Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)


MANAJEMEN PERKANDANGAN AYAM BROILER PADA UNIT
USAHA LOPA TONG DI KELURAHAN TUATUKA KECAMATAN
KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG
OLEH
OLGA ROSALIA KOZA
NIM:192382099
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pertanian Pada Program Studi Manajemen Pertanian Lahan Kering

PROGRAM STUDI MANAJEME PERTANIAN LAHAN KERING


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG
2022
ii
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar – benarnya bahwa:

1. Laporan kegiatan praktik kerja lapang ini adalah benar- benar hasil karya
saya sendiri dibawah bimbingan dosen pembimbing sebagaimana termuat
dalam halaman pengesahan.
2. Laporan kegiatan praktik kerja lapang (PKL) ini belum pernah diajukan
dan atau dipublikasikan untuk mendapatkan gelar akademik apapun, oleh
siapapun, dan dimanapun.
3. Seluruh referensi yang digunakan dalam laporan praktik kerja lapang
(PKL) ini, telah diacu sesuasi dengan aturan yang berlaku
4. Apabila ada kemudian hari terdapat bukti ketidakbenaran pernyataan saya
ini, maka saya bersedia menerima sanksi, baik secara akademis maupun
dimuka hukum sesuai aturan yang berlaku.

Kupang
Yang membuat pernyataan

Olga Rosalia Koza


Nim. 192382099
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan
dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran”.

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu membimbing saya dalam
menyelesaikan tugas akhir.
2. Bapak Kosmas Lasa Tedang dan Mama Philomena Nduang yang
selalu mendukung saya.
3. Tanta Romana Zaghang yang selalu mendukung saya dalam segala
perkuliahan.
4. Om Tonda Edelbertus yang selalu suport penulis dalam hal apapun.
5. Kakak Fransiskus, adik Agustinus dan Richaldus tersayang yang
menjadi pendorong dalam segala hal.
6. Sahabat terbaik ( Maria Elisabeth Bupu dan Maria Priska Bate Bhae)
yang selalu bersama saya dari awal masuk kuliah hingga dalam
penyelesaian tugas akhir.
7. Teman–teman seangkatan 2019 mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri
Kupang.

ii
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Olga Rosalia Koza, lahir pada


tanggal 22 September 1999 di Nampe, Desa Wolomeze,
Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Penulis adalah anak kedua dari 4 bersaudara,
dari pasangan Bapak Kosmas Lasa Tedang dan Mama
Philomena Nduang. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN
Nampe pada Tahun 2006 dan tamat pada Tahun 2011 dan pada Tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di SMPN
Satu Atap Tedhing dan tamat pada tahun 2013. Kemudian pada Tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di SMAN Satu Riung Barat dan tamat
Tahun 2016. Dan pada tahun 2019 penulis melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Kupang, mengambil Jurusan
Manajemen Pertanian Lahan Kering, Program Studi Manajemen Pertanian
Lahan Kering. Penulis menyelesaikan tugas akhir dengan judul
“MANAJEMEN PERKANDANGAN AYAM BROILER DI UNIT USAHA
LOPA TONG DI KELURAHAN TUATUKA KECAMATAN KUPANG
TIMUR KABUPATEN KUPANG’’ Pada tahun 2022.

iii
INTISARI

MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BROILER PADAUNIT USAHA


LOPA TONG DI KELURAHAN TUATUKA KECAMATAN KUPANG TIMUR
KABUPATEN KUPANG

( Olga Rosalia Koza1, Wely Y.Pello2, Antonius Jehemat3)


