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2006

dan lulus padatahun 2012 di SDN 1 KAUMBU. Lalu, penulis melanjut

kanpendidikan kejenjang Sekolah Menengah Pertama di SMPN 3 WOLOWA dan

lulus pada tahun 2015, Kemudian penulis melanjutkan pendidikan kejenjang Sekolah

Menengah Kejuruan di SMKN 1 WOLOWA dan lulus padatahun 2019. Penulis

diterima sebagai mahasiswa Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas

Halu Oleo pada tahun 2019 melalui jalur SBMPTN.

Penulis adalah mahasiswa aktif di Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo

dan selama masa perkuliahan.

Penulis

Risman
L1A119098
ABSTRAK

MANAJEMEN BIOSECURITY AYAM RAS PETELUR DI PT. MATAHARI


INDONESIA TIMUR KOTA BAU-BAU

Magang profesi ini telah dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus sampai 08

September 2021, di PT. Matahari Indonesi Timur Kota Bau-bau Provinsi Sulawesi

Tenggara. Tujuan dari magang profesi ini adalah untuk mengetahui manajemen

biosecurity Ayam ras petelur. Adapun aspek aspek yang menjadi ruang lingkup

program biosecurity di PT. Matahari Indonesia Timur adalah Pembersihan tempat

minum/nipple dilakukan satu kali dalam seminggu, pembersihan tempat pakan

dilakukan setiap hari, pembersihan rumput dilakukan satu bula sekali, sanitasi

petugas kandang dilakukan dua kali sehari, desinfeksi kandang dilakukan dua kali

seminggu, pembersihan eskreta dilakukan satu kali dalam satu tahun dan penanganan

ayam mati dilakukan ketika ada ayam mati. Aspek-aspek ini bagi industri peternakan

ayam sangat dituntut, mengingat cara pemeliharaannya yang dikandangkan serta

dipelihara dalam jumlah yang banyak, sehingga ayam rentan terhadap berbagai

macam penyakit, baik yang menular maupun tidak menular.

Kata Kunci : Kesehatan ras ayam petelur, Manajemen biosecurity ayam ras petelur
ABSTRACT

BIOSECURITY MANAGEMENT OF LAYER CHICKEN IN PT. MATAHARI


INDONESIA TIMUR, BAU-BAUCITY

This professional internship has been held from August 09 to September 08

2021, at PT. Matahari East Indonesia Bau-bau City, Southeast Sulawesi Province.

The purpose of this professional internship is to know the biosecurity management of

laying hens. The aspects that are the scope of the biosecurity program at PT. Matahari

Timur Indonesia is Cleaning the drinking/nipple place once a week, cleaning the

feeder is done every day, cleaning the grass is done once a month, sanitation of the

cage staff is done twice a day, disinfection of the cage is done twice a week, cleaning

of the excreta is done once a week. one year and handling of dead chickens is done

when there are dead chickens. These aspects for the chicken farming industry are

highly demanded, given the way they are kept in cages and reared in large numbers,

so that chickens are susceptible to various kinds of diseases, both infectious and non-

communicable.

Said Key : Health of laying hens, Biosecurity management of laying hens


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada

Rasulullah SAW beserta keluarga, para sahabat. Alhamdulillah penulis dapat

menyelesaikan Laporan Magang Profesi yang berjudul manajemen biosecurity ayam

ras petelur di PT. Matahari Indonesia Timur Kota Bau-bau, yang dibuat sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Halu

Oleo, Kendari.

Ucapan terima kasih dengan penuh rasa hormat, cinta dan kasih penulis

persembahkan kepada Ayahanda tercinta dan Ibunda tercinta atas segala doa, cinta,

kasih sayang, perhatian, nasehat, motivasi dan pengorbanan yang tidak dapat penulis

balas sampai kapanpun dan dengan apapun.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc. selaku Rektor

Universitas Halu Oleo, Bapak Dr. Ir. Ali Bain, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Peternakan dan Bapak La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc. selaku Ketua Jurusan

Peternakan.

2. Bapak Rahim Aka, S.Pt., M.P. selaku dosen pembimbing yang senantiasa

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

3. Bapak Jhon Park selaku Pimpinan PT. Matahari Indonesia Timur yang telah

memberikan kami kesempatan untuk melakukan kegiatan magang profesi, Ibu


Serti, S.H. dan Bapak Imam Budi Santoso selaku pembimbing lapangan yang

telah membimbing kami dilapangan dalam kegiatan magang profesi ini.

4. Kepada rekan Praktek saya Avirna Wati, Syariat Wahyudin, Muh Nur Ikhsan,

Abdul Rahim, Tomi Kamal, Risma Wilasakti Riwasa, Rizi, Wa Ode Sufiasta, dan

Asniar semoga Allah SWT mejaganya dan membimbing langkahnya di atas

Sunnah.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan laporan ini.

Penulis berharap laporan magang profesi ini dapat bermanfaat kepada semua pihak

yang terkait.
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL........................................................................................
HALAMAN JUDUL............................................................................................
MOTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN MAGANG PROFESI.......................................
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................
ABSTRAK............................................................................................................
ABSTRACK.........................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................
1.1. Latar Belakang......................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................
1.3. Tujuan...................................................................................................
1.4. Manfaat.................................................................................................
BAB II. METODE KEGIATAN........................................................................
2.1. Waktu dan Lokasi Kegiatan..................................................................
2.2. Khalayak Sasaran..................................................................................
2.3. Materi....................................................................................................
2.4. Metode pelaksanaan..............................................................................
2.5. Analisis hasil kegiatan..........................................................................

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................


3.1.................................................................................................................. Profil
dan Keadaan Umum Lokasi Perusahaan.................................................
3.2.................................................................................................................. Pemb
ahasan......................................................................................................
BAB IV. PENUTUP.............................................................................................
4.1................................................................................................................. Kesi
mpulan....................................................................................................
4.2................................................................................................................. Saran
................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Peta lokasi peternakan PT. Matahari Indonesia Timur.......................................
2. Lahan kandang lama...........................................................................................
3. Lahan kandang baru............................................................................................
4. Pemotongan rumput............................................................................................
5. Pencucian Kandang.............................................................................................
6. Pembersihan Nipple............................................................................................
7. Pembersihan Tempat Pakan................................................................................
8. Pembersihan Rumput..........................................................................................
9. Ruang Sterilisasi Badan......................................................................................
10. Penyemprotan Desinfektan...............................................................................
11. Eskreta Ayam....................................................................................................
12. Penyuntikan Vaksin..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Dokumentasi harian magang profesi...................................................................
2. Catatan harian praktek kerja lapangan................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri perunggasan utamanya ayam ras petelur merupakan industri yang saat

ini sangat diminati oleh para pelaku usaha dibidang peternakan. Perkembangan

peternakan Ayam ras petelur selalu meningkat dari masa ke masa, hal ini disebabkan

oleh semakin bertambahnya jumlah penduduk yang menyebabkan bertambahnya pula

permintaan masyarakat terhadap telur. Masalah penyakit dalam industri perunggasan

membawa kendala yang cukup kompleks terhadap keberlangsungan dari suatu usaha

peternakan. Kerugian yang ditimbulkan oleh ganguan penyakit pada usaha

peternakan tidak hanya kematian, tetapi juga pertumbuhan yang lambat, produksi

telur yang menurun bahkan terhenti sama sekali. Program biosecurity dalam tata

laksanaan perternakan merupakan suatu hal yang harus dijalankan. Program ini

merupakan salah satu cara untuk mencegah dan mengendalikan penyakit pada ayam,

karena tidak satupun program pencegahan penyakit yang dapat bekerja dengan baik

tanpa penerapan program biosecurity.

Menurut Rasyda dkk., (2018) biosekuriti merupakan garda terdepan dalam

mengamankan ternak dari penyakit. Peternakan yang menerapkan program

biosekuriti akan bisa menekan biaya kesehatan ternak menjadi lebih murah dibanding
peternakan yang tidak menerapkan biosekuriti. Pelaksanaan biosecurity meliputi

kegitan sanitasi kandang, desinfeksi, vaksinasi, dan isolasi hewan yang sakit.

Program sanitasi dalam tata laksana usaha peternakan ayam merupakan suatu

hal penting yang harus dijalankan. Program sanitasi sebenarnya relatif tidak mahal

tetapi merupakan cara termurah dan efektif dalam mencegah dan mengendalikan

penyakit pada ayam. Bahkan tidak satupun program pencegahan penyakit dapat

bekerja dengan baik tanpa disertai program biosekurity. Menurut Sari (2017)

biosekuriti adalah suatu langkah manajemen yang harus dilakukan oleh perusahaan

peternakan untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam peternakan dan untuk

mencegah penyakit yang ada di peternakan keluar menulari lingkungan atau

masyarakat sekitar kandang perusahaan.

Aspek-aspek yang menjadi ruang lingkup program biosecurity adalah upaya

membebaskan adanya penyakit-penyakit tertentu, memberikan kondisi linkungan

yang layak bagi kehidupan ayam, mengamankan keadaan produk yang dihasilkan,

mengamankan resiko bagi konsumen, dan resiko bagi karyawan yang terlibat dalam

tatalaksana usaha peternakan ayam. Aspek ini bagi industri peternakan ayam sangat

dituntut mengingat cara pemeliharaannya yang dikandangkan, dan dipelihara dalam

jumlah yang banyak, sehingga ayam rentan terhadap ancaman berbagai macam

penyakit baik yang menular maupun tidak menular. Oleh karna itu perhatian yang

lebih sangat diperlukan dalam pelaksanaannya, juga perlakuan terhadap ayam mati,

kehadiran lalat dan bau yang kerap kali menimbulkan ganguan bagi penduduk

sekitarnya (Trijaya, 2017).


PT. Matahari Indonesia Timur merupakan suatu perusahaan yang bergerak di

bidang peternakan unggas ayam ras petelur yang berlokasi di Jl. Pahlawan, Kel.

Kadolo Katapi, Kecamatan Wolio, Kota Bau-Bau, memiliki kapasitas populasi

sebanyak ± 16.000 ekor sampai saat ini. Perusahaan ini telah menerapkan program

sistem biosecurity yang sangat baik dalam hal pencegahan penyakit terhadap ternak,

dengan adanya pemprograman kegiatan yang akan dilakukan pastinya sangat

membantu dalam mengantisipasi suatu penyakit yang akan menyerang ternak.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan magang profesi

dengan judul Manajemen Biosecurity Ayam Ras Petelur di PT. Matahari Indonesia

Timur Kota Bau-Bau.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkann uraian latar belakang maka rumusan masalah pada laporan

magang profesi ini adalah bagaimana manajemen biosecurity ayam ras petelur di PT.

Matahari Indonesia Timur Kota Bau-bau?

1.3. Tujuan Magang Profesi

Tujuan dilaksanakannya magang profesi ini adalah untuk mengetahui

manajemen biosecurity ayam ras petelur yang diterapkan di PT. Matahari Indonesia

Timur Kota Bau-Bau.

1.4. Manfaat Magang Profesi


Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan magang profesi ini adalah

dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang manajemen biosecurity ayam

ras petelur yang diterapkan di PT. Matahari Indonesia Timur Kota Bau-Bau.

BAB II
METODE KEGIATAN

2.1. Waktu dan Lokasi Kegiatan

Kegiatan Magang Profesi ini telah dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus

sampai 08 September 2021, di PT. Matahari Indonesi Timur yang bertempat di Jl.

Pahlawan Km. 5, Bukit Sari, Kelurahan Kadolo Katapi, Kecamatan Wolio, Kota Bau-

bau.

2.2. Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran pada pelaksanaan magang profesi ini adalah mahasiswa

peserta magang dan PT. Matahari Indonesia Timur Kota Bau-Bau yang bergerak

dibidang pemeliharaan ayam ras petelur.

2.3. Materi
2.3.4. Alat

Alat yang digunakan dalam penerapan biosecurity di PT. Matahari Indonesia

Timur dapat dilihat pada tabel 1.

Table 1. Alat
No Nama Kegunaan
1. Mesin Semprot Untuk membersihkan kandang
2. Mesin potong rumput Untuk memotong rumput
3. Sprayer Untuk menyemprot
4. Sapu Untuk memberihkan kandang
5. Ember Wadah penampung air
6. Drum air Wadah penampung air
7. Sower Untuk menyemprot air
8. Sekop Untuk menyekop veses
2.3.5. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penerapan biosecurity di PT. Matahari

Indonesia Timur dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Bahan
No Nama Kegunaan
1. Providone iodine Untuk membunuh kuman
2. Sunlight Untuk membunuh kuman
3. Neo meditril Untuk membunuh kuman, bakteri firus
dan jamur
4. Air Sebagai pelarut

2.4. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan Magang Profesi yang dilakukan di PT. Matahari

Indonesia Timur Kota Bau-Bau, yakni sebagai berikut:

1. Kunjungan awal serta pemberian arahan terhadap mahasiswa yang dilakukan oleh

pimpinan perusahaan tentang apa saja yang akan dilakukan nantinya sekaligus

memperkenalkan lingkungan perusahaan beserta fasilitas dan perlengkapannya.

2. Observasi dilakukan oleh mahasiswa untuk mengetahui situasi dan kondisi

lapangan yang ada di perusahaan.


3. Pelaksanaan magang profesi dilakukan dengan ikut terlibat langsung terhadap

semua kegiatan yang berhubungan dengan manajemen biosecurity dan

manajemen pemeliharaan ayam ras petelur.

4. Data yang dikumpulkan merupakan data primer berasal dari hasil wawancara

yang diambil dari suatu pencatatan yang berkenaan dengan manajamen

Biosecurity ayam ras petelur.

5. Adaptasi yang dilakukan oleh mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri di

lingkungan perusahaan. Mengikuti arahan dan mematuhi peraturan yang ada di

perusahaan serta beradaptasi dengan pekerja kandang agar kerjasama dalam

bekerja nantinya berjalan dengan baik.

2.5. Analisis Data

Analisis data yang diperoleh pada kegiatan magang profesi ini dilakukan

menggunakan analisis deskriptif. Data primer berasal dari wawancara langsung dan

pencatatan di lapangan, sedangkan data sekunder berasal dari informasi sumber -

sumber yang berkaitan dengan manajemen Biosecurity ayam ras petelur. Data yang

telah dikumpulkan, dianalisis dan dibandingkan dengan sumber dari pustaka ilmiah,

yang meliputi jurnal, buku maupun pustaka lainnya.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Profil dan Keadaan Umum Lokasi Perusahaan

3.1.1. letak Geografis Perusahaan

PT. Matahari Indonesia Timur berlokasi di Jalan Pahlawan Km. 5, Bukit Sari,

Kelurahan Kadolo Katapi, Kecamatan Wolio, Kota Bau-bau. Berada sekitar ±800

meter dari jalan raya (Jalan Pahlawan) dan terletak 5º 28’26.3” Lintang Selatan dan

122º 37’44.8” Bujur Timur. Peta lokasi PT. Matahari Indoensia Timur dapat dilihat

pada Gambar 1.
Gambar 1. Peta Lokasi Peternakan PT. Matahari Indonesia Timur
3.1.2. Sejarah PT Matahari Indonesia Timur

PT. Matahari Indonesia Timur adalah salah satu usaha peternakan yang ada di

kota Bau-bau, perusahaan ini bergerak dalam bidang peternakan ayam ras petelur

dengan brand Raja telur. Perusahaan ini didirikan pada bulan Desember tahun 2015

oleh Mr John Park di lahan seluas 1 hektar dengan jumlah awal kandang sebanyak 3

unit kandang fase produksi yang populasinya kurang lebih 8000 ekor. Perusahaan ini

didirikan karena besarnya peluang usaha yang didukung oleh:

1. Pasokan telur di Bau-Bau mayoritas berasal dari Kota Makassar sehingga terbukti

belum ada usaha peternakan Ayam Petelur di Kota Bau-Bau.

2. Telur yang biasa dipasarkan di Kota Bau-Bau didatangkan dari luar daerah. Maka

dapat dipastikan bahwa telur yang di konsumsi sudah memiliki kualitas yang

rendah karena memerlukan waktu lama saat proses pengirimannya. Sehingga telur

yang dipasok langsung dari Kota Bau-Bau bisa lebih terjamin kualitasnya.

3. Selain itu, pasokan telur yang berasal dari luar daerah terkadang tidak memenuhi

kebutuhan telur masyarakat Kota Bau-Bau. Sehingga dengan melihat beberapa

peluang tersebut, john park kemudian mencoba mengambil peluang dan membuka

saham terhadap pihak-pihak yang mau menanam modal pada perusahaan tersebut.

Kemudian, pada tahun 2017 PT. Matahari Indonesia Timur membuka lahan

baru dengan jumlah 7 kandang fase produksi dan 7 kandang fase bibit. Pada tahun

2020 usaha ini telah mengalami perkembangan pesat yakni total 2 lahan dengan

jumlah kandang yaitu sebanyak 19 kandang fase produksi dan 14 kandang fase bibit
dimana 2 kandang produksi dan 7 kandang bibit dalam keadan kosong. Sehingga

jumlah total populasi dari 2 lahan perkandangan ini yaitu kurang lebih 27.224 ekor.

Gambar 2. Lahan Kandang lama Gambar 3. Lahan Kandang baru

Namun pada saat ini tahun 2021, perusahaan ini mulai mengalami penurunan

hal ini karena faktor pandemic yang berkepanjangan yang melanda dunia,

memberikan dampak yang sangat besar terhadap perusahaan ini. Sulitnya melakukan

pengiriman bibit ayam dan mahalnya harga pakan pada era pandemi menjadi alasan

sehingga terjadi penurunan populasi yang sangat banyak yang awalnya terdapat

27.224 ekor sekarang hanya terdapat ±16.000 ekor.


3.1.3. Struktur Organisasi PT. Matahari Indonesia Timur

PT Matahari Indonesia Timur di pimpin oleh seorang Presiden direktur dan di

bantu oleh seorang direktur. Perusahaan ini terdiri dari dua bagian yaitu kandang

lahan lama dan kandang lahan baru. Kedua kandang ini di atur oleh masing masing

menager dan seorang pengawas umum.Terdapat beberapa tenaga kerja yang bergerak

dibidang akuntan, kandang, produksi, gudang dan supir.

PRESIDEN DIREKTUR

DIREKTUR

SUPIR
UMUM
GUDANG
KANDANG
MANAGER 1
BIBIT

AKUNTAN PRODUKSI

AKUNTAN PRODUKSI

SUPIR
PENGAWAS
MANAGER 2 UMUM
UMUM

GUDANG
PENGAWAS
KANDANG BIBIT

PENGAWAS KANDANG
Adapun pembagian tugas dari setiap kedudukan yang diterapkan di PT.

Matahari Indonesia Timur adalah sebagai berikut:

1. Presiden directur (Pemilik), bertugas untuk memberikan intruksi dilahan

perkandangan lama, memberikan arahan serta menerima laporan tentang

perkembangan perusahaan secara keseluruhan yang terjadi dilapangan

2. Direktur, bertugas untuk memberikan intruksi di lahan kandang baru, memberikan

arahan dan menerima laporan perkembangan pada lahan perkandangan baru

3. Manajer 1, bertugas membantu presiden direktur dalam mengarahkan para pekerja

yaitu umum, kandang, kandang bibit, penggilingan jagung di lahan kandang lama.

4. Manajer 2, bertugas membantu direktur dalam mengarahkan para pekerja yaitu

umum, kandang, kandang bibit, akuntan di lahan kandang baru.

5. Pengawas umum bertugas untuk mengawasi para pekerja serta melaporkan hasil

pekerjaan setiap harinya pada manajer

6. Pekerja umum, bertugas untuk mengerjakan semua pekerjaan umum seperti pagar

rusak, cor setapak, giling jagung, dll.

7. Pekerja kandang, bertugas untuk mencampur pakan, member pakan ayam,

memanen telur dan melakukan segala pekerjaan yang berhubungan dengan

kandang
8. Bagian gudang, bertugas untuk memeriksa kelengkapan barang dan alat-alat yang

telah di pakai.

9. Bagian produksi, bertugas untuk menyortir telur, melakukan packing telur, dan

berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan produksi.

10. Sopir, bertugas untuk mengangkut pakan dan membantu bagian pemasaran

dalam memasarkan telur

11. Bagian pemasaran, bertugas untuk memasarkan telur.

3.1.4. Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di PT Matahari Indonesia Timur adalah sebagai

berikut:

a. 7 kandang bibit di lahan lama dan 7 kandang bibit di kandang baru.

b. 12 kandang produksi di lahan lama dan 7 kandang produksi di lahan baru.

c. Masing-masing satu ruangan produksi dan gudang di lahan lama dan lahan baru.

d. Kendaraan terdiri dari 1 unit mobil open cup, 1 unit mobil penampung air, 1 unit

viar, 1 unit gerobak.

e. Mesin dan alat elektronik terdiri dari mesin pengayak jagung, mesin penggiling

jagung, mesin semprot, mesin pemotong rumput dan beberapa unit CCTV

f. Alat sanitasi terdiri dari masing-masing ruang semprot desinfektan di lahan lama

dan lahan baru, ember berisi desinfektan di masing-masing kandang dan alat

semprot ayam pada masing-masing kandang.


3.2. Pembahasan

Adapun hasil magang profesi yang dilakukan di PT. Matahari Indonesia

Timur Kota Bau-Bau dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Magang


No Kegiatan Jadwal
a. Pembersihan Nipple/tempat minum 1x Satu minggu
b. Pembersihan Tempat Pakan Setiap hari
c. Pembersihan sekitar lokasi kandang 1x satu bulan
d. Sanitasi Petugas Kandang 2x satu hari
e. Desinfeksi kandang 2x satu minggu
f. Penanganan Eskreta 1x dua tahun
g. Penanganan ternak yang sakit Setiap ada ayam sakit
h. Penanganan Ayam Mati Setiap ada ayam mati

a. Pembersihan Nipple/Tempat Minum

Nipple merupakan alat khusus sebagai tempat air minum ayam, nipple akan

selalu mengeluarkan air jika ujung nipple disentuh, air yang jatuh akan tertampung di

mangkok nipple. Menurut Kolifah W. (2017) bentuk tempat air minum berpengaruh

terhadap tingkat konsumsi air minum yang dikonsumsi oleh ayam petelur. Ada 2

macam bentuk tempat air minum, yaitu: nipple dan paralon. Aktifitas ayam yang

minum, biasanya akan membawa sisa pakan dan debu yang beterbangan sehingga

sisa pakan dan debu tersebut akan tertampung di mangkok nipple, hal ini akan

menyebabkan mangkok nipel menjadi cepat kotor sehingga dapat memicu

pertumbuhan mikroba seperti jamur dan bakteri. Oleh karena itu pembersihan

mangkok nipple harus sering dilakukan agar mencegah pertumbuhan mikroba-

mikroba tersebut dan tidak mengganggu kesehatan ayam, proses pembersihan nipple

yang dilakukan di PT. Matahari Indonesia Timur dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Pembersihan Nipple/tempat Minum

PT. Matahari Indonesia Timur sangat memperhatikan kebersihan nipple,

pembersihan nipple dilakukan 2 kali dalam seminggu, proses pembersihan nipple

diawali dengan mencabut seluruh mangkok nipple, setelah itu mangkok nipple

direndam dalam larutan deterjen kemudian dicuci dengan menggunakan kawat cuci,

penggunaan deterjen bertujuan untuk membunuh mikroba yang terdapat pada nipple.

Menurut Nurcholis dkk. (2009) Tempat pakan dan minum tiap pagi sebelum diisi

dibersihkan dahulu dengan cara tempat air minum dilap dahulu dengan menggunakan

kain lap yang telah dibasahi, sisa air minum dialirkan ke tempat pembuangan di ujung

tempat minum. Hal tersebut untuk menghindari tercemarnya pakan dan air minum

oleh hewan seperti tikus serta mencegah pertumbuhan kuman penyakit.


b. Pembersihan Tempat Pakan

Tempat pakan merupakan alat untuk meletakkan pakan, biasanya terbuat dari

pipa besar atau paralon air dengan ukuran panjang disesuaikan dengan panjang

kandang batteray. Pembersihan tempat pakan di PT. Matahari Indonesia Timur

dilakukan setiap hari sebelum ayam diberi pakan, sisa pakan yang basa akan di buang

dan feses juga dikeluarkan dari tempat pakan proses pembersihan tempat pakan dapat

dilihat pada gambbar 5.

Gambar 7. Pembersihan Tempat Pakan

Menurut Ariyanti (2019) Tempat pakan ayam adalah suatu wadah yang

digunakan sebagai tempat pemberian pakan ayam dimana peternak menggunakannya

untuk mengontrol jumlah pakan ayam dan mempermudah dalam kegiatan makan

ayam. Pada umumnya tempat pakan diletakkan dibawah nipel, rembesan air yang

jatuh biasanya langsung mengenai tempat pakan, tidak hanya itu feses ayam juga

sering jatuh kedalam tempat pakan, oleh karena itu pembersihan tempat pakan

biasanya dilakukan setiap hari sebelum ternak diberi makan, tujuannya agar pakan

tidak tercampur dengan pakan basah dan feses ternak yang berada pada tempat pakan.
c. Pembersihan Rumput

Rumput merupakan tumbuhan yang sering menjadi tempat persembunyian

bagi banyak predator yang dapat mengganggu ternak, misalnya seperti ular, biawak,

tikus dll, keberadaan hewan-hewan tersebut merupakan sebuah problem yang dapat

mengganggu populasi ternak ayam ras petelur. Oleh karena itu satu-satunya cara

untuk menghindarkan ternak dari gangguan tersebut, yaitu dengan sanitasi atau

membersihkan lingkungan kandang. Pembersihan rumput di PT. Matahari Indonesia

dilakukan setiap satu kali sebulan, pembersihan dilakukan dengan memotong rumput

liar yang berada disekitar kandang dengan menggunakan mesin potong rumput,

rumput yang dibersihkan diusahan 5-10 meter dari kandang, setelah rumput dipotong

kemudian disemprot dengan menggunakan zat kimia pembasmi rumput, jaraknya

kurang lebih 1 meter dari kandang, proses pembersihan rumput yang dilakukan di PT.

Matahari Indonesia Timur dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Pembersihan Rumput

Menurut Purwaningsih (2014) Lingkungan dengan radius ±15 m di sekitar

bangunan kandang, gudang, maupun bangunan pendukung lainnya senantiasa dijaga


kebersihannya dan diupayakan agar tanaman atau rumput liar yang ada selalu

dipotong, sehingga tidak mengganggu sirkulasi udara antar kandang atau tidak

menjadi tempat bersarangnya insekta yang dapat berperan sebagai faktor penyakit.

d. Sanitasi Petugas Kandang

Sistem biosecurity di PT. Matahari Indonesia Timur secara umum

memberlakukan control terhadap karyawan dan membatasi keluar masuknya orang

non karyawan untuk masuk kedalam areal kandang. Setiap karyawan yang baru

memasuki areal kandang diwajibkan untuk melakuakan semprot desinvektan pada

tempat yang telah disediakan hal ini bertujuan untuk membunuh bibit penyakit dari

luar yang dibawah oleh karyawan ruang sterilisasi badan dapat dilihat pada gambar 7

berikut.

Gambar 9. Ruang sterilisasi badan

Terkhusus bagi petugas kandang, diwajibkan untuk mencelupkan kaki

kedalam wadah yang telah disediakan pada setiap kandang sebelum memasuki

kandang, control ini biasa dilakukan melalui CCTV oleh manajer kandang. Menurut

Listyo (2014) Manusia merupakan salah satu sumber pembawa bibit penyakit masuk
ke dalam area peternakan. Technical representative, sopir/personal truk pengangkut

(ayam, kotoran/limbah, serta hasil komoditas peternakan) dan pengunjung lainnya,

sedapat mungkin dilarang untuk masuk ke dalam area peternakan (lokasi kandang)

tanpa izin. Bila pengunjung harus masuk ke dalam area peternakan, upayakan

mengganti pakaian dan sepatu boot yang sudah disiapkan oleh farm terlebih dahulu

dan mencuci tangan serta celup sepatu boot sebelum masuk ke dalam area peternakan

atau ke dalam kandang. Karyawan farm, terutama operator kandang diharuskan untuk

tidak pergi dari satu kandang ke kandang lainnya.

e. Desinfektan Kandang

Desinfektan kadang merupakan upaya untuk mencegah berkembangnya bibit

penyakit yang ada di kandang, desinfeksi ini dilakukan dengan menyemprot seluruh

bagian kandang dengan menggunakan antiseptic seperti Providone iodine, Sunlight,

Neo meditril yang mampu membunuh bakteri firus, jamur serta kuman yang

berkembang pada kandang, proses penyemprotan kandang dapat dilihat pada gambar

7 berikut.

Gambar 7. Penyemprotan desinfektan


Proses desinfeksi kandang di PT. Matahari Indonesia Timur dilakukan dua

kali seminggu, yaitu pada hari minggu dan kamis, prose desinfeksi diawali dengan

membuat desinfektan terlebih dahulu dengan mencampur beberapa bahan berupa

Providone iodine, Sunlight, Neo meditril dan air. Setelah itu dimasukan kedalam

tangki semprot, dan disemprotkan ke seluruh bagian kandang utamanya pada kandang

batteray. Menurut Gelgel dan Sudipa (2018) desinfeksi kandang yang tepat dan

sempurna pada peternakan ayam seperti menggunakan antiseptik perlu dilakukan,

tujuannya agar menekan keberadaan bakteri firus dan jamur yang ada dikandang

tersebut.

f. Penanganan Eskreta dan Ayam Mati

Gambar 11. Eskreta Ayam

Penangan eskreta dan penanganan ayam mati merupakan aspek yang sangat

penting dalam suatu usaha peternakan, terkhusus unggas kedua hal tersebut mampu

menentukan keberhasilan suatu usaha. Karena sebagian besar pemicu timbulnya

penyakit pada ayam disebabkan oleh amoniak dari kotoran ayam dan faktor tertular

dari ayam mati. Sehingga hal tersebut haruslah menjadi perhatian penting bagi

seorang peternak agar ternak sehat dan terhindar dari penyakit. Menurut Fakihuddin
(2020) bau kotoran ayam selain berdampak negatif terhadap kesehatan manusia yang

tinggal di lingkungan sekitar peternakan, juga berdampak negatif terhadap ternak dan

menyebabkan produktivitas ternak menurun.

PT. Matahari Indonesia Timur, telah menjalankan proses penangan eskreta

dan ayam mati dengan sangat terjadwal dan sangat ketat setiap harinya, kotoran ayam

yang dihasilkan setiap harinya akan langsung jatuh ke tanah sehingga kadar air dari

eskreta tersebut akan langsung terserap oleh tanah dan lebih cepat kering, hal ini

memberikan keuntungan tersendiri karena mikroorganisme yang terdapat pada

eskreta tersebut akan lambat berkembang. Untuk pengontrolan terhadap eskreta yang

melekat pada koseng kandang, maka dilakukan pembersihan secara rutin di koseng

kandang setiap 1 kali dalam sebulan. Sedangkan penangan pada ayam mati, biasanya

langsung di kuburkan ke tempat yang jauh dari kandang, namun sebelum itu terlebih

dahulu dilakukan pembedahan, agar diketahui faktor penyebab kematian ayam

tersebut. Menurut Basri dkk (2013) Penanganan ayam yang mati dilakukan dengan

cara dibakar atau dikubur, hal ini dimaksudkan agar penyakit yang terdapat pada

ayam mati tersebut tidak menulari ayam lain atau mencemari lingkungan sekitar yang

dapat menimbulkan munculnya berbagai penyakit baru.

Jumlah ayam mati pada saat magang profesi dilakukan yaitu sebanyak 32

ekor, faktor penyebab kematian sangat beragam, diantaranya karna penyakit, terjepit

dan kanibal. Terdapat 18 ekor ayam yang mati karena kanibalisme dari ayam lain,

penyebabnya yaitu ayam yang kurang mendapat porsi pakan yang cukup dan

kebiasaan ayam yang mematuk kloaka dari ayam di sampingnya sehingga kloaka
ayam yang dipatuk menjadi sobek dan luka. Penanganan yang dilakukan yaitu dengan

memisahkan ayam-ayam yang memiliki sifat kanibal ke kandang batteray yang

terpisah sehingga tidak ada interaksi dengan ayam lain. Selanjutnya terdapat 6 ekor

ayam yang mati karena terjepit, kasus ini sering terjadi karena aktifitas ayam

sehingga biasanya kepala ayam terjepit pada besi kandang batteray. Jumlah ayam

mati karena penyakit yaitu sebanyak 8 ekor ayam dimana dari ke-8 ekor ayam

tersebut diserang beberapa penyakit Seperti penyakit CRD dan Snot, hal ini diketahui

dari ciri-ciri yang muncul dan pada saat di bedah.

g. Vaksinasi

Gambar 12. Penyuntikan Ayam

Vaksinasi ayam merupakan aspek lain dari Biosecurity, vaksinasi sebaiknya

dilakukan pada saat ayam masih usia DOC, sedangkan ayam pada usia layer yang

terkena penyakit sebaiknya segerah dipisahkan dan dilakukan karantina sebelum di

vaksin. Karantina dilakukan dengan memisahkan ayam yang terserang penyakit ke

tempat yang telah disediakan dan dijauhkan dengan ayam-ayam di kandang, hal ini
agar mencegah tertularnya penyakit ayam tersebut terhadap ayam lain yang masih

sehat. Setelah ayam dipisahkan langkah selanjutnya yaitu melakukan diagnosis

penyakit serta memutuskan obat dan vaksin yang akan digunakan untuk proses

penyembuhan ayam tersebut. Menurut Hastuti (2018) Pemisahan ayam sakit bisa

mencegah adanya penyakit menular dan memulihkan kondisi ayam yang tidak sehat

dengan perlakuan yang lebih intensif, Kondisi ternak yang tidak sehat dapat di

sebabkan oleh beberapa faktor seperti stress (cekaman), defisiensi zat makanan,

parasit penyakit karena protozoa, penyakit karena bakteri, penyakit karena virus dan

penyakit karena cendawan.

Penangana ayam yang terserang penyakit di PT. Matahari Indonesia Timur

disesuaikan dengan standar operation prosedur yang telah dibuat diperusahaan,

dimana ayam yang mengalami gangguan atau terserang penyakit akan segerah

dipisahkan di kandang karantina. Selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap

penyakit yang menyerang ayam tersebut, sehingga dengan mudah untuk mengetahui

obat yang tepat untuk diberikan. Menurut Kasnodihardjo (2013) penanganan yang

tepat terhadap hewan yang sakit dengan cara memisahkannya di kandang isolasi atau

mengobatinya hingga sembuh dapat mencegah dan mengendalikan penyebaran

penyakit.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan kegiatan magang yang telah dilakukan di

PT. Matahari Indonesia Timur, maka dapat disimpilkan bahwa program biosecurity

yang diterapkan di PT. Matahari Indonesia Timur telah menjalankan program

biosecurity dengan baik, hal ini ditandai dengan ketatnya penerapan biosecurity yang

dilakukan, mulai dari sistem sanitasi kandang yang terjadwal, control terhadap

kesehatan ayam yang sangat rutin dilakukan setiap hari, pembatasan orang yang

masuk ke areal kandang dan control terhadap petugas kandang.

4.2. Saran

Saran saya terhadap perusahaan agar selalu memperhatikan kebersihan air

pada tempat desinvektan badan, utamanya air celup kaki, sebaiknya air selalu diganti

setiap hari agar tempat celup kaki tidak berlumut.


DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti K.D. 2019. Modifikasi Alat Pemberi Pakan Ayam Otomatis Berbasis
Mikrokontroler ATMEGA 3285. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian.
Vol.5(2): 73 – 81.
Basri C., Zudanang, Sunandar dan E. Sudarnika. 2013. Faktor Risiko Terkait
Manajemen Kesehatan Unggas terhadap Infeksi Virus Flu Burung di Tempat
Penampungan Ayam. Jurnal Veteriner. Vol. 14(2): 197-203.
Fakihuddin, T.T. Suhariyanto dan M. Faishal. 2020. Analisis Dampak Lingkungan
dan Persepsi Masyarakat Terhadap Industri Peternakan Ayam (Studi Kasus
Pada Peternakan di Jawa Tengah). Jurnal Teknik Industri. Vol. 10(2): 191-
199.
Gelgel K.T.P. dan P.H. Sudipa. 2018. Efikasi Sterilisasi dan Desinfeksi Kandang
untuk Mengurangi Infeksi Bakteri. Buletin Veteriner Udayana. Vol.12(1): 61-
66.
Hastuti M.T., W.W. Agus dan C. Dewi. 2018. Identifikasi Kondisi Kesehatan Ayam
Petelur Berdasarkan Ciri Warna Hsv dan Gray Level Cooccurence Matrix
(Glcm) Pada Citra Jengger Dengan Klasifikasi K-Nearest Neighbour. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 2(3): 1054-
1062.
Kasnodihardjo dan K. Friskarini. 2013. Sanitasi Lingkungan Kandang, Perilaku, dan
Flu Burung. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol. 8(3): 139-144.
Kolifah W. 2017. Pengaruh Tempat Minum Nipple Dan Paralon Terhadap Awal
Produksi Fase Grower Ayam Petelur. Jurnal Aves. Vol.11 (2): 52-60.
Listyo D.P. 2014. Peternakan Ayam Ras Petelur di Kota Singkawang. Jurnal Online
Mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura. Vol 2.(2): 74-88.
Nurcholis, H. Dewi, B. Sutiono. 2009. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Ras Petelur
Periode Layer Di Populer Farm Desa Kuncen Kecamatan Mijen Kota
Semarang. Mediagro. Vol. 5(2): 38 – 49.
Purwaningsih D.L. 2014. Peternakan Ayam Ras Petelur Di Kota Singkawang. Jurnal
Online Mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura. Vol. 2(2): 74-88.
Rasyidah M., J. Syam, dan C. Ali. 2018. Tingkat Penerapan Biosekuriti Pada
Peternakan Ayam Petelur Di Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidrap.
Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan. Vol 4(1): 60-73.
Sari M.L., dan M. Herdiyana. 2017. Manajemen Perkandangan Ayam Petelur Afkir
di Breeding Farm PT. Vista Agung Kencana Farm 2 Desa Talang Taling
Kecamatan Gelumbang Muara Enim. Jurnal Peternakan Sriwijaya. Vol. 6(2):
100-106.
Trijaya G.P. 2017. Penerapan Biosekuriti Pada Peternakan Ayam Broiler Milik Orang
Asli Papua (Oap) di Kabupaten Nabire. Jurnal Fapertanak. Vol. 2(1): 61-73.
Wahyuni W., I.G.A.M.P. Sanjaya dan N.K.E. Switari. 2021. Pengaruh Penerapan
Biosekuriti Terhadap Produktivitas Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Di
Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Jurnal Gema Agro.
Vol. 26(2):83-89.
Zuroida R. dan R. Azizah. 2018. Sanitasi Kandang dan Keluhan Kesehatan Pada
Peternak Sapi Perah di Desa Murukan Kabupaten Jombang. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. Vol.10(4): 434-440.

Anda mungkin juga menyukai