Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG

MANAJEMEN PERKANDANGAN SAPI PEDAGING


DI UD. MANUNGGAL ROSO MOJOMALANG
KEC. PARENGAN KAB.TUBAN

Disusun Oleh:

MUKHAMMAD HANIF SYAIFUDDIN 092110030

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2023
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG

MANAJEMEN PERKANDANGAN SAPI PEDAGING


DI UD.MANUNGGAL ROSO MOJOMALANG
KEC.PARENGAN KAB.TUBAN

Disusun Oleh :
MUKHAMMAD HANIF SYAIFUDDIN 092110030

Telah diperiksa dan disetujui oleh

Ketua Program Studi Peternakan, Dosen Pembimbing

Wenny Ladhunka Nur Aliyya, S.Pt., M.Si. Anik Fadlilah, S.Pt., M.Pt.
NIDN. 0709059204 NIDN. 0704059402

Universitas Islam Lamongan


Fakultas Perikanan dan Peternakan
Dekan,

Faisol Mas’ud, S.Si., M.Si.


NIDN. 0724078001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANG

MANAJEMEN PERKANDANGAN SAPI PEDAGING


DI UD. MANUNGGAL ROSO MOJOMALANG
KEC. PARENGAN KAB.TUBAN

Disusun Oleh :
MUKHAMMAD HANIF SYAIFUDDIN 092110030

Telah diperiksa dan disetujui oleh

Ketua Program Studi Peternakan, Dosen Pembimbing

Wenny Ladhunka Nur Aliyya, S.Pt., M.Si. Dr. Ir. Edy Susanto, S.Pt., M.Pt., M.P., IPM.
NIDN. 0709059204 NIDN. 0704059402

Universitas Islam Lamongan


Fakultas Perikanan dan Peternakan
Dekan,

Faisol Mas’ud, S.Si., M.Si.


NIDN. 0724078001

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji Segala puji syukur bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang atas rahmat

dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang

(PKL) ini dengan waktu yang tepat. Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL)

berjudul Manajemen Perkandangan Sapi Pedaging di UD.Manunggal Roso

Mojomalang Kec.Parengan Kab.Tuban. Laporan ini disusun dalam rangka

memenuhi syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana S1 Peternakan Fakultas

Perikanan dan Peternakan Universitas Islam Lamongan.

Laporan ini merupakan hasil dari praktek kerja lapang yang telah dilakukan

selama 1 bulan di UD. Manunggal Roso Mojomalang Kec.Parengan Kab.Tuban.

Sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Serta sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana peternakan.

Dalam menyelesaikan laporan ini banyak pihak yang telah membantu penulis.

Maka, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Faisol Mas’ud, S.Si., M.Si. selaku Dekan Fakultas Perikanan dan

Peternakan Universitas Islam Lamongan.

2. Ibu Wenny Ladhunka Nur Aliyya, S.Pt., M.Si. selaku ketua program studi

S1 Peternakan Universitas Islam Lamongan.

3. Ibu Anik Fadlilah, S.Pt., M.Pt. selaku dosen pembimbing I yang telah

sabar memberi bimbingan.

4. Bapak Dr. Ir. Edy Susanto, S.Pt., M.Pt., M.P., IPM. Selaku dosen

pembimbing II yang telah sabar memberi bimbingan.

5. Bapak/ Ibu Dosen Program Studi Peternakan Fakultas Perikanan dan

Peternakan Universitas Islam Lamongan.

iv
6. Bapak Kalam dan Ibu Istirokah selaku kedua orangtua yang selalu

mendo’akan dan mendukung saya.

7. Seluruh karyawan UD. Manunggal Roso Mojomalang Kec.Parengan

Kab.Tuban.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata

sempurna. Penulis mengharap kritik dan saran yang membangun untuk penulisan

laporan yang lebih baik.

Tersusunnya laporan ini, penulis berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat

terutama bagi penulis secara pribadi sebagai bekal di kemudian hari, dan semoga

laporan ini dapat bermanfaat dan memberi inspirasi bagi yang membutuhkan.

Lamongan,

Mukhammad Hanif Syaifuddin

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................................
Halaman Pengesahan..................................................................................................................
Kata Pengantar...........................................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................................
Daftar Gambar..............................................................................................................................
Daftar Tabel..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................................
1.2 Perumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Batasan Masalah...................................................................................................................
1.4 Tujuan...................................................................................................................................
1.5 Manfaat.................................................................................................................................

BAB II DASAR TEORI


2.1 Landasan Teori......................................................................................................................
2.1.1 Sapi Pedaging................................................................................................................
2.1.2 Manajemen Perkandangan............................................................................................
2.1.3 Tipe Kandang................................................................................................................
2.1.4 Pemilihan Lokasi dan Tata Letak Bangunan................................................................
2.1.5 Konstruksi Kandang......................................................................................................
2.1.6 Perlengkapan Kandang...............................................................................................

BAB III METODOLOGI


3.1 Waktu dan Lokasi Kegiatan................................................................................................
3.2 Metode Praktek Kerja Lapang............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sapi merupakan salah satu jenis ternak yang cukup digemari dan telah

lama diusahakan petani di Indonesia khususnya ternak sapi potong merupakan

ternak penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki kandungan

protein tinggi serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi serta mempunyai

arti cukup penting bagi kehidupan Masyarakat (Sutopo; Karyadi, 2014). Sapi

potong merupakan hewan ternak dengan keanekaragaman jenis tinggi dan

ditemukan hampir di semua negara termasuk indonesia ada tiga bangsa ternak

sapi potong yang merupakan sapi potong asli Indonesia yaitu sapi ongole, sapi

madura dan sapi bali.

Peningkatan permintaan akan produk hewan, seperti daging, telur, dan

susu, menyebabkan pertumbuhan pesat dalam industri peternakan di berbagai

belahan dunia. Seiring dengan pertumbuhan ini, penting untuk memastikan

bahwa perkandangan ternak dikelola dengan baik untuk menjaga

kesejahteraan hewan, keberlanjutan lingkungan, dan kualitas produk yang

dihasilkan. Perkandangan merupakan salah satu faktor yang mempunyai

peranan penting dalam menentukan keberhasilan pemeliharaan sapi potong.

Fungsi kandang antara lain adalah untuk memberikan kenyamanan,

melindungi dari gangguan yang tidak diinginkan, serta memudahkan dalam

ahkan dalam penanganan ternak.

Kandang adalah suatu tempat atau bangunan yang diperuntukkan untuk

ternak agar ternak tersebut dapat hidup dalam keadaan nyaman dan

1
2

menyenangkan, tidak kepanasan oleh sinar matahari, tidak basah p;eh hujan,

tidak terkena tiupan angin kencang serta melindungi ternak dari serangan

ternak lain seperti hewan pemangsa ataupun manusia (Azwar,; Tjokrohoesodo,

2000). Manajemen perkandangan yang buruk dapat mempengaruhi

kesejahteraan hewan, kepadatan populasi yang tinggi, kurangnya akses ke

pakan dan air yang memadai, serta kondisi sanitasi yang buruk dapat

menyebabkan stres dan penyebaran penyakit di antara hewan. Hal ini tidak

hanya berdampak pada kesehatan dan kualitas hidup hewan, tetapi juga dapat

mengurangi produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan.

Syarat perkandangan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan

dalam membangun suatu perkandangan sapi potong. Syarat perkandangan

yang baik perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya; pemilihan lokasi

kandang, tata letak kandang, konstruksi kandang, bahan kandang, dan

perlengkapan kandang, sehingga dapat meningkatkan produktivitas sapi

potong.Ternak akan terlindung akan terlindungi dari gangguan yang tidak

diinginkan jika kandang mampu menahan masuknya berbagai macam

gangguan, seperti suhu yang ekstrim, polusi, binatang buas, pencuri, dan

sebagainya (Sandi & Purnama, 2017).

Untuk mengetahui lebih jauh lebih jauh tentang sistem manajemen

kandang, maka dipilih UD.Manunggal Roso yang merupakan peternakan sapi

yang berada di Mojomalang Kec.Parengan Kab.Tuban sebagai tempat Praktek

Kerja Lapangan (PKL).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


3

1. Bagaimana manajemen perkandangan sapi pedaging di UD.Manunggal

Roso?

2. Bagaimana tipe kandang di UD.Manunggal Roso?

3. Bagaimana pemilihan lokasi serta tata letak kandang di UD.Manunggal Roso?

4. Bagaimana konstruksi kandang di UD.Manunggal Roso?

5. Apa saja perlengkapan kandang di UD.Manunggal Roso?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan pada praktek kerja lapang adalah

manajemen pekandangan yang meliputi pemilihan lokasi kandang, konstruksi

dan tipe kandang yang digunakan, peralatan perkandangan dan tata Kelola

kandang di UD.Manunggal Roso Mojomalang Kec.Parengan Kab.Tuban.

1.4 Tujuan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) di UD.Manunggal Roso Mojomalang

Kec.Parengan Kab.Tuban dilaksanakan dengan tujuan berikut :

1. Untuk mengetahui manajemen perkandangan sapi pedaging di

UD.Manunggal Roso.

2. Untuk mengetahui tipe kandang di UD.Manunggal Roso.

3. Untuk mengetahui pemilihan lokasi serta tata letak kandang di UD.Manunggal

Roso.

4. Untuk mengetahui konstruksi kandang di UD.Manunggal Roso.

5. Untuk mengetahui perlengkapan kandang di UD.Manunggal Roso.

1.5 Manfaat

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) diharapkan dapat memberikan

manfaat, baik bagi mahasiswa maupun pihak perusahaan. Mahasiswa


4

diharapkan mendapatkan mendapat ilmu serta pengalaman yang tidak didapat

di bangku perkuliahan sehingga dapat menjadi bekal untuk terjun ke dunia

kerja nantinya. Bagi pemilik ternak, kegiatan PKL ini diharapkan mampu

menjadi sarana dalam berbagi ilmu dan pengalaman kepada mahasiswa

khususnya mengenai sistem perkandangan yang baik dan efisien.


BAB II

DASAR TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sapi Pedaging

Sapi potong adalah sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai

penghasil daging, sehingga disebut juga sebagai sapi pedaging (Pangaribuan

et al., 2019). Namun produksi daging di indonesia belum memenuhi

kebutuhan karena populasi dan tingkat produktivitas ternak yang rendah.

Rendahnya populasi sapi potong antara lain disebabkan sebagian besar

ternak dipelihara oleh peternak berskala kecil dengan lahan dan modal

terbatas. rendah sehingga terjadi kesenjangan yang makin lebar antara

permintaan dan penawaran. Banyak sekali peternak sapi potong yang gagal

dalam bisnis nya karena tidak dapat memilih jenis sapi terbaik yang cocok

di ternakkan.Untuk mencapai efisiensi usaha yang tinggi di perlukan

pengolahan usaha secara terintegrasi dari hulu hingga hilir serta terorientasi

agribisnis dengan pola kemitraan, sehingga dapat memberikan keuntungan

yang layak secara berkelanjutan.

UD. Manunggal Roso adalah unit dagang yang bergerak dibidang

peternakan sapi potong yang berlokasi di mojomalang kecamatan parengan

kabupaten tuban jawa timur. UD Manunggal Roso memiliki tiga jenis sapi

potong yaitu sapi limousin, sapi PO (Peranakan Ongol) dan sapi Simmental.

Sapi limousin dikembangkan pertama kali di perancis. Sapi tipe

pedaging ini memiliki perorotan yang lebih baik dari simmental. Warna

bulunya cokelat tua, kecuali di sekitar ambing berwarna putih serta lutut ke

5
6

bawah dan sekitar mata berwarna lebih muda. Bentuk tubuh sapi bangs aini

besar, Panjang, padat, dan kompak. Keunggulan dari bangsa sapi ini adalah

pertumbuhan badannya yang sangat cepat. Secara genetika, sapi potong

yang berasal dari wilayah beriklim dingin ini merupakan sapi tipe besar,

mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan

menambah konsumsi di luar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan

metabolic rate yang cepat sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan

yang lebih teratur (Yulianto & Saparinto, 2014).

Sapi PO (Peranakan Ongol) merupakan persilangan antara sapi jawa

asli (madura) dan sapi ongol secara grading up (keturunan hasil persilangan

dikawinkan kembali dengan sapi ongol) menghasilkan sapi yang disebut

sapi peranakan ongol (PO). Penyebaran sapi PO ini hampir merata di Pulau

Jawa. Ciri umum sapi PO adalah posturnya menyerupai sapi ongol.

Perbedaannya hanya terletak pada kemampuan produksinya yang sedikit

lebih rendah(Abidin, 2013).

Sapi Simmental merupakan salah satu bangsa sapi potong yang

mempunyai pertumbuhan cepat. Sapi jenis ini merupakan sapi dwiguna,

yaitu sapi yang menghasilkan susu dan daging. Secara morfologi, Sapi

Simmental memiliki ciri fisik tidak berpunuk dan tidak bergelambir. Warna

bulunya cokelat kemerahan (merah bata). Bagian wajah dan lutut ke bawah

sampai ujung ekor berwarna putih. Betina dewasa dapat mencapai 800 kg,

sedangkan pejantan dewasa mencapai berat sekitar 1150 kg. Berdasarkan

keunggulan tersebut, banyak peternak di Indonesia yang memelihara Sapi


7

Simmental untuk memenuhi tingginya kebutuhan daging sapi untuk

Masyarakat (Pratiwi et al., 2014).

2.1.2. Manajemen Perkandangan

Manajemen perkandangan merupakan salah satu bentuk pengelolaan

perkandangan yang meliputi fungsi kandang, jenis-jenis kandang dan tipe-

tipe kandang. Kandang yang baik yaitu jauh dari pemukiman penduduk,

ventilasi dan suhu udara kandang yang baik, efisien dalam pengelolaan, kuat

dan tahan lama, tidak berdampak pada lingkungan sekitar serta

memudahkan petugas dalam proses produksi seperti pemberian pakan,

pembersihan kandang dan penanganan kesehatan (HM & Khairil, 2020).

Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kandang merupakan suatu bentuk

pengelolaan kandang yang meliputi ciri-ciri kandang, jenis kandang, dan

tipe kandang. Kandang yang baik adalah kandang yang letaknya jauh dari

pemukiman penduduk, memiliki ventilasi dan suhu yang baik di dalam

kandang, efisien dalam pengelolaannya, kokoh dan tahan lama, tidak

mempengaruhi lingkungan, serta cocok untuk pakan, pembersihan kandang,

dan kesehatan. Kandang sapi potong yang akan dipakai tidak boleh

sembarangan karena harus disesuaikan dengan tujuan dan pola pemeliharaan

yang digunakan.

2.1.3 Tipe kandang

Kandang tipe ganda terdiri dari dua baris kandang dengan bentuk

atap ganda atau dua baris yang saling berhadapan dan bisa dibedakan

menjadi:
8

a. Berhadapan (Heat to Heat)dengan posisi sapi saling berhadapan yang

hanya dibatasi sekat atau dinding yang rendah.

b. Berlawanan (tail to tail ) dengan posisi sapi saling bertolak belakang dan

ditengahnya terdapat parit untuk pembuangan kotoran dan jalan untuk

keluar masuknya sapi.

2.1.4 Pemilihan Lokasi dan Tata Letak Bangunan

Pemilihan lokasi kandang harus dipilih di mana keberadaannya

tidak mengganggu lingkungan. Bau yang ditimbulkan oleh suatu

peternakan tidak mungkin dihilangkan sama sekali. Oleh karena itu

perkandangan harus dibangun pada jarak yang aman dengan lingkungan

pemukiman agar bau yang ditimbulkan oleh peternakan itu tidak

mengganggu penduduk di sekitarnya dan limbah yang dihasilkan juga

tidak mencemari lingkungan pemukiman, sehingga dalam membangun

suatu kandang atau peternakan harus dilakukan rencana dan spesifikasi

lokasi agar kandang atau peternakan dapat memenuhi syarat tidak

mengganggu lingkungan pemukiman dan tidak melanggar peraturan

perundang-undangan yang ada.

(Azwar & Tjokrohoesodo, 2000) Dalam memilih lokasi peternakan harus

memperhatikan beberapa faktor antara lain:

1. Lokasi rumah harus diperhatikan terlebih dahulu

2. Suplai air

3. Topografi

4. Drainase

5. Bentuk dan ukuran daerah


9

6. Lokasi ternak berjauhan dengan lokasi pemukiman

7. Vegetasi

8. Tersedianya jalan

9. Prasarana lainnya, seperti Listrik dan telepon.

2.1.5 Konstruksi Kandang

Konstruksi kandang meliputi bahan kandang, lantai kandang, atap

kandang, dinding kandang dan sistem ventilasi pada kandang. Konstruksi

kandang sapi direncanakan dengan mempertimbangkan modal yang akan

diinvestasikan, jangka waktu pemakaian, jenis bahan yang digunakan dan

kapasitas jumlah sapi yang akan dibudidayakan. Berikut pemarannya:

a. Bahan kandang

Bahan konstruksi kandang bisa dari kayu, beton atau besi. Bahan

kandang yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan ekonomi dan

tujuan usaha untuk jangka panjang menengah atau pendek. Pemilihan

bahan kandang harus direncanakan minimal tahan untuk jangka waktu 5-

10 tahun (Emil Salim, 2013).

b. Lantai kandang

Lantai kandang tidak boleh tidak boleh licin agar ternak tidak

terpelesat. bahan lantai bisa dari beton, papan kayu, atau tanah yang

dipadatkan dengan dilapisi jerami kering agar urin mudah terserap. Ukuran

kandang yang dibuat untuk seekor sapi Jantan dewasa adalah 1,5×2 m atau

2,5×2 m per ekor. Lantai dibuat miring 5 – 15 ˚, kemiringan lantai tidak

boleh terlalu miring. Jika lantai kandang terlalu miring menyebabkan sapi
10

terpeleset dan cedera,selain itu beban bobot badan sapi akan tertumpu pada

kaki belakang yang menyebabkan kuku dan kaki belakang bengkok,

c. Atap kandang

Atap kandang terbuat dari bahan genteng, seng, rumbia, asbes dan

lain-lain.Untuk daerah panas (dataran rendah) sebaiknya menggunakan

bahan genting sebagai atap kandang. Kemiringan atap untuk bahan genting

adalah 30 – 45 % , asbes atau seng sebesar 15 – 20 % dan rumbia atau

alang-alang sebesar 25 – 30%, Ketinggian atap untuk dataran rendah 3,5 –

4,5 meter dan dataran tinggi 2,5 – 3,5 meter. Bentuk dan model atap

kandang hendaknya menghasilkan sirkulasi udara yang baik di dalam

kandang, sehingga kondisi lingkungan dalam kandang memberikan

kenyamanan ternak. Berdasarkan bentuk atap kandang, beberapa model

atap yaitu atap monitor, semi monitor, gable dan shade. Model atap untuk

daerah dataran tinggi hendaknya menggunakan shade atau gable,

sedangkan untuk dataran rendah adalah monitor atau semi monitor.

d. Dinding kandang

Dinding kandang bisa terbuat dari papan kayu, beton ataupun

bambu. pada daerah dataran tinggi yang cukup dingin dinding dibuat

paling tidak setinggi sapi Ketika berdiri dan lebih rapat, sedangkan pada

daerah dataran rendah yang cukup panas bisa anpa dinding tetapi cukup

pagar pembatas agar sapi tidak keluar kandang.

e. Sistem ventilasi pada kandang.

Ventilasi adalah adanya pergantian ataupun pertukaran antara udara

yang kotor atau kurang segar dengan udara segar. Ternak tidak dapat hidup
11

ataupun tidak dapat bereproduksi secara optimal pada kandang dengan

ventilasi yang jelek. Keadaan ventilasi yang jelek ditandai dengan ruangan

kandang pengap, lembab, kotor, berdebu dan panas. Kecepatan angin

dalam kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang ada di dalam

kandang, suhu ruangan ataupun suhu lingkungan dan produksi gas-gas

yang ditimbulkan oleh ternak dan keturunannya. Ventilasi yang baik akan

berpengaruh pada kelembaban di dalam kandang, di indonesia mempunyai

tingkat kelembapan tinggi yang mengakibatkan timbulnya penyakit seperti

jamur. Pada kelembaban yang terlalu rendah ternak menyebabkan

gangguan kulit (iritasi). Kelembapan pada kandang berkisar 40-80%.

Selain itu terjadinya kelembapan suhu yang ekstrim dapat teratasi jika

sistem ventilasi yang ada cukup baik. Disarankan kecepatan aliran udara

berkisar antara 0,2 m/detik sampai 1,0 m/detik tergantung faktor diatas.

2.1.6 Perlengkapan kandang

a. Wadah pakan dan minum

Peralatan yang dibutuhkan untuk semua jenis kandang adalah

wadah pakan dan minum. Kandang tunggal dan kandang ganda lebih

membutuhkan wadah pakan dan minum. Keuntungan menggunakan

wadah pakan dan minum dapat menjaga kebersihan pakan yang peternak

berikan untuk sapi. Selain itu, peternak juga memastikan sapi

mendapatkan pakan dalam jumlah yang tepat.

b. Saluran Pembuangan

Kandang tipe tunggal atau kandang tipe ganda membutuhkan

saluran pencernaan agar bisa langsung membuang kotoran sapi dalam


12

satu wadah. Untuk membuat saluran pembuangan ini, peternak

membutuhkan pipa dan ember.

c. Sumber Air

Peternakan sapi membutuhkan banyak air untuk membersihkan

kandang, memandikan sapi, hingga memberikan minum konsumsi untuk

sapi. Agar distribusi sapi dapat berjalan lancar, peternak harus

menyediakan selang, ember, baskom, dan saluran perairan yang dekat

dengan kandang sapi.

d. Alat Kebersihan

Menjaga kebersihan kandang sangat penting menjaga kesehatan

sapi. Oleh karena itu dibutuhkan alat kesehatan agar bisa membersihkan

kandang dengan optimal. Beberapa alat kebersihan yang harus tersedia

di dalam kandang sapi adalah sapu, pel, sikat, dan penyemprot

desinfektan.

e. Sekop dan Garpu

Kedua alat ini berguna untuk mengaduk pakan yang akan peternak

berikan untuk sapi. Selain itu, kedua alat tersebut juga dapat digunakan

untuk membersihkan kandang.


BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) akan dilaksanakan pada tanggal 15

Januari 2024 sampai dengan 15 Februari 2024 di UD.Manunggal Roso

Mojomalang Kec.Parengan Kab.Tuban. Kegiatan ini meliputi observasi lapangan,

pengamatan serta konsultasi.

3.2 Metode Praktek Kerja Lapang

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan PKL antara lain melaksanakan

praktik kerja secara langsung sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh

pembimbing lapangan Perusahaan, melaksanakan kegiatan harian pemeliharaan,

dan mengumpulkan data-data yang didapat untuk pembuatan laporan. Selain itu,

melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan untuk mendapatkan data yang

belum didapatkan dan untuk menambah wawasan penulis tentang pemeliharaan

sapi potong.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, I. Z. (2013). Penggemukan Sapi potong Citeras. In Jakarta (Indonesia):


Penebar Swadaya. AgroMedia.https://books.google.com/books?
hl=en&lr=&id=B1bOCgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=sapi+potong+agri
bisnis+nutrition+productivity&ots=XGbgSme6ut&sig=M2PlPoEKKVNWIg
izmLbsBUx5XsQ

Azwar, Eduard Tengku; Tjokrohoesodo, S. (2000). Perencanaan Kandang (1st ed.).


Universitas Terbuka.
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/LUHT4349-M1.pdf

HM, Z., & Khairil, M. (2020). Sistem Manajemen Kandang pada Peternakan Sapi
Bali di Cv Enhal Farm. Peternakan Lokal, 2(1), 15–19.
https://doi.org/10.46918/peternakan.v2i1.831

Pangaribuan, G. R., Windarto, A. P., Mustika, W. P., & Wanto, A. (2019). Pemilihan
Jenis Sapi bagi Peternak Sapi Potong dengan Metode SMART. Algoritma:
Jurnal Ilmu Komputer Dan Informatika, 3(1), 30.

Pratiwi, R. I., Suharyati, S., & Hartono, M. (2014). Analisis Kualitas Semen Beku
Sapi Simmental Menggunakan Pengencer Andromed® dengan Variasi
Waktu Pre Freezing. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 2(3).

Sandi, S., & Purnama, P. P. (2017). Manajemen Perkandangan Sapi Potong di Desa
Sejaro Sakti Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Peternakan
Sriwijaya, 6(1), 12–19. https://doi.org/10.33230/jps.6.1.2017.5073

Sutopo; Karyadi. (2014). Studi Komparasi Pemeliharaan Usaha Penggemukan Sapi


Potong Di Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Agromediia, 26, 8.
https://doi.org/https://doi.org/10.47728/ag.v26i2.9

Yulianto, P., & Saparinto, C. (2014). Beternak Sapi Limousin. Penebar Swadaya
Grup.

14

Anda mungkin juga menyukai