Kegiatan praktik kerja lapang (PKL) dilakukan di peternakan Unit Usaha Lopa
Tong di Kelurahan Tuatuka Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang yang
berlangsung selama 3(tiga) bulan yaitu: sejak bulan Februari – bulan Mei 2022.
Praktir kerja lapangan ini bertujuan untuk mempelajari tentang manajemen
perkandangan pada pemeliharaan ayam broiler sesuai dengan perencanaan yang
dibuat bersama pendamping lapangan dan peternak untuk mengetahui teknik
pemeliharaan ternak ayam broiler. Metode yang digunakan yaitu : partisipasi,
aktif, observasi/pengamatan lapangan secara langsung, wawancara,dan studi
pustaka. Pelaksanaan PKL menunjukkan bahwa manajemen pemeliharaan ayam
broiler di peternakan Unit Usaha Lopa Tong berjalan dengan baik. Tahapan
pemeliharaan meliputi : Persiapan indukan, tempat makan dan minum khusus,
pemberiaan pakan sesuai umur dan bentuk pakan butir,pemberian vitamin dan
pembersihan kandang liter pada indukan sehingga ayam berumur 2 minggu dan
pembersihan pada kandang diluar indukan hingga umur 35 hari.
KATA KUNCI : Manajemen,Perkandangan,Ayam Broiler
1. Mahasiswa
2. Pembimbing 1
3. Pembimbing 2
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan bimbingan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktik kerja lapang (PKL) dengan judul dan penyayang karena berkat dan
rahamatnya, penulis dapat menyelesaikan praktik kerja lapang ( PKL) dengan
judul “ Manajemen Perkandangan Pada Unit Usaha Lopa Tong di Kelurahan
Tuatuka, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang “ disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Manajemen Pertanian
Lahan Kering, Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering, Politeknik
Pertanian Negeri Kupang.

Dalam menyelesaikan kegiatan PKL dan penulisan laporan, penulis


mendapat bimbingan khusus dari Ibu Wely Y. Pello dan Bapak Antonius
Jehemat ataupun bantuan dari teman dan keluarga besar penulis, baik langsung
maupun tidak langsung.

1. Ir.Thomas Lapenangga,MS selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri


Kupang.
2. Jemseng C. Abineno,STP.,M.Sc selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Lahan Kering.
3. Antonius Jehemat,S.Pt.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Pertanian
Lahan Kering, dan selaku pembimbing I.
4. Wely Y. Pello, S.ST,M,Si selaku pembimbing II yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan laporan akhir.
5. Orangtua, Om/Tanta, kakak, adik dan seluruh keluarga besar tercinta yang
telah membantu memotivasikan penulis dalam menyelesaikan Studi di
Politeknik Pertanian Negeri Kupang.
6. Teman-teman seangkatan 2019.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
dari semua pihak demi menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.

Kupang, Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 3
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 4
2.1. Ayam broiler ............................................................................................. 5
2.2. Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pemeliharaan ayam broiler ....................................................................... 5
2.2.1. Bibit ayam broiler .................................................................................. 5
2.2.2. Manajemen pemberian pakan .................................................... 7
2.2.3. Peran dan fungsi kandang dalam pemeliharaan ayam broiler .... 8
2.2.4. Penyakit ...................................................................................... 9
2.3. Desain kandang ......................................................................................... 10
2.4. Manajemen sanitasi kandang .................................................................... 14
BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................ 17
3.1. Waktu dan tempat pelaksanaan ................................................................ 17
3.2. Alat dan bahan........................................................................................... 17
3.3. Metode pelaksanaan .................................................................................. 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 20


4.1. Gambaran umum pelaksanaa PKL ......................................................... .20
4.2. Profil lokasi dan perusahaan ..................................................... ………21
4.2. Letak lokasi ............................................................................................ 21
4.2.2. Kondisi agroklimat ................................................................................. 22
4.2.3. Profillembaga dan perusahaan ............................................................... 22
4.3. Penerapan manajemen ............................................................................ 24
4.3.1. Perencanaan............................................................................................ 24
4.3.2. Pengroganisasian ................................................................................... 25
4.3.3. Pelaksanaan ............................................................................................ 26
4.3.4. Pengawasan ............................................................................................ 26
4.3.5. Evaluasi .................................................................................................. 27
4.4. Manajemen kandang pada pemeliharaan ayam broiler di unit usaha lopa
tong ........................................................................................................... 27
4.4. Profil kandang pada unit usaha lopa tong ................................................. 27

3
4.4.2.Persiapan kandang................................................................................... 29
4.4.3. Pengaturan kandang dalam proses pemeliharaan ayam broiler . 34
4.4.4. Pemberian pakan dan air minum ............................................... 37
4.4.5. Pelaksanaan panen ..................................................................... 39
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 41
5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 41
5.2. Saran.......................................................................................................... 41

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan nutrisi untuk pakan ayam broiler ................................... 7


Tabel 2. Alat untuk pemelharaan ayam broiler ............................................... 17
Tabel 3. Bahan untuk pemeliharaan ayam broiler ........................................... 18
Tabel 4. Aktifitas selama satu periode pemeliharaan ayam broiler ................. 21
Tabel 5. Kebutuhan luas kandang .................................................................... 28
Tabel 6. Penambahan berat badan ayam broiler .............................................. 37
Tabel 7. Nutrisi dalam pakan .......................................................................... 38

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kandang dengan kondisi lingkungan ............................................ 29


Gambar 2 Pembuatan sekat. ............................................................................ 31
Gambar 3. Pemasangan koran .......................................................................... 32
Gambar 4. Pengaturan tempat pakan dan tempat minum ................................ 32
Gambar 5.Penyiapan kompor ........................................................................... 33
Gambar 6. Pemasangan tirai…………………………………………………..37

6
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ayam ras pedaging merupakan salah satu unggas yang mudah diternakan
dengan masa panen relatif singkat sehingga berpotensi sebagai usaha ekonomi
produktif. (Yemima 2014) melaporkan bahwa keunggulan ayam ras pedaging
adalah siklus produksi yang singkat, yaitu dalam waktu 4-6 minggu sudah dapat
dipanen dengan bobot badan 1,5-1,56 kg/ekor. (Fitrah 2013) menyatakan ayam
ras pedaging (broiler) merupakan ternak penghasil daging yang relatif lebih
cepat dibandingkan dengan ternak potong lainnya. Semakin efektif pemeliharaan
ayam ras pedaging berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan dari usaha
tersebut (Ratnasari et al., 2015). Dengan demikian potensi ayam ras pedaging
dalam usaha peternakan sangat efektif. Habaora et al.(2014) menyatakan bahwa
ayam ras pedaging memang ayam yang cepat tumbuh dan dipelihara dalam
waktu yang cepat karena setelah itu tidak efisien lagi sebagai penghasil daging,
dan jika diteruskan maka peternak dapat mengalami kerugian akibat konsumsi
pakan yang semakin bertambah. (Ratnasari et al., 2015).

Kota Kupang merupakan salah satu wilayah penyebaran populasi ayam


ras tertinggi dibandingkan dengan wilayah lain. Hal ini menjelaskan bahwa Kota
Kupang merupakan basis usaha ayam ras di Nusa Tenggara Timur (NTT). Basis
kegiatan ekonomi dipengaruhi oleh penyebaran populasi, kegiatan, dan jenis
usaha itu sendiri. Pada tahun 2019 mencapai 10.980 ekor dimana mengalami
penurunan sebesar 2.272,000 ekor dari tahun 2018 (BPs 2021). Dari data
kebutuhan ayam ras pedaging untuk sebagian daerah di Nusa Tenggara Timur
(NTT) membuktikan bahwa kebutuhan masyarakat setiap tahunya bertambah
atau meningkatnya permintaan.

7
Meningkatnya kebutuhan produksi daging mendorong usaha peternakan
akan semakin meningkat dalam usaha perternakan baik yang mandiri maupun
kemitraan. Usaha peternakan mandiri merupakan sistem usaha beternak dengan
modal sepenuhnya ditanggung peternak. Peternak menyediakan kandang,
peralatan, tenaga kerja dan sarana peroduksi ternak DOC, pakan serta
memasarkan sendiri ternaknya. Sedangkan sistem kemitraan adalah kerja sama
antar usaha peternakan atasdasar prinsip saling memerlukan, memperkuat,
menguntungkan,menghargai,bertanggungjawab,danketergantungan.kelebihanya
sarana dibantu, pemasaranya dibantu, petani tidak mengeluarkan banyak modal,
kepastian panen.

Manajemen pemeliharaan ayam, pola kemitraan pada dasarnya tidak


berbeda dengan pola mandiri. Manajemen pemeliharaan melalui beberapa tahap
antara lain : manajemen sanitasi kandang, persiapan DOC masuk kandang,
pemeliharaