B
Keterangan : A = berat akhir tepung kulit manggis
B = berat awal kulit buah manggis
b. Analisis Tekstur
Analisa tekstur dilakukan dengan menggunakan Instrumen Texture Analyzer
CT3 1000. Prinsip pengukuran tekstur dengan Instrumen Texture Analyzer ialah
mengukur besarnya gaya yang dibutuhkan untuk menekan sampel pada jarak yang
telah ditentukan. Aksesoris yang digunakan adalah probe silinder yang sesuai untuk
sampel. Cookies yang akan diukur kekerasannya ditekan dengan menggunakan probe
silinder, lalu tekan Quick Run Test sehingga menghasilkan suatu kurva yang
menunjukkan profil tekstur cookies. Nilai kekerasan dilihat dari titik puncak
maksimum (peak max) pada kurva yang dapat dilihat pada layar.
48
2. Uji Kimia
a. Analisis Kadar Air (AOAC,1995)
Kadar air diukur dengan menggunakan oven kering, secara gravimetri.
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui kandungan air dan tingkat kekeringan
produk cookies dan bahan baku tepung kulit manggis yang dihasilkan. Sejumlah
sampel ditimbang, kira-kira sebanyak 2-3 gram. Keringkan didalam oven blower
pada suhu 105-110C selama 5-6 jam. Cawan dengan isinya kemudian didinginkan
dalam desikator, dan ditimbang kembali. Pengeringan dilakukan kembali hingga
diperoleh berat konstan. Kadar air dihitung berdasarkan kehilangan berat yaitu selisih
berat awal sampel sebelum dikeringkan dengan berat akhir setelah dikeringkan.
Kadar air (%bb) =
a-b
a
a = berat sampel sebelum dikeringkan (g)
b = berat sampel setelah dikeringkan (g)
b. Analisis Kadar Abu (AOAC,1995)
Pengukuran kadar abu ditentukan dengan alat tanur. Cawan porselen
dipanaskan dalam oven selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator dan
ditimbang. Sebanyak 3-5 g sampel dimasukkan dalam cawan porselen dan ditimbang,
lalu dibakar sampai tidak berasap lagi dan diabukan dalam tanur bersuhu 550
o
C
sampai berwarna putih (semua contoh menjadi abu) dan beratnya konstan. Setelah itu
didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
Kadar abu (%bb) =
berat abu
berat sampel
49
c. Analisis Kadar Protein, metode Kjeldahl (AOAC, 1995)
Analisis protein metode ini terdiri atas tiga tahap, yaitu destruksi, destilasi, dan
titrasi. Sampel ditimbang sebanyak 2 gram, masukkan ke dalam labu kjedhal.
Tambahkan 1,9 ml K
2
SO
4
, 40 mg HgO dan 2,0 0,1 ml H
2
SO
4
, kemudian sampel
dididihkan sampai cairan jernih. Larutan jernih ini lalu dipindahkan ke dalam alat
destilasi. Labu kjedhal dicuci dengan air 2 ml, kemudian dimasukkan ke dalam alat
destilasi dan ditambahkan 10 ml NaOH. Dibawah kondensor diletakkan erlenmeyer
yang berisi 5 ml larutan H
2
BO
3
dan 2 tetes indikator. Ujung tabung kondensor harus
terendam dalam larutan H
2
BO
3
. Setelah itu isi erlenmeyer diencerkan sampai 50 ml
dan dititrai dengan HCl 0,02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-abu.
Dilakukan pula terhadap blanko.
Kadar
cl-Blanko ml C,
mg sampel
Kadar protein (%) = Kadar N (%) x FP
FP = faktor konversi = 6.25
d. Analisis Kadar Lemak, Metode Soxhlet (AOAC,1995)
Labu lemak dikeringkan dengan oven. Sampel ditimbang sebanyak 5 g
dibungkus dengan kertas saring dan ditutup kapas bebas lemak. Kertas saring berisi
sampel tersebut diletakkan dalam alat ekstraksi soxhlet yang dirangkai dengan
kondensor. Pelarut heksana dimasukkan ke dalam labu lemak lalu direfluks selama
50
minimal 5 jam. Sisa pelarut dalam labu lemak dihilangkan dengan dipanaskan dalam
oven, lalu ditimbang.
Kadar lemak (%bb) =
berat lemak
berat sampel
e. Analisis Kadar Karbohidrat By Difference (AOAC, 1995)
Pengukuran kadar karbohidrat menggunakan metode by difference dilakukan
dengan cara mengurangkan 100% dengan nilai total dari kadar air (%bb), kadar abu
(%bb), kadar protein (%bb) dan kadar lemak (%bb).
karbohidrat (%) = 100% - (air + protein + lemak + serat kasar + abu)
f. Analisis kadar serat kasar (SNI 01-2973-1992)
Ditimbang dengan teiliti 2-5 gram contoh yang telah bebas dari lemak,
kemudian dimasukan kedalam erlenmeyer 750 ml. Lalu ditambahkan dengan 100 ml
H
2
SO
4
1,25%. Didihkan selama 30 menit menggunakan pendingin tegak. Setelah
itu ditambahkan lagi 200 ml NaOH 3,25% dan didihkan selama 30 menit. Dalam
keadaan panas, larutan disaring dengan menggunakan corong Buchner berisi
kertas saring yang telah diketahui bobotnya (yang telah dikeringkan pada suhu
105C selama 30 menit). Kertas saring dicuci berturut-turut dengan air panas,
H
2
SO
4
1,25%, air panas dan alkohol 96%. Kertas saring dan isinya diangkat dan
dimasukkan kedalam cawan pijar yang telah diketahui bobotnya, lalu dikeringkan
51
pada 105C selama 1 jam hingga bobot tetap. Setelah itu cawan seisinya diabukan
dan dipijarkan, ditimbang hingga bobot tetap.
A B C
Kadar serat kasar % = x 100%
gram sampel
Keterangan : A = bobot cawan + kertas saring + sampel
B = bobot abu + cawan
C = bobot kertas saring
3. Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik yang dilakukan adalah berupa pengujian kesukaan
indrawi terhadap produk cookies. Pengujian meliputi uji hedonik untuk mengetahui
tingkat kesukaan produk dan uji rangking. Parameter yang diuji meliputi warna,
aroma, rasa, dan tekstur. Penilaian dilakukan oleh 20 orang panelis terlatih. Skala
yang digunakan dalam uji hedonik menggunakan skala 1-7. Dengan keterangan skala
1 = sangat tidak suka; 2 = tidak suka; 3 = agak tidak suka ; 4 = netral; 5 = agak suka;
6 = suka; dan 7 = sangat suka. Pengujian organoleptik suatu produk makanan
merupakan kegiatan penilaian dengan alat pengindera yaitu indera penglihat,
pencicip, pembau, dan perasa. Melalui hasil pengujian organoleptik akan diketahui
daya penerimaan panelis terhadap produk tersebut. Panelis mengurutkan contoh
dengan skala yaitu skala 1-5. Skala 1 menyatakan tingakat kesukaan tertinggi
sedangkan skala 5 menunjukkan skala kesukaan paling rendah. Uji organoleptik
dilakukan oleh 20 orang panelis semi terlatih. Formulir uji organoleptik dapat dilihat
pada Lampiran 2.
52
G. Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Analisis data
secara deskriptif dilakukan untuk mengetahui kecenderungan mutu cookies akibat
substitusi tepung kulit manggis. Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik garis.
Analisis data secara inferensial dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian. Teknik
analisis yang digunakan adalah Analisis Varian (ANAVA) lima faktorial dengan 3
kali pengulangan. Tabel ANAVA rancangan acak lengkap faktor tunggal dapat dilihat
pada Tabel 18.
Tabel 18. Sidik ragam (ANAVA)
Sumber keragaman db JK KT F-hitung Sig. (SPSS)
Perlakuan 4 JKP KTP=JKP/4 KTP/KTG 0.000
Galat 10 JKG KTG=JKG/10
Total 14
Keterangan: Nilai sig < 0,05dan0,01, maka H
0
ditolak, Nilai sig > 0,05dan0,01, maka H
0
diterima
Keterangan :
db = derajat bebas
JKG = Jumlah kuadran galat
JKP = Jumlah kuadran perlakuan
JK = kuadran tengah
KTP = Kuadran tegah perlakuan
KTG = kuadran tengah galat
Model eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Yij + i + ij
53
Dimana :
Yij = nilai pengamatan untuk tiap perlakuan
= nilai rata-rata
Ai = pengaruh taraf ke-i faktor A
= nilai galat
Hipotesa statistik yang digunakan adalah :
1. Ho : Ai = 0, (i = 1, 2, 3,4)
Ho menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara mutu cookies yang dibuat
dengan formulasi tepung kulit manggis yang berbeda.
: i
H1 menyatakan bahwa ada perbedaan antara mutu cookies yang dibuat dengan
formulasi tepung kulit manggis yang berbeda.
Suatu perlakuan memberi pengaruh nyata jika nilai F
hitung
lebih besar dari F
tabel
(Ho ditolak bila F
hitung
> F
tabel
) dengan derajat bebas pada taraf 5% dan berpengaruh
sangat nyata jika F
hitung
lebih besar dari F
tabel
dengan derajat bebas taraf 1 %. Jika dari
hasil uji diperoleh hasil berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan
taraf 5% dan 1% untuk mengetahui taraf perlakuan mana yang berbeda. Uji Duncan
didasarkan pada nilai LSR yang dirumuskan:
LSR = SSR x Sy
Keterangan :
LSR = Least Significant Range
SSR = Studentize Significant Range
SyA =
54
SyB =
SyAB =
Nilai SSr adalah jarak nyata yang dapat dilihat pada tabel statistik.
Selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata menggunakan metode matriks dan garis
huruf. Apabila nilai selisih rata-rata lebih besar dari nilai LSR pada 1% berarti antara
taraf perlakuan berbeda sangat nyata dan apabila nilai selisih rata-rata lebih besar dari
nilai LSR 5% berarti antar taraf perlakuan berbeda nyata, tetapi apabila nilai selisih
rata-rata lebih kecil dari LSR baik pada tingkat 1% dan 5% berarti antar perlakuan
tidak berbeda nyata.
55
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Association Analytical Chemistry,
Inc., Washington D. C.
Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Anonim, 2010. Tekno Pangan dan Argoindustri. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Institut Pertanian Bogor. www.warintek.ristek.go.id/pangan/cookies ( 20 Mei
2013)
Anonim, 2011. Perbedaan Butter, Margarin, dan Shortening.
http://www.bogasari.com/perbedaan-butter-margarin.aspx (10 Mei 2013).
Badan Standardisasi Nasional. 1992. Syarat Mutu Kue Kering (cookies). SNI 01-
2973-1992. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta
Badan Standardisasi Nasional. 1992. Syarat mutu manggis segar. SNI 013211
1992. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta
Badan Standardisasi Nasional. 2009. Syarat mutu tepung terigu SNI 3751:2009.
Badan Standardisasi Nasional, Jakarta
Badan Pusat Statistik, 2012. Survei Konsumsi Terigu. http:/www.bps.go.id (25 April
2013)
Buckle, K.A. dkk, 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta.
Budiarto, H. 1991. Stabilitas Antosianin Manggis ( Garcinia mangostana L )
Dalam Minuman Berkarbonat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor : Bogor
Damardjati, D. S. 1994. Pemanfaatan Ubi jalar dalam Program Diversifikasi Guna
Mensukseskan Swasembada Pangan. Balitan, Malang.
Departemen Pertanian. 2008. Ekspor Komoditi Pertanian Berdasarkan Negara
Tujuan. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Pertanian.
Direktorat Jendral Hortikultura, 2005. Produksi Manggis di Indonesia. Jakarta: Pusat
Data dan Informasi Pertanian
Gaman, P.M. dan Sherrington. 1992. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi
dan Mikrobiologi.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Iswari K dan Sudaryono T. 2007. Empat Jenis Olahan Manggis, Si Ratu Buah
Dunia BPTP Sumbar, Sumatera.
56
Juanda, D., dan B. Cahyono. 2004. Manggis Budi Daya dan Analisis Usaha
Tani. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Kastaman, 2007. Analisis Prospektif Pengembangan Produk Olahan Manggis
(Garcinia Mangostana) dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani.
Universitas Padjadjaran Jatinangor: Bandung.
Kusumaningrum, 2010. Kapasitas dan Kadar Antioksidan Ekstrak Tepung Kulit Buah
Manggis (Garcinia Mungostana L.) Pada Berbagai Pelarut Dengan Metode
Maserasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Manley. 2001. Biscuit, Cracker, Cookie Recipes for The industry. Woodhead Ltd.
And CRC Press LLC, USA.
Mardiana, L. 2011. Ramuan dan Khasiat Kulit Manggis. Jakarta:Penebar Swadaya.
Matz, S.A. 1978. Cookie and Cracker Technology. The AVI Publishing Company,
Inc., Westport, Connecticut.
Metriva, M., 1995, Ekstraksi Antosianin dari Kulit Buah Manggis (Garnicia
mangostana L) Menggunakan Pelarut Metanol yang Diasamkan. Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Moongkarndi, P. 2004. Antiproliferation, antioxidant, and induction of apoptosis gy
Garcinia mangostana (mangosteen) on SKBR
3
human breast cancer cell line. J.
Ethnophar.
Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Direktorat
Jendral Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Osman, Milan AR. 2006. MangosteenGarcinia mangostana. Southampton Centre
for Underutilised Crops, University Of Southampton, Southampton, UK.
Permana, 2010. Kulit Buah Manggis dapat menjadi Minuman Instan Antioksidan.
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr322102.pdf (19 Maret 2012)
Poerwanto, Roedhy. 2011. Program Penelitian dan Pengembangan Manggis. Institut
Pertanian Bogor : Bogor.
Potter NN and Hotchkiss, 1995. Food Science. Chapman and Hall. New York.
Prihatman, 2000. Budidaya Pertanian Manggis. Sistem Informasi Manajemen
Pembangunan di Pedesaan. Jakarta.
57
Rahayuni, A. dan Gupita. 2012. Pengaruh Berbagai pH dan Suhu Pasteurisasi
Terhadap Aktivitas Antioksidan Sari Buah Kulit Manggis.Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro. Semarang.
Qanytah. 2004. Kajian Perubahan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L)
dengan perlakuaan Precooling dan Penggunaan GA3 selama Penyimpanan.
Institut Pertanian Bogor.
Satuhu, S. 2004. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Satuhu, 1999. Penanganan Manggis Segar untuk Ekspor. Penebar Swadaya. Jakarta
Setyabudi, A.D. 2012. Pemanfaatan Kulit Buah Manggis dan Teknologi
Penepungannya. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen.
Bogor
Sultan, W. J. 1983. Practical Baking. Consultan, Tamarac. Florida
Utami NW. 2008. Strategi Pengembangan Manggis (Garcinia mangostana L) di
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Provinsi Sumatera Barat. Bogor: Pasca
Sarjana Institut Petanian Bogor.
Winarno, F. G, 2006. Hama Gudang dan Teknik Pemberantasannya. Bogor: M-BRIO
press.
Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Widowati S. 2009. Penurunan Indeks Glikemik Berbagai Varietas Beras. Jurnal
Pascapanen.
Yaacob dan Tindall HD. 1995. Mangosten Cultivation. FAO. Plant protection paper
129. Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome.
Yusnilaningsih, R. 2009. Pewarna Alami dari Buah Manggis. Bogor: Institut
Petanian Bogor.
58
Lampiran 1. Pohon Industri Manggis
Sumber : Pohon Industri Manggis (Utami, 2008)
Manggis
Buah Segar
Kayu
Daun
Bahan Bangunan
Bahan Kompos
Biji
Daging buah
Kulit Buah
Xanthone
Sari
Daging
Ampas
Pewarna
Sirup
Kompos
Puree
Sirup
Juice
Jelly
Selai
Bahan Obat
Bahan Kosmetika
Tepung Kulit Buah Manggis
59
Lampiran 2. Contoh Formulir Uji Organoleptik Cookies
Nama Panelis :
Tanggal :
Metode Uji : Uji Hedonik
Jenis Sampel Uji : Cookies Substitusi Tepung Kulit Manggis
Instruksi : Berikan penilaian Anda dengan segera dan secara spontan
terhadap Warna, Rasa, Aroma dan Tekstur dari sampel uji dengan menuliskan nilai
skala pada kolom respon.
Penilaian
Kode Contoh
121 122 123 131 132
Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
Keterangan Skala :
1 : Sangat tidak suka 4 : Agak suka
2 : Tidak suka 5 : Suka
3 : Agak tidak suka 6 : Sangat Suka
Saran :
..
Terima Kasih
60
Lampiran 3. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktifitas Manggis
Tahun 2000-2007
Tahun Produksi (Ton) Luas Panen (Ha)
2000 26.400 5.192 5.08
2001 25.812 4.607 5.60
2002 62.055 8.051 7.71
2003 79.073 9.354 8.45
2004 62.117 8.473 7.33
2005 64.711 9.119 7.10
2006 72.634 8.275 8.78
2007 112.722 11.964 9.42
Laju (%/thn) 26.76 11.43 10.79
Sumber : Departemen Pertanian (2008)
61
Lampiran 4. Karakteristik Fisik Buah Manggis
No Uraian Rata- rata Minimum Maksimum Satuan
1. Berat Buah Utuh 107,37 79,00 149,00 gram
2. Berat Kulit Buah
(Pericarp)
65,20 49,00 88,00 gram
3. Persentase Berat
Kulit Buah
60,82 50,48 68,52 persen
4. Berat Daun Kelopak
Buah
3,90 3,00 5,00 gram
5. Persentase Berat
Daun Kelopak Buah
3,67 2,36 5,00 persen
6. Jumlah Mata Buah 6 5 7 gram
7. Jumlah Biji 2 1 4 gram
8. Berat daging buah 38,27 27,00 60,00 gram
9. Persentase Berat
Daging Buah
35,51 26,85 45,71 persen
Sumber : Kastaman (2007)
62
Lampiran 5. Matriks dan Rencana Kerja Penelitian
No.
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi Pustaka, pengumpulan data
3. Penelitian pendahuluan
5. Penyusunan Proposal Usulan Penelitian
6. Organoleptik formulasi cookies
7. Konsultasi dengan dosen pembimbing
8. Seminar Usulan Penelitian
9 Revisi draft laporan
10. Pembuatan produk, Organoleptik daproduk
12. Pengujian kimia dan uji fisik
14. Pengolahan data
15. Presentasi Sidang laporan akhir
17. Perbaikan dan Penyerahan laporan, serta
63
penyelesaian administrasi