Proposal penelitian ini telah kami setujui untuk diajukan pada seminar proposal
penelitian Program Studi Farmasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Mandala
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Lodes Hadju, SKM., M.Kes apt. Fatma Sari Siharis, S.Farm., M.Si
NIDN : 09 1705 8303 NIDN : 03 1204 8703
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
MENCIT (Mus muscullus)” guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Penyusunan Proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya membangun
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menghanturkan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Lodes Hadju SKM., M.Kes selaku Pembimbing I dan
kepada Ibu apt. Fatma Sari Siharis, S.Farm., M.Si selaku Pembimbing II atas semua
waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikannya dalam membimbing, mengarahkan,
memberi saran maupun kritik sehingga hasil penelitian ini menjadi lebih baik.
Tak lupa pula penulis haturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
2. Ibu Dr. Ratna Umi Nurlila, S.Si. M.Sc selaku Rektor Universitas Mandala Waluya
3. Bapak Laode Hadju SKM., M.Kes selaku wakil rektor Bidang Akademik, Ibu Wa
Ode Nova Noviyanti SKM., M.Kes selaku wakil rektor Bidang Non Akademik,
iii
5. Ibu apt. Wa Ode Yuliastri, S.Farm., M.Si selaku Ketua Prodi Farmasi Fakultas
Penguji I, Ibu apt. Silviana Hasanudin S.Farm., M.Farm selaku penguji II dan
Bapak apt. Bai Athur Ridwan S.Farm., M.Pharm,Sci selaku penguji III.
7. Seluruh dosen dan staf/karyawan Universitas Mandala Waluya yang telah banyak
8. Kedua orangtua tercinta yang telah memberikan dukungan, kasih sayang serta
motivasi.
9. Seluruh teman – teman khususnya Program Studi Farmasi yang telah memberikan
Demikian proposal ini semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak dan terutama
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL ................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... vi
DAFTAR TEBEL.......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................................................... 3
C. Tujuan penelitian................................................................................................ 3
D. Manfaat penelitian.............................................................................................. 4
E. Kebaruan penelitian............................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Variabel Terikat..................................................................... 6
B. Tinjauan Umum Variabel Bebas...................................................................... 9
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Dasar Pikir Penelitian......................................................................................... 18
B. Bagan Kerangka Konsep Penelitian.................................................................... 18
C. Variabel Penelitian.............................................................................................. 19
D. Definisi Operasional & Kriteria Objektif........................................................... 19
E. Hipotesis Penelitian............................................................................................ 20
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian................................................................................. 22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................. 22
C. Populasi dan Sampel........................................................................................... 22
D. Alat dan Bahan.................................................................................................... 23
E. Prosedur Kerja.................................................................................................... 27
F. Analisis Data....................................................................................................... 27
G. Etika Penelitian................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam urat adalah penyakit sendi yang terjadi akibat kadar asam urat yang
terjadi diatas normal atau bisa juga disebut dengan hiperurisemia. Asam urat
merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Tingginya kadar asam urat dalam
(Lingga, 2012).
asam urat diindonesia diperkirakan 1,6-13,6/100.000 orang yang terjadi pada usia
dibawah 34 tahun sebesar 32% dan di atas 34 tahun sebesar 68%, prevalensi ini
meningkat seiring dengan meningkatnya umur (WHO, 2011). Gangguan asam urat
dapat dilakukan dengan pengobatan asam urat dimana pengobatannya yakni untuk
meringankan gejala asam urat. Pengobatan asam urat yang bisa diterapkan untuk
meringankan gejala asam urat, yaitu dengan cara mengonsumsi obat pereda sakit dan
mencegah peningkatan kadar asam urat. Seperti obat-obat sintetis dan obat-obat herbal
(Lingga, 2012).
masyarakat telah lama kita ketahui. Bahkan sampai saat ini 80% penduduk dunia masih
yang beredar didunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi dan dikembangkan dari
tanaman. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan cairan (galenik) atau campuran dari bahan
1
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat
Tumbuhan rumput kancing ungu merupakan jenis herba, tubular dan memiliki
kadar asam urat belum peneliti temukan, namun terdapat penelitian yang diteliti oleh
Dewajanti (2019) mengenai aktivitas penurun kadar asam urat pada famili Rubiaceae
yang terdapat pada tanaman biji kopi. Kandungan senyawa polifenol pada biji kopi
dalam bentuk chlorogenic acid mampu menghambat aktivitas xantin oksidase sehingga
dapat menurunkan kadar asam urat pada penderita asam urat pada dosis 400 mg/gBB,
Mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) dengan famili Rubiaceae telah terbukti
bahwa flavonoid yang diujikan dapat menghambat aktivitas kerja enzim xantin
oksidase yang dapat berpengaruh dalam menurunkan kadar asam urat dengan
penelitian daun kancing ungu (Borerria laevis). Peneliti menguji skrining fitokimia,
dimana adanya kandungan fitokimia yang terdapat pada tanaman kancing ungu. Hasil
penelitian dari pengujian skrining fitokimia yang dilakukan, peneliti menemukan hasil
positif adanya senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, quimun, dan steroid.
diduga berhubungan dengan gugus hidroksil yang terdapat pada senyawa flavonoid,
2
dimana setidaknya ada satu gugus fungsi hidroksil untuk dapat melakukan
Berdasarkan lebih yang telah dipaparkan, terkait belum ada penelitian yang
meneliti adanya aktivitas kadar asam urat pada tanaman kancing ungu, oleh sebab itu
Ekstrak Etanol Herba Kancing Ungu (Borreria laevis) Terhadap Penurunan Kadar
Asam Urat Darah Mencit (Mus musculus). Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi dan referensi untuk mendapatkan kandidat obat baru dari herba
kancing ungu (Borreria laevis) sebagai penurun kadar asam urat dan penelitian
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis) mempunyai aktivitas
terhadap penurunan kadar asam urat pada darah mencit (Mus musculus)?
2. Bagaimana aktivitas asam urat jika dibandingkan dengan penginduksi dan ektrak
3. Berapakah dosis yang efektif untuk menurunkan kadar asam urat pada darah mencit
(Mus muscullus) ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
laevis) terhadap penurunan kadar asam urat pada darah mencit (Mus
muscullus)
3
2. Tujuan khusus
mempunyai aktivitas terhadap penurunan kadar asam urat pada darah mencit
(Mus muscullus)
3. Menentukan nilai dosis ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis)
yang efektif untuk menurunkan kadar asam urat pada darah mencit (Mus
muscullus)
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
wawasan, dan referensi terkait dengan kandungan senyawa yang terkandung dalam
ekstrak etanol daun kancing ungu (Borreria laevis) untuk penurunan kadar asam
urat.
2. Institusi
3. Praktis
pengujian terkait dengan adanya aktivitas yang terdapat dalam ekstrak etanol daun
4
4. Peneliti
uji aktivitas ekstrak etanol herba kancing ungu (Borerria laevis) terhadap
E. Kebaruan Penelitian
Herba Kancing Ungu (Borreria laevis) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah
Mencit (Mus musculus) ini belum pernah di temukan sebelumnya oleh peneliti.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
purin, namun jika tidak berlangsung secara normal maka akan terjadi proses
penumpukan kristal pada persendian yang bisa mengakibatkan rasa sakit. Purin
adalah zat alami yang merupakan salah satu struktur kimia pembentuk DNA dan
Kadar asam urat normal pada laki-laki dan perempuan berbeda. Perempuan
mempunyai kadar asam urat normal berkisar 2,6 – 6 mg/dl, sedangkan kadar asam
urat normal pada laki-laki yaitu 3,5 – 7 mg/dl (Dhalimarta S, 2008). Asam urat jika
dibiarkan dapat merusak sendi, jaringan lunak dan ginjal. Asam urat terjadi akibat
disebabkan oleh diet tinggi purin (eksogen) yang berlebihan. Asam urat yang
berlebihan tidak akan tertampung dan termetabolisme seluruhnya oleh tubuh, maka
akan terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah yang disebut sebagai
hiperurisemia. Faktor yang menyebabkan penyakit asam urat yaitu faktor pola
2. Etiologi
Penyebab asam urat bisa juga dari kegagalan ginjal yang dikeluarkan melalui air
seni. Sekitar 80-85 % asam urat diproduksi oleh tubuh, sedangkan sisanya berasal
dari makanan, dimana penyebabnya juga dapat terjadi faktor dari luar yaitu
makanan yang tinggi purin sedangkan faktor dari dalam dikarenakan terjadinya
6
proses penyimpanan metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia,
dimana usia lebih dari 40 tahun atau manula lebih beresiko besar terkena asam urat
(Nabyluro’y, 2011).
metabolisme purin. Metabolisme purin menjadi asam urat terjadi pada saat DNA
sel tubuh selalu diproduksi dan digantikkan, terutama dalam darah. Adenosine yang
purin yang berasal dari dalam tubuh (asam nukleat) dan dari luar tubuh (makanan
dan minuman yang mengandung purin). Pada proses pembentukan asam urat,
hipoxantin menjadi xantin kemudian menjadi asam urat, jika kadar purin dalam
tubuh meningkat akan memicu kerja enzim xantin dalam membentuk asam urat
(Haidari, 2009).
7
5. Tanda dan gejala
Penyakit asam urat merupakan kondisi yang bisa menyebabkan gejala nyeri
yang tak tertahankan, pembengkakan, serta adanya rasa panas diarea persendian.
Semua sendi ditubuh beresiko terkena asam urat, tetapi sendi yang paling sering
terserang adalah jari tangan, lutut, pergelangan kaki dan jari kaki (Iskandar, 2012).
a. Akut Serangan awal gout berupa nyeri yang berat, bengkak dan berlangsung
cepat, lebih sering di jumpai pada ibu jari kaki. Ada kalanya serangan nyeri di
c. Kronis Pada gout kronis terjadi penumpukan tofi (monosodium urat) dalam
1. Allopurinol
Allupurinol adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar asam urat
urat dalam darah dengan cara menghambat kerja enzim xantin oksidase, yaitu
urat terhambat.
2. Dexamethasone
8
menyebabkan sistem imun tubuh menjadi terlalu aktif. Jika terus terjadi hal ini
Salah satunya obat ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah radang pada
3. Meloxicam
misalnya peradangan, pembengkakan, serta kaku dan nyeri otot. Obat ini
7. Kalium oksonat
hewan pengerat, dan biasanya diberikan dengan cara injeksi intraperitonial. Kalium
oksonat bekerja dengan cara menghambat enzim urikase. Enzim tersebut dapat
mengurai asam urat menjadi allantoin yang dapat larut dalam air. Hambatan pada
kerja urikase menyebabkan asam urat lebih mudah terakumulasi dalam tubuh.
Proses membuat hiperurisemia dengan kalium oksonat juga sangat cepat. Dalam
waktu kurang lebih dari 2 jam, kadar maksimal asam urat dalam darah telah
berbagai macam penyakit. Bunga kancing ungu kaya akan antioksidan (anti radikal
9
bebas), vitamin A, E dan B, mineral seperti kalsium, kalium, saponosides dan
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Borreria
a. Morfologi tumbuhan
a) Akar
cabang akar. Akar rumput kancing memiliki banyak bulu-bulu halus. Akar
10
rumput kancing memilik tudung akar atau kaliptera. Akar rumput kancing
b) Batang
c) Daun
panjangnya 2,5-5,5 cm dan lebarnya 0,75-2 cm, tepi daun terasa kasar bila
diraba karena adanya bulu-bulu halus yang keras, permukaan atas berwarna
2001).
d) Bunga
tajuk, panjangnya 3-3,75 mm, berwarna putih dengan corak ungu di bagian
ujung. Kepala bunga kecil, terdapat di ketiak daun dan di ujung batang,
e) Buah
atas dua belahann, buah rumput jancing ungu berambut di bagian atas, sekat
11
atau septum yang persisten jelas terlihat, buah rumput kancing ukurannya
penyakit. Bunga kancing kaya akan antioksidan (anti radikal bebas), vitamin A,
dalam bunga kancing dapat meringankan gejala rematik. Bunga ini memiliki
sesak napas, mengobati dysuria (kencing tidak lancar), mengobati radang mata
dimanfaatkan sebagai sumber zat kimia adalah daun, akar, batang, bunga, biji
(Tjitrosoepomo, G. 2001)
dalam ordo rodentia dan family muridae. Mus musculus hidup berkelompok dan
memiliki kebiasaan aktif pada malam hari. Mencit memiliki tubuh yang panjang
dan ramping, dan memiliki ekor meruncing, yang sedikit ditutupi oleh rambut.
Mencit jantan dewasa memiliki berat tubuh sebesar 25-40 gram, sedangkan mencit
betina dewasa memiliki berat tubuh sebesar 20-40 gram (Maharani, 2012).
12
Mencit atau (Mus musculus) adalah hewan yang cepat berkembang biak,
mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta sifat
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Genus : Mus
laboratorium terutama percobaan tentang uji toksisitas. Hewan lain yang sering
sering digunakan karena mudah didapat, ekonomis, dan mudah dipelihara. Namun
13
Mencit (Mus musculus) dinilai lebih ekonomis karena penggunaan hewan
yang berukuran lebih kecil dari pada hewan uji lainnya sehingga lebih ekonomis
dengan biaya yang lebih murah. Mencit sebagai hewan percobaan dapat
(Maharani 2012).
3. Maserasi
melunakan. Maserasi merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana. Dasar dari
maserasi adalah melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel yang rusak, yang
terbentuk pada saat penghalusan, ekstraksi (difusi) bahan kandungan dari sel yang
masih utuh. Setelah selesai waktu maserasi, artinya keseimbangan antara bahan
yang diekstrasi pada bagian dalam sel dengan masuk kedalam cairan, telah tercapai
maka proses difusi segera berakhir. Selama maserasi atau perendaman dilakukan
14
pengocokan berulang- ulang. Upaya ini menjamin keseimbangan konsentrasi bahan
ekstraksi yang lebih cepat didalam cairan. Sedangkan keadaan diam selama
4-10 hari, menurut mengamatan 5 hari sudah memadai (Voinght,1994). Metode ini
tidak menggunakan pemanasan, sehingga zat aktif yang terkandung dalam bahan
tidak rusak. Kelebihan dari metode maserasi adalah alat dan cara pengerjaan
4. Ekstraksi
Ekstraksi yaitu penarikan zat pokok yang di inginkan dari bahan mentah
obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan akan
diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat,
menggunakan menstrum yang cocok, uapkan semua atau hampir semua dari
15
pelarutnya dan sisa endapan atau endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan
dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian
ekstraksi adalah persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut,
Ekstraksi adalah sediaan yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dengan massa atau bubuk yang tersisa
5. Kajian empiris
sebagai sampel, namun terdapat penelitian yang diteliti oleh Dewajanti (2019)
mengenai aktivitas penurun kadar asam urat pada famili Rubiaceae yang terdapat
pada tanaman biji kopi. Kandungan senyawa polifenol pada biji kopi dalam bentuk
menurunkan kadar asam urat pada penderita asam urat dengan konsentrasi dosis
Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) dengan famili Rubiaceae telah
terbukti bahwa flavonoid yang diujikan dapat menghambat aktivitas kerja enzim
16
xantin oksidase yang dapat berpengaruh dalam menurunkan kadar asam urat
penelitian daun kancing ungu (Borerria laevis). Peneliti menguji skrining fitokimia,
dimana adanya kandungan fitokimia yang terdapat pada tanaman kancing ungu.
oksidase diduga berhubungan dengan gugus hidroksil yang terdapat pada senyawa
flavonoid, dimana setidaknya ada satu gugus fungsi hidroksil untuk dapat
17
BAB III
Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui uji aktivitas
ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis) terhadap penurunan kadar asam
urat pada darah mencit (Mus musculus). Karena belum ada penelitian yang meneliti
adanya aktivitas penurunan kadar asam urat pada tanaman herba kancing ungu
(Borreria laevis), tetapi ada penelitian yang menemukan adanya aktivitas kadar asam
urat pada golongan famili Rubiaceae. Oleh sebab itu pada penelitian ini, akan diteliti
untuk melihat aktivitas tanaman herba kancing ungu terhadap penurunan kadar asam
urat.
kontrol positif, kelompok kontrol negatif dan kelompok yang diberi perlakuan dengan
menggunakan hewan uji mencit (Mus musculus) sebagai subjek untuk melihat aktivitas
pengaruh pemberian herba kancing ungu (Borreria laevis) terhadap penurunan kadar
asam urat.
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau
kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau diukur
18
Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Keterangan :
: Variabel Independent
: Variabel Dependent
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
pada penelitian ini adalah kandungan herba kancing ungu (Borreria laevis).
2. Variabel terikat
variabel bebas (Christalisana, 2018). Adapun variabel dependen pada penelitian ini
Ekstrak herba Kancing Ungu (Borreria laevis) adalah hasil ekstraksi dari
Ekstrak herba Kancing Ungu (Borreria laevis) dengan menggunakan etanol 96%.
19
2. Definisi Operasional Variabel Dependent
Asam urat merupakan hasil metabolisme tubuh atau hasil katabolisme suatu
zat yang disebut purin. Asam urat juga dikenal sebagai Gout atau pada asam urat
tinggi Artritis gout. Sedangkan zat purin hasil akhir dari proses metabolisme tubuh
tersebut merupakan salah satu unsur protein yang ada dalam struktur DNA dan
RNA. Maka asam urat tersebut merupakan hasil buangan zat purin.
Kriteria objektif :
penginduksi.
- Tidak memiliki aktivitas kadar asam urat dan tidak menurun atau menurun
E. Hipotesis Penelitian
1. Ha = Ada aktivitas ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis) terhadap
Ho = Tidak ada aktivitas ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis)
2. Ha = Ada aktivitas asam urat jika dibandingkan dengan penginduksi dan ektrak
Ho = Tidak ada aktivitas asam urat jika dibandingkan dengan penginduksi dan
3. Ha = Ada nilai dosis ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis) yang
efektif untuk menurunkan kadar asam urat pada darah mencit (Mus muscullus)
20
Ho = Tidak ada nilai dosis ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria laevis)
yang efektif untuk menurunkan kadar asam urat pada darah mencit (Mus
muscullus)
21
BAB IV
METODE PENELITIAN
untuk mengetahui aktivitas dari senyawa ekstrak etanol herba kancing ungu (Borreria
laevis) terhadap penurunan kadar asam urat pada darah mencit (Mus musculus).
HKU EEHKU K1
DM
K2
K3 AD
Sampel dalam penelitian ini adalah kancing ungu yang di peroleh di Andonohu,
Kec.Poasia, Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Sampel dalam penelitian ini adalah
22
D. Alat dan Bahan
1. Alat
hewan, tempat air minum, alat-alat gelas, rotary evaporator, alat ukur asam urat,
2. Bahan
E. Prosedur Kerja
Sampel herba kancing ungu (Borreria laevis) dikumpulkan dan dicuci bersih
dengan air mengalir, kemudian dirajang dan dikeringkan dengan cara diangin-
2. Pembuatan Ekstrak
Etanol 96%. Sebanyak 500 gram sampel dimasukkan ke dalam benjana maserasi
lalu di tambahkan etanol 96% hingga seluruh bahan terendam. Wadah maserasi
ditutup rapat. Maserasi di lakukan selama 3x24 jam, dalam proses maserasi, di
lakukan pengadukan sesekali dan di lakukan penggantian larutan setiap 1x24 jam.
konstannya.
3. Skrining Fitokimia
23
tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi-pereaksi yang mampu memverikan
ciri khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder (Harborne, 1987). Metode
a. Alkaloid
ditambah 2-3 tetes pereaksi mayer. Terbentuknya endapan jingga pada tabung
b. Flavanoid
apabila terlihat hasil berwarna orange, merah dan kuning menandakkan adanya
flavanoid.
c. Tanin
(Robinson, 1991).
d. Saponin
terisi air hangat, kemudian dikocok vertical selama 10 detik. Pembentukan busa
24
e. Steroid dan terpenoid
(Ciulei, 1984).
CMC sebanyak 0,5 mg dimasukkan sedikit demi sedikit dan diaduk dengan
kemudian volumenya dicukupkan dengan air panas hingga volume 100 ml.
mL.
0,5% adapun dosis dibuat dengan 3 variasi dosis 400 mg/gBB, 800 mg/gBB dan
1600 mg/gBB.
25
e. Penyiapan Hewan uji
Hewan uji yang diguanakan adalah mencit (Mus musculus) yang berbadan
kelompok uji terdiri dari 5 ekor mencit. Semua kelompok diberikan induksi
kalium oksonat 250 mg/kgBB selama 6 hari. Kelompok I adalah kontrol negatif
ekstrak etanol herba kancing ungu dengan masing-masing konsentrasi dosis 400
Hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 1 hari atau 24 jam sebelum
diambil darahnya. Kemudian pada hari ke-0 (H-0) tiap kelompok perlakuan diukur
kadar asam urat awal dengan meneteskan darah yang berasal dari vena lateralis
ekor mencit pada test strip dan darah akan langsung meresap sampai ujung strip
dalam waktu 20 detik. Pada hari selanjutnya (H-1 – H-6) mencit diberikan larutan
kalium oksonat 250mg/kgBB satu kali sehari secara per oral selama 6 hari. Pada
hari ke-6 (H-6), satu jam setelah pemberian induksi, diukur kadar asam urat mencit
tiap kelompok. Pada H-7 – H-15 (setiap hari selama sembilan hari) dilakukan
kadar asam urat pada setiap kelompok setelah satu jam pemberian perlakuan.
26
F. Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian yang berupa kadar asam urat dalam darah
Means: Analysis of Variance (1990) ada asumsi yang harus dipenuhi untuk melakukan
1. Random sampling: sampel bersifat independen dan bebas, artinya individu sampel
diambil secara acak (random) dari masing-masing populasi atau kelompok data.
2. Multivariate normality: distribusi gejala tiap populasi atau kelompok data adalah
normal. Untuk mendapat data dengan distribusi normal, jumlah sampel bisa
G. Etika Penelitian
Adapun etika dalam melakukan suatu penelitian yaitu peneliti mengajukan surat
Waluya. Selanjutnya peneliti menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
27
H. Jadwal waktu penelitian
No Minggu
Kegiatan penelitian 1 2 3 4 5
1 Pengambilan sampel
2 Determinasi sampel
3 Pengolahan sampel
4 Ekstraksi sampel
5 Penyiapan bahan
28
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N. 2011.Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Akbar B, 2010. Tumbuhan dengan kandungan senyawa aktif yang berpotensi sebagai
bahan infertilitas. Adabia Press. Jakarta, h. 4–5.
Anggraeni, Indah (2019) Uji Efektivitas Ekstrak Tanaman Rumput Mutiara (Hedyotis
corymbosa L.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Mencit Jantan (Mus
muscullus) GALUR BALB-C. Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.
Apriyanti, M. 2013. Meracik Sendiri Obat dan Menu Sehat Bagi Penderita Kolesterol.
Pustaka Baru Press. Yogyakarta
Astutik, Endang. 2016. “Pengaruh Metode Diskusi, Pemberian Tugas Dan Motivasi
BElajar Terhadap Pencapaian Kelulusan Ujian Nasional Di SDN Mayangan 6 Kota
Probolinggo.” Jurnal Penelitian Dan PEndidikan IPS 10 No.2.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). 2014. Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2014 tentang Perubahan atas Peraturan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 Tentang Persyaratan
Cemaran Mikroba dan Logam Berat dalam Kosmetika. Jakarta: Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia.
Ciulei, J. (1984). Metodology for Analysis of Vegetables and Drugs. Bucharest Rumania:
Faculty of Pharmacy. Pp. 11-26.
Dalimartha, Setiawan. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 5. Jakarta: PT Pustaka Bunda.
29
Ditjen POM Depkes RI. 1995. FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan. Halaman 2-4, 189-190
Haidari, F., Keshavarz, S.A., Rashidi, M. R. & Shahi, M.M., 2009, Orange Juice and
Hesperetin Supplementation to Hyperuricemic Rats Alter Oxidative Sterss Markers
and Xanthine Oxidoreductase Activity, J. Clin. Biochem. Nutr., 45 (3), 285;291.
Harborne, J. B., 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.
Edisi kedua, Hal 5, 69-76, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang
Soedira, ITB Press, Bandung.
Lingga, lanny. 2012. Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Maharani, S. 2012. Pengaruh pemberian larutan ekstrak siwak (Salvadora persica) pada
berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan Candida albicans. Skripsi.
Dipublikasikan, Semarang. Universitas Diponegoro.
Maria Dewajanti, Anna. (2019) Peranan Asam Klorogenat Tanaman Kopi Terhadap
Penurunan Kadar Asam Urat Dan Beban Oksidatif. Ukrida Press.
Minarno, E. B., 2015, Skrining Fitokimia dan Kandungan Total Flavonoid pada Buah
Carica pubescens Lenne & K. Koch di Kawasan Bromo, Cangar dan DataranTinggi
Dieng. El-Hayah, 5(2), 77
Nabyluro’y R. Ahmad. 2011. Cara mudah mencegah, mengobati asam urat dan hipertensi.
Bibliografi: hlm. 125-126. Dinamikamedia. Indonesia.
Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur G. & Kaur H., 2011, Phytochemical Screening and
Extraction; A Review, International Pharmaceutical Sciencia, 1, 1, 98-106.
Van Hoorn Judith & dkk. 2007. Play at The Center of The Curriculum. New Jersey:
Pearson.
30
Voight, R., 1994, Buku Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574,
diterjemahkan oleh Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press.
31