Tesis
Diajukan oleh :
Slamet Rohmadi
1404016006
Kepada
KATA PENGANTAR
Slamet Rohmadi
iv
DAFTAR ISI
Halaman
INTISARI
Salah satu upaya pemulihan kondisi tutupan lahan tersebut adalah melalui
kegiatan reklamasi dan revegatasi pascatambang atau yang sering kita
kenal dengan kegiatan reklamasi pascatambang. Kegiatan reklamasi
pascatambang sendiri dilakukan secara bertahap pada setiap tahunnya
dengan luasan areal reklamasi yang berbeda-beda yang disesuaikan
dengan tahapan kegiatan produksinya. Penelitian dilaksanakan pada
kawasan reklamasi dan pascatambang PT Kideco Jaya Agung, yang
secara administrasi terletak di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan
Timur. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Pada berbagai
variasi umur tanaman Kawasan Reklamasi Pascatambang (KRPT)
menunjukkan adanya variasi struktur dan komposisi vegetasinya, dimana
semakin bertambahnya umur tanaman reklamasi menunjukkan semakin
beragamnya jenis biodiversity flora yang hadir serta semakin tingginya
kerapatan dan luas bidang dasar vegetasi KRPT. Keanekaragaman jenis
tumbuhan bawah pada kawasan reklamasi dan pascatambang PT Kideco
Jaya Agung terdiri dari 37 jenis. Kawasan reklamasi yang terbanyak
ditemukan tumbuhan bawah adalah KRPT umur 6 tahun (18 jenis), KRPT
umur 10 tahun (17 jenis), dan KRPT umur 11 tahun (17 jenis). Untuk
jumlah jenis tumbuhan bawah cenderung bertambah jenisnya seiring
dengan bertambahnya umur tanaman. Pada berbagai umur KRPT yang
berbeda menunjukkan variasi kehadiran jenis tumbuhan bawah yang
beragam. Kehadiran beberapa jenis tumbuhan bawah di KRPT sangat
penting bagi sumber pakan satwa. Dari 37 jenis tumbuhan bawah yang
berhasil diidentifikasi, terdapat 24 jenis yang dapat berfungsi sebagai
sumber pakan satwa terutama kelompok serangga dan burung jenis
herbivore. Karena kehadiran jenis tumbuhan bawah di KRPT sangat
penting baik sebagai pengendali erosi maupun sebagai sumber pakan
maka konservasi tumbuhan bawah di KRPT yang berbeda perlu dilakukan
secara efektif. Jenis tumbuhan bawah yang berfungsi sebagai sumber
pakan satwa agar dapat dipertahankan. Namun beberapa jenis, tumbuhan
bawah terutama dalam kelompok liana yang menghambat pertumbuhan
tanaman pohon dapat dilakukan pengendalian dan pembebasan secara
rutin.
ABSTRACT
A. LATAR BELAKANG
kondisi tutupan lahan baik pada sekala landskap maupun pada sekala
produksinya.
kelompok fast growing species dan atau pohon pioneer yang pada
tegakan. Dalam hal ini, elemen struktur yang utama adalah growth form,
Indrawan, 1998).
sebagai tanaman pokok yang merupakan jenis cepat tumbuh (fast growing
keanekaragaman hayati.
sumber pakan awal bagi beberapa jenis satwa liar khususnya kelompok
berperan dalam melindungi permukaan tanah dari tingginya laju erosi dan
sebagai sumber pakan utama atau sumber pakan awal bagi berbagai jenis
serangga lainnya (Sita & Aunurohim 2013). Oleh karena itu kehadiran dan
B. TUJUAN
sebagai berikut :
maka akan muncul berbagai istilah seperti flora pohon (flora berbentuk
pohon), flora semak belukar, flora rumput, dan sebagainya. Apabila istilah
flora ini dikaitkan dengan nama tempat, maka akan muncul istilah-istilah
batubara.
lingkungannya.
dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang maupun
waktu.
dari tipe vegetasi atau asosiasi tumbuhan (Edris dan Soeseno, 1987).
tumbuhan. Jadi ada dua kata kunci yang perlu diingat yaitu susunan dan
dilupakan. Komposisi jenis adalah susunan dan jumlah jenis pada suatu
(heterogen).
B. STRATIFIKASI TUMBUHAN
1. Pohon
sebuah batang utama dengan dahan dan ranting yang jauh dari
yaitu semai, pancang, tiang, dan pohon. Sebagai contoh adalah penelitian
pohon.
adalah yang dilakukan oleh Adil (2010) yang juga membagi 3 kriteria
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Matius dkk (2018)
Timur.
12
kriteria tumbuhan berkayu (pohon, semak, dan perdu) dan tumbuhan non-
kayu (bamboo, pandan, palem, rotan, herba, dan liana) yang dilakukan
2. Tumbuhan Bawah
dan tidak dapat tumbuh menjadi pohon. Tumbuhan bawah bisa disebut
tumbuhan liar.
tumbuhan yang memiliki keliling batang kurang dari 6,3 cm; dalam hal ini
vegetasi tumbuhan bawah pada areal lahan bekas tambang emas rakyat,
Indonesia.
dan hijau. Berdasarkan umurnya, herba bisa berumur satu tahun, dua
tahun, atau tahunan. Herba atau terna adalah tumbuhan yang umumnya
berbatang lunak karena tidak memiliki batang yang berkayu. Herba juga
batang basah karena banyak mengandung air dan batang tidak berkayu.
dari 2 meter, sehingga memiliki ukuran yang relative kecil dan tidak
merambat.
agar pucuk dan daunnya dapat mencapai kanopi yang tinggi untuk
matahari. Liana adalah salah satu jenis tumbuhan yang menjadi penciri
lianas (liana berduri), twiners (pembelit), dan tendril lianas (liana bersulur).
Penelitian liana pada kawasan hutan alam dilakukan oleh Hamidun dan
15
fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh
wilayah pertambangan.
atau lahan pascatambang yang telah ditanami oleh tanaman tertentu yang
umumnya jenis cepat tumbuh (fast growing species) dengan tujuan untuk
awal tahun 2000-an dan sampai saat ini telah ada berbagai variasi umur
17
(www.indikaenergy.co.id).
hasil kajian Ecositrop (2014), jumlah jenis pohon yang ditemukan pada
tanah kesuburan tanah, dan produktivitas lahan kritis menuju lahan yang
memiliki fungsi seperti hutan aslinya, serta jenis yang telah ditanam
akar.
memiliki kolonisasi yang tinggi dan toleran terhadap jenis tumbuhan lain
18
A. LOKASI PENELITIAN
B. WAKTU PENELITIAN
C. PERALATAN PENELITIAN
Tabel 2. Lanjutan
No Nama Alat Kegunaan
12 Alat tulis Untuk mencatat data pengamatan di
lapangan
13 Kamera Untuk mendokumentasikan kegiatan
14 Komputer/Laptop Untuk mengolah data penelitian
15 Literatur Dasar teori dan pembahasan penelitian
D. PROSEDUR PENELITIAN
kegiatan yang meliputi: (1) studi kepustakaan, (2) orientasi lapangan dan
1. Studi Kepustakaan
dan pembuatan jalur transek survei akan dijelaskan secara rinci pada
uraian berikut.
20m terdapat sub plot dengan ukuran petak yang lebih kecil yaitu ukuran
Petak ukur kemudian ditempatkan pada jarak ±50 meter dari badan
jalan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi bias dari efek tepi yang lebih
AREAL REKLAMASI
PASCATAMBANG
50m
Jalan
50m
jenis dan familinya ke dalam tallysheet. Untuk kelas pohon dicatat nama
jenis, famili, diameter (DSD) ≥ 20cm, serta tinggi pohonnya; sama halnya
dengan tingkat tiang pada diameter (DSD) 10cm - 20cm. Sementara kelas
pancang dan semai hanya dituliskan nama, jenis, famili dan jumlah
bawah.
Pada masing masing plot ukuran 20m x 20m dibuat 8 sub-plot ukuran
tersebut disebut frekuensi kehadiran (fk). Satu sub plot mewakili satu
frekuensi relatif.
Restiani (2015) dan Fitriani (2014) yang mengidentifikasi jenis liana dan
transek sepanjang 600 meter dengan lebar 10 meter. Lebar jalur belt
4. Analisis Data
kegiatan lapangan. Analisis data pada penelitian ini dibagi menjadi tiga
bagian yaitu; (1) Analisis struktur dan komposisi tegakan, (2) Analisis
kehadiran jenis herba liana, dan (3) Analisis kesamaan jenis herba liana.
(m²/ha). Dari nilai-nilai kuantitatif di atas maka akan diketahui pula nilai
penting jenis (NPJ) dari masing-masing jenis vegetasinya. Selain itu dari
bidang dasar (m²/ha) serta Nilai Penting Jenis (NPJ) dari masing-masing
a) Kerapatan Pohon/Jenis
Kerapatan (K)
individu suatu jenis
Luas petak contoh
b) Frekuensi Jenis
Frekuensi ( F )
Sub petak ditemukan suatu jenis
Seluruh sub petak contoh
Frekuensi suatu jenis
F Relatif ( FR ) x 100 %
Frekuensi total seluruh jenis
c) Dominansi Jenis
Luas bidang dasar suatu jenis
Dominansi (D)
Luas petak contoh
sebagai berikut :
perhitungan berikut.
∑𝐹𝑖
𝐹𝑅 =
∑𝐹𝑡𝑜𝑡
sebagai berikut :
29
2𝑀
𝐼𝑆𝑆 = X 100%
𝑚1+ m2
dengan 100%. Apabila nilai yang dihasilkan semakin dekat dengan 100%
dari dua contoh yang dibandingkan maka memiliki kesamaan jenis yang
A. KESIMPULAN
KRPT umur 10 tahun (17 jenis), dan KRPT umur 11 tahun (17
jenis).
pakan.
86
B. SARAN
1. Pada KRPT yang semakin tua, beberapa jenis fast growing yang
Barbour, G.M. & W.D. Pitt. 1980. Terrestrial Plant Ecology. London : The
Benyamin Publishing Company.
Karim, S.N. 2017. Komposisi Dan Struktur Tegakan Hutan Alam Di Areal
KERJA IUPHHK-HA PT RATAH TIMBER KALIMANTAN TIMUR.
Fakultas Kehutanan. IPB.
Oosting, H.J. 1958. The Study of Plant Communities. D.J. Chivers (Ed.).
Plenum Press. New York.
Setyowati, D.N., N.A. Amala, N.N.U. Aini. 2017. Studi Pemilihan Tanaman
Revegetasi Untuk Keberhasilan Reklamasi Lahan Bekas Tambang.
Jurnal Teknik Lingkungan. Vol. 3 No. 1. 14-20. 2017.
93
Sipayung, J., Delvian, dan K.S. Hartini. 2014. Analisis Vegetasi Tumbuhan
Bawah Pada Areal Lahan Bekas Tambang Emas Rakyat. Fakultas
Pertanian. Uneversitas Sumatera Utara.
Sita, V. & Aunurohim. 2013. Tingkah Laku Makan Rusa Sambar (Cervus
Unicolor) dalam Konservasi Ex-Situ Di Kebun Binatang Surabaya.
Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2 (1), 2337–3520.
LAMPIRAN
97