Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH MENGKONSUMSI MIE INSTAN TERHADAP

PERTUMBUHAN BERAT BADAN SISWA KELAS XI AL BAYAN


ANYER

Karya Tulis Ilmiah

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional tahun
2019/2020

Oleh:

Muhammad Ghifari Azkadhio

NISN 0027910811

YAYASAN TITIAN TIARA CENDEKIA SMA PESANTREN UNGGUL


AL BAYAN ANYER ANYER – BANTEN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui oleh guru pembimbing,

Widi Pertiwi, S.Pd

NIPY . 20151992051004

DIKETAHUI DAN DISAHKAN OLEH


Kepala Sekolah
SMA PESANTREN UNGGUL AL BAYAN ANYER

Deden Ramdani, S.Pd

NIPY . 20161985011105

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis
ilmiah yang berjudul “PENGARUH MENGKONSUMSI MIE INSTAN
TERHADAP PERTUMBUHAN BERAT BADAN SISWA KELAS XI AL
BAYAN ANYER”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk mengikuti Ujian Nasional 2019/2020.
Dalam penyusunan karya tulisan ilmiah ini, penulis mendapat banyak bantuan,
masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Deden Ramdani, S. Pd, selaku kepala sekolah SMA PU AL
BAYAN ANYER yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk
menyusun karya tulis ilmiah ini.
2. Ibu Widi Pertiwi, S. Pd, selaku guru pembimbing karya tulis ilmiah ini
yang telah membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini.
3. Orang Tua penulis yang telah memberikan motivasi dan do’a untuk
kelancaran menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
4. Teman-teman AVENOMOUS yang telah membantu dan memberi
dukungan untuk menyusun karya tulis ilmiah ini.
Penulis masih menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna. Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan bila terdapat kekurangan penulis mohon maaf. Oleh karena itu, penulis
sangat berharap adanya saran dan kritik yang membangun.

Anyer, Maret 2019.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. iv
BAB I .................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
BAB II ...............................................................................................................................4
ISI ......................................................................................................................................4
2.1 LANDASAN TEORI .........................................................................................4
2.1.1 Sejarah Mie Instan ..........................................................................................4
2.1.2 Definisi Mie Instan .........................................................................................4
2.1.3 Kandungan Mie Instan ...................................................................................5
2.1.4 Jenis-Jenis Mie ...............................................................................................7
2.1.5 Pengaruh Mie Instan Terhadap Kesehatan Tubuh ..........................................8
2.1.6 Pengertian Berat Badan ..................................................................................9
2.1.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Berat Badan .....................9
2.1.8 Berat Badan Ideal .........................................................................................11
2.2 PEMBAHASAN ..............................................................................................11
2.2.1 Lokasi Penelitian ..........................................................................................11
2.2.2 Populasi dan Sampel ....................................................................................11
2.2.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................................12
2.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................12
2.2.5 Teknik Analisis Data ....................................................................................13
2.2.6 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................14
BAB III ............................................................................................................................17
PENUTUP .......................................................................................................................17
3.1 SIMPULAN .....................................................................................................17
3.2 SARAN ............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................18
BIOGRAFI ......................................................................................................................19

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Kisi-kisi Angket .................................................................................... 14
Tabel 2.2 Teknik Analisis Data Skala Likert ........................................................ 14
Tabel 2.3 Kategori Interval ................................................................................... 14
Tabel 2.4 Tingkat Konsumsi Mie Instan Siswa Al-Bayan Anyer ......................... 15
Tabel 2.5 Pertumbuhan Berat Badan Siswa Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi
Mie Instan.............................................................................................................. 16

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Makanan merupakan kebutuhan dasar (pokok) yang sacngat penting bagi


kehidupan manusia. Makanan selalu terkait dengan manusia untuk
mempertahankan kelangsungan hidup. Dengan mengkonsumsi makanan yang
sehat menjadi salah satu cara untuk membuat sel tubuh kita agar tetap aktif.
Makanan yang kita makan sehari-hari memiliki beberapa fungsi bagi tubuh.
Pertama, makanan berfungsi sebagai salah satu sumber energi. Tanpa energi yang
cukup seorang manusia tidak akan mampu melaksanakan aktifitasnya secara
maksimal. Kedua, makanan berfungsi sebagai antibodi tubuh. Seseorang yang
tidak memenuhi kebutuhan makanannya dengan baik, tentu akan lebih mudah
lelah dan lebih rentan terkena penyakit. Ketiga, makanan berfungsi untuk
pertumbuhan tubuh. Baik atau tidaknya pertumbuhan seseorang ditentukan oleh
kualitas makanan yang dikonsumsinya. Itulah beberapa fungsi makanan bagi
tubuh. Oleh karena itu, setiap makanan yang dikonsumsi harus mengandung
beberapa nutrisi seperti protein, vitamin, karbohidrat, air, dan mineral agar fungsi
makanan dapat bermanfaat secara optimal bagi tubuh manusia. Memilih makanan
yang berkualitas adalah salah satu cara untuk mengoptimalkan semua fungsi
organ pada tubuh manusia khususnya masa pertumbuhan terutama pada remaja
SMA.
Al-Bayan Anyer merupakan SMA boarding school yang berada di Bandulu,
Anyer, Kabupaten Serang. Rentang usia siswa Al-Bayan Anyer berkisar antara
15-18 tahun. Kondisi sekolah yang jauh dari rumah mengakibatkan siswa Al-
Bayan Anyer jauh dari pengawasan orangtua. Termasuk pengawasan dalam hal
makanan. Meskipun demikian, sekolah sebenarnya sudah menyediakan
pemenuhan kebutuhan makanan dengan baik. Menu makanan yang disediakan
sekolah yang terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk, dan terkadang buah sudah cukup
baik dalam memenuhi asupan gizi yang dibutuhkan siswa. Akan tetapi, siswa Al-
Bayan Anyer seringkali belum sadar terhadap kebutuhan akan makanan yang
baik. Mereka canderung memilih makanan yag dikarenakan faktor rasa, porsi, dan
harga yang ekonomis. Mie instan menjadi salah satu alternatif yang mereka pilih

1
oleh kebanyakan siswa karena praktis, harga yang terjangkau, dan rasanya yang
lezat.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), mie instan adalah produk pangan
yang terbuat dari tepung terigu. Mie instan adalah salah satu alternatif pengganti
nasi/beras. Mie instan merupakan mie yang diproduksi sebagai makanan yang
praktis dalam pengolahannya dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Namun, efek yang kurang diperhatikan dalam mengkonsumsi mie instan adalah
kandungan minyak yang terdapat dalam mie instan yang dapat mencapai 30% dari
bobot kering. Hal tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan berat badan dan
perlu diwaspadai terutama bagi penderita obesitas atau mereka yang sedang
menjalani program penurunan berat badan. Menurut Dr. Marc Lande, dari
University of Rochester di New York, mengatakan, “Efek samping dari obesitas
adalah hipertensi yang berdampak pada fungsi otak dan mungkin memengaruhi
perkembangan otak pada anak-anak”. Hal tersebut sangat membahayakan bagi
semua orang terutama para remaja Indonesia saat ini dan banyak orang yang
meninggal pada saat usia remaja. Salah satu penyebab kematian manusia adalah
seringnya mengkonsumsi mie instan sehingga menjadi obesitas dan itu sangat
berbahaya.
Memiliki berat badan ideal merupakan salah satu idaman bagi semua orang
terutama para remaja saat ini. Karena selain enak dipandang, seseorang dengan
berat badan ideal berada dalam kondisi yang sehat. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan berat badan seseorang yaitu, faktor genetik, asupan
gizi, dan pergaulan lingkungan sekitar juga sangat mempengaruhi sejauh mana
pertumbuhan berat badan seseorang. Berdasarkan data dari berbagai penelitian,
berat badan ideal bagi laki-laki pada usia 15-18 tahun berkisar antara 57-62 kg.
Jika berat badan tidak ideal maka gangguan yang akan muncul yaitu, penyakit
kronis, menyebabkan gangguan pada tidur, gangguan pada lutut dan pinggang,
meningkatkan resiko terkena kanker, dan diskriminasi (tidak percaya diri).
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul karya tulis ilmiah
tentang “PENGARUH MENGKONSUMSI MIE INSTAN TERHADAP
PERTUMBUHAN BERAT BADAN SISWA KELAS XI AL BAYAN
ANYER”.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana tingkat konsumsi siswa Al-Bayan Anyer terhadap mie instan?
2. Apakah mengkonsumsi mie instan berpengaruh terhadap pertumbuhan berat
badan siswa Al-Bayan Anyer?
3. Bagaimana pengaruh mie instan terhadap pertumbuhan berat badan siswa Al-
Bayan Anyer?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulisan karya tulis ilmiah ini
bertujuan.
1. Untuk mengetahui tingkat mengkonsumsi mie instan bagi siswa Al-Bayan
Anyer.
2. Untuk mengetahui adakah pengaruh mengkonsumsi mie instan terhadap
pertumbuhan berat badan siswa Al-Bayan Anyer.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh mengkonsumsi mie instan terhadap
pertumbuhan berat badan siswa Al-Bayan Anyer.

1.4 METODE PENELITIAN


Metode yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah metode
eksperimen. Metode eksperimen adalah metode penelitian dengan tujuan untuk
memperbaiki persoalan-persoalan yang terjadi di lapangan. Adapun teknik
pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh melalui angket dan wawancara.

3
BAB II
ISI

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Sejarah Mie Instan


Mie instan adalah suatu makanan cepat saji yang biasa kita jumpai di
berbagai tempat, seperti warung, kantin, pasar, dan berbagai tempat lainnya. Mie
instan ditemukan pertama kali oleh Momofoku Ando pendiri perusahaan mie
ramen instan nissin dan mie instan tergolong sebagai makanan alternatif.
Sebelum dikonsumsi oleh banyak orang, mie instan merupakan makanan yang
mewah pada zaman dahulu. Pada tahun 1958, mie ramen instan pertama kali
hadir dengan rasa ayam yang sangat khas. Mie instan pertama kali masuk ke
wilayah Indonesia yaitu pada pertengahan tahun 1960-an. Perubahan gaya hidup
mempengaruhi pola konsumsi masyarakat Indonesia. Salah satu dari perubahan
itu adalah digemarinya mie instan sebagai makanan substitusi nasi.
Bahkan kian hari produk mie instan kian menjadi makanan pilihan
konsumen, karena selain praktis dan harganya terjangkau, mie instan juga cukup
mengenyangkan perut. Saat ini, Indofood masih merajai pasar mie instan di
Indonesia, sekaligus merupakan perusahaan mie instan terbesar di dunia dengan
kapasitas produksi 13 milyar bungkus. Selain Supermi, Sarimi, dan Sakura,
Indomie merupakan salah satu merek andalan Indofood. Begitu kuatnya citra
Indomie di pasar sehingga sebagian masyarakat menganggap seolah mie instan
itu adalah Indomie (Indomie menjadi Top of Mind mie instan). Dalam Top
Brand Index (TBI) periode 2006-2008, Indomie menduduki posisi pertama
dengan TBI berturut-turut 65,8%, 66,5%, dan 71,4% pada tahun 2006, 2007, dan
2008 (David, 2008).

2.1.2 Definisi Mie Instan


Mie merupakan produk pasta yang pertama kali ditemukan oleh bangsa
China yang berbahan baku beras dan tepung kacang-kacangan (Puspasari, 2007).
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), mie adalah produk pangan yang
terbuat dari terigu dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan
tambahan pangan yang diizinkan, berbentuk khas mie. Saat ini mie telah

4
digunakan sebagai salah satu alternatif pengganti nasi. Hal ini tentu sangat
menguntungkan ditinjau dari sudut penganekaragaman bahan pangan. Dengan
menganekaragamkan konsumsi bahan pangan, kita dapat terhindar dari
ketergantungan pada suatu bahan pangan terpopuler saat ini, yaitu beras. Bahan
baku utama yang terdapat di dalam mie instan antara lain tepung terigu, tepung
tapioka, dan air. Bahan yang pertama yakni tepung terigu yang berasal dari
gandum, dimana pada umunya gandum diklasifikasikan berdasarkan atas
kekerasan dari gandum dan protein yang dikandungnya dan warna butir gandum
itu sendiri. Kedua, tepung tapioka memiliki daya serap air besar sehingga
mempermudah proses dehidrasi yaitu granula pati kembali ke posisi ke posisi
semula. Ketiga, adalah air penambahan air dalam adonan berfungsi untuk
membentuk konsistensi adonan yang diinginkan. Umumnya air yang
ditambahkan dalam pembuatan mie antara 30-35%. Adapun bahan baku
tambahan pada kandungan mie instan adalah air alkali. Air alkali adalah air yang
digunakan pada mie instan air alkali haruslah air lunak yang bersih artinya air
yang memiliki persyaratan mutu air untuk industri yaitu air yang baik secara
kimiawi dan mikrobiologis. Fungsi air alkali sebagai bahan tambahan membuat
mie instan yakni sebagai media reaksi antara glutenin dan karbohidrat, larutan
garam, membentuk sifat kenyal pada glutein (Astawan, 2004).

2.1.3 Kandungan Mie Instan


Satu kemasan mie instan mengandung sekitar 2.700 mg sodium, padahal
asupan sodium yang disarankan per hari tidak lebih dari 2.000-2.400 mg (setara 5-
6 gr garam).
Dalam sebungkus mie instan terdapat beberapa bahan tambahan yang
diizinkan untuk digunakan dalam pangan sesuai dengan Peraturan Kepala BPOM
No. 37 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan (BTP) Pewarna. Bahan tambahan pangan yang diizinkan diataranya
pewarna tartrazin, pengawet natrium benzoat, dan lain-lain (BPOM, 2015).

5
a. Pewarna (Tartrazine CI 19140)
Tartrazin CI 19140 atau yang lebih dikenal sebagai Tartrazin merupakan
zat pewarna sintetik. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM No. 37
Tahun 2013 tentang BTP Pewarna, batas ADI (Acceptable Daily Intake)
atau asupan harian untuk Tartrazin adalahsebesar 0-7,5 mg/Kg berat
badan.
b. Antioksidan (TBHQ)
TBHQ atau tert-Butylhydroquinon (tert-Butilhidrokinon) merupakan salah
satu zat yang diizinkan penggunaannya sebagai BTP untuk mengawetkan
pangan. Akan tetapi, penggunaan TBHQ dalam pangan tentu saja
memiliki batasan. Di Indonesia, nilai ADI untuk penggunaan TBHQ
sebagai BTP adalah 0-0,7 mg/Kg berat badan.
c. Pengawet (Natrium Benzoat)
Natrium benzoat (Sodium benzoate) merupakan suatu bentuk garam
natrium dari asam fenilkarboksilat merupakan salah satu zat yang
diizinkan penggunaannya sebagai pengawet pangan. Dalam Peraturan
Kepala Badan POM No. 36 Tahun 2013, nilai ADI untuk Natrium benzoat
sebagai pengawet adalah 0-0,5 mg/Kg berat badan.
d. Pengawet (Natrium Metabisulfit)
Natrium metabisulfit, atau yang juga dikenal dengan nama natrium
disulfit, merupakan salah satu bahan pengawet dari golongan sulfit yang
diizinkan untuk digunakan sebagai BTP. Nilai ADI untuk Natrium
metabisulfit sebagai pengawet pangan adalah 0-0,7 mg/Kg berat badan.
e. Penguat Rasa (Monosodium L-Glutamate/MSG)
Monosodium L-glutamate atau Mononatrium L-glutamat merupakan salah
satu zat yang diperbolehkan untuk digunakan sebagai bahan tambahan
penguat rasa. Mononatrium glutamat atau yang lebih familiar dikenal
dengan singkatan (MSG) merupakan bentuk garam natrium dari senyawa
asam glutamate. Meskipun di Indonesia tidak dinyatakan nilai ADI untuk
penggunaan Monosodium L-glutamat, berdasarkan penyataan keamanan
MSG sebagai BTP yang dikeluarkan oleh FDA (FDA Advisory No. 2013 –
058, tanggal 28 November 2013) penggunaan MSG pada pangan dibatasi

6
dengan jumlah atau konsentrasi terkecil yang diperlukan untuk
menimbulkan manfaat yang diinginkan pada pangan yang ditambahkan
MSG tersebut.

2.1.4 Jenis-Jenis Mie


Pada prinsipnya mie dibuat dengan cara yang sama, tetapi di pasaran
dikenal beberapa jenis mie seperti mie segar/mentah (raw chinese noodle), mie
basah (boiled noodle), mie kering (steam and fried noodle), dan mie instan
(instant noodle) (Astawan, 2006).
a. Mie Mentah
Mie mentah adalah mie yang tidak mengalami proses tambahan setelah
pemotongan dan mengandung air sekitar 35%. Oleh karena itu, mie ini
cepat rusak. Penyimpanan dalam refrigerator dapat mempertahankan
kesegaran mie ini hingga 50-60 jam. Setelah masa simpan tersebut, warna
mie akan menjadi gelap.
b. Mie Basah
Mie basah adalah jenis mie yang mengalami proses perebusan setelah
tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Kadar airnya dapat mencapai
52% sehingga daya tahan simpannya relatif singkat (40 jam pada suhu
kamar). Di Indonesia, mie basah dikenal sebagai mie kuning atau mie
bakso.
c. Mie Kering
Mie kering adalah mie mentah yang telah dikeringkan hingga kadar airnya
mencapai 8-10%. Pengeringan umumnya dilakukan dengan penjemuran di
bawah sinar matahari atau dengan oven. Karena bersifat kering, maka mie
ini mempunyai daya simpan yang relatif panjang dan mudah
penanganannya. Mie kering sebelum dipasarkan biasanya ditambahkan
telur segar atau tepung telur sehingga mie ini dikenal dengan nama mie
telur. Penambahan telur ini merupakan variasi sebab secara umum mie
oriental tidak mengandung telur. Di Amerika Serikat, penambahan telur
merupakan suatu keharusan karena mie kering harus mengandung air
kurang dari 13% dan padatan telur lebih dari 5,5%.

7
d. Mie Instan
Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), mie instan didefenisikan sebagai
produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa
penambahan bahan makanan lain dan bahan makanan tambahan yang
diizinkan, berbentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah dimasak atau
diseduh dengan air mendidih paling lama 4 menit. Mie ini dibuat dengan
penambahan beberapa proses setelah diperoleh mie segar. Tahap-tahap
tersebut yaitu pengukusan, pembentukan dan pengeringan. Kadar air mie
instan umumnya mencapai 5-8% sehingga memiliki daya simpan yang
cukup lama.

2.1.5 Pengaruh Mie Instan Terhadap Kesehatan Tubuh


Di dalam kandungan mie instan terdapat tepung, karbohidrat, penyedap
makanan serta berbagai bahan lainnya. Kandungan yang terdapat pada mie
instan ada karbohidrat, tepung yang cukup tinggi. Sehingga kandungan serat
kurang alias tidak seimbang. Apalagi, dikonsumsi untuk makan pagi, siang, dan
malam akan bedampak pada kesehatan. Memang masyarakat menyukai mie
instan bila dicampur dengan saus, akan tetapi sebenarnya hal tersebut merupakan
hal yang kurang baik. Secara logika tak ada kandungan asam dalam mie instan.
Maka dari itu, sedikit kemungkinan mie instan menyebabkan penyakit asam
lambung. Bahkan, tidak ada pemicu konsumsi mie instan secara berlebihan
dapat sebabkan kanker. Disarankan bila mengkonsumsi mie instan masyarakat
harus mencampur dengan sayur-sayuran agar ada keseimbangan kandungan gizi
dalam tubuh. Tidak hanya itu, reaksi pada tubuh manusia berbeda-beda saat
memakan mie instan berlebihan. Mengkonsumsi mie instan secara berlebihan
dapat menyebabkan penyakit darah tinggi serta obesitas (Muniarti, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Amerika Serikat menemukan
resiko kesehatan yang berbahaya jika anda mengkonsumsi mie instan 2-3 kali
seminggu. Dr.Shin yang memimpin penelitian mengatakan mie instan dapat
meningkatkan resiko sindrom kardiometabolik seperti jantung, stroke dan
diabetes. Padahal penyakit ini merupakan penyebab kematian di seluruh dunia.
“Selain mengandung bahan pengawet, mie instan juga memiliki bahan kimia
yang disebut bisphenol A (BPA) yang di gunakan untuk mengemas mie dalam

8
wadah styrofoam”, kata Shin pada. Penelitian telah menunjukan BPA
mengganggu cara hormon mengirim pesan melalui tubuh, khususnya ekstrogen.
Maka itu, Dr.Shin sangat menghimbau wanita pada khususnya untuk tidak
mengkonsumsi mie instan. “Konsumsi ramen relatif tinggi pada populasi Asia,
penelitian difokuskan terutama di Korea Selatan. Karena kecenderungan
rakyatnya mengkonsumsi mie instan merupakan yang tertinggi di dunia. Dalam
beberapa tahun terakhir, buktinya Korea Selatan telah mengalami penigkatan
resiko penyakit jantung dan dewasa obesitas” Dr.Shin (Susanto, 2014).

2.1.6 Pengertian Berat Badan


Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang
dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Berat badan
diukur dengan alat ukur berat badan dengan suatu satuan kilogram. Dengan
mengetahui berat badan seseorang maka kita akan dapat memperkirakan tingkat
kesehatan atau gizi seseorang (Cipto Surono, 2010).
Untuk mengetahui berat badan kita ideal kita bisa menggunakan rumus
Broca. Rumus Broca ditemukan oleh Pierre Paul Broca pada tahun 1871 dan
dipopulerkan oleh Dr. BJ Devine pada tahun 1970-an. Body Mass Index (BMI)
atau Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah cara mudah menghitung berat badan ideal
berdasarkan berat badan dan tinggi badan. Untuk penghitungannya, berat badan
harus dalam satuan kilogram dan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat.
Berikut cara menghitung berat badan ideal berdasarkan rumus Broca bagi
perempuan:
( ) ( ( ))
Sedangkan cara menghitung berat badan ideal berdasarkan rumus Broca
bagi pria:
( ) ( ( ))
Keterangan:
BB = Berat Badan
TB = Tinggi Badan

2.1.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Berat Badan


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berat badan antara lain. Pertama,
kurangnya aktifitas fisik. Karena kurangnya aktifitas fisik sehingga terjadinya

9
kelebihan energi. Kedua, pola konsumsi makanan. Pola makanan masyarakat
perkotaan cenderung mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori dan lemak serta
rendah serat memicu peningkatan jumlah penderita obesitas. Ketiga, faktor
hormonal. Menurut hipotesa para ahli, Depo Medroxy Progetseron Acetat
(DMPA) merangsang pusat pengendalian nafsu makan ada di hipotalamus yang
menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari pada biasanya (Hartanto, 2004).
Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain di otak,
sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi darah. Dua bagian
hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makanan yaitu hipotalamus lateral
(HL) yang menggerakkan nafsu makan (awal atau pusat makan), dan hipotalamus
ventromedial (HVM) yang bertugas menggerakkan nafsu makan (pemberian pusat
kenyang). Dari hasil suatu penelitian diadapat bahwa jika HL rusak atau hancur
maka individu menolak untuk makan atau minum (diberi infus). Sedangkan
kerusakan pada bagian HVM maka seseorang tersebut akan menjadi rakus dan
kegemukan (Mu’tadin, 2002).
Pertumbuhan fisik seseorang dipengaruhi oleh dua faktor dominan yaitu
lingkungan dan genetis. Kemampuan genetis dapat muncul secara optimal jika
didukung oleh faktor lingkungan yang kondusif, yang dimaksud dengan faktor
lingkungan di sini adalah intake gizi. Apabila terjadi tekanan terhadap dua faktor
di atas, maka muncullah growth faltering. Secara umum terdapat dua faktor utama
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anak yaitu (Soetjiningsih, 1998).
a. Faktor Internal (Genetik)
Faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil proses
pertumbuhan. Melalui genetik yang berada di dalam sel telur yang telah
dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Hal ini
ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas
jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbuhan tulang.
b. Faktor Eksternal (Lingkungan)
Faktor lingkungan juga dapat bepengaruh terhadap pembentukan ukuran
tubuh anak, baik lingkungan pralahir anak maupun lingkungan pasca lahir.
Kekurangan gizi, merokok, tekanan batin yang dialami ibu yang sedang

10
mengandung dan masih banyak faktor lain lagi yang terjadi di dalam
lingkungan pralahir ternyata dapat mempengaruhi besar kecilnya ukuran
bayi ketika dilahirkan dan pengaruh ini akan berlangsung secara terus
menerus sampai anak tersebut mencapai ukuran akhirnya.

2.1.8 Berat Badan Ideal


Berat badan ideal atau Body Mass Index (BMI) merupakan ukuran yang
digunakan untuk menilai proporsionalitas perbandingan antara tinggi dan berat
seseorang. BMI sering digunakan dokter untuk menilai seseorang apakah obesitas
atau tidak. BMI merupakan teknik untuk menghitung indeks berat badan,
sehingga dapat diketahui kategori tubuh kita apakah tergolong kurus, normal atau
obesitas (kegemukan). BMI dapat digunakan untuk mengontrol berat badan
sehingga dapat mencapai berat badan normal sesuai dengan tinggi badan. BMI
adalah kalkulasi statistik yang dimaksudkan sebagai sarana untuk melakukan
penaksiran. BMI bisa diterapkan pada sekelompok orang untuk menentukan
trend, atau bisa juga diterapkan secara individual. Saat diterapkan pada individual,
hanya satu dari beberapa penaksiran yang digunakan untuk menentukan resiko
terhadap penyakit yang berhubungan dengan berat badan (underweight,
overweight, atau obese). Berdasarkan data dari berbagai penelitian, berat badan
ideal bagi laki-laki pada usia 15-18 tahun berkisar antara 57-62 kg. Sedangkan
berat badan ideal bagi perempuan pada usia 15-18 tahun berkisar antara 52-57 kg
(Syukra Alhamda, 2015).

2.2 PEMBAHASAN
2.2.1 Lokasi Penelitian
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis melakukan penelitian di
SMA PU AL BAYAN ANYER. Penelitian ini dilakukan selama sepekan dari
tanggal 25 Februari hingga 4 Maret 2019.

2.2.2 Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jadi populasi adalah
jumlah keseluruhan populasi yang merupakan hasil pengukuran atau
perhitungan secara kualitatif maupun kuantitatif mengenai karakteristik

11
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya (Arikunto, 2006). Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI Al-Bayan Anyer yang berjumlah 45 orang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian dari
populasi yang dianggap mewakili populasi karena memiliki ciri atau
karakteristik yang sama (Sugiyono, 2008). Sampel pada penelitian ini
adalah sebagian siswa kelas XI Al-Bayan Anyer yang berjumlah 10 orang.

2.2.3 Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik sampling non random
sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga
diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian (Sugiyono, 2012). Adapun
yang menjadi bahan pengambilan sampel adalah dengan mencari siswa-siswa
yang mempunyai tingkat kegemaran mengkonsumsi mie instan yang cukup tinggi.
Sampel pada penelitian ini berjumlah 10 orang.

2.2.4 Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dan fakta yang diperlukan, penulis melakukan
penelitian lapangan. Penelitian lapangan dilakukan untuk mencari data dan
informasi tentang objek penelitian, adapun cara pengumpulan data yang
digunakan adalah angket dan wawancara.
a. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang
atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan
informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2008). Metode ini
digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat kegemaran
mengkonsumsi mie instan.

12
b. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab mengenai objek penelitian dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan masalah yang
sedang diteliti (Sugiyono, 2010). Metode ini digunakan untuk memperoleh
data tentang berat badan siswa.

2.2.5 Teknik Analisis Data


Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, penulis harus memperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut, yaitu mendefinisikan konstrak, menyidik faktor,
dan menyusun butir pernyantaan. Akan tetapi penulis hanya menggunakan
langkah menyusun butir pernyataan. Untuk menyusun butir-butir pernyantaan,
peneliti mengacu pada faktor-faktor yang berpengaruh dalam penelitian. Untuk
menyusun butir-butir pernyataan, maka faktor-faktor tersebut dijabarkan menjadi
kisi-kisi kemudian dikembangkan dalam butir pernyataan.
Butir pernyataan merupakan penjabaran dari isi faktor-faktor yang telah
diuraikan di atas, kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator yang tersusun
dalam butir-butir pernyataan yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan
faktor tersebut. Butir-butir pernyataan yang disusun bersifat positif dan negatif.
Setelah butir-butir pernyataan tersusun, langkah selanjutnya adalah butir-
butir pernyataan tersebut diberi skor, skor tersebut menggunakan skala likert.
Skala likert merupakan skala yang berisi lima tingkat jawaban mengenai
kesetujuan responden terhadap pernyataan yang dikemukakan mendahului opsi
jawaban yang disediakan (Sutrisno Hadi, 1991).
Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang. Dalam
penelitian ini penulis hanya menggunakan 4 alternatif jawaban. Responden dapat
memilih salah satu dari 4 alternatif jawaban yang disesuaikan dengan keadaan
subjek.

13
Variabel Indikator Butir Pernyataan Jumlah
Frekuensi Tingkat Kesenangan 1, 3, 5, 6, 7, 11, 12 7
Mengkonsumsi Mie Alasan (faktor pendukung) 2, 4, 8, 9, 10, 13 6
Instan Pada Siswa
Jumlah 13

Tabel 2.1 Kisi-kisi Angket

Dengan demikian dalam penelitian ini responden dapat menjawab


pernyataan dalam 4 jawaban yaitu, sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju
(KS), dan tidak setuju (TS). Dari jawaban di atas masing-masing kategori
memiliki bobot skor.
SKOR
Jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Kurang Setuju 2 3
Tidak Setuju 1 4

Tabel 2.2 Teknik Analisis Data Skala Likert

Hasil persentasi skor frekuensi mengkonsumsi mie instan pada siswa


dikategorikan pada tabel berikut ini.

Interval Kategori
81-100% Sangat Tinggi
61-80% Tinggi
41-60% Cukup
21-40% Rendah
0-20% Sangat Rendah

Tabel 3.3 Kategori Interval

2.2.6 Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil skor tentang angket frekuensi mengkonsumsi mie instan
pada siswa Al-Bayan Anyer kelas XI yang telah dilakukan kepada 10 responden
diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

14
No Nama Responden Skor Kategori
1 Responden 1 Tinggi
2 Responden 2 Tinggi
3 Responden 3 Tinggi
4 Responden 4 Tinggi
5 Responden 5 Tinggi
6 Responden 6 Tinggi
7 Responden 7 Tinggi
8 Responden 8 Tinggi
9 Responden 9 Cukup
10 Responden 10 Cukup

Tabel 4.4 Tingkat Konsumsi Mie Instan Siswa Al-Bayan Anyer

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 10


responden yang telah diberi angket, sebanyak 8 responden memiliki angka
frekuensi mengkonsumsi mie instan mencapai angka lebih dari 62%. Sedangkan 2
responden lainnya memiliki angka frekuensi mengkonsumsi mie instan dengan
rentang 41-60%. Dapat disimpulkan bahwa sebanyak 80% responden memiliki
tingkat mengkonsumsi mie instan dengan kategori yang tinggi, sedangkan 20%
responden lainnya memiliki tingkat mengkonsumsi mie instan dengan kategori
yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi mie instan siswa kelas
XI Al-Bayan Anyer berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan data pada tabel di atas, siswa yang memiliki kategori tinggi
maupun cukup kemudian dianalisis untuk diketahui bagaimana pertumbuhan berat
badannya yang ditinjau dari tingkat konsumsi mie instan. Adapun hasil
pengamatan terhadap 10 responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

15
No Kategori Nama Berat Badan Siswa Berat Badan Siswa
Konsumsi Responden Sebelum Sesudah
Mie Instan Mengkonsumsi Mie Mengkonsumsi Mie
Instan Instan
1 Responden 1 58 kg 59 kg
2 Responden 2 62 kg 63 kg
3 Responden 3 90 kg 92 kg
4 Responden 4 86 kg 88 kg
5 Tinggi Responden 5 84 kg 85 kg
6 Responden 6 72 kg 73 kg
7 Responden 7 72 kg 73 kg
8 Responden 8 90 kg 92 kg
9 Responden 9 95,5 kg 96 kg
10 Cukup Responden 10 71 kg 71,5 kg

Tabel 5.5 Pertumbuhan Berat Badan Siswa Sebelum dan Sesudah


Mengkonsumsi Mie Instan

Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang


mengkonsumsi mie instan dengan kategori yang tinggi mengalami pertumbuhan
berat badan dengan rentang 1-2 kg, Sedangkan responden yang mengkonsumsi
mie instan dengan kategori yang cukup hanya mengalami pertumbuhan berat
badan berkisar 0,5 kg.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan penulis, penulis telah membuat kesimpulan
bahwa:
a. 8 dari 10 responden siswa kelas XI Al-Bayan Anyer memiliki tingkat
konsumsi mie instan dengan kategori yang relatif tinggi, sedangkan 2
responden lainnya memiliki tingkat konsumsi mie instan dengan kategori
yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi mie instan
siswa kelas XI Al-Bayan Anyer pada kategori yang tinggi.
b. 8 dari 10 responden siswa kelas XI Al-Bayan Anyer yang memiliki tingkat
konsumsi mie instan pada kategori yang tinggi mengalami pertumbuhan
berat badan dengan rentang 1-2 kg, sedangkan 2 responden lainnya yang
memiliki tingkat konsumsi yang cukup mengalami pertumbuhan berat
badan berkisar 0,5 kg. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi mie
instan terhadap pertumbuhan berat badan sangat berpengaruh.
3.2 SARAN

17
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto (2006) Pengertian populasi tersedia: http://etheses.uin-


malang.ac.id/722/7/09510143%20Bab%203.pdf

Astawan (2006) Jenis-jenis mie tersedia:


http://eprints.umm.ac.id/35835/3/jiptummpp-gdl-adeirmalam-47472-3-babii.pdf

Astawan (2004) Definisi mie instan tersedia: http://eprints.ung.ac.id/4755/5/2012-


1-48401-821309052-bab2-10082012115915.pdf

BPOM (2015) Bahaya BPT Bahan Tambahan Pangan pada Mie Instan tersedia:
http://ik.pom.go.id/v2016/artikel/Bahaya%20BPT_Bahan%20Tambahan%20Pang
an_%20pada%20Mi%20Instan%20.pdf

Cipto Surono (2010) Berat badan tersedia: http://dinkes.lumajangkab.go.id/berat-


badan/

David (2008) Sejarah mie instan tersedia:


http://repository.unila.ac.id/340/1/0511011036-pendahuluan.pdf

18
BIOGRAFI

19

Anda mungkin juga menyukai