Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL MAGANG PROFESI

MANAJEMEN PAKAN PETERNAKAN SAPI POTONG


DI FAKUKTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO, KOTA
KENDARI,
SULAWESI TENGGARA

Oleh :
LA ODE AJUDARSIN
L1A 119009

JURUSAAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
RIWAYAT PENULIS

Penulis Ini Bernama La ode Ajudarsin lahir di Kambara, pada tanggal 11 Desember, 2000
dan merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari pasangan bapak La Furi dan ibu Wa
Ola. Penulis berdomisili di Kecamatan Tikep tepatnya di Kelurahan Waumere. Penulis
memulai pendidikan pertama di SD Negeri 15 Tikep pada tahun 2007 dan lulus pada tahun
2013. Kemudian pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan di bangku SMP Negeri 1
Tikep dan lulus pada tahun 2016. Setelah tamat dari bangku SMP, penulis melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Tikep pada tahun 2016 dan lulus
pada tahun 2019. Setelah lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas pada tahun 2019,
penulis kemudian melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Negeri Universitas Halu Oleo
Kendari. Penulis diterima di Fakultas Peternakan Jurusan Peternakan UHO Kendari melalui
jalur SNMPTN. Saat ini, penulis sudah menyelesaikan 4 semester di Jurusan Peternakan dan
sedang menempuh semester 5 di Jurusan Peternakan. Selama Saya Menempuh Kuliah Penulis Juga
Menjadi Anak Kandang Atas Atau Di Sebut Juga Abk Atas.
ABSTRAK
MANAJEMEN PETERNAKAN SAPI BALI
DI FAKUKTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO, KOTA
KENDARI,
SULAWESI TENGGARA

Magang profesi ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus yang
berlangsung selama 30 hari mulai dari tanggal 9 Juli sampai dengan tanggal 7 Agustus 2021
di Fakultas peternakan Unuversitas Halu Oleo, Kota Kendari , Provinsi Sulawesi Tenggara.
Tujuan dari magang profesi ini adalah untuk mengetahui Manajemen pemeliharaan sapi bali.
Penguatan sistem pembibitan dapat dilakukan dengan memperbaiki manajemen
penggemukan sapi bakalan. Peternakan sapi potong adalah salah usaha peternakan yang
bergerak dibidang usaha penggemukan Sapi Bali. Manajemen pemeliharaan kesehatan
selalu diupayakan dengan tindakan pencegahan. Sebaiknya lokasi usaha dibuat lebih jauh
lagi dari pemukiman penduduk sehingga tidak mencemari lingkungan.
Selama saya magang Fakultas peternakan Universitas Halu Oleo pakan yang di berikan sapi
bali yaitu dedak dan rerumputan

Kata kunci : Sapi Bali,Pemberian pakan, Fakultas peternakan


ABSTRACT
BALI CATTLE MANAGEMENT
AT THE FACULTY OF LIVESTOCK, HALU OLEO UNIVERSITY,
KENDARI CITY,
SOUTHEAST SULAWESI

This professional internship is held from July to August which lasts for 30 days
starting from July 9 to August 7, 2021 at the Faculty of Animal Husbandry, Halu Oleo
University, Kendari City, Southeast Sulawesi Province. The purpose of this professional
internship is to know the management of Bali cattle rearing.
Strengthening the breeding system can be done by improving feedlot fattening
management. Beef cattle farming is one of the livestock businesses engaged in the business
of fattening Bali cattle. Health maintenance management is always pursued with preventive
measures. It is better if the location of the business is made further away from residential
areas so that it does not pollute the environment.
During my internship at the Faculty of Animal Husbandry, Halu Oleo University, the feed
given to Bali cattle was bran and grass

Key words : Bali cattle, Feeding, Faculty of Animal Husbandry


Kata
Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala


limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan proposal magang ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana.Semoga proposal magang ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.Harapan kami semoga Proposal magang ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi proposal magang ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik. Proposal magang ini kami akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang.Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Proposal magang ini.

Kendari,14 April 2022

La Ode Ajudarsin
DAFTAR
ISI

Hal

HALAMAN JUDUL……………………………..........................…………...............i

RIWAYATHIDUP..........................................................................
...........................ii

ABSTRAK.................................................................................................
...............
...iii

KATA PENGANTAR…………………………….................…………..

….............iv DAFTAR ISI………………….....

…………………….........................……..............v BAB I

PENDAHULUAN………………………….........................…….…..............1

1.1. Latar belakang masalah……………………...........


………….......................1

1.2. Rumusan masalah………………………………........................


…...............3

1.3.
Tujuanpenulisan.......................................................................
......................3

1.4. anfaat
Magang
Profesi.................................................................................3

BAB II. DESKRIPSI TEORI....…………………………………….........…............4


2.1. Bangsa sapi
potong.............................................................................
.........4

2.2. Defenisi
Pakan.....................................................….....................................5
2.3. Manajemen Pemberian Pakan……………………………….....….............6

BAB III. MATERI DAN METODE………………………....……….…….............7


3.1. Lokasi danwaktu Magang
Profesi................................................................7
3.2. Khalayak
Sasaran..........................................................................................7
3.3. Materi mangang
Profesi................................................................................7
3.4. Metode Magang
Profesi................................................................................7
BAB IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN............................................................
........8

4.1. Sejarah PT. Tri Nugraha


Farm...................................................................8

4.2. Lokasi dan Luas


Areal................................................................................9

4.3. Struktur

organisasi....................................................................................11

4.4. Populasi
Ternak........................................................................................12
4.5.
Pembahasan.....................................................................................
.........13

4.5.1. Manajemen pemberian


pakan...........................................................
.....13

4.5.2. Jenis Pakan Yang di


berikan............................................................
.....16

4.5.3. Cara pemberian


pakan.....................................................................
......17

4.5.4. Jumlah pemberian


pakan.................................................................
......17

BAB V.
PENUTUP...........................................................................................
.........19

5.1.
Kesimpulan.....................................................................................
........19

5.2.
Saran..............................................................................................
.........20

DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................
..........21
Daftar Tabel

NoTabel Uraian Halaman

Tabel1 Data populasi ternak sapi potong di PT Tri Nugraha


Farm.....................................................................
13
Tabel2 Data pemberian pakan............................................
15
Tabel3 Bahan Pembuatan kosentrat....................................
16
Tabel4 Kandungan nutrient bahan kosentrat........................
18
Daftar Gambar

NoGambar Uraian
Halaman

Gambar1 Peta Lokasi Perusahaan..............................................................


9
Gambar2 Bagan struktur organisasi di peternakan PT Tri Nugraha
Fram........................................................................................
... 11
BAB
I
PENDAHULUA
N

1.1. Latar Belakang

Sapi potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk

menghasilkan daging sebagai produk utamanya. Pemeliharaannya

dilakukan dengan cara mengandangkan secara terus-menerus selama

periode tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan produksi daging

dengan mutu yang lebih baik dan berat yang lebih sebelum ternak dipotong.

Menurut Abidin (2016) Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus

dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat

pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik.

Sebagai plasma nutfah Nasional, keberadaan sapi Bali perlu dipertahankan

dan dimanfaatkan secara lestari-produktif; sebab memiliki beberapa keunggulan

spesifik. Pengadaan sapi Bali bibit dapat diperoleh melalui pengembangan Village

Breeding Center. Namun tampaknya belum ada program pemuliaan yang jelas dan

terarah; karena rekording belum dilakukan secara lengkap, benar, dan

berkesinambungan. Proyek Perbibitan dan Pengembangan Sapi Bali (P3Bali) yang

mengemban memperbaiki mutu sapi Bali dan menghasilkan sapi pejantan unggul,

tampaknya belum efektif. Suatu kegiatan dan kajian tentang sistem manajemen

breeding sapi Bali (metode survei dan deep interviev) telah dilakukan di P3Bali dan

instansi terkait

Keberhasilan usaha ternak sapi potong ditentukan oleh salah satu

faktor terbesar, yaitu pakan. Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh
ternak, baik berupa bahan organik maupun anorganik, yang sebagian

atau seluruhnya dapat dicerna dan tidak mengganggu kesehatan ternak

Pakan yang diberikan kepada sapi potong harus memiliki

syarat sebagai pakan yang baik. Pakan yang baik yaitu pakan yang

mengandung zat makanan yang memadai kualitas dan kuantitasnya,

seperti energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin, yang semuanya

dibutuhkan dalam jumlah yang tepat dan seimbang sehingga bisa

menghasilkan produk daging yang berkualitas dan berkuantitas tinggi

Pakan yang diberikan kepada sapi potong pada umumnya terdiri dari

hijauan dan konsentrat. Hijauan merupakan pakan yang berasal dari

tumbuhan yang diberikan pada sapi potong dalam bentuk segar,

sedangkan konsentrat merupakan pakan penguat yang disusun dari biji-

bijian dan limbah hasil proses industri bahan pangan yang berfungsi

meningkatkan nilai nutrisi yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal

ternak untuk tumbuh dan berkembang secara sehat

Terbentuknya Fakultas Peternakan di Universitas Halu Oleo di Kendari,

Sulawesi Tenggara, diawali dari berdirinya program studi peternakan pada tahun

1997 sebagai salah satu program studi pada fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo

(UHO). Pada tahun 1999 Program Studi Peternakan resmi mendapat persetujuan dari

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Status Program Studi Produksi Ternak resmi

menjadi Jurusan Produksi Ternak pada tahun 2005 dan resmi berubah nama menjadi

Jurusan Peternakan berdasarkan SK Ditjen Dikti pada tahun 2007.

Fakultas Peternakan terbentuk menjadi fakultas internal pada 2012 setelah

berusia 15 tahun dan secara definitif menjadi Fakultas Peternakan Universitas Halu

Oleo pada tanggal 14 Oktober 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No 143 Tahun 2014


Melatar belakangi saya magang di Lab unit ilmu ternak potong, kerja

dan satwa harapan ini yaitu mencari pengalaman. Yang dimaksud dari

pengalaman ini ialah bagaimana cara pelihara sapi serta pembikinan

kosentrat, mengasah otak serta menambah jaringan.

1.2.Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah

dalam Magang Profesi adalah bagaimana manajemen pemberian

pakan peternakan sapi di Potong Lab unit ilmu ternak potong, kerja

dan satwa harapan ?

1.3. Tujuan Magang Profesi

Tujuan pelaksanaa magang profesi adalah untuk mengetahui

manajemenpemberian pakan peternakan sapi potong di Lab unit ilmu ternak potong,

kerjadansatwaharapan

1.4. Manfaat Magang Profesi

Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan Magang

Profesi adalah :

1. Dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan

antara teori dengan penerapannya di dunia kerja.


2. Dapat meningkatkan pengalaman dan keterampilan kerja mahasiswa

baik secara tim maupun individu.

BAB II
DESKRIPSI
TEORI

2.1. Bangsa Sapi Potong

Bangsa (breed) sapi adalah sekumpulan ternak yang memiliki

karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, mereka

dapat dibedakan dari ternak lainnya meskipun masih dalam spesies yang

sama. Karakteristik yang dimiliki dapat diturunkan ke generasi

berikutnya. Sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil

bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Sapi

dapat menghasilkan berbagai macam kebutuhan manusia, terutama

bahan makanan berupa


daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit dan

tulang (Wahyono dan Hardianto, 2004). Menurut Blakely and Bade, (1992)

bangsa sapi mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut: Phylum:

Chordata, Subphylum: Vertebrata, Class :Mamalia, Sub class: Theria,

Infra class: Eutheria, Ordo: Artiodactyla, Sub ordo: Ruminantia, Infra ordo:

Pecora, Famili: Bovidae, Genus: Bos (cattle), Group : Taurinae Spesies:

Bos taurus (sapi Eropa), Bos indicus (sapi India/sapi zebu), Bos sondaicus

(banteng/sapi Bali). Jenis sapi keturunan Bos indicus adalah sapi

Brahman, Ongole dan Peranakan Ongole (PO). Sapi keturunan Bos

taurus antara lain Aberdeen Angus, Hereford, Shorthon, Charolais,

Simmental dan Limousin. Keturunan Bos sondaicus atau sapi asli

lndonesia yaitu sapi Bali, sapi Madura, sapi Jawa, sapi Sumatera dan sapi

lokal lainnya.

2.2.Defenisi Pakan

Pakan merupakan hal terpenting dalam usaha penggemukan

sapi potong. Pakan adalah zat yang ada di alam dan dikonsumsi oleh

hewan untuk kepentingan tubuhnya yang berupa bahan pakan. Nutrisi untuk

pertumbuhan dan produksi daging didapatkan dari konsumsi pakan yang

berkualitas. Pakan yang baik akan menjadikan ternak sanggup

menjalankan fungsi proses dalam tubuh secara normal (Murtidjo, 2012).

Pakan utama yang digunakan adalah pakan hijauan serta konsentrat

sebagai pakan penguat nutrisinya. Pakan utama yang diberikan pada sapi

potong berupa hijauan pakan ternak yang berkualitas dan mampu

memberikan nilai

tambah pada pertambahan berat badan sapi potong(Sarwono,Dkk. 2015).


Pemberian pakan pada sapi potong dapat dilakukan secara ad-

libitum dan restricted (dibatasi). Pemberian pakan pada level yang berbeda

akan menyebabkan kondisi fisiologis seperti frekuensi pernafasan, denyut

nadi, dan suhu tubuh berbeda akibat perbedaan proses fermentasi

atau metabolisme yang terjadi dalam tubuh, sehingga akan berpengaruh

terhadap respon produksi suatuternak (Mc Dowell,2010). Menurut Siregar

(2013), pemberian konsentrat dua jam sebelum hijauan akan

meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum, yang

akan meningkatkan konsumsi bahan kering ransum. Selanjutnya

dijelaskan oleh Devendra dan Burns (2010), yang menyatakan bahwa

konsentrat yang lebih mudah dicerna akan memacu pertumbuhan mikroba

dan meningkatkan proses fermentasi dalam rumen.

2.3. Manajemen Pemberian Pakan

Hijauan merupakan bahan pakan utama dan mendasar yang harus

diberikan selama pemeliharaan penggemukan sapi potong. Pemberian

pakan hijauan dalam bentuk segar pada sapi potong dihitung dari 10%

bobot badan

sapi tersebut (Darmono, 2013).

Pakan hijauan yang dapat diberikan dapat berupa rumput rumputan,

seperti rumput gajah, rumput raja, rumput lapangan, serta beberapa jenis

tanaman leguminosa.Pakan konsentrat merupakan pakan penguat untuk

menujang agar kebutuhan nutrisi ternak dapat tercukupi. Konsentrat atau


pakan penguat adalah bahan pakan yang tinggi kadar zat-zat

makanan seperti protein atau karbohidrat dan rendahnya kadar serat kasar

(dibawah

18%) (Parakassi, 2016).

Pemberian konsentrat harus sesuai dengan kebutuhan ternak,

disamping karena harga konsentrat yang mahal, pemberian konsentrat yang

berlebihan dapat membuat ternak mengalami gangguan pencernaan seperti

indigesti pada sapi (Subronto, 2013).

Kebutuhan nutrisi dari pakan dalam penggemukan sapi berbeda

tergantung kepada umur dan jenis ternak. Secara umum, komposisi nutrisi

dalam bahan pakan (persentase dalam bahan kering) yang dibutuhkan

sapi adalah kandungan karbohidrat (dapat berupa selulosa, hemiselulosa,

pektin, dan sedikit pati) sebanyak 60-75%, protein kasar 12%, lemak kasar 3-

5%, serta unsur-unsur mikro berupa vitamin dan mineral (Murtidjo, 2012).

2.4 Sanitasi kamdang

sanitasi kandang merupakan suatu kegiatan pencegahan yang meliputi

kebersihan bangunan tempat tinggal ternak atau kandang dan lingkungannya dalam

rangka untuk menjaga kesehatan ternak sekaligus pemiliknya. Beberapa hal yang

dapat mempengaruhi kondisi sanitasi kandang antara lain lokasi kandang, konstruksi

bangunan kandang, kebersihan kandang dan kepadatan lalat. Penempatan kandang

sebaiknya tidak menjadi satu dengan rumah atau jarak minimal 10 meter dari rumah

maupun dari bangunan umum lainnya, lokasi kandang lebih tinggi dari sekitarnya,

tersedia air bersih yang cukup dan terdapat tempat untuk pembuangan kotoran atau

sisa pakan ternak sapi perah. Selain lokasi kandang, hal lain yang mempengaruhi

kondisi sanitasi kandang yaitu konstruksi bangunan kandang ( BPTP-Ungaran 2000)


BAB
III
MATERI DAN METODE

3.1. Lokasi dan Waktu Magang Profesi

Magang profesi dilaksanakan selama 30 hari pada periode bulan

Juli sampai Agustus 2019, yang berlokasi di Lab unit ilmu ternak

potong, kerja dan satwa harapan


3.2. Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran pelaksanaan Magang Profesi ini adalah

manajemen pemberian pakan terhadap sapi potong di Lab unit ilmu

ternak potong, kerja dan satwa harapan

3.3. Materi Magang Profesi

Dalam mengikuti dan melakukan kegiatan magang ini

berupa pelaksanaan dan pengenalan pakan sapi potong, manajemen

pemberiaan pakan, reproduksi dan pemeliharaan sapi potong, kesehatan dan

sanitasi, manajemen perkandangan dan penanganan limbah

3.4. Metode Magang Profesi

Metode yang akan dilaksanakan selama magang profesi yaitu

dengan turun langsung kelapangan untuk mengikuti kegiatan sehari-hari

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, melakukan diskusi dan

wawancara dengan pembimbing lapangan, staf dan pegawai kandang

yang bertugas, serta melakukan pengamatan langsung terhadap penyakit

yang terjadi di kandang

BAB
IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN

4.1. Sejarah PT. Tri Nugraha Farm

Terbentuknya Fakultas Peternakan di Universitas Halu Oleo di Kendari, Sulawesi Tenggara, dia wali
dari berdirinya program studi peternakan pada tahun 1997 sebagai salah satu program
studi pada fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo (UHO). Pada tahun 1999 Program
Studi Peternakan resmi mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Status Program Studi Produksi Ternak resmi menjadi Jurusan Produksi Ternak
pada tahun 2005 dan resmi berubah nama menjadi Jurusan Peternakan berdasarkan SK
Ditjen Dikti pada tahun 2007.Fakultas Peternakan terbentuk menjadi fakultas internal
pada 2012 setelah berusia 15 tahun dan secara definitif menjadi Fakultas Peternakan
Universitas Halu Oleo pada tanggal 14 Oktober 2014 berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No 143 Tahun 2014. Awal terbentuk kandang fakultas
peternakan juga bersamaan dengan berdirinya fakultas peternakan. kandang fakuktas
peternakan Terdapat dua tempat yaitu di belakang fakultas dan di depan fakuktas
Akuntasi.

4.2. Lokasi dan Luas Areal


Fakultas peternakan berlokasi

PT. Tri Nugraha Farm berlokasi di Dusun Pongangan RT 01 RW 01

Desa Samirono, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.Luas lahan

keseluruhan adalah 3 Ha, yang semuanya merupakan kompleks peternakan.

Lahan terdiri dari lahan tanaman rumput gajah, bangunan kandang,

bangunan gudang pakan, bangunan tempat pengolahan konsentrat,

tempat limbah, kantor, mess karyawan, dan mushola. Luas kantor PT. Tri

Nugraha Farm adalah 11 x 18 m 2 , di dalam kompleks kantor terdapat

dapur, ruang makan, kamar mandi dan 3 kamar yang digunakan pemilik

sewaktu meninjau peternakannya. Gudang penyimpanan konsentrat

mempunyai luas 7 x 10 m 2 , gudang sudah cukup untuk menyimpan


konsentrat yang akan digunakan untuk ternak karena setiap hari

digunakan sebagai pakan ternak dan kapasitas produksi konsentrat setiap


2
harinya berjumlah 2 ton. Mes karyawan memiliki luas 10 x 11 m , mess ini

terdiri dari 8 kamar dan 1 ruangan untuk ruang TV. Mess digunakan untuk

karyawan yang tempat tinggalnya jauh dari

peternakan dan untuk mahasiswa yang praktek di PT. Tri Nugraha Farm.

2
Pengolahan pakan konsentrat memiliki luas 25 x 10 m , pengolahan

konsentrat terdiri dari 2 ruangan yaitu tempat genset dan tempat pengolahan

sendiri yang jadi satu dengan gudang bahan baku. Pengolahan pakan

konsentrat cukup luas untuk memproduksi konsentrat 2 ton setiap

harinya.Pengolahan pakan konsentrat ini hanya digunakan untuk keperluan

perusahaan sendiri dan tidak untuk dijual. Kandang yang ada yaitu

2
kandang bawah memiliki luas 6 x 25 m dan kandang atas memiliki luas 6

2
x 10 m . PT Tri Nugraha Farm berada di pegunungan dan jauh dari

pemukiman sehingga suasananya cukup tenang, suhu rata- rata daerah ini

adalah 27 C pada siang hari sedangkan pada malam hari 19 C dengan

commit to user 22 kelembapan rata - rata berkisar antara 60 – 80 dimana

suhu kelembapan ini sangat cocok untuk usaha peternakan sapi perah.

Letak PT. Tri Nugraha Farm sangat strategis karena tidak terlalu jauh dari

jalan raya dan akses jalan mudah sehingga mudah dijangkau dari
berbagai arah oleh khalayak ramai.Lokasi peternakan tersebut

mempunyai jarak dengan jalan raya sekitar 50

meter.Jarak dengan pemukiman penduduk sangat dekat karena lokasi

tersebut langsung bersebelahan dengan rumah penduduk.Penduduk tersebut

tidak merasa keberatan karena sebagian besar penduduk disana sendiri

adalah peternak.Sebaiknya keberadaan atau lokasi peternakan dekat dengan

sumber air dan sumber bahan pakan. Air di sana masih sangat kurang

karena sumber air di daerah peternakan sangat sulit sehingga harus

membeli air

bersih.

4.3 Struktur organisasi

Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu perencanaan

yang terorganisasi.Maka untuk menunjang suatu kegiatan operasional

perusahaan sangat dibutuhkan strukturorganisasi. Fungsi dari struktur

organisasi adalah untuk menentukan seorang tenaga kerja

yangbertanggung jawab terhadap pekerjaan dan kepada siapa ia harus

melaporkan hasil kegiatannya.Hal ini sangat diperlukan agar setiap tenaga

mengetahui hak dan kewajibannya.

Bagan struktur organisasi di peternakan PT Tri Nugraha Fram seperti

terlihat pada gambar 2 berikut :


Pemili
k
H.
Rachmatullah
, S.E

Pendam
ping
Teknis
1.
Ima
m
Haria
di

Bagian Umum Menejer Farm Bagian Adminitrasi Dan


PerencanaanDan 1. Tanwir Keuangan
Prasarana 1. Harun A. R.
1. Chaerul Anam 2. Sri purwani s. psi

Bagian Pengadaan Bagian Pakan Ternak Bagian Kepala


Dan Pemasaran 1. Wiji ( Kosentrat) Kesehatan Dan Kandang
Ternak 2. Wagi ( Hijauan ) Reproduksi
1. Chaerul Ternak
Anam

Gambar 2. Struktur Organisasi PT Tri Nugraha Fram

4.4 Populasi Ternak

Jenis ternak yang dipelihara di PT Tri Nugraha Farm

adalah bangsa sapi peranakan Limosin dan Simental. Pemilihan

bakalan ternak dilakukan dengan sistem timbangan. Pembelian

bakalan dilakukan sendiri oleh pemilik perusahaan.

Kebanyakan sapi bakalan di datangkan atau diperoleh dari

penduduk. Sapi yang bagus digemukan memilili kriterial-kreterial

antara lain dipilih

bakalan yang memiliki badan tinggi, agak kurus, badan panjang, tulang-

tulang besar tanpa ada cacat sedikit pun.

Jumlah dan jenis ternak yang ada selama kegiatan magang

adalah seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Populasi ternak

No Jenis Sapi Jumlah ( ekor)

1 Peranakan Simental 250 Ekor

2 Peranakan Limosin 348 Ekor


3 PFH 250 Ekor

Sumber : Data Mahasiswa Magang, 2019.

Sapi yang baru saja didatangkan tidak dilakukan penimbangan

bobot badan dan langsung masuk didalam kandang bersama dengan sapi

lain tidak dikarantina terlebih dahulu karna disana tidak ada kandang

karantina hanya dibasakan dengan kondisi kandang atau lingkungan

setempat dan pakan yang diberikan. Padahal sebaiknya sapi yang baru

di datangkan harus ditimbang dengan diberi anti biotik agar ternak tersebut

tidak mudah terkena penyakit.

4.5. Pembahasan

4.5.1. Manajemen pemberian pakan.

Pakan ternak sapi potong yang cukup nutrien merupakan salah satu

unsur yang sangat penting untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan

dan

reproduksi ternak. Pemberian pakan yang baik dan memenuhi beberapa

kebutuhan sebagai berikut :

1. Kebutuhan hidup pokok, yaitu kebutuhan pakan yang mutlak

dibutuhkan dalam jumlah minimal. Meskipun ternak dalam keadaan hidup

tidak mengalami pertumbuhan dan kegiatan. Pada hakekatnya kebutuhan

hidup pokok adalah kebutuhan sejumlah minimal zat pakan untuk

menjaga keseimbangan dan mempertahankan kondisi tubuh ternak.

Kebutuhan tersebut digunakan untuk bernapas, dan pencernaan pakan.


2. Kebutuhan pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan

ternak sapi untuk proses pembentukan jaringan tubuh dan menambah berat

badan.

3. Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan

ternak sapi untuk proses reproduksi, misalnya kebuntingan. Untuk kebutuhan

nutrien sapi potong dalam praktek penyusunan diperlukan pedoman standart

berdasarkan berat tubuh dan pertambahan berat tubuh (Murtidjo, 2012).

Pemberian pakan dimaksudkan agar sapi dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan reproduksi. Pada umumnya

sapi membutuhkan pakan hijuan dan pakan tambahan seperti konsentrat

untuk tetap bisa memacu pertumbuhan sapi. Kebanyakan para peternak

dalam mendapatkan hijauan segar mau tak mau harus mengeluarkan biaya

atau tenaga untuk pengadaan pakan, terutama untuk pembelian hijauan

dan transportasi (Sarwono dan Arianto, 2015).

Adapan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan

konsentrat dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Data bahan kosentrat.


No Nama Bahan Per Kg
1. Ampas Kopi 60 Kg
2. Garam 4 Kg
3. Brand 50 Kg
4. Katul 170 Kg
5. Kopra 60 Kg
6. Premix 1 Kg
7. Tetes 10 Kg
8. Kalcium 4 Kg
9. CGF 40 Kg

Sumber : Data Sekunder Kandungan Kosentrat PT Tri Nugraha Farm 2019.

Menurut Koddang (2013) bahwa tingkat pemberian konsentrat

berpengaruh sangat nyata terhadap daya cerna bahan kering ransum

pada sapi potong yang mendapatkan rumput Raja (Pennisetum

purpurephoides) secara ad libitum . Semakin tinggi tingkat

pemberian konsentrat disertai dengan meningkatnya daya cerna ( BK )

ransum.

Untuk sapi yang sehat pada umumnya memerlukan jumlah pakan

yang cukup dan berkualitas, baik dari segi kondisi pakan maupun nutrisi

yang dikandungnya. Nutrisi di dalam pakan ternak merupakan unsur

penting untuk menjamin kesehatan sapi, pertumbuhan badan yang optimal,

dan kesuburan dalam reproduksi. (Siregar, 2013).

4.5.2. Jenis Pakan yang diberikan

PT Tri Nugraha Farm yang bergerak di bidang peternakan sapi

potong untuk memenuhi kebutuhan pakan yang akan diberikan pada


ternak dengan memanfaatkan limbah pertanian atau industri yang tidak

dikonsumsi oleh manusia. Pakan yang digunakan oleh peternakan ini

adalah hijauan dan konsentrat. Untuk hijauan yang diberikan berupa jerami

padi. Di daerah lokasi peternakan ini hijauan kering tersedia cukup

melimpah dan mudah diperoleh.

Pakan diberikan dalam bentuk kering yang dibuat ransum,

bahan- bahan yang digunakan sebagai campuran ransum antara lain,

Konsentrat jadi (buatan pabrik) yaitu Mowfeed dan wheat brand. Semua

bahan tersebut dicampur jadi satu hingga homogen.

Sedangkan untuk kandungan – kandungan nutrien bahan

pakan penyusun ransum diketahui pada tabel 3 berikut :

Tabel 3. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Penyusun Ransum (% BK)

No Nutrient Persen
1 BK 84%
2 ABU 11,37%
3 PK 13%

4 TDN 68,7%
5 ME 2073 Kcal/kg
6 SK 14,66%
7 Ca 0,6%
8 P 0,82%
9 K 0,3%
10 Na 0,2%
Sumber : Data Sekunder Kandungan Kosentrat PT Tri Nugraha Farm 2019.

Sapi yang baru saja datang langsung dikandangkan agak jauh

dari kandang yang sudah ditempati sapi lain agar menghindari

penyakit yang dibawa oleh bakalan kemudian dibiasakan dengan


kondisi kandang atau lingkungan setempat dan pakan yang diberikan.

Sapi bakalan yang telah sampai di peternakan kemudian diberi obat

cacing serta dilakukan vaksinasi untuk menambah nafsu makan dan

pencegahan penyakit dengan Vitamin B komplek.

4.5.3. Cara pemberian pakan.

Pemberian pakan dilakukan setelah tempat pakan dibersihkan

dari sisa pakan yang tersisa. Pakan konsentrat diberikan terlebih dahulu.

Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya cerna mikroba rumen agar

mampu berkembang lebih lama dan mencerna jerami lebih banyak serta

nutrien yang diserap pun akan lebih optimal.

Tempat pakan berbentuk palung yaitu dasarnya datar dan

ditengahnya ada lubang, dimaksudkan untuk memudahkan dalam

pembersihan. Dalam pemberian jerami padi dengan menggunakan

gerobak yang digunakan

sebagai alat pengangkut dari gudang tempat penyimpanan jerami ke

tempat pakan sapi.

Konsentrat yang telah dibuat dimasukkan kedalam ember

kemudian dibawa ketempat pakan sapi atau kandang. Setelah ember ada

pada kandang pemberian konsentrat diberikan langsung ketempat pakan.

4.5.4. Jumlah pemberian pakan


Frekuensi pemberian pakan yang di lakukan di PT tri nugraha farm

dua kali yaitu pagi hari dan siang hari. Kosentrat diberi dahulu kemudian

selang dua jam di berikan hijauan atau jerami dikarenakan nutrien yang

terkandung di dalam kosentrat akan membantu mikroba dalam rumen

akan mencerna hijauan akan lebih efisient. Data pemberian pakan dilihat

pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Data pemberian pakan.

No Waktu Kosentrat Jerami

1. 08.00 – 11.00 6 kg / ekor 3 kg / ekor


2. 13.00 – 15.00 6 kg / ekor 3 kg / ekor

Sumber : Data Primer Magang Mahasiswa Magang diPT Tri Nugraha


Farm
2019.

Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar 2012 yang menyatakan

bahwa pemberian kosentrat dan hijaun atau jerami diatur dalam suatu

teknik yang memberikan tingkat kecernaan ransum yang lebih tinggi

sebab pemberian

hampir bersamaan waktunya dengan pemberian kosentrat akan berakibat

pada penurunan kencernaan bahan kering dan bahan organik ransum.

Adanya hijauan atau jerami dan kosentrat pada waktu bersamaan

itu akan mengurangi kecernaan hijauan di dalam rumen. Hal ini karena

mikroganisme dalam rumen mempunyai preferensi untuk mencerna


kosentrat terlebih dahulu (umumnya kosentrat lebih mudah dicerna dari

pada hijauan atau jerami). Pemberian kosentrat dilakukan dua jam

sebelum pemberian hijauan akan meningkatkan kecernaan bahan kering

dan bahan organik ransum. Hal ini terjadi karena kosentrat yang relatif

banyak mengandung pati sebagian besar dicerna oleh mikrooganisme

rumen pada saat hijauan mulai masuk

kedalam rumen.

5.1. KESIMPULAN
BAB V PENUTUP

Dari hasil kegiatan magang di PT Tri Nugraha Farm Getasan

semarang, Jawa Tengah selama 1 bulan dapat diambil kesimpulan bahwa

secara umum manajemen pemberian pakan di PT Tri Nugraha Farm, Pada

dasarnya sudah cukup baik karena beberapa hal telah memenuhi

standar pemeliharaan meskipun tidak keseluruhan sesuai dngan

standarpemeliharaan dengan baik.

Jenis pakan yang diberiakan adalah jerami dan kosentrat.

Pemberian pakan pada ternak dilakukan setiap 2 kali sehari yaitu pagi dan

siang , jumlah pakan yang diberikan setiap ekor ternak sapi potong adalah

jerami 6 kg/ ekor

dan kosentrat 3 kg/ekor.


Pakan yang diberikan kepada sapi potong harus memiliki

syarat sebagai pakan yang baik. Pakan yang baik yaitu pakan yang

mengandung zat makanan yang memadai kualitas dan kuantitasnya,

seperti energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin, yang semuanya

dibutuhkan dalam jumlah yang tepat dan seimbang sehingga bisa

menghasilkan produk daging yang berkualitas dan berkuantitas tinggi.

Pakan yang diberikan kepada sapi potong pada umumnya terdiri dari

hijauan dan konsentrat. Hijauan merupakan pakan yang berasal dari

tumbuhan yang diberikan pada sapi potong dalam bentuk segar,

sedangkan konsentrat merupakan pakan penguat yang disusun dari biji-

bijian dan limbah hasil proses industri bahan pangan yang berfungsi

meningkatkan nilai nutrisi yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal

ternak untuk tumbuh dan berkembang secara sehat

5.2. SARAN

Tatalaksana pemeliharaan sapi potong di PT. Tri Nugraha Farm

Perlu dilakukan perbaikan diantaranya adanya pengawasan peningkatan

bobot badan harian denganmelalukan penimbangan secara rutin

supaya mengetahui

tingkat pertumbuhan sapi berdasarkan pakan yang dikonsumsi,

pengelompokan sapi berdasarkan waktu pemeliharaan agar tidak terjadi

perbedaan waktu lama pe


meliharaan, danadanyaotoritas perusahaan tentang pemilihan pengeluaran

sapi yang didasarkan waktu pemeliharaan serta keinginan pembeli.

DAFTAR

PUSTAKA

Anonim,2011.Pakan,Ransum,Konsentrat,Hijauan

.
http://myluckyta.wordpress. Contohm/2011/12/08 (Diakses 11
Maret 2012.

Anonimus,2011.Sapi Potong. Balai Pengakajian Teknologi Pertanian Jawa


Tengah.

Darmono, 2013. Tata Laksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius Yogyakarta.


Djarijah, A.S. 2010. Usaha Ternak Sapi. Kanisius.Yogyakata.

Kushartono, Bambang. (2012). Manajemen Pengelolaan Pakan. Bogor: balai


Penelitian Ternak.

Murtidjo, B. A. 2012. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarta.

Parakkasi, A. 2016.Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Penerbit


Universitas Indonesia, Jakarta.

Sarwono, B dan H. B. Arianto. 2015.Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat.


Penebar Swadaya. Jakarta

Siregar, 2012. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Siregar, S. B., 2013. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai