PUTRA
BAROKAH KABUPATEN WONOGIRI
Oleh:
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
MOTO DAN PERSEMBAHAN
PERSEMBAHAN : Saya persembahkan karya ini untuk ibu dan ayah saya
tercinta, saudara-saudara saya, teman-teman seperjuangan
saya selama mengikuti kegiatan magang Hukusmu, Lois,
Samsida dan Yohanes, keluarga saat di tempat magang
Mbak Ceplis, Mbak Lina, Mas Eko, Mbak Gery, Mas
Wahid, Mas Tofik, Mbah Lagimin, Mbah Ginem, dan Mas
Tulus, serta teman-teman kelas B 017 Fakultas Peternakan.
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
LAPORAN MAGANG PROFESI
iii
RIWAYAT HIDUP
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
magang profesi ini yang berjudul “Manajemen Pemotongan Sapi Potong Di UD.
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Peternakan
Ucapan terima kasih dengan penuh rasa hormat cinta dan kasih penulis
Peternakan, teman-teman rantauan dan juga teman di tempat magang. Atas segala
doa, nasehat dan motivasi serta semua bantuan yang penulis tidak dapat balas
dengan apapun.
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun, F., M.Si., M.Sc., selaku Rektor
2. Bapak Dr. Ir. Ali Bain, M.Si. selaku Dekan Fakultas Peternakan.
3. Bapak La Ode Arsad Sani S.Pt., M.Sc. selaku Ketua Jurusan Peternakan.
4. Bapak Rusli Badaruddin, S,Pt., M.Sc. selaku ketua pengelola magang profesi
5. Bapak Hamdan Has, S.Pt., M.Si. selaku dosen pembimbing yang senantiasa
vii
6. Bapak Dedem Sutopo, S,Pt., M.Sc. selaku dosen yang membimbing mulai
magang.
7. Bapak H. Wahid Ihsyan Sholikhin, S.Pt. selaku Manager UD. Putra Barokah
bantuan berupa moral dan material kepada penulis dalam pengumpulan data
ini, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritikan kepada pembaca maupun
pendengar dan penulis berharap laporan magang profesi ini dapat bermanfaat
viii
DAFTAR ISI
ix
3.3.2. Penyiapan Karkas ....................................................................... 20
3.3.3. Pemotongan Karkas .................................................................... 23
3.3.4. Pemisahan Kepala dan Kaki ....................................................... 25
BAB. IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 27
4.1. Kesimpulan ................................................................................................... 27
4.2. Saran ............................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 28
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... 29
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
I. PENDAHULUAN
1
Aman dimaksudkan agar daging yang dikonsumsi bebas dari bibit
penyakit, sehat dimaksudkan daging memiliki zat-zat yang berguna bagi
kesehatan dan pertumbuhan. Utuh adalah daging tidak dicampurkan
dengan bagian lain dari ternak tersebut atau ternak lain, dan halal adalah
ternak dipotong sesuia dengan syari’at agama islam.
Manfaat protein untuk tubuh sangat besar, kandungan protein
dalamtubuh manusia mencapai 1/6 dari berat tubuh manusia. Protein
sangat pentinguntuk perkembangan setiap sel dalam tubuh dan juga untuk
menjaga kekebalantubuh. Protein ternaki yang berasal dari daging, telur
dan susu mampu membuat pertumbuhan sel-sel organ tubuh dengan baik.
Diantara sumber protein ternakiyang berasal dari ternak ternak yaitu
daging. Daging sebagai salah satu bahanmakanan yang hampir sempurna,
karena mengandung gizi yang lengkap dandibutuhkan oleh tubuh, yaitu
protein ternaki, energi, air, mineral dan vitamin.Disamping itu, daging
memiliki rasa dan aroma yang enak, sehingga disukai olehhampir semua
orang. Untuk kebutuhan daging sapi lokal di Makassar setiap harirata-rata
7.500 kilogram.
Daging itu sendiri merupakan sumber protein ternaki yang bermutu
tinggidan perlu dikosumsi oleh masyarakat, namum daging yang kita
konsumsi haruslahdaging yang baik dan sehat. Daging yang dihasilkan
dari tempat pemotongan ternak, baik tempat pemotongan sederhana
sampai rumah potong ternak pabriksebelum dipasarkan terlebih dahulu
harus diperiksa untuk mencegah hal-hal yangdapat merugikan konsumen
dan mencegah penularan penyakit diantara ternak,maka dilakukan
pemeriksaan. Salah satu tahap yang sangat menentukan kualitasdan
keamanan daging dalam mata rantai penyediaan daging adalah tahap di
rumah pemotongan ternak (RPH). Di RPH ini ternak disembelih dan
terjadi perubahan(konversi) dari otot (ternak hidup) ke daging, serta dapat
terjadi pencemaranmikroorganisme terhadap daging, terutama pada tahap
eviserasi (pengeluaran jeroan).Rumah potong ternak sendiri adalah suatu
bangunan atau kompleks bangunan dengan disain tertentu yang digunakan
2
sebagai tempat memotongternak selain unggas bagi konsumsi masyarakat
luas.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 13/ Permentan /
OT.140 /1/2010 tentang persyaratan rumah potong ternak ruminansia dan
unit penanganan daging (meat cutting plant ) telah ditetapkan persyaratan
teknis RPH.RPH merupakan unit pelayanan masyarakat dalam penyediaan
daging yang aman,sehat, utuh dan halal serta berfungsi sebagai sarana
untuk melaksanakan :1.Pemotongan ternak secara benar (sesuai dengan
persyaratan kesehatanmasyarakat veteriner, kesejahteraan ternak dan
syariah agama); 2. Tempatmelaksanakan pemeriksaan ternak sebelum
dipotong (ante-mortem inspection), pemeriksaan karkas dan jeroan ( post-
mortem inspection) untuk mencegah penularan penyakit zoonosa ke
manusia; 3. Tempat pemantauan dan surveilans penyakit ternak dan
zoonosis yang ditemukan pada pemeriksaan ante-mortem dan post-
mortem guna pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit
ternak menular dan zoonosis di daerah asal ternak; 4. Melaksanakan
seleksi dan pengendalian pemotongan ternak besar betina bertanduk yang
masih produktif.
Ditinjau dari pengamat penulis dirumah potong ternak UD. Putra
Barokah mengatakan pekerja dirumah potong ternak pekanbaru ini sedikit
terkadang namun pekerjaan dalam penanganan pemotongan sapi dapat
dikerjakan dengan baik. Untuk itu UD. Putra Barokah ini merupakan
usaha keluarga yang pekerjanya berasal dari keluarga pemilik. Sehingga
pekerja dapat membagi pekerjaan baik dari pemeliharaannya, pemotongan
hingga pemasarannya. Pada pemotongan sapi dilakukan dengan baik
dengan penyembelihan sesuai syariat Islam, tempat yang bersih dengan
keterampilan pekerja yang baik sehingga menghasilkan daging yang
bermutu, sehat dan halal.
Hasil pemotongan sapi di UD. Putra Barokah dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu karkas dan bagian yang bukan karkas atau non karkas.
Bagian karkas mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dibanding yang
3
bukan karkas. Pemotongan ternak sapi sesuai dengan tujuannya adalah
untuk mendapatkan daging dan produk daging.
Salah satu tahap yang sangat menentukan kualitas dan keamanan
daging dalam mata rantai penyediaan daging adalah tahap di rumah
pemotongan ternak (RPH). Di RPH ini ternak disembelih dan terjadi
perubahan (konversi) dari otot (ternak hidup) ke daging, serta dapat terjadi
pencemaran mikroorganisme terhadap daging, terutama pada tahap
eviserasi (pengeluaran jeroan). Penanganan ternak dan daging di RPH
yang kurang baik dan tidak higienis akan berdampak terhadap kehalalan,
mutu dan keamanan daging yang dihasilkan. Oleh sebab itu, penerapan
sistem jaminan mutu dan keamanan pangan di RPH sangatlah penting,
atau dapat dikatakan pula sebagai penerapan sistem produk safety pada
RPH. Aspek yang perlu diperhatikan dalam sistem tersebut adalah higiene,
sanitasi, kehalalan, dan kesejahteraan ternak.
Berdasarkan uraian diatas maka kita perlu mengetahui cara
penanganan pemotongan sapi yang baik terhadap ternak di UD. Putra
Barokah sehingga diharapkan agar dapat menghasilkan produk daging
yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
1.3. Tujuan
4
1.4. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan yang ingin dicapai dalam magang profesi ini adalah:
1. Mengetahui manajemen pemotongan sapi potong di UD. Putra
Barokah Kabupaten Wonogiri.
2. Memberi informasi mengenai manajemen pemotongan sapi potong di
UD. Putra Barokah Kabupaten Wonogiri.
5
II. METODOLOGI KEGIATAN
2.3. Materi
6
2.4.Metode
7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
8
Usaha UD. Putra Barokah sampai saat ini dalam sistem pengelolaannya
masih sangat tradisional dengan melihat ketenaga kerjaannya yang masih
menggunakan tenaga kerja anggota keluarga. Seiring dengan
perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar, terjadi perubahan
komposisi. Usaha tersebut semakin berkembang dan semakin maju. UD.
Putra Barokah saat ini memiliki tiga fasilitas cabang usaha yang
berkembang dalam industri yang sama. Cabang-cabang usaha tersebut
masih berkembang dalam satu wilayah Wonogiri.
9
penduduk. Namun meskipun demikian, penduduk sekitar tidak merasa
terganggu. Keberadaan lokasi peternakan sangat dekat dengan sumber air,
sumber pakan berasal dari lahan sendiri dan membeli pakan dari
perusahaan pakan terddekat.
UD. Putra Barokah juga menjalankan fungsi produksi, penjualan
dan pelayanan jual beli yang lengkap dengan visi misi yaitu :
Visi
• Menciptakan lapangan pekerjaan khususnya bagi masyarakat
sekitar.
• Memenuhi kebutuhan daging sapi bagi konsumen khususnya di
desa Jarum Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri yang terus
meningkat setiap harinya.
Misi
• Menciptakan gagasan atau ide-ide baru dalam pemanfaatan sapi
potong
10
Gambar 3. Kandang tempat penenangan dan peristirahatan sapi
11
kesehatan, pengistirahatan ternak sebelum dipotong ini perlu dilakukan
untuk menghindari permasalahan-permasalahan penurunan kualitas
daging, yang disebabkan oleh salah penanganan ternak sebelum
dipotong.
12
memperbaiki presentase karkas sehingga kemungkinan terjadinya
salah taksir dapat di hindarkan. Jika isi perut terlalu penuh waktu
dipotong maka proses penuntasan darah setelah menyembelih tidak
berjalan lancar yaitu akibat adanya pengumpulan peredaran darah di
daerah saluran pencernaan. Isi perut yang penuh juga akan
menyulitkan proses pengeluaran jeroan dari rongga perut dan rongga
dada serta meningkatkan terjadinya kontaminasi mikroba dari kotoran
isi perut atau isi usus yang tercecer.
13
a. agar darah dapat keluar sebanyak mungkin, karena ternak
meronta/mengejang atau berkontraksi dengan kuat. Pada kondisi ini
darah yang disemburkan keluar akan lebih sempurna.
b. agar ternak tidak mengalami stres selama diistirahatkan dan ternak
saling tidak beradu. Apabila hal ini terjadi maka perlakuan istirahat
tidak akan bermanfaat bahkan menurunkan kualitas pemotongan dan
hasil pemotongan.
Masa puasa yang terlalu pendek tidak cukup untuk mengosongkan
isi perut, namun jika terlalu lama juga tidak baik karena hewan terlalu
lama kelaparan sehingga akan menjadi gelisah dan banyak gerak yang
akhirnya akan mempengaruhi proses rigor mortis pada daging setelah
hewan dipotong. Dalam pemuasaan ternak, air minum tetap di berikan
secara add libitum, sehingga kemungkinan terjadinya dehidrasi dapat
di hindarkan (Guildelines, 2001).
14
dilakukan oleh Pejabat berwenang yaitu oleh Dokter Hewan pejabat
atau oleh Mantri Hewan atas tanggung jawab Dokter Hewan pejabat
Pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dipotong juga disebut
pemeriksaan kesehatan hewan hidup. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
Penanganan dan Pengolahan Hasil Peternakan menetapkan bahwa
hewan yang akan dipotong itu betul-betul sehat atau kesehatannya
layak untuk dipotong sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu pemeriksaan ini juga untuk memastikan ternak sapi betina
yang akan di potong tidak dalam keadaan bunting maka perlu
dilakukan palpasi.
15
Pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan gejala penyakit
yang terlihat dari luar. Jika dirasa perlu, dilakukan juga pemeriksaan
klinis seperlunya. Biasanya tidak perlu disertai pengujian laboratoris
dan pengujian klinis yang mendalam dan rinci, tidak seperti layaknya
memeriksa penyakit pasien (Kuswati, 2014). Hewan yang tidak layak
kesehatannya harus disembuhkan lebih dahulu. Jika hewan diketahui
berpenyakit menular yang sangat membahayakan bahkan harus
dimusnahkan menurut ketentuan yang berlaku (Ferguson, 2007).
16
dilakukan 2 orang, pemisahan karkas dan non karkas serta pengulitan
dilakukan 2-3 orang dan pemotongan daging (pemishan daging dengan
lemak/tetelan daging sapi) dilakukan oleh 2 orang.
17
pencemaran kulit dan karkas dari kotoran atau isi saluran pencernaan,
oesofagus dan trakhea diikat.
18
3.3.2. Penyiapan Karkas
19
Gambar 10. Pengulitan tubuh sapi
20
Gambar 12. Pembersihan usus/jeroan sapi
21
Gambar 13. Proses pengulitan yang dilakukan di lantai
Kelebihan pengulitan di lantai adalah:
(a) biaya peralatan rendah, dan
(b) pengulitan dapat dilakukan secara massal (padat karya).
Kekurangannya adalah:
(a) kulit dan karkas kotor karena tercemar darah dan kotoran,
(b) pengulitan agak sukar, menyebabkan banyak terdapat cacat, baik
pada kulit maupun karkas.
Kelebihan pengulitan secara digantung adalah kulit dan karkas
tidak kotor, dengan sedikit cacat.
Kekurangannya cara ini adalah
(a) memerlukan alat penggantung khusus, dan
(b) biasanya hanya dapat dilakukan oleh dua orang.
Kelebihan pengulitan dengan mesin yaitu kulit dan karkas tidak
kotor atau tercemar atau tidak cacat. Kekurangannya
(a) memerlukan biaya banyak untuk mesin pengulit, dan
(b) memerlukan tenaga ahli khusus.
22
(d). Buka rongga dada dengan gergaji tepat melalui ventral tengah
tulang dada atau sternum.
(e). Buka rongga abdomen dengan irisan sepanjang ventral tengah,
kemudian pisahkan penis atau jaringan ambing, dan lemak ruang
abdominal yang sudah lepas.
(f). Belah bonggol pelvik dan pisahkan kedua abdominal yang sudah
lepas
(g). Buat irisan sekitar anus dan tutup dengan kantung plastik.
(h). Kuliti ekor jika belum dilakukan.
(i). Pisahkan oesofagus dari trachea.
(j). Keluarkan kandung kencing dan uterus jika ada, intestinum dan
mesenterium, rumen dan bagian lain dari lambung, serta hati. Setelah
pemotongan diafragma, pisahkan plucks, yaitu jantung, paru-paru dan
trakhea.
(k). Pisahkan karkas menjadi bagian kiri dan kanan dengan gergaji
tepat melalui garis tengah punggung.
(l). Rapikan karkas dengan memotong bagian-bagian karkas yang
dianggap kurang bermanfaat. Timbang karkas untuk memperoleh berat
segar. Karkas yang telah siap, setelah dicuci dapat dibungkus dangan
kain putih untuk merapikan lemak subkutan dan sanitasi.
23
dan seperempat belakang dilakukan diantara rusuk 12 dan 13 (rusuk
terahir diikutkan pada seperempat belakang).
24
Gambar 15. Pemisahan rusuk dan paha dibagi menjadi 4 bagian
25
ada bagian sambungan antara tulang leher dengan tulang kepala
(tulang atlas), sehingga bagian leher tidak banyak terbuang dari karkas.
26
IV. SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
daging yang akan dihasilkan dalam sebuah proses pemotongan ternak yang
dilakukan oleh UD. Putra Barokah Kabupaten Wonogiri yaitu pemotongan secara
sehingga tidak terjadi tekanan terhadap proses fisiologis di dalam tubuh ternak
3.2. Saran
untuk mengetahui bobot badan sapi yang akan di potong sehingga presentase
27
DAFTAR PUSTAKA
Guildelines. 2011. Transport and Slaughter Of Live Stock. Regional Office For
Asia And The Pacific
Kuswati, I. 2014. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Setiyono. 2007. Meat Science. London. Pergamon Press.
Soeparno. 2009. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Soeparno. 2007. Pengolahan Hasil Ternak. Masuk: Pengertian dan Ruang
Lingkup Pemotongan Ternak. Universitas Terbuka. Jakarta.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-6159-1999 tentang Rumah Pemotongan
Hewan.
28
DAFTAR LAMPIRAN
29
Gambar 7. Pembersihan Kandang Gambar 8. Peristrahatan Sapi
30
Gambar 13. Penyembelihan Sapi Gambar 14. Pemisahan Kepala
serta Dimulainya Pengulitan Sapi
31
Gambar 19. Pemisahan Jeroan dari Gambar 20. Pembersihan Jeroan
Daging Sapi Usus Sapi
32
Gambar 25. Pemasaran Daging Gambar 26. Tempat Pengolahan
Sapi di Pasar Tradisional Daging Menjadi Bakso Sapi
33