Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN (PKL)

SAINS HALAL LPPOM MUI BANTEN

Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Program Strata Satu Program Studi Biologi

UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten

Disusun Oleh :

Nama : Tri Utari Nurfaiza

Nim : 191710009

Prodi : Biologi

UIN SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun oleh :

Nama : Tri Utari Nurfaiza

Nim : 191710009

Prodi : Biologi

Pembimbing telah menyetujui Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada tanggal 10 September 2022

Dosen Pembimbing Pembimbing LPPOM MUI BANTEN

Roza Ruspita. M.Sc. Drs. Arief kusna

Ketua Program Studi Biologi

UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten

Riski Andrian Jasmi, M.Sc

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan/ Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini yang berjudul
‘’ SAINS HALAL DI LPPOM MUI BANTEN ‘‘. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan
kita semua yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan manusia dari jaman kegelapan
menuju zaman terang menderang ini. Adapun penyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dimaksud
untuk memenuhi salah satu persyaratan penyelesaian mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Penulis menyadari mengenai penulisan laporan ini tidak bisa terselesaikan tanpa pihak yang mendukung
baik secara morial maupun juga material. Maka penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang
membantu dalam penulisan laporan ini yaitu kepada :

1. Dr. Asep Saefurohman, M.Si. selaku Dekan UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten
2. Dr. H. Eko Wahyu Wibowo, M.Si. selaku Wakil Dekan Bid. Akademik Kemahasiswaan
3. Dr. H. Shobri, M.M. selaku Wakil Dekan Bid. Administrasi Keuangan dan perencanaan
4. Riski Andrian Jasmi, M.Sc. selaku Ketua Prodi Biologi UIN SMH BANTEN
5. Anis Uswatun Khasanah, M.Sc. selaku Sekertaris Prodi Biologi UIN SMH BANTEN
6. Roza Ruspita, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) .
7. Drs. Arief Kusna, Selaku pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL) LPPOM MUI BANTEN
8. Dr. H. Rodani, M.Si. Selaku Direktur LPPOM MUI BANTEN
9. Irhamni, S.Si. M.Si Selaku Wakil Direktur LPPOM MUI BANTEN
10. Seluruh karyawan khususnya rekan-rekan di bagian Bidang Administrasi Sertifikat Halal LPPOM
MUI BANTEN
11. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan doa dukungan dan semangatnya

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini masih banyak
kekurangan dari pembahasan maupun penulisan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun bagi penulis untu ke depany-Nya.

Semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pribadi dan
pembaca khusus-Nya bagi mahasiswa/mahasiswi UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten untuk
menjadikan sebagai referensi.

Hormat saya,

Serang, 05 November 2022

Tri Utari Nurfaiza

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................................2

C. Tujuan PKL...................................................................................................................................3

D. Manfaat PKL................................................................................................................................4

E. Waktu Praktik Kerja Lapangan (PKL)............................................................................................5

BAB II : KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................

A. Sejarah kantor LPPOM MUI Banten.............................................................................................6

B. Kerangka berpikir teoritis............................................................................................................7

BAB III : METODE PKL.......................................................................................................................8

A. Lokasi PKL....................................................................................................................................9

B. Desain / rancangan PKL..............................................................................................................10

C. Objek PKL....................................................................................................................................11

D. Metode Pengumpulan Data.......................................................................................................12

E. Instrumen PKL.............................................................................................................................13

F. Teknik Analisis Data....................................................................................................................14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................17

LAMPIRAN.........................................................................................................................................

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Negara Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki berbagai suku bangsa.


Setiap suku bangsa mempunyai ciri khas yang berbeda, terutama dibidang makanan. Makanan
tradisional merupakan makanan yang dikonsumsi oleh suatu masyarakat tertentu dengan cita rasa
yang khas. Provinsi Banten merupakan salah satu Provinsi dengan beragam suku bangsa, setiap
sukunya memiliki makanan khas yang berbeda juga. Kue khas biasanya disajikan ketika ada acara
penyambutan dan hari-hari besar. Seiring pekembangan zaman, kue khas tidak hanya dibuat pada
hari-hari tertentu saja, akan tetapi sekarang sudah dijual di toko-toko kue Menurut (Maflalah
2012).
Kue khas Banten saat ini telah diproduksi oleh beberapa industri rumah tangga di Banten.
Industri berskala rumahan ini umumnya memproduksi berbagai macam kue khas dengan target
pasar wisatawan yang berkunjung ke Kota Serang dan masyarakat sekitar pada khususnya.
Pemasaran kue khas Banten umumnya di toko oleh-oleh khas Banten dan melalui pemesanan.
Namun demikian, pengetahuan tentang standar mutu, proses pengolahan yang tepat dan tingkat
kesukaan konsumen terhadap kue khas Banten pada saat ini belum banyak diketahui.
Pengetahuan tentang dasar-dasar pengolahan pangan sangat penting. Hal ini diperlukan untuk
menghasilkan produk dengan kualitas yang terjamin,contoh kue khas Banten adalah kue cucur,
kue gipang, kue jojorong, kue pasung, kue srikaya, kue rengginang, dan sebagainya (Sungkar, M.
2015).
Kue merupakan makanan yang paling populer di Banten, sekitar 50% dari konsumen
tepung terigu di Asia digunakan untuk pembuatan mie. Di
Indonesia pada tahun 1996, penggunaan tepung terigu untuk pembuatan mie mencapai 60-70%
(Kruger dan Matsuo, 1996). Hal ini menunjukkan bahwa mie merupakan makanan yang paling
populer di Asia khususnya di Indonesia hingga saat ini. Mie pertama
kali dibuat dengan bahan baku beras dan tepung kacang-kacangan.Menurut Chambani (2005).
Mie basah memeiliki ketahanan masa simpan selama 36 jam.Menurut Ruku dkk. (2009)
pengolahan pangan adalah rangkaian suatu kegiatan terhadap bahan mentah untuk diubah
bentuknya atau kompisisinya guna memberikan nilai tambah, oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian untuk pengujian kadar air dan kadar abu terhadap Kue dodol, bakwan dan bolu yang
dihasilkan pada industri rumah tangga di Kota Serang.
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah Peraturan halal yang akan datang, dinyatakan bahwa “Barang Kebutuhan Harian”
(produk konsumen) harus memiliki sertifikasi halal dalam beberapa tahun setelah
diberlakukannya peraturan tersebut. Hal ini masih belum jelas, jenis Barang / produk konsumen
apa. Apakah mungkin untuk mendapatkan penjelasan dari hal tersebut? Contoh, apakah termasuk
dari barang yang di beli(Supermarket, toko konsumen, dll) atau ini hanya berhubungan dengan
makanan & minuman, kesehatan, kosmetik, produk kimia seperti yang tercantum di peraturan?
C. TUJUAN PKL
Adapun tujuan yang dilakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut:
1.Mengembangkan dan menerapkan disiplin ilmu pengetahuan mahasiswa yang telah diperoleh
pada perkuliahan dalam ruang lingkup masyarakat sesuai profesinya.
2.Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmuyang telah diperoleh
kedalam semua kegiatan secara nyata.

v
3.Melatih dan mempersiapkan mahasiswa sebagai calon analis farmasi dan makanan yang
memiliki pengetehuan, keterampilan, inisiatif dan memiliki etos kerja yang tinggi serta
bertanggung jawab.
4. Supaya mahasiswa memperoleh pengetahuan yang belum pernah didapatkan selama
perkuliahan.

D. MANFAAT PKL

Adapun manfaat yang dilakukan praktek kerja lapangan (PKL) adalah:

1.Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak LPPOM MUI BANTEN dengan
perusahaan atau lembaga instansi lainnya

2.Mendapat pengalaman dan ilmu pengetahuan yang belum diketahui sebelumnya.

3.Mengenal dunia kerja bagi mahasiswa yang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.

4.Mengenal tempat kerja yang sesuai bagi mahasiswa dengan jurusan yang di pelajarinya

E. WAKTU PRAKTIK KEJA LAPANGAN (PKL)

Praktik Kerja Lapangan dimulai tanggal 10 Oktober 2022 sampai dengan 10 November 2022,
yang dilaksanakan di Kantor LPPOM MUI Banten yang berlokasi di Kawasan Pusat Provinsi
Banten (KP3B), Jl.Raya Syeh Nawawi Al-Bantani , Km. 2,5. Curug, Sukajaya, Kec. Serang kota.
Serang Banten 42171 Banten. Jadwal masuk Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu dari hari Senin-
Jumat Sedangkan untuk jam kerja yang berlaku adalah:

Jam masuk :08:30 WIB

Jam istirahat:12:00-13:00 WIB

Jam pulang: 16:00 WIB

vi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah Kantor LPPOM MUI Banten
Pembentukan LPPOM MUI didadasrkan atas mandat dari pemerintah atau negara agar Majlis
Ulama Indonesia (MUI) berperan aktif dalam meredakan kasus lemak babi di Indonesia pada
tahun 1988. LPPOM MUI didirikan pada tanggal 6 januari 1989 untuk melakukan pemeriksaan
dan sertifikat halal.
Untuk memperkuat posisi LPPOM MUI menjalankan fungsi sertifikasi halal, maka pada tahun
1996 ditanda tangani Nota Kesepakatan Kerjasama antara Departemen Agama Departemen
Kesehatan dsn Majlis Ulama Indonesia (MUI).
Nota kesepakatan tersebut kemudian disusul dengan penerbitan Keputusan Mentri Agama
(KMA) 518 Tahun 2001dan KMA 519Tahun 2001, yang menguatkan MUI sebagai lembaga
sertifikat halal serta melakukan pemeriksaan/Audit, penetapan fatwa, dan menerbitkan sertifikat
halal.
Kini dalam usianya yang ke-33 tahun, LPPOM MUI menjadi Lembaga Sertifikasi Halal pertama
dan terpercaya di Indonesia serta semakin menunjukan eksistensinya sebagai lembaga sertifikasi
halal yang kredibel, baik ditingkat nacional maupun internacional. Pada tahun 2017 dan 2018
LPPOM MUI memperoleh Sertifikat Akreditasi SIN ISO/IEC 17025:2018untuk Laboratorium
Halal dan SNI ISO/IEC 17065 :2012 dan DPLS 21 untuk Lembaga Sertifikasi Halal dari Komite
Akreditasi Nasional (KAN). Standaar ini tidak hanya diakui di Indonesia, namun juga diakui oleh
Badan Akreditasi Uni Emirat Araba tau ESMA.
Sistema sertifikasi dan sistema jaminan halal yang dirancang serta diimplementasikan oleh
LPPOM MUI telah pula diakui bahkan juga diadopsi oleh lembaga-lembaga sertifikasi halal luar
negri, yang kini mencapai 45 lembaga dari 26 negara.
LPPOM MUI Provinsi Banten, dibentuk pada tahun 2006 yang ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Dewan Pimpinan Mejlis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten
47/MUI-BTN/XII/2006, dengan susunan pengurus antara lain: Dr. H. Jirzis Ridho sebagai
Direktur, Drs H. Rodani, M.Si. sebagai sekertaris dan Drs. H.M. Suhendi sebagai bendahara.
Pada saat itu LPPOM MUI Banten belum memiliki auditor hanya baru melakukan berbagai
kegiatan dan pembenahan organisasi serta mengadakan sosialisasi dan kerjasama dengan
berbagai pihak yang terkait dibawah binaan LPPOM MUI Pusat. Karena pada saat itu Direktur
yang ditunjuk (Dr. H. Jirzis Ridho ) mutasi kerja ke Jawa Tengah, maka berdasarkan Surat
Keputusan Dewan Pimpinan MUI Provinsi Banten nomer Kep-024/MUI-BTN/IV/2007, diadakan
perubahan pengurus dan ditunjuk sebagai Direkturnya Dr. H,Tb. Sulchi Aziz, M.M, dan sejak
itulah bersama LPPOM MUI Pusat mulai membangun kerjasama antara lain dengan Direktorat
Jendral Industri Kecil dan Mencegah Departemen Perindustrian Jakarta untuk mengadakan kajian
terhadap 40 IKM produk pangan di wilayah Provinsi Banten, khususnya bagi Industri kecil dan
menengah agar mendapat serifikat halal, sehingga produk tersebut dapat dikonsumsi dengan
aman oleh masyarakat muslim di wilayah Provinsi Banten sebagai salah satu syarat dari syari’at
islam.
Dalam upaya memacu masyarakat cinta halal berbagai kerjasama dilakukan pula pihak lain, baik
dengan Kementrian Perindustrian dan Perdagangan, Pemerintah Daerah dan Kementrian Agama,
mulai dari proses pendataan UKM sosialisasi sampai pada bantuan sertifikat halal terus dilakukan
hal ini bertujuan agar masyarakat sebagai konsumen mendapat perlindungan dari makanan dan
minuman yang tidak halal dan membahayakan, disamping itu membantu para produsen agar

vii
produknya mendapat kepercayaan dari masyarakat sehingga usahanya dapat berkembang dan
maju untuk mengahadi karyawan dan keluarganya.

Visi dan Misi LPPOM MUI BANTEN


Visi
“TERDEPAN DALAM SOLUSI JAMINAN PRODUK HALAL’’
Misi

 Memberi layanan serifikasi halal yang dapat diterima dan menjadi acuan utama bagi komunitas
halal nasional dan Internasional.
 Memberikan edukasi dan Promasi halal kepada pelaku usaha dan masyarakat.
 Menyediakan data dan informasi halal terlengkap dan tercepat.
 Menjaga dan mengembangkan talenta terbaik dalam lingkungan kerja yang harmonis
 Menyediakan infrastruktur pendukung oprasional berbasis teknologi modern.
 Memperluas dan memperkuat hubungan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan.
Bentuk dan Badan Hukum Kantor LPPOM MUI BANTEN
LPPOM MUI Banten dibentuk pada tahun 2006 yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dewan
Pimpinan Majlis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten Nomor 47/MUI-BTN/XII/2006, berdasarkan
Surat Keputusan Dewan pimpinan MUI Provinsi Banten Nomor Kep-024/MUI-BTN/IV?2007,
disediakan perubahan pengurusan dan ditunjuk sebagai Direkturnya Dr. H. Tb. Sulchi Aziz. M.M.
Bidang Pekerjaan Perusahaan/Divisi Tempak Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Pada saat Praktik Kerja Lapangan penulis ditempatkan pada bagian Administrasi dan ditugaskan untuk
membantu pengelolaan administrasi, setelah itu penulis juga membantu memeriksa kelengkapan berkas
pelaku usaha persyaratan memperoleh sertifikat halal, Scan berkas untuk di upload ke CEROL
(Sertifikasi Layanan Halal Online) mengisi dokumen manual SJH pelaku usaha yang mendaftar serifikasi
halal dan merekap laporan hasil Audit.
Struktur Organisasi Kantor LPPOM MUI Banten
Struktur organisasi pada Kantor LPPOM MUI Banten, antara lain sebagai berikut:
LPPOM MUI PROVINSI BANTEN MASA KHIDMAT 2022-2027
SK-NOMOR : SK02/Dir/LPPOM MUI/II/22
A. DEWAN PEMBINAAN
B. DEWAN PENGAWAS
C. DIREKSI
- Direktur : Dr. H. Rodani,M.Si
- Wadir Bidang Administrasi, : Irhamni,S.Si,M.Si
Auditing dan Pengkajian
- Wadir Bidang Pelatihan : Prof. Dr. Ir. Wahyu Susihono, MT
Informasi dan Kerjasama
- Wadir Bidang Keuangan : H. Mas Mu’is Muslich, SH

viii
D. BIDANG-BIDANG
- Bidang Administrasi : 1. Drs. Arif Kusna
dan Pelayanan 2. Drs. H. Memet Slamet Riadi
- Bidang Uditing dan SJH : 1. Imah Eva Wijayanti, M,Si
2. Apt. Fatchi, S.Si
- Bidang Pengkajian : 1. Anis Uswatun Khasanah, M.Sc
Dan Penelitian 2. Dr, Tb Bahtiar, M.Si
- Bidan Pelatihan : 1. Dr. Robyy Zidny, M.Si
dan Edukasi 2. Indah Langitasari, M.Pd
- Bidang Informasi : 1. Qoriatul Arbaiyah, S.P
dan Kerjasama 2. Dra. Mimi Hayati, S.Si
- Bidang Perencanaan : Dr. Ade Sri Mariawati, MT
dan pengelolaan keuangan
E. STAF ADMINISTRASI
- Staf Bidang Administrasi : Nida Ankhofiyya, S.P.
Keuangan dan Perencanaan
- Staf Bidang Administrasi : Yova Taufani, S.Sos
dan Pelayanan
- Staf Bidang Administrasi : Wawan Gunawan, SE
Pengkajian dan Fatwa Halal
- Staf Bidang Administrasi Pelatihan, : Ria Putri Oktalia, S.Pd
Edukasi, Informasi dan Kerjasama
- Staf Bidang Administrasi : Fitrianingsih Nur Utami, S.H
Auditing dan SJH

Tugas Tanggung Jawab dan Wewenang Pengurus Kantor LPPOM MUI Banten
1). Tugas Tanggung Jawab dan Wewenang Direktur
a) Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program kerja yang telah ditetapkan, guna mencapai
tujuan, visi dan misi organisasi
b) Menjalankan fungsi pengorganisasian dan kelembagaan LPPOM diantaranya mencakup
penataan/ pembinaan/ pengelolaan kepegawaian,menata dan menangani kerjasama dengan pihak
terkait, mencermati regulasi baik internal ( peraturan perundang-undangan), penerbitan dan
pencabutan surat keputusan organisasi dan kelembagaan LPPOM MUI.
c) Melakukan pengawasan dan evaluasi jalanya fungsi pengorganisasian dan kelembagaan LPPOM
MUI.
d) Melaporkan hasil kerja dan program kerja tahunan yang akan dating kepada MUI minimal satu
tahun dua Kali
e) Membina hubungan dengan instansi dan lembaga lainnya baik dalam maupun luar negri
f) Berkoordinasi dengan komisi fatwa dalam pemeriksaan, penetapan fatwa dan penerbitan
serifikasi halal
g) Bersama dengan ketua komisi fatwa dan ketua umum MUI provinsi banten menandatangani
sertifikat halal
h) Menandatangani sertifikar sistem jaminan halal
i) Membina hubungan baik dan koordinasi, dengan kelembagaan MUI lainnya terkait dengan
jaminan produk halal

ix
j) Melakukan pembinaan dan koordinasi dengan LPPOM MUI pusat guna sinkronisasi penerapan
stándar dan sistem yang diterapkan pada kelembagaan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
2) Tugas Tanggung Jawab dan Wewenang Wakil Direktur
a) Membantu tugas, wewenang dan tanggung jawab direktur dalam menyusun, melaksanakan dan
mengevaluasi program kerja yang telah ditetapkan guna mecapai tujuan, visi dan misi organisasi
b) Mewakili direktur, apabila direktur berhalangam baik internal maupun eksternal
3) Tugas Tanggung Jawab dan Wewenang Bendahara
a) Menetapkan standar dan sistem keuangan dalam rangka oprasional kegiatan LPPOM MUI Banten
b) Mengawasi penerapan stándar dan sistema keuangan LPPOM MUI Banten yang harus mengacu
kepada stándar dan sistema keuangan yang berlaku di LPPOM MUI Banten
c) Mengelola kegiatan Administrasi dan keuangan Administrasi
d) Memuat dan memonitoring akad sertifikasi halal perusahaan
e) Menetapkan stándar biaya sertifikasi halal dan honor auditor setelah berkoordinasi dengan
pimpinan LPPOM MUI Banten
f) Mengevaluasi pengelolaan kegiatan keuangan organisasi LPPOM MUI Banten
g) Membuat laporan keuangan satu tahun dua kali yang disampaikan kepada direktur LPPOM MUI
Banten
h) Mempersiapkan pelaksanaan Audit eksternal yang dilakukan oleh accounting public serta
melaporkan hasilnya kepada direktur LPPOM MUI banten
4) Tugas Tanggung Jawab dan Wewenang Bidang Audit dan SJH
Audit adalah suatu pemeriksaan independen, sistematis dan fungsional untuk menentukan apakah aktivasi
dan luarnya sesuai dengan tujuan yang direncanakan, SJH adalah suatu sitem menejemen yang disusun
diterapkan dan dipelihara oleh perusahaan pemegang sertifikat halal untuk menjaga kesinambungan
proses produksi halal sesuai dengan ketentuan LPPOM MUI Banten. Audit SJH adalah yang dilakukan
terhadap implementasi Sistem Jaminan Halal (SJH) pada perusahaan pemegang sertifikat halal.
Tanggung jawab dan wewenang :
a) Melakukan proses sertifikasi halal sesuai dengan standar dan pedoman sertifikasi yang telah
ditetapkan
b) Bekerjasama dengan LPPOM Pusat dalam melaksanakan pemeriksaan terhadap produk
perusahaan nasional dan internasional yang berada didaerah.
c) Membuat laporan hasil Audit kepada komisi fatwa MUI untuk ditetapkan status halalnya.
d) Memimpin rapat auditor untuk membahas hasil-hasil auditing yang dilakukan para auditor yang
menjadi landasan dalam pembuatan laporan hasil audit pada siding/rapat komisi fatwa MUI untuk
ditetapkan status kehalalannya.
e) Mengorganisir kegiatan administrative berkenan dengan auditing dan Sistem Jaminan Halal
(SJH) dalam rangka mengawal proses sertifikasi halal
f) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan auditor, dengan melakukan pendampingan kepada
auditor baru Memonitoring dan mengevaluasi kinerja auditor
g) Berkoordinasi dengan bidang kesekertariatan dalam mempersiapkan kesertifikasi halal dan status
SJH yang akan diterbitkan

x
h) Bekerjasama dengan bidang pelatihan dan melaksanakan pembinaan dan peningkatan
kemampuan auditor lama dalam bentuk pengayaan dari segi perkembangan ilmu dan
keterampilan Audit serta sosialisasi stándar kebijakan baru
i) Bekerjasama dengan bidang stándar dalam mensosialisasikan estándar, kebijakan dan ketentuan
baru lainnya yang ditetapkan kepada seluruh Audit LPPOM MUI Banten
j) Mengevaluasi dan membuat laporan hasil kerja dan program kerja bidang yang dilaporkan dalam
rapat dewan pelaksanaan semesteran dan tahunan

5) Tugas Tanggung Jawab dan Wewenang Bidang Administrasi Sertifikat Halal

Administrasi sertifikasi halal ditinjau dari sudut ilmu berinduk pada Administrasi ialah usaha
penyelenggaraan perkantoran guna membantu pucuk pimpinan organisasi dalam pengambilan keputusan
dan pencapaian tujuan organisasi atau dalam Bahasa inggris dikenal dengan istilah office management,
Administrasi Sertifikasi Halal meliputi kegiatan :

a) Pelayanan kebersihan dan keindahan, dilakukan oleh satu orang petugas kebersihan dan
keindahan, dengan melibatkan pula beberapa orang untuk membantu melaksanakan pelayanan
kebersihan dan keindahan
b) Pelayanan tamu dan telepon, dilakukan oleh satu orang petugas penerima tamu, Sedangkan
pelayanan telpon terbatas pada melayani telpon yang masuk lalu meneruskan lalu menindak
lanjuti sesuai dengan maksud dan tujuannya
c) Pelayanan kepegawaian, setiap individu pegawai pada file yang tersedia, mengisi daftar induk
kepegawaian, membuat laporan bulanan kepegawaian, mengurus secara Administrasi mengenal
usul-usul kepegawaian usul kenaikan gaji berkala, permintaan cuti izin, membuat data analisis
kepegawaian, dan lain-lain. Pelayanan kepegawaian dilakukan secara manual dan digital sesuai
dengan kebutuhan
d) Pelayanan keuangan, berupa daftar pembayaran gaji/honor/dana/transportasi/dsb membuat
pengadaan ATK/oprasional kantor, proposal pendanaan/subsidi bekerjasama dengan
dinas/instansi terkait, dan lain-lainya. Semua kegiatan dilakukan secara manual dan digital sesuai
dengan kebutuhan
e) Pelayanan umum, meliputi persuratan dan kegiatan Administrasi umum, yang tidak memerlukan
penanganan khusu seperti legalisir, penggandaan dengan mesin stenlis, dokumentasi kegiatan,
konsumsi/akomodasi, penyajian data dan sejenisnya
f) Pelayanan surat menyurat dan ekspedesi, yang dilakukan oleh pegutas khusu agar terjamin
keakuratan penyampaian dan efektivitasnya. Selain dari itu untuk memudahkan pengecekan jika
dibutuhkan dan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehubung dengan surat-menyurat yang
ada

6). Tugas Tanggung Jawab dan Wewenang Bidang Pengkajian dan Penelitian

Dalam rangka efektivitas dan efisiensi LPPOM MUI Provinsi Banten mengutamakan pendekatan fungsi
dari pada pendekatan struktur. Struktur LPPOM MUI Banten mengedapkan struktur organisasi yang
ramping, tetapi dengan fungsi yang majemuk (multifungsi). Maka atas dasar pemikiran tersebut. LPPOM
MUI Banten menggabungkan beberapa fungsi bidang kedslam satu struktual yang ada dengan tugas,
tanggung jawab, dan wewenang masing-masing. Melalui pertanggung jawaban tersebut, maka bidang
pengkajian dan penelitian LPPOM MUI Banten yaitu:

xi
a) Mendukung proses sertifikasi halal dengan melakukan pemeriksaan dan pengkajian secara
laboratorium untuk produk yang ditetapkan memerlukan pemeriksaan laboratorium.
b) Memalkukan pengkajian atas bahan baku (alternatif maupun baru) dan produk akhir (jika
diperlukan) yang akan digunakan oleh perusahaan selama dalam masa sertifikat halal berlaku
c) Melakukan pengkajian dan penelitian dengan mencari método baru dalam mennjang kegiatan
sertifikat halal LPPOM MUI Banten.
d) Membuat perencanaan dan realisasi pendirian laboratorium Halal LPPOM MUI Banten
e) Mengevaluasi dan membuat laporan hasil kerja dan program yang dilaporkan dalam rapat
pengurus pelaksana setahun dua Kali.

7). Tugas Tanggung Jawab dan Wewenang Bidang Pelatihan, Sosialisasi dan Informasi Halal

Seiring dengan tuntutan perubahan zaman. LPPOM MUI Provinsi Banten terus berbenah diri, mulai dari
prosedur pelayanan, stándar sosialisasi maupun peningkatan training dan edukasi halal di masyarakat.
Website ini sengaja dibuat dalam rangka mendekatkan LPPOM MUI Banten kepada kepada msyarakat,
memberikan kemudahan dalam memperoleh informasi yang up to date terkat perkembangan halal produk
di Provinsi Banten masyarakat dapat memanfaatkan web ini untuk mencari atau mengenal mengetahui
produk yang salah tersertifikasi halal oleh LPPOM MUI Provinsi Banten termasuk berbagai program
yang digulirkan oleh Bidang Sosialisasi, Pelatihan dan Informatika LPPOM MUI Banten

Tugas dan tanggung jawab Bidang Sosialisasi, Pelatihan dan Informasi (SPI) LPPOM MUI Banten, yaitu:

a) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat diantaranya dengan dinas atau stakeholders terkait
dengan kehalalan produk
b) Menyiapkan kurikulum program pelatihan baik sasaranya untuk internal pengurus dan auditor
LPPOM MUI Provinsi Banten sendiri, maupun pelatihan dengan sasaran pada industria atau
pihak luar seperti instansi pemerintah, kampus atau perguruan tinggi maupun perusahaan BUMN
dan Swasta
c) Mengelola website LPPOM MUI Provinsi Banten sebagai bentuk informasi yang mudah dan
bersifat user friendly, dapat diakses berbagai informasi dapat diakses pada website tanpa batas

xii
BAB III
METODE
A. Lokasi Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dimulai tanggal 10 Oktober 2022 sampai dengan 10 November
2022, yang dilaksanakan di Kantor LPPOM MUI Banten yang berlokasi di Kawasan Pusat
Provinsi Banten (KP3B), Jl.Raya Syeh Nawawi Al-Bantani , Km. 2,5. Curug, Sukajaya, Kec.
Serang kota. Serang Banten 42171 Banten
B. Rancangan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Ada 8 Tahapan yang harus Dilewati Perusahaan Dalam Proses Sertifikasi Halal :

1. Memahami persyaratan sertifikasi halal dan mengikuti pelatihan Sistem


Jaminan Halal (SJH)
Perusahaan harus memahami persyaratan sertifikasi halal yang tercantum
dalam HAS 23000. Selain itu, perusahaan juga harus mengikuti pelatihan
SJH yang diadakan LPPOM MUI, baik berupa pelatihan reguler maupun
pelatihan online (e-training).

2. Menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH)


Perusahaan harus menerapkan SJH sebelum melakukan pendaftaran
sertifikasi halal, antara lain: penetapan kebijakan halal, penetapan Tim
Manajemen Halal, pembuatan Manual SJH, pelaksanaan pelatihan,
penyiapan prosedur terkait SJH, pelaksanaan internal audit dan kaji ulang
manajemen.

3. Menyiapkan dokumen sertifikasi halal


Perusahaan harus menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk sertifikasi
halal, antara lain: daftar produk, daftar bahan dan dokumen bahan, daftar
penyembelih (khusus RPH), matriks produk, Manual SJH, diagram alir
proses, daftar alamat fasilitas produksi, bukti sosialisasi kebijakan halal,
bukti pelatihan internal dan bukti audit internal.

4. Melakukan pendaftaran sertifikasi halal


Pendaftaran sertifikasi halal dilakukan secara online melalui website regs.e-
lppommui.org. Kemudian perusahaan harus melakukan upload data-data
untuk pengajuan sertifikasi sampai selesai, sehingga LPPOM MUI dapat
melakukan proses sertifikasi.

5. Melakukan monitoring pre audit dan pembayaran akad sertifikasi


Setelah melakukan upload data sertifikasi, perusahaan harus melakukan
monitoring pre audit dan pembayaran akad sertifikasi. Monitoring pre
audit disarankan dilakukan setiap hari untuk mengetahui hasil pre audit.

xiii
Membayar biaya akad dan menandatangani akad, kemudian disetujui oleh
Bendahara LPPOM MUI.

6. Pelaksanaan audit
Audit dapat dilaksanakan apabila perusahaan sudah lolos pre audit dan
akad sudah disetujui. Audit dilaksanakan di semua fasilitas yang berkaitan
dengan produk yang diajukan untuk disertifikasi.

7. Melakukan monitoring pasca audit


Perusahaan harus melakukan monitoring pasca audit. Monitoring pasca
audit disarankan dilakukan setiap hari untuk mengetahui adanya
ketidaksesuaian pada hasil audit, dan jika terdapat ketidaksesuaian agar
dilakukan perbaikan.

8. Memperoleh Sertifikat halal


Perusahaan dapat mengunduh Sertifikat halal dalam bentuk softcopy.
Sedangkan untuk sertifikat halal yang asli dapat diambil di kantor LPPOM
MUI Jakarta atau dapat juga dikirimkan ke alamat perusahaan. Sertifikat
halal memiliki masa berlaku selama 2 (dua) tahun.

Setelah melewati 8 tahapan proses sertifikasi halal di lanjut dengan Tahapan


Implementasi UU Jaminan Produk Halal yaitu :

1. yaitu pengajuan permohonan sertifikat halal secara tertulis kepada


BPJPH. Di tahap ini pelaku usaha harus menyertakan dokumen data pelaku
usaha nama dan jenis produk, daftar produk bahan yang digunakan, serta
proses pengolahan produk.

2. pelaku usaha memilih Lembaga Pemeriksa Halal yang telah terdaftar.


Terdapat sejumlah LPH yang ditunjuk secara resmi dan bisa dipilih secara
bebas oleh pelaku usaha.

3. pemeriksaan produk yang telah didaftarkan. Pemeriksaan dilakukan


oleh auditor halal LPH yang telah ditetapkan BPJPH. Pemeriksaan atau
pengujian kehalalan produk dilakukan di lokasi usaha, proses produksi,
atau di laboratorium. Hasil pemeriksaan atau pengujian kehalalan produk
kemudian diserahkan kepada BPJPH.

4. penetapan kehalalan produk. Di proses ini BPJPH menyampaikan hasil


pemeriksaan dan atau pengujian kehalalan produk oleh LPH pada MUI
untuk memperoleh ketetapan kehalalan produk. MUI menetapkan

xiv
kehalalan produk melalui sidang fatwa halal. Sidang diselenggarakan
paling lama 30 hari sejak MUI menerima hasil pemeriksaan dan atau
pengujian produk dari BPJPH.

5. penerbitan sertifikat halal BPJPH mengeluarkan sertifikat halal paling


lambat 7 hari sejak keputusan kehalalan diterima dari MUI. Setelah
mendapatkan sertifikasi halal pelaku usaha wajib memasang label halal
beserta nomor registrasinya pada produk usahanya.

C. Metode pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi wawancara, observasi dan
dokumentasi. Mengenai langkah-langkah penelitian tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1. Interview (Wawancara)

Metode interview merupakan salah satu teknik mengumpulkan data.Wawancara


merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Data yang
diharapkan diperoleh melalui wawancara ini adalah meliputi kinerja pengurus dan
kelembagaan LPPOM MUI Provinsi Banten, pengamalan pemberdayaan sertifikasi
halal dalam masyarakat dan perkembangan sertifikasi halal di Provinsi Banten.

2. Observasi

Observasi dan pengamatan memberikan sumbangan penting dalam penelitian ini.


Jenis informasi yang paling baik adalah diperoleh melalui pengamatan langsung oleh
seorang peneliti. Melalui observasi penulis bisa melihat atau mengamati benda-benda
material di sebuah lingkungan. Ada bangunan gedung, ruang-ruang, fasilitas fisik,
peralatan, meubel dan sebagainya. termasuk pula perilaku, sikap dan budaya kerja di
lingkungan kegiatan LPPOM MUI Provinsi Banten.

3. Dokumentasi

Dalam pelaksanaan penelitian, dokumentasi dipakai untuk mengumpulkan data yang


sudah tersedia dalam catatan dokumen. Fungsinya adalah sebagai pendukung dan
pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi partisipasi dan
wawancara mendalam. Dokumen yang dianggap relevan dalam penelitian ini antara
lain: struktur organisasi, susunan pengurus, program kerja, kegiatan LPPOM MUI
dan data lainnya yang dianggap perlu. Adapun data yang diperlukan dapat berbentuk
surat, catatan, buku, kliping, laporan, dokumen kegiatan dan foto.Sejumlah besar data
dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis tersimpan
dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Oleh karena itu penulis menggunakan
dokumentasi sebagai alat pengumpulan data.

xv
D. Teknik Analisis Data

Setelah penulis mengumpulkan data maka langkah selanjutnya adalah


mengorganisasikan dan melakukan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian yang
telah ditetapkan.Oleh Karenanya kegiatan analisis data berkaitan dengan langkah-langkah
penelitian sebelumnya. Analisis data diawali dengan menentukan unit analisis yaitu
LPPOM MUI dan aktifitasnya dalam pemberdayaan sertifikasi halal. Analisis data
dilakukan baik sewaktu mengumpulkan data maupun setelah pengumpulan data selesai
yang kegiatannya diawali dengan mengumpulkan data, muatannya, membagikannya
menjadi suatu pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari serta
memutuskan apa yang akan dipelajari atau apa yang akan dilaporkan oleh penulis.
Analisis data dimaksudkan untuk memahami arti dan penafsiran data sebagai cara
menjelaskan dan membandingkan kaitan tori dengan data yang sudah diolah dan
diimplementasikan. Ketika analisis dilaksanakan, data yang telah dikumpulkan harus
diseleksi dan diklarifikasi dalam berbagai ranah agar diperoleh gambaran yang bersifat
relatif dalam berbagai permasalahan dari fokus masalah yang diteliti. Kegiatan
mengklarifikasi data dalam berbagai ranah dilakukan bersamaan dengan proses
pengamatan dan merumuskan pernyataan deskriptif. Langkah selanjutnya dilakukan
analisis taksonomi sebagai upaya merinci lebih lanjut, menghimpun elemen-elemen yang
sesuai dengan domain yang dipandang penting dalam sebuah penelitian bersamaan
dengan pengamatan terfokus dan pernyataan yang bersifat struktural maupun fungsional.

Pada dasarnya analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
pernyataan yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian kualitatif
lebih pada menjelaskan arti data yang dikaitkan dengan teori yang telah diseleksi. Salah
satu fungsi pokok dari analisis data kualitatif adalah menyederhanakan data yang amat
besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Data
yang terkumpul pada tahap pengumpulan data tentunya perlu diolah kembali agar dapat
disederhanakan dalam penyajiannya dan tersusun rapi untuk kemudian dianalisis.
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu harus direduksi sebagai proses pemilahan,
penyederhanaan, klasifikasi data kasar dari hasil pengamatan dan wawancara di lapangan
yang menggunakan teknik dan alat pengumpulan data yang lazim digunakan dalam
penelitian. Cara lain yang dilakukan adalah penyuntingan (editing), pengkodean (coding)
dan tabulasi (tabulation). Selain itu analisis kualitatif bisa juga dilakkan secara
konvensional yakni dengan cara mengorganisir data yang bersifat kontras antara elemen-
elemen dalam domain yang diperoleh dari pengamatan terseleksi dan perumusan
pernyataan kontras. Dari analisis tersebut, kemudian dianalisis juga tema yang berguna
untuk mendeskripsikan data secara menyeluruh dan menampilkan makna dari fokus
penelitian. Dalam proses itu hasil analisis dibanding dengan teori-teori yang relevan
untuk memberikan kejelasan apa yang ditemukan dari penelitian. Dengan analisis itu
tentu yang diharapkan adanya interaksi antara peneliti dengan informan dan responden
atau sebaliknya dan dengan bahan-bahan yang bersumber dari pustaka yang secara
teoritis berhubungan dengan tema yang sesuai sistematika yang telah disusun secara
sistematis dan logis. Analisis kualitatif merupakan metode yang digunakan dengan
diawali mereduksi data, menyajikan, membandingkan dan menyesuaikan antara teori
dengan data, kemudian menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan. Selanjutnya

xvi
dilakukan pengujian sebagai cara memperkokoh dan memperluas bukti yang dijadikan
landasan pengambilan kesimpulan penelitian. Secara logika juga dilakukan interpretasi
data dalam kaitan teori yang merupakan upaya menjelaskan dan membandingkan data
yang sudah diolah dan diaplikasikan untuk melihat fungsi LPPOM MUI dan kinerja
mereka dalam pemberdayaan sertifikasi halal bagi masyarakat muslim

xvii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Setiap produsen yang mengajukan permohonan Sertifikat Halal bagi produknya, harus
mengisi Borang yang telah disediakan. Borang tersebut berisi informasi tentang data
perusahaan, jenis dan nama produk serta bahan-bahan yang digunakan.
2. Borang yang sudah diisi beserta dokumen pendukungnya dikembalikan ke sekretariat
LPPOM MUI untuk diperiksa kelengkapannya, dan bila belum memadai perusahaan
harus melengkapi sesuai dengan ketentuan.
3. LPPOM MUI akan memberitahukan perusahaan mengenai jadwal audit. Tim Auditor
LPPOM MUI akan melakukan pemeriksaan/audit ke lokasi produsen dan pada saat audit,
perusahaan harus dalam keadaan memproduksi produk yang disertifikasi.
4. Hasil pemeriksaan/audit dan hasil laboratorium (bila diperlukan) dievaluasi dalam
Rapat Auditor LPPOM MUI. Hasil audit yang belum memenuhi persyaratan
diberitahukan kepada perusahaan melalui audit memorandum. Jika telah memenuhi
persyaratan, auditor akan membuat laporan hasil audit guna diajukan pada Sidang Komisi
Fatwa MUI untuk diputuskan status kehalalannya.
5. Laporan hasil audit disampaikan oleh Pengurus LPPOM MUI dalam Sidang Komisi
Fatwa MUI pada waktu yang telah ditentukan. dan hasilnya akan disampaikan kepada
produsen pemohon sertifikasi halal.
7. Sertifikat Halal dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia setelah ditetapkan status
kehalalannya oleh Komisi Fatwa MUI.
8. Sertifikat Halal berlaku selama 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan fatwa.
9. Tiga bulan sebelum masa berlaku Sertifikat Halal berakhir, produsen harus
mengajukan perpanjangan sertifikat halal sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
LPPOM MUI.
Label halal dikeluarkan oleh Balai POM (BPOM), sedangkan sertifikat halal dikeluarkan
oleh LPPOM MUI. Prosedur pendaftaran lebel halal adalah dengan mengajukan surat
permohonan ijin pemasangan label halal dilampiri dengan copy sertifikat halal kepada
Balai POM.Biaya yang dibutuhkan untuk mendaftarkan sertifikat halal, dibedakan
menjadi tiga yaitu:
1. Biaya Pendaftaran
2. Biaya Auditing Biaya ini meliputi biaya transportasi akomodasi dan honorarium.
3. Biaya Sertifikasi

xviii
B. Pembahasan
bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam. Namun, pencantumannya pada label
pangan baru merupakan kewajiban apabila setiap orang yang memproduksi pangan atau memasukan
pangan ke wilayah Indonesia untuk diperdagangkan menyatakan bahwa pangan yang bersangkutan adalah
halal bagi umat Islam. Keterangan tentang halal dimaksudkan agar masyarakat terhindar dari
mengkonsumsi pangan yang tidak halal (haram). Dengan pencantuman halal pada label pangan, dianggap
telah terjadi pernyataan dimaksud dan setiap orang yang membuat pernyataan tersebut bertanggung jawab
atas kebenaran pernyataan tersebut. Pemberian label pada pangan yang dikemas bertujuan agar
masyarakat memperoleh informasi yang benar dan jelas atas setiap produk pangan yang dikemas, baik
menyangkut asal, keamanan, mutu, kandungan gizi, maupun keterangan lain yang diperlukan. Khusus
pencantuman label halal ditujukan utnuk melindungi masyarakat yang beragama Islam agar terhindar dari
mengkonsumsi produk makanan yang tidak halal.
Dasar dari kebijaksanaan pengaturan pencantuman label halal adalah memberikan ketentraman dan
kepastian, bersifat sukarela, tidak menambah beban harga bagi konsumen/bermutu, aman, dan halal.
Kepastian kehalalan dapat dijamin karena sebelum produk diizinkan mencantumkan label halal, terlebih
dahulu telah dilakukan pemeriksaan setempat (audit) komprehensif secara terpadu oleh Tim Gabungan
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat-obatan dan Makanan, Departemen Agama dan Majelis Ulama
Indonesia. Pemeriksaan komprehensif itu meliputi audit terhadap bahan baku dan penerapan cara
produksi yang baik, termasuk pengujian laboratorium. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini, MUI
menerbitkan sertifikat halal bagi produk yang memenuhi syarat, yang selanjutnya menjadi dasar
pencantuman label halal oleh Badan POM. kalangan tertentu saja tidak menyebar secara merata. Bahkan
sebagian besar dari masyarakat juga tidak bisa membedakan mana produk makanan yang berlabel halal
asli dan mana produk makanan yang berlabel halal palsu. Oleh karena itu disinilah diperlukan campur
tangan dari pemerintah agar sosialisasi tersebut dapat menyeluruh ke semua kalangan masyarakat.

xix
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. Sosialisasi yang dilakukan oleh LPPOM MUI terkait dengan pencantuman label halal pada
produk makanan kurang menyeluruh, karena sosialisasi tersebut hanya diketahui oleh kalangan
masyarakat tertentu saja. Sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya
sosialisasi tersebut.

2. Dalam peran pengawasan, LPPOM MUI hanya bersedia mengawasi produk halal yang sudah
tersertifikasi saja sedangkan produk yang belum tersertifikasi pengawasannya diserahkan
sepenuhnya kepada BPOM. Hal ini mengakibatkan situasi yang membingungkan dalam
menentukan pihak mana yang lebih berwenang dalam melakukan pengawasan label halal di
pasaran.

b. Saran
Diperlukan campur tangan dari pemerintah yang dalam hal ini yang lebih berwenang adalah
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, karena dapat membantu dalam masalah sosialisasi agar
dapat diketahui oleh seluruh masyarakat (konsumen). Sebagaimana yang diketahui menurut
kepercayaan umat muslim, bahwa tanggung jawab atas para pengikut ada dipimpinan, dan
baiknya pimpinan memberikan yang terbaik dimasyarakat.

xx
DAFTAR PUSTAKA
Maflah, I. 2012. Disain Kemasan Makanan Tradisional Madaura dalam Rangka
Pengembangan IKM JUrnal Agrointek, Vol 6.
Ruku, Subaedah, Idris Haddade dan RD Teguh Wijarnako. 2009. Teknologi Pengelolaan Tanaman
Pangan. Bultein Teknologi dan Informasi Pertanian, BPTP Sulawesi Tenggara.
LPPOM MUI. (2021) Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetik Majlis Ulama Indonesia
MUI. http://lppom-muibanten.org/index.php
Tim Penulis. (2022). Pedoman Praktik Keja Lapangan Fakultas Sains
Universitas Islam Negri Sultan Maulana Hasanudin Banten.

xxi
LAMPIRAN

xxii

Anda mungkin juga menyukai