Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Program Studi Pendidikan Biologi
Sehubung dengan hal tersebut, penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Safrul Muluk, S.Ag, M.Ed, M.A, Ph.D selaku Dekan Fakultas
2. Bapak Mulyadi, S.Pd.I., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Aceh.
3. Bapak Samsul Kamal, S.Pd., M.Pd Selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi
penulis dalam memberi bimbingan, nasehat dan saran, sehingga penulis dapat
i
4. Ibu Zuraidah, S.Si., M.Si sebagai pembimbing II yang senantiasa telah
penulis untuk dapat menyelesaikan gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan
Biologi.
6. Ucapan terima kasih banyak teristimewa kepada kedua orang tua tercinta,
Ayahanda Abdullah, S.Pd (Alm) dan Ibunda Darmawati beserta keluarga besar
dengan segala pengorbanan yang ikhlas dan kasih sayang yang telah tercurahkan
sepanjang hidup penulis, serta doa yang tak henti-hentinya dan memberikan
7. Ucapan terima kasih penulis kepada kakak Magfirah, S.Sos, Abang Riza
Fahlevi, S.Pd dan Adek M. Nauwal Azka yang telah memberikan semangat dan
dukungan yang sangat luar biasa untuk dapat menyelesaikan tugas akhir/skripsi
ini dalam menempuh gelar sarjana di Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
8. Ucapan terima kasih penulis kepada Tgk Amsaruddin, S.Pd.I yang telah
9. Terima kasih penulis ucapkan kepada kakak Siti Nurkhalisa, S.Pd., Gr dan abang
ii
10. Terimakasih kepada sahabat Cut, Sela, Dila, Ulva, Amel, yang selalu
Shalawat dan salam penulis sanjung sajikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada umat manusia di muka
bumi ini. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Bapak Samsul
Kamal, S.Pd.,M.Pd, semoga segala kebaikan dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan yang
berlipat ganda. Penulis memohon maaf segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah penulis
lakukan penulis juga mengharapkan saran dan kritikan untuk memperbaiki setiap kesalahan
baik untuk proposal ini maupun untuk diri penulis pribadi. Semoga apa yang disajikan dalam
proposal ini diberkahi dan bernilai ibadah disisinya. Aamiin Yaa Rabbal’alamin.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................v
KESIMPULAN........................................................................................................................11
GLOSARIUM..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 2 Beberapa contoh jamur makroskopis dengan nilai frekuensi tertinggi yang ada di
beberapa habitat. (a) Marasmius sp.1, (b) Coprinus leiocephalus, (c) Marasmius sp.8, (d)
v
DESKRIPSI PADA TANAMAN MELINJO (GNETUM GNEMON)
DIKAWASAN KECAMATAN GLUMPANG TIGA
KABUPATEN PIDIE
(Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal dari asia tropik, Melanesia dan Pasifik barat
yang mempunyai banyak manfaat bagi manusia mulai dari batang, daun, bunga, dan buah
mempunyai arti ekonomi. Daun, bunga, dan kulit buah yang tua dapat dijadikan sayuran,
sedangkan biji yang tua dapat dijadikan emping yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, kulit
batang dapat dijadikan tali sedangkan kayu untuk bahan pembuat kertas. Selain itu tanaman
melinjo juga mengandung berbagai macam senyawa metabolit sekunder yang dapat berfungsi
sebagai bahan obat tradisional. Senyawa metabolit sekunder tersebut diantaranya alkaloid,
flavoid, saponin.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Superdivisi : Gymnospermae
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
1
Gambar 2. 1 Tanaman Melinjo
daging tetapi terbungkus kulit luar. Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena
bukan : varietas kerikil, ketan dan gentong. Biji melinjo terbungkus oleh 3 lapisan kulit
yaitu : lapisan pertama, kulit luar yang lunak, lapisan kedua agak keras berwarna kuning jika
biji muda dan cokelat kehitaman jika biji tua dan lapisan ketiga berupa kulit tipis berwarna
putih kotor.
berhadapan, berbentuk jorong, panjang 7,5-20 cm dan lebar 2-10 cm, urat daun sekunder
saling bersambungan, berwarna hijau gelap, mengkilap, halus, tajam pada kedua ujungnya.
Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar ditiap ruas, panjang bunga 3-6 cm,
berbentuk jorong panjang 1-3 cm, bagian ujungnya runcing pendek, ketika masak.
2
DESKRIPSI JAMUR MAKROSKOPIS
Mycologi berasal dari bahasa yunani mykes = jamur dan logos = ilmu. Sebenarnya
istilah mikologi yang tepat adalah mycetology, karena mykes berdasarkan tatabahasa yunani
adalah myceto. Fungi dalam bahasa latin juga berarti jamur. Fungi sudah lama dikenal
manusia, bahkan sudah dimanfaatkan sebagai penyedap pangan, sebagai obat atau untuk
memperoleh aneka makanan atau minuman fermentasi. Fungi makroskopik yang mempunyai
tubuh buah besar, yang sekarang dikenal sebagai makrofungi. Para pencinta alam, pada
Fungi atau jamur adalah makhluk hidup heterotrof atau menjadi dekomposer
dilingkungkan. Jamur memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi, tetapi tidak semuanya
telah teridentifikasi. Masih banyaknya jumlah spesies jamur yang belum teridentifikasi
disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu dengan kondisi dan kemampuan
hidupnya terbatas. Jamur banyak ditemui pada saat musim hujan pada kayu-kayu lapuk,
organik untuk nutrisinya. Selain itu menyatakan bahwa jamur merupakan organisme
eukariotik, berspora, tidak berklorofil, bereproduksi secara seksual dan aseksual, jamur
berdasarkan ukuran tubuhnya ada yang makroskopis yaitu jamur yang berukuran besar,
sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang dan ada juga jamur yang mikroskopis yaitu
jamur yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan alat bantu
mikroskop. Jamur makroskopis memiliki struktur umum yang terdiri atas bagian tubuh yaitu
bilah, tudung, tangkai, cincin, dan volva. Namun ada juga jamur makroskopis yang tidak
3
Jamur menjadi komponen dasar yang sangat penting bagi tanah dalam ekosistem hutan.
Jamur dapat mengendalikan rantai siklus nutrisi yang penting untuk memelihara kesuburan
tanah, selain itu juga memberikan kontribusi untuk membangun dan memelihara struktur
tanah, penyerapan materi beracun (remediasi), siklus karbon, nitrogen, fosfor dan sulfus.
Jamur dapat dilihat dan dikenal dengan mudah terutama di tempat-tempat yang lembab,
misalnya pada serasah dan tumbuhan. Substrat yang berbeda biasanya akan menyebabkan
perbedaan jenis jamur yang tumbuh, begitu pula perbedaan kondisi lingkungan, seperti
kelembapan udara, kelembapan tanah, suhu keasaman (pH) tanah, intensitas cahaya. hal ini
karena faktor lingkungan sangat memengaruhi pertumbuhan jamur baik miselium maupun
Gambar 2. 2 Beberapa contoh jamur makroskopis dengan nilai frekuensi tertinggi yang ada di
beberapa habitat. (a) Marasmius sp.1, (b) Coprinus leiocephalus, (c) Marasmius sp.8, (d) Polyporus
arcularius, (e) Xylaria longipes.
4
KLASIFIKASI JAMUR MAKROSKOPIS
golongan yang lebih kecil lagi misalnya, sub-divisi, sub- kelas, sub-bangsa, dan sub-famili.
1. Ascomycota
Ascomycota adalah kelompok jamur yang paling beragam. Ascomycota yang sudah
pembentukan konidia/spora konidia. Konidia adalah spora aseksual yang berbentuk pada
ujung konidiofor.
2. Basidiomycota
Basidiomycota terdapat dalam subtratnya (tempat hidupnya) misalnya pada kulit kayu,
tanah, atau serasah daun. Tubuh buah pada Basidiomycota disebut Basidiokarp. Jamur
Basidiomycota umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup, misalnya
serasah daun di tanah, merang padi, atau batang pohon yang mati.
5
Contoh jamur yang menguntungkan bagi manusia adalah :
seperti jagung.
3. Deuteromycota
Deuteromycota adalah jamur yang belum diketahui reproduksi seksualnya. Jamur ini
biasanya disebut jamur tidak sempurna atau jamur atau jamur imperfecti. Reproduksi
aseksualnya terjadi dengan fragmentasi atau dengan konidium. Jamur yang tergolong
Deuteromycota ada yang bersifat saprofit dan ada pula yang bersifat parasit pada
4. Zygomycota
Zygomycota adalah jamur yang hidup saprofit atau parasit yang mempunyai miselium
yang berkembang biak, bersekat atau tidak bersekat. Perkembang biakan seksual
menghasilkan spora istirahat yang dibentuk karena pelebaran dua gametangia yang
biasanya sama bentuk dan ukurannya, golongan jamur ini tidak membentuk sel yang
dapat bergerak.
6
HABITAT DAN CARA HIDUP JAMUR MAKROSKOPIS
Habitat merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa kawasan fisik maupun
biotik yang satu kesatuannya di pergunakan sebagai tempat hidup serta berkembangnya
jamur makroskopis. Habitat jamur makroskopis ini biasanya di hutan yang ditemukan
diantaranya pada semua kayu atau pepohonan dan dan serasah daun yang membusuk yang
menyediakan berbagai macam ragam bahan organik yang sudah mati sebagai nutrisi jamur
bagi jamur. Biasanya jamur hidup di tanah yang mengandung serasah, pada cabang pohon
yang besar yang sudah lapuk atau pohon yang masih hidup. Penelitian tentang jamur
makroskopis ini meneliti di kawasan Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie Sebagai
Jamur makroskopis yang hidup sebagai parasit yang mempunyai hifa khusus yang
disebut dengan haustoria. Jamur ini yang memperoleh makanan langsung dari tubuh inang
dengan haustoria yang mampu menembus jaringan tubuh inang. Jamur parasit dapat
menimbulkan gangguan pada inang. Jamur yang dapat menyuplai zat anorganik bagi
tumbuhan dan sebaliknya jamur yang memperoleh materi zat dari tumbuhan.
7
KARAKTERISTIK JAMUR MAKROSKOPIS
Karakteristik jamur yang mempunyai ciri khas secara alamiah pada suatu organisme.
Jamur makroskopis merupakan jamur yang memiliki tubuh buah yang cukup besar sehingga
dapat dilihat secara langsung tanpa menggunakan mikroskop, jamur ini tidak semua bisa
dimakan atau dikonsumsi. Jamur makroskopis memiliki karakter morfologi yaitu : bentuk
tudung, tepi tudung, warna tudung, bentuk/tangkai buah, panjang batang, permukaan tubuh
buah, ada tidaknya volva dan ada tidaknya lamella dan jenis subtratnya.
Jamur makroskopis mempunyai tubuh buah yang sangat beraekaragam seperti kipas,
setengah lingkaran, terompet, ginjal dan payung Yang dapat dilihat pada gambar berikut ini :
8
Tudung buah jamur makroskopis memiliki permukaan yang sangat halus, tubuh buah
memiliki ketahanannya mencapai 1-2 hari, pada kayu dan berkeriput, kumpulan hifa yang
bersatu didebut dengan miselium yang akan terjadinya membentuk tubuh buah dengan
9
JENIS-JENIS JAMUR MAKROSKOPIS
10
KESIMPULAN
11
GLOSARIUM
12
DAFTAR PUSTAKA
13
BIOGRAFI PENULIS DAN PEMBIMBING
14