DELLAX’MA NANDARI
NIM. 1652121002
NIM : 1652121002
Ditinjau Dari Aspek Kimia Dan Mikrobiologi adalah asli karya saya sendiri, tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah tertulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam usulan penelitian ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Dengan demikian surat pernyataan ini saya buat, apabila ternyata saya
berlaku.
DellaX’ma Nandari
NIM. 1652121002
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Menyetujui
Mengesahkan
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya usulan penelitian yang berjudul “Keamanan Pangan
Aspek Kimia Dan Mikrobiologi” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Usulan penelitian ini disusun untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi dan
usulan penelitian ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Dalam
besarnya kepada:
Universitas Warmadewa.
2. Bapak Ir. I Wayan Sudiarta, MP selaku Ketua Program Studi Ilmu dan
3. Ibu Ir. A.A. Made Semariyani, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan
penelitian ini.
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL USULAN PENELITIAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................x
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................1
I.3 Tujuan.............................................................................................................4
I.4 Manfaat...........................................................................................................4
I.5 Hipotesis.........................................................................................................5
2.2 Formalin..........................................................................................................7
2.6 Garam............................................................................................................12
3.2.1 Alat.................................................................................................................15
3.2.2 Bahan.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24
LAMPIRAN...............................................................................................................27
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
1. Bagan Alir Penelitian Tingkat Keamanan Ikan Asin Dipasar Tradisional
Kecamatan Denpasar Timur Ditinjau Dari Aspek Kimia Dan Aspek
Mikrobiologi......................................................................................................17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Pasar Tradisional di Kecamatan Denpasar Timur.....................................................26
BAB I. PENDAHULUAN
pangan dapat ditentukan oleh ada tidaknya kontaminasi dari bahan-bahan yang
tidak dapat dicerna seperti plastik, logam maupun bahan yang dapat menganggu
pencernaan manusia. Secara kimiawi dapat berasal dari zat-zat kimia berbahaya
yang tidak boleh digunakan sebagai bahan pangan seperti formalin dan pestisida
askorbat, laktat, sitrat, nitrit dan bahan tambahan pangan lainnya sesuai dengan
produk pangan akan pentingnya kemanan pangan, menjadi salah satu hal yang
fisik. Makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor penting untuk
Ikan asin merupakan lauk yang sudah lama dikenal dan digemari oleh
ikan yang terdapat dalam tubuh ikan (Hastuti, 2010). Pada kenyataannya, masih
bahan berbahaya bagi kesehatan yang dilarang digunakan pada makanan seperti
formalin.
Formalin adalah salah satu zat tambahan yang dilarang dalam makanan.
basah, ikan asin, tahu, bakso dan lain-lain. Penggunaan formalin pada ikan asin
formalin sebagai bahan pengawet makanan telah lama dilarang oleh pemerintah,
saja masih dijumpai produsen dan pedagang yang mencampurkan formalin pada
ikan asin maupun ikan segar. Formalin yang masuk ke dalam tubuh akan
(Abdullah, 2013).
Menurut hasil pengujian laboratorium BPOM RI, selama tahun 2011 dari
mikroba melebihi batas yaitu 1.002 sampel dan sebanyak 151 sampel
pangan ikan asin yang dijual di pasar tradisional kecamatan Denpasar Timur
ditinjau dari sudut pandang penelitian yang berbeda yaitu aspek kimia (formalin)
secara kualitatif dan aspek mikrobiologi Escherichia coli. Penelitian ini dilakukan
pada penjual ikan asin di pasar tradisional kecamatan Denpasar Timur karena
ambang batas ?
3. Berapakah kandungan garam yang terdapat pada ikan asin yang dijual di
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan dari penelitian ini
3. Untuk mengetahui kandungan garam pada ikan asin yang dijual di pasar
I.4 Manfaat
Denpasar Timur ditinjau dari aspek kimia dan mikrobiologi, penting untuk
dengan standar yang ditetapkan serta cemaran mikroba Escherichia coli masih
Ikan asin merupakan salah satu bahan makanan mentah yang diawetkan
kadar air dalam ikan sehingga bakteri tidak dapat hidup dan berkembang. Adanya
garam akan mengakibatkan terjadinya proses osmosa pada sel daging ikan
penetrasi garam dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan dari tubuh ikan. Karena,
cairan semakin lambat dengan menurunnya konsentrasi garam di luar tubuh ikan
protein (denaturasi) serta pengerutan sel-sel tubuh ikan sehingga sifat dagingnya
berubah. Ikan yang telah mengalami proses penggaraman, sesuai dengan prinsip
yang berlaku, akan mempunyai daya simpan yang tinggi karena garam dapat
Dalam skala nasional, ikan asin merupakan salah satu produk makanan
asin termasuk dalam sembilan bahan pokok penting bagi kebutuhan masyarakat
Protein (g) 42
Karbohidrat (g) 0
Vitamin A (SI) -
Vitamin C (mg) 0
Air (g) 40
2.2 Formalin
dimana, molekul secara individu bergabung membentuk suatu satuan dari bobot
molar yang tinggi. Aktivitas polimerisasi ini melepaskan panas yang sering terjadi
secara letupan. Formaldehida yang lebih dikenal dengan nama formalin ini adalah
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.
pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri. Nama lain
Oxomethane, dan Formalith. Berat Molekul Formalin adalah 30,03 dengan Rumus
distribusinya ke dalam sel tubuh. Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif,
dapat bereaksi dengan gugus – NH2 dari protein yang ada pada tubuh membentuk
digunakan sebagai pembersih lantai, gudang, pakaian dan kapal, pembasmi lalat
dan serangga lainnya, bahan pembuat sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan
bahan peledak. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan
gelatin dan kertas, bahan pembentuk pupuk berupa urea, bahan pembuatan produk
parfum, bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku, pencegah korosi
untuk sumur minyak, bahan untuk isolasi busa, bahan perekat untuk produk kayu
sehingga tampilannya lebih menarik (walaupun kadang bau khas makanan itu
sendiri menjadi berubah karena formalin). Makanan yang rawan dicampur bahan
berbahaya ini biasanya seperti bahan makanan ikan asin, ikan basah, mie dan tahu
(Winarno, 2004).
bakteri, jamur dan benalu yang efektif pada konsentrasi tinggi. Selain itu formalin
germisida dan fungisida tanaman dan buah-buahan, digunakan pada pabrik sutra
sintetik, fenilik resin, selulosa ester, bahan peledak, mengeraskan film pada
Formalin banyak digunakan pada industri tekstil untuk mencegah bahan menjadi
formalin digunakan sebagai pendetoksifikasi toksin dalam vaksin, dan juga untuk
turunannya juga terdapat pada banyak produk konsumer lainnya untuk melindungi
makanan secara tradisional, penyimpanan dan penyajian yang tidak bersih, dan
terakumulasi dalam sel, bereaksi dengan protein seluler (enzim) dan DNA
membahayakan kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini
tergantung pada dosis dan lama paparannya dalam tubuh. Beberapa efek negatif
jangka pendek akibat paparan formalin antara lain adalah terjadinya iritasi pada
panjang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada hati, ginjal, jantung, limfa
dan saluran pernafasan. Di dalam tubuh cepat teroksidasi membentuk asam format
terutama di hati dan di sel darah merah. Pemakaian pada makanan dapat
mengakibatkan keracunan pada tubuh manusia, yaitu rasa sakit perut yang akut
Escherichia coli atau E.coli adalah salah satu spesies bakteri gram negatif.
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna
Kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan menghasilkan warna
merah bila diamati dengan mikroskop, sedangkan bakteri gram positif akan
menghasilkan warna ungu hal ini terjadi terutama karena adanya perbedaan
struktur dinding sel. Sebagian besar spesies bakteri gram negatif bersifat patogen.
metabolisme fermentasi dan respirasi, baik tumbuh pada suhu optimal 37oC.
dapat disingkat E.coli dipilih sebagai indikator tercemarnya air atau makanan,
karena keberadaan E.coli dalam sumber air atau makanan merupakan indikasi
pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia. E.coli yang terdapat pada makanan
dan minuman yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit
mutualistik. Namun, strain non-patogenik dari E.coli bisa menjadi patogen, ketika
adanya gangguan di dalam pencernaan serta imunosupresi pada host (Garcia et al.,
mikroorganisme dalam suatu sampel, yang pada prinsipnya jika sel mikroba yang
masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat diamati secara makroskopis
Fardiaz (1989) dan Susianawati, 2006 salah satu metode yang dapat digunakan
ada dalam senyawa hidrokarbon tersebut (Munawar et al., 2007 dan Sumarsono,
2009).
2.5 Garam
pengawetan dilakukan dengan cara mengurangi kadar air dalam badan ikan
sampai titik tertentu sehingga bakteri tidak dapat hidup dan berkembang lagi.
Pengawetan ikan dengan cara penggaraman sama dengan tujuan pengawetan dan
pengolahaan lainnya, yaitu untuk memperpanjang daya tahan dan daya simpan
ikan. Ikan yang mengalami proses penggaraman menjadi awet karena garam dapat
diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa,
rupa.
yang berlaku akan mempunyai daya simpan tinggi karena garam dapat berfungsi
untuk menghambat atau membunuh bakteri yang terdapat di dalam tubuh ikan.
Cara kerja garam di dalam menjalankan fungsi kedua adalah garam menyerap
cairan yang ada di dalam tubuh ikan, selain itu garam juga menyerap cairah tubuh
yang disebabkan oleh kerusakan, pemalsuan dan kontaminasi, baik oleh mikroba
atau senyawa kimia, maka keamanan pangan merupakan faktor terpenting baik
untuk konsumsi pangan dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor. Keamanan
mikrobiologik, toksisitas kimia dan status gizi. Hal ini saling berkaitan, dimana
pangan yang tidak aman akan mempengaruhi kesehatan manusia yang pada
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang
18 2012). Memperoleh pangan yang aman merupakan hak asasi setiap individu.
Pangan yang aman tentunya pangan yang terbebas dari atau mengandung dalam
berikut : biologi, kimia dan fisik. Pencemaran pangan akibat ketiga bahaya
tersebut dapat terjadi di setiap titik rantai pangan yaitu sejak dari hulu hingga hilir.
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang
harus dipenuhi untuk mencegah pangan dari kemungkinan adanya bahaya, baik
karena cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
Warmadewa dan Balai Besar Veteriner Denpasar. Penelitian ini dilaksanakan dari
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung Durham, cawan
Petri, tabung reaksi, pipet ukuran 1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml, botol media, gunting,
3.2.2 Bahan
(Escherichia Coli Broth), L-EMBA (Levine Eosin Methylene Blue Agar) MR-
Citrate Broth), SCA (Simmons Citrate Agar), Reagen Kovac, Reagen Voges-
Proskauer (VP), BPW 0,1%(Buffered Pepton Water 0,1%) kalium kromat
berdasarkan populasi yang ada. Populasi adalah keseluruhan unit analisis yng
Analisis Mikrobiologi
Analisis Kimia
Escherichia coli
Formalin
Garam Total Mikroba
Hasil Identifikasi
Gambar 3.1
Bagan Alir Penelitian Keamanan Pangan Ikan Asin Di Pasar Tradisional
Kecamatan Denpasar Timur Ditinjau Dari Aspek Kimia dan Mikrobiologi.
sensus yaitu jumlah pedagang ikan asin di kecamatan Denpasar Timur sebanyak
garam serta analisa kontaminan mikroba E.coli dan analisa total mikroba.
pedagang ikan asin. Sampel diambil secara acak pada 7 Pasar Tradisional yang
kepada pedagang ikan asin. Dari pedagang terpilih akan diambil sampel ikan asin
dilakukan di hari yang sama dengan pengambilan sampel tersebut. Hal ini
bertujuan untuk menghindari adanya perubahan dari segi kondisi fisik, kimia
dan mikrobiologi.
minimal yang akan diteliti dengan margin of error yang ditetapkan adalah 10%
N
n=
(1+ ( N X e 2) )
Dimana n adalah sampel, N adalah populasi dan “e” adalah margin off
error (10%). Dengan Rumus Slovin tersebut diperoleh jumlah sampel minimal
yang akan diteliti yaitu 54 sampel dari 118 populasi yang ada.
ikan asin kering yang telah dihaluskan sebanyak 5 gram diekstraksi dengan
aquades panas sebanyak 10-20 mL sampai semua garam (NaCl) larut, dan terpisah
dengan lemak. Ekstraksi diulangi beberapa kali (8-10 kali). Hasil ekstraksi
metode MPN (Most Probable Number) sesuai dengan SNI 8273-2016 tentang
metode pengujian cemaran mikroba dalam ikan asin kering yang terdiri dari uji
Methyl Red, Voges Proskauer dan Citrate (IMViC). Sebelum dilakukan pengujian
sampel dan masukkan dalam wadah steril kemudian diambahkan 225 ml larutan
BPW 0,1 % dan homogenkan dengan stomacher selama 1 menit sampai dengan 2
dalam suhu 35 ºC. Gas yang terbentuk dalam tabung Durham menunjukan hasil
positif dengan menggunakan jarum inokulasi dari setiap tabung LSTB ke dalam
tabung ECB yang berisi tabung Durham. ECB kemudian diinkubasi pada
kembali selama 48 jam. Hasil uji dinyatakan positif ketika terbentuknya gas pada
tabung Durham. Gas yang berbentuk pada setiap tabung Durham kemudian
dicocokan dengan tabel MPN (Most Probable Number) untuk menentukan nilai
dari MPN sebagai jumlah E.coli per mililiter atau per gram.
EMBA atau VRBA dari tabung ECB yang menunjukan hasi positif, inkubasi
mengkilat pada media L-EMBA. Koloni yang diiduga E.coli diambil dari masing-
koloni dari tabung PCA pada TB dan diinkubasikan pada temperatur 35 ºC selama
menentukan hasil positif. Hasil reaksi positif ditandai dengan adanya bentuk
cincin merah pada lapisan atas pada media sedangkan hasil reaksi negatif ditandai
media PCA yang diinokulasikan ke tabung yang berisi 10 ml media MR-PV dan
tabung reaksi dan ditambahkan 0,6 ml larutan α-naptanol dan 0,2 mL KOH 40%
Uji Methyl Red (MR) dilakukan dengan mengambil biakan dari media
PCA dan diinokulasikan ke tabung reaksi yang berisi 10 ml media MR-VP yang
tetes indikator MR ditambahkan pada tabung untuk mengetahui hasil uji positif.
Hasil positif ditandai dengan adanya warna merah dan hasil reaksi negatif ditandai
selam 96 jam. Hasil uji positif ditandai dengan terbentuknya kekeruhan pada
media.
Total Plate Count (TPC) yang mengacu pada SNI 8273-2016 tentang metode
hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop.
sampel terlebih dahulu dimana sampel ditambahkan 225 ml larutan BPW 0,1%
cawan yang telah berisi suspensi. Pemutaran cawan dilakukan agar sampel dan
media PCA tercampur keseluruhannya. Pemutaran dilakukan dengan membentuk
angka delapan dan didiamkan hingga menjadi padat. Cawan kemudian diinkuasi
analisis secara deskriptif. Analisis secara deskriptif yang dilakukan akan mengacu
pada SNI 8273-2016 tentang persyaratan mutu dan kemanan ikan asin kering.
Dari hasil analisis ini akan diketahui tingkat keamanan ikan asin kering yang
dijual di pasar tradisional Kecamatan Denpasar Timur yang akan ditinjau dari
Abdullah, S. 2013. Uji Kualitatif Kandungan Formalin Pada Ikan Asin yang
Dijual di Pasar Sentral Kota Gorontalo [Karya Tulis Ilmiah]. Gorontalo:
Universitas Negeri Gorontalo.
Ali, Suparmono, dan Hudaidah. 2014. Evaluasi Kandungan Formalin Pada Ikan
Asin di Lampung. Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan. Hal
2(2): 139- 144.
Antoni, Syahrial. 2010. Analisa Kandungan Formalin pada Ikan Asin dengan
Metoda Spektrofotometri di Kecamatan Tampan Pekanbaru. (Skripsi).
Universitas Islam Negeri Sutan Syarif Kasim Riau. Riau.
Borgstrom, Reidar & Hansen, Lars Petter (red). 2000. Fisk i ferskvann - et
samspill mellom bestander, miljo og forvaltning. Landbruksforlaget. ISBN
82-529-1986-3.
Girsang, Dias Y., Rangga, A., dan Susilawati. 2014. Kasus Distribusi dan
Penggunaan Formalin Dalam Pengawetan Komoditi Ikan Laut Segar
(Studi Kasus di Kota Bandar Lampung). Jurnal Teknologi dan Industri
Hasil Pertanian. Hal 19(3): 218-228.
Margono, T., Suryati, D., Hartinah, S. 1993. Buku Panduan Teknologi Pangan.
http://www.ristek.go.id. Diunduh : 3 November 2016.
Rahman, T. Analisa Kadar Formalin Pada Ikan Asin yang Dipasarkan di Kota
Gorontalo [Tesis]. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo; 2014.
Salosa YY. 2013. Uji Kadar Formalin, Kadar Garam dan Total Bakteri Ikan
Asin Tenggiri Asal Kabupaten Sarmi Provinsi Papua. DEPIK J Ilmu-Ilmu
Perair Pesisir Dan Perikan. Hal 2(1):10–5.
Sitiopan HP. 2012. Studi Identifikasi Kandungan Formalin ada Ikan Pindang di
Pasar Tradisional dan Modern Kota Semarang. J Kesehatan Masyarakat.
Yulisa, Asni, Azrin. 2014. Uji Formalin Pada Ikan Asin Gurami di Pasar
Tradisional Pekan Baru. Jom FK. Hal 1 (2): 1-12.
LAMPIRAN