PROPOSAL
Oleh :
AKWILA WAY
NIM. 20185001025
Telah diperiksa dan disetuji Oleh Para Pembimbing dan diterima Untuk diajukan
kepada Panitia Ujian Proposal yang dibentuk Oleh Dekan Fakultas Pertanian
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Propsal Skripsi ini dengan judul
lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
antara lain :
Muhammadiyah Sorong.
3. Ibu Mira Herawati Soekamto, SP.,MP Selaku Ketua Program Studi Agroteknologi
4. Bapak Akhmat Ali, SP.,MP Selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
yang tak pernah lelah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis.
7. Kedua orang tua dan Keluarga yang selalu memberikan dukungan doa dan
iii
8. Kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu baik moril maupun materi dalam penyusunan Proposal Skripsi ini.
Skripsi ini. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
penulisan ini. Semoga Proposal Skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang
memerlukannya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ ii
E.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
antara lain seperti jagung, kacang– kacangan, dan umbi-umbian yang dijadikan
m atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Talas
mempunyai nama beberapa nama umum yaitu taro, old cocoyam, dan ‘Eddo (e).
Di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari
tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 m dpl, baik liar maupun di tanam.
Umbi talas dapat mencapai 4 kg atau lebih, berbentuk silinder atau bulat,
berwarna coklat. Daunnya berbentuk perisai atau hati dengan tangkai mencapai 1
Talas (Colocasia esculenta L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang
penduduk dunia mengonsumsi talas sebagai pangan. Jenis tanaman ini tidak
menuntut syarat tumbuh yang khusus dan merupakan sumber pangan yang
penting karena umbinya memiliki nilai gizi yang cukup baik (Sulistyowati et al.
2014). Talas dikonsumsi dalam bentuk umbi, dalam keadaan matang dengan cara
1
direbus, digoreng, ataupun dibakar, sedangkan daun dan tangkai daunnya dapat
gatal yang terdapat dalam talas mentah yang mengandung kalsium oksalat
(Setyowati et al. 2007). Umbi talas merupakan bahan pangan yang rendah lemak,
bebas gluten, dan mudah dicerna karena mengandung serat yang cukup tinggi
yang rendah. Talas juga dapat diambil tepungnya untuk dipakai sebagai pengganti
tepung terigu.
Dibanding ubi jalar dan ubi kayu, talas mempunyai keunggulan dalam
kandungan protein, vitamin B1, unsur P, dan Fe yang lebih tinggi dan kadar lemak
yang rendah. Umbi talas mengandung 13–19% karbohidrat dan 1,4% protein, juga
mengandung kalsium, lemak, fosfor, zat besi, dan vitamin B (Dewi 2012). Umbi
talas mengandung protein (1,5–3,0%), kalsium, fosfor, vitamin A dan C, serta pati
pada talas mengandung 15–20% amilosa sehingga mudah dicerna karena dapat
Tanaman talas sudah lama dibudidayakan dan digunakan sebagai sumber pangan
merupakan tanaman yang unik secara ekologi, dapat tumbuh pada kondisi di mana
tumbuh pada kondisi 25-50% air garam), dan naungan. Tanaman talas memiliki
2
kemampuan yang tinggi untuk mempertahankan kepadatan stomata di bawah
Tanaman talas di Distrik Moswaren masih dibiarkan tumbuh secara liar dan
seperti daun dan tangkai daunnya bisa jadi sayur, dan umbinya bisa jadi makanan
pengganti nasi bagi manusia. Oleh sebab itu, penulis tertarik melakukan penelitian
ini supaya petani bisa lebih memanfaatkan tanaman talas tersebut sebagai bahan
pangan dan juga untuk menambah nilai ekonomi bagi petani yang ada di wilayah
Distrik Moswaren.
acuan untuk mengenalkan jenis-jenis talas yang ada di Distrik Moswaren, melalui
karakteristik morfologi umbi talas, seperti bentuk, ukuran, dan warna umbi dapat
Serta dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan data bagi
penelitian.
3
Berdasarkan Latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
B. Rumusan Masalah
2. Apakah dari berbagai jenis tanaman talas yang ditemukan mempunyai potensi
untuk di budidayakan ?
C. Tujuan Penelitian
2. Apakah dari berbagai jenis tanaman talas yang ditemukan mempunyai potensi
untuk di budidayakan
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dari peniliti ini dapat dibagi menjadi menjadi dua sisi :
1. Manfaat Teoritis
4
Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan manfaat secara teoritis,serta
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Penulis
wawasan yang lebih luas lagi, sehingga dapat dijadikan masukan dalam
b) Bagi Akademisi
c) Bagi Pembaca
masukan bagi para pembaca yang akan melakukan penelitian baik yang
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya
Kab. Malang” oleh Putri Vyati Sulistyowati (2011), Niken Kendarini dan
yang berasal dari marga Colocasia (Talas Bentul putih, Talas Bentul dan Talas
Bentul hitam) yang dapat digunakan sebagai bahan pangan dan 2 jenis talas
yang berasal dari marga Xanthosoma (Kimpul Belitung dan Kimpul Hitam).
Penelitian ini memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan
Colocasia saja, tetapi juga tanaman dari marga Xanthosoma tanpa melihat
di Kota Malang. Penelitian yang akan dilakukan ini hanya meneliti tanaman
6
dari marga Colocasia yang terdapat di Kota Palangka Raya dengan melihat
kaliurang, burkok, bentul, bogor, sutra, kudo, lampung dan semir. Hasil
tinggi. Dari fenogram yang terbentuk diketahui bahwa seluruh kultivar yang
terletak pada objek yaitu marga Colocasia dan tujuan dari penelitian ini yaitu
Penelitian yang akan dilakukan ini adalah kultivar talas yang tumbuh di
(2020), Yora Difa Mora Lubis, Sandra Dewi Hartanti dan Ninuk Purnanigsih
Desa Situgede dengan varietas talas taiwan dan talas bentul. Para petani lebih
fokus pada pengembangan talas taiwan karena talas taiwan lebih toleran
7
terhadap serangan hama dan penyakit namun kualitas dari rasa talas bentul
lebih unggul. Permasalahan saat ini yakni proses pertanian yang dilakukan
para petani di Desa Situgede mulai dari masa penanaman hingga panen tidak
terdapat perlakuan secara khusus yang mengakibatkan hasil panen yang tidak
maksimal. Perlu dilakukan teknik budidaya talas dan perhatian khusus terkait
hama untuk menaikkan nilai produksi talas di Desa Situgede. Penelitian ini
di Desa Situgede. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah hama
utama yang menyerang tanaman talas di Situgede adalah belalang (Oxya sp.)
Penelitian ini memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan, persamaannya terletak pada objek yaitu marga Colocasia dan
tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis talas. Sedangkan
talas yang diteliti merupakan talas yang tumbuh di desa situgede dengan jebis
8
yang dipilih sebanyak 8 jenis. Penelitian yang akan dilakukan ini adalah talas
Kelurahan Bubulak, Bogor Barat, Jawa Barat” Oleh Nurhabiba dan Wayan I
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
tentang macam sistem budi daya talas di Kelurahan Bubulak. Penelitian ini
analisis, terdapat dua macam sistem budi daya talas di Kelurahan Bubulak
yaitu monokultur dan polikultur. Sistem budi daya talas secara polikultur
lakukan, persamaannya terletak pada objek yaitu marga Colocasia dan tujuan
9
B. Umbi Talas (Colocasia sp)
Indonesia talas biasa dijumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi
pangan yang berupa herbal dan merupakan tanaman semusim atau tanaman
sepanjang tahun (Purwono dan Heni, 2017). Secara taksonomi tumbuhan talas
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Colocasia
10
Gambar 1. Tanaman dan umbi talas
setinggi 90-180 cm. batang yang tersimpan dalam tanah pejal, bentuk silinder
(bulat), umumnya berwarna cokelat tua, dilengkapi dengan kuncup ketiak yang
terdapat di atas, lampang daun tempat munculnya umbi baru, tunas (stolon).
Daun talas berbentuk perisai besar dengan tangkai panjang dan besar, lembaran
daunnya 20-50 cm, dengan tangkai mencapai 1 meter panjangnya dan warna
Bunga terdiri atas tangkai seludang dan tongkol. Bunga betinanya terletak di
Hasil per rumpun sangat bervariasi yaitu berkisar 0,25 - 6 kg (Prana dan
Kuswara, 2002).
11
dimanfaatkan umbi atau daunnya. Tanaman ini berasal dari kawasan Asia
daunnya dapat digunakan sebagai sayuran, yaitu pada varietas yang tidak gatal.
Talas seringkali dibudidayakan pada daerah tropis dengan curah hujan cukup
dengan temperatur sekitar 21–27°C. Tanaman ini dapat hidup pada dataran
rendah sampai ketinggian 2700 m di atas permukaan laut namun tidak tahan
berwarna putih seperti susu. Tanaman ini memiliki daun berbentuk perisai dan
permukaan daun dan pelepah tanaman ini dilapisi oleh lapisan lilin untuk
melindungi diri. Tanaman ini memiliki sistem perakaran yang relatif dangkal.
Talas adalah tanaman herba dengan tinggi antara 0.5-1.5 m dan sebagian
daunnya berbentuk hastate. Panjang helai daun sekitar 30-80 cm dan lebar daun
mendekati panen tangkai daun memendek dan helai daun mengecil. Tanaman
2002).
C. Jenis-Jenis Talas
Di indonesia talas di tanam dalam berbagai pola budidaya bisa sebagai
tanaman tunggal (monokultur), tumpang sari atau tumpang gilir. Tanaman talas
dapat tumbuh baik di daerah tropis subtropis di dataran rendah sampai dataran
laut. Suhu lingkungan ideal untuk pertumbuhan tanaman talas adalah sekitar 21-
13
27 derajat celcius dengan kelembaban udara 50-90% dan bercurah hujan
240mm/tahun.
Dari sejumlah jenis talas yang dikenal hanya beberapa varietas talas yang
digemari orang dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomis relatif tinggi
diantaranya :
1. Talas Bogor
35–120 cm. Daun 2-5 helai berwarna hijau, bergaris-garis hijau muda keungu-
sepanjang tahun. Talas berasal dari daerah sekitar India dan Indonesia,
talas dapat dilihat dari parameter warna daging umbinya yaitu putih, krem,
silinder sampai agak membulat talas bogor ini mengandung kristal yang bisa
menyebabkan gatal apabila terkena permukaan kulit. Budidaya talas bogor ini,
waktu musim penghujan. Talas ini dapat dipanen setelah umur 6-9 bulan
14
Gambar 3 Pohon dan Umbi Talas Bogor
2. Talas Belitung
memiliki berbagai nama umum di seluruh dunia, yaitu Taro, Old cocoyam,
Abalong, Taioba, Arvi, Keladi, Satoimo, Tayoba, dan Yutao. Tanaman ini
satu “Monocotylae“. Daunnya hijau muda karena tangkai daunnya yang hijau
muda mempunyai garis ungu. Bentuk umbi kimpul silinder hingga agak bulat,
terdapat ruas dengan beberapa bakal tunas. Kulit umbi mempunyai tebal
yang tidak enak dimakan (KBBI, 2018). Dalam bahasa Inggris disebut sebagai
15
giant elephant ear atau Indian taro, dan di beberapa daerah di Indonesia
Tumbuhan ini berupa terna dengan daun berukuran besar, bundar telur
hingga bentuk jantung, 18-20 inci 14-18 inci, dengan lekukan dalam di ujung
dalam tongkol berwarna kuning, terlindungi oleh seludang sepanjang 5-6 inci,
pohonnya yang lebih besar, bisa mencapai tinggi 2 meter dan tangkai daunnya
yang ditutupi lapisan lilin putih, serta urat-urat daunnya yang lebih kasar.
Umbi induknya cukup besar, akan tetapi tidak enak dimakan. Salah satunya
yang telah dibudidayakan mempunyai ukuran pohon yang lebih kecil untuk
digunakan daunnya, kultivar ini dikenal dengan nama talas Padang. Jenis ini
berasal dari Malaysia. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan (25 –
1,500 m dpl), pada hutan campuran, hutan jati, di rawa-rawa dan pada padang
16
tumbuh di sekeliling batangnya. Berbeda dengan talas bogor, talas ini mudah
sekali berbunga dan dapat berbuah serta berbiji banyak. Mengingat ukuran
pohon dan umbinya yang besar dan pembungaannya yang mudah, maka talas
padang mungkin dapat disilangkan dengan talas bogor yang dapat berbunga.
D. Syarat Tumbuh
1. Iklim
Talas tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah beriklim
(curah hujan tinggi) dan daerah beriklim kering (curah hujan rendah), tetapi
ada kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada daerah yang
pertahun. Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah hujan
dan tumbuh sangat baik pada lahan yang bercurah hujan 2000 mm/tahun atau
17
penyinaran penuh serta tanaman ini mudah tumbuh pada lingkungan
2. Media Tanam
Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, yang kaya akan bahan
organik atau humus. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan
berbagai jenis tanah, misal tanah lempung yang subur berwarna coklat pada
tanah drainase baik dan PH 5,5–6,5. Tanah yang bergambut sangat baik untuk
talas tetapi harus diberi kapur 1 ton/ha bila PH nya di bawah 5,0
Tanaman talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Apabila
tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang,
tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman ini
3. Ketinggian Tempat
2007).
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
eksploratif, yaitu suatu penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan
yang dilakukan dengan menelusuri wilayah yang dapat ditemukan tumbuhan talas
dengan cara menetapkan lebih teliti atau secara seksama dalam suatu penelitian
(Singarimbun, 1989).
Kabupaten Sorong Selatan dengan metode survei. Penelitian ini dimulai dari
19
alat pengumpulan data, Loog Book dan alat tulis untuk mencatat data yang
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa jenis tanaman
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jenis tumbuhan Talas (Colocasia
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jenis Talas (Colocasia sp)
jenis tanaman talas di wilayah distrik Moswaren. Bila dijumpai jenis tanaman
yang diperoleh akan digunakan sebagai data awal untuk identifikasi dan
20
E. Pengumpulan Data
talas UPOV (International Union For The Protection Of New Varieties Of Plants)
2007. Meliputi :
Pengamatan Parameter
1. Morfologi Batang
b. Warna Batang
2. Morfologi Daun
telah ditentukan.
telah ditentukan.
c. Bentuk Daun
21
1 3 5
upright semi-upright Spreading
telah ditentukan.
ditentukan
ditentukan
ditentukan
23
3. Morfologi Umbi
Panjang umbi : 3 (<8 cm), 5 (8-12 cm), 7 (12-18 cm), dan 9 (>18
24
(tandan)
dan 9 (lainnya)
(lainnya)
25
DAFTAR PUSTAKA
Djukri. 2005. Keanekaragaman, laju pertumbuhan relatif, dan masa panen talas
(Colocasia esculenta L. Shott). FMIPA. Universitas negeri Yogyakarta.
Goncalves RF, Silva AMS, Silva AM, Valentão P, Ferreres F, Izquierdo AG, Silva
JB, Santos D, & Andrade PB. 2013. Influence of taro (Colocasia
esculenta L. Shott) growth conditions on the phenolic composition and
biological properties. Food Chemistry 14, 3480- 3485.
Hartati, N.S., T.K. Prana dan M.S. Prana. 2001. Skrining Keanekaragaman Talas
(C.esculenta (L.) Schott.) Melalui Analisis Isozim. Pros. Keanekaragaman
Hayati dan Aplikasi Bioteknologi Pertanian. Jakarta, 6 Maret 2001.
Matthews, P., 2004. Genetic diversity in taro, and the preservation of culinary
knowledge. Ethonobotany Journal 2 (1547), 55-77
Moorthy S.N. and P.K. Pillai. 1996. Physico chemical properties of starch some
accessions of Taro. In Kurup et al. (Eds.). Science Publisher, Inc. New
Hampshire. p. 502-507.
26
Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. PAU
IPB, Bogor.
27