Disusun Oleh:
Disusun Oleh :
MUKHAMMAD HANIF SYAIFUDDIN 092110030
Wenny Ladhunka Nur Aliyya, S.Pt., M.Si. Anik Fadlilah, S.Pt., M.Pt.
NIDN. 0709059204 NIDN. 0704059402
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
MUKHAMMAD HANIF SYAIFUDDIN 092110030
Wenny Ladhunka Nur Aliyya, S.Pt., M.Si. Dr. Ir. Edy Susanto, S.Pt., M.Pt., M.P., IPM.
NIDN. 0709059204 NIDN. 0704059402
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji Segala puji syukur bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang atas rahmat
(PKL) ini dengan waktu yang tepat. Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Laporan ini merupakan hasil dari praktek kerja lapang yang telah dilakukan
Sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Serta sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana peternakan.
Dalam menyelesaikan laporan ini banyak pihak yang telah membantu penulis.
1. Bapak Faisol Mas’ud, S.Si., M.Si. selaku Dekan Fakultas Perikanan dan
2. Ibu Wenny Ladhunka Nur Aliyya, S.Pt., M.Si. selaku ketua program studi
3. Ibu Anik Fadlilah, S.Pt., M.Pt. selaku dosen pembimbing I yang telah
4. Bapak Dr. Ir. Edy Susanto, S.Pt., M.Pt., M.P., IPM. Selaku dosen
iv
6. Bapak Kalam dan Ibu Istirokah selaku kedua orangtua yang selalu
Kab.Tuban.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Penulis mengharap kritik dan saran yang membangun untuk penulisan
Tersusunnya laporan ini, penulis berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat
terutama bagi penulis secara pribadi sebagai bekal di kemudian hari, dan semoga
laporan ini dapat bermanfaat dan memberi inspirasi bagi yang membutuhkan.
Lamongan,
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................................
Halaman Pengesahan..................................................................................................................
Kata Pengantar...........................................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................................
Daftar Gambar..............................................................................................................................
Daftar Tabel..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................................
1.2 Perumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Batasan Masalah...................................................................................................................
1.4 Tujuan...................................................................................................................................
1.5 Manfaat.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Sapi merupakan salah satu jenis ternak yang cukup digemari dan telah
protein tinggi serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi serta mempunyai
arti cukup penting bagi kehidupan Masyarakat (Sutopo; Karyadi, 2014). Sapi
ditemukan hampir di semua negara termasuk indonesia ada tiga bangsa ternak
sapi potong yang merupakan sapi potong asli Indonesia yaitu sapi ongole, sapi
ternak agar ternak tersebut dapat hidup dalam keadaan nyaman dan
1
2
menyenangkan, tidak kepanasan oleh sinar matahari, tidak basah p;eh hujan,
tidak terkena tiupan angin kencang serta melindungi ternak dari serangan
pakan dan air yang memadai, serta kondisi sanitasi yang buruk dapat
menyebabkan stres dan penyebaran penyakit di antara hewan. Hal ini tidak
hanya berdampak pada kesehatan dan kualitas hidup hewan, tetapi juga dapat
gangguan, seperti suhu yang ekstrim, polusi, binatang buas, pencuri, dan
Roso?
dan tipe kandang yang digunakan, peralatan perkandangan dan tata Kelola
1.4 Tujuan
UD.Manunggal Roso.
Roso.
1.5 Manfaat
kerja nantinya. Bagi pemilik ternak, kegiatan PKL ini diharapkan mampu
DASAR TEORI
Sapi potong adalah sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai
ternak dipelihara oleh peternak berskala kecil dengan lahan dan modal
permintaan dan penawaran. Banyak sekali peternak sapi potong yang gagal
dalam bisnis nya karena tidak dapat memilih jenis sapi terbaik yang cocok
pengolahan usaha secara terintegrasi dari hulu hingga hilir serta terorientasi
kabupaten tuban jawa timur. UD Manunggal Roso memiliki tiga jenis sapi
potong yaitu sapi limousin, sapi PO (Peranakan Ongol) dan sapi Simmental.
pedaging ini memiliki perorotan yang lebih baik dari simmental. Warna
bulunya cokelat tua, kecuali di sekitar ambing berwarna putih serta lutut ke
5
6
bawah dan sekitar mata berwarna lebih muda. Bentuk tubuh sapi bangs aini
besar, Panjang, padat, dan kompak. Keunggulan dari bangsa sapi ini adalah
yang berasal dari wilayah beriklim dingin ini merupakan sapi tipe besar,
asli (madura) dan sapi ongol secara grading up (keturunan hasil persilangan
sapi peranakan ongol (PO). Penyebaran sapi PO ini hampir merata di Pulau
yaitu sapi yang menghasilkan susu dan daging. Secara morfologi, Sapi
Simmental memiliki ciri fisik tidak berpunuk dan tidak bergelambir. Warna
bulunya cokelat kemerahan (merah bata). Bagian wajah dan lutut ke bawah
sampai ujung ekor berwarna putih. Betina dewasa dapat mencapai 800 kg,
tipe kandang. Kandang yang baik yaitu jauh dari pemukiman penduduk,
ventilasi dan suhu udara kandang yang baik, efisien dalam pengelolaan, kuat
tipe kandang. Kandang yang baik adalah kandang yang letaknya jauh dari
dan kesehatan. Kandang sapi potong yang akan dipakai tidak boleh
yang digunakan.
Kandang tipe ganda terdiri dari dua baris kandang dengan bentuk
atap ganda atau dua baris yang saling berhadapan dan bisa dibedakan
menjadi:
8
b. Berlawanan (tail to tail ) dengan posisi sapi saling bertolak belakang dan
2. Suplai air
3. Topografi
4. Drainase
7. Vegetasi
8. Tersedianya jalan
a. Bahan kandang
Bahan konstruksi kandang bisa dari kayu, beton atau besi. Bahan
b. Lantai kandang
Lantai kandang tidak boleh tidak boleh licin agar ternak tidak
terpelesat. bahan lantai bisa dari beton, papan kayu, atau tanah yang
dipadatkan dengan dilapisi jerami kering agar urin mudah terserap. Ukuran
kandang yang dibuat untuk seekor sapi Jantan dewasa adalah 1,5×2 m atau
boleh terlalu miring. Jika lantai kandang terlalu miring menyebabkan sapi
10
terpeleset dan cedera,selain itu beban bobot badan sapi akan tertumpu pada
c. Atap kandang
Atap kandang terbuat dari bahan genteng, seng, rumbia, asbes dan
bahan genting sebagai atap kandang. Kemiringan atap untuk bahan genting
4,5 meter dan dataran tinggi 2,5 – 3,5 meter. Bentuk dan model atap
atap yaitu atap monitor, semi monitor, gable dan shade. Model atap untuk
d. Dinding kandang
bambu. pada daerah dataran tinggi yang cukup dingin dinding dibuat
paling tidak setinggi sapi Ketika berdiri dan lebih rapat, sedangkan pada
daerah dataran rendah yang cukup panas bisa anpa dinding tetapi cukup
yang kotor atau kurang segar dengan udara segar. Ternak tidak dapat hidup
11
ventilasi yang jelek. Keadaan ventilasi yang jelek ditandai dengan ruangan
yang ditimbulkan oleh ternak dan keturunannya. Ventilasi yang baik akan
Selain itu terjadinya kelembapan suhu yang ekstrim dapat teratasi jika
sistem ventilasi yang ada cukup baik. Disarankan kecepatan aliran udara
berkisar antara 0,2 m/detik sampai 1,0 m/detik tergantung faktor diatas.
wadah pakan dan minum. Kandang tunggal dan kandang ganda lebih
wadah pakan dan minum dapat menjaga kebersihan pakan yang peternak
b. Saluran Pembuangan
c. Sumber Air
d. Alat Kebersihan
sapi. Oleh karena itu dibutuhkan alat kesehatan agar bisa membersihkan
desinfektan.
Kedua alat ini berguna untuk mengaduk pakan yang akan peternak
berikan untuk sapi. Selain itu, kedua alat tersebut juga dapat digunakan
METODOLOGI
praktik kerja secara langsung sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh
dan mengumpulkan data-data yang didapat untuk pembuatan laporan. Selain itu,
sapi potong.
13
DAFTAR PUSTAKA
HM, Z., & Khairil, M. (2020). Sistem Manajemen Kandang pada Peternakan Sapi
Bali di Cv Enhal Farm. Peternakan Lokal, 2(1), 15–19.
https://doi.org/10.46918/peternakan.v2i1.831
Pangaribuan, G. R., Windarto, A. P., Mustika, W. P., & Wanto, A. (2019). Pemilihan
Jenis Sapi bagi Peternak Sapi Potong dengan Metode SMART. Algoritma:
Jurnal Ilmu Komputer Dan Informatika, 3(1), 30.
Pratiwi, R. I., Suharyati, S., & Hartono, M. (2014). Analisis Kualitas Semen Beku
Sapi Simmental Menggunakan Pengencer Andromed® dengan Variasi
Waktu Pre Freezing. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 2(3).
Sandi, S., & Purnama, P. P. (2017). Manajemen Perkandangan Sapi Potong di Desa
Sejaro Sakti Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Peternakan
Sriwijaya, 6(1), 12–19. https://doi.org/10.33230/jps.6.1.2017.5073
Yulianto, P., & Saparinto, C. (2014). Beternak Sapi Limousin. Penebar Swadaya
Grup.
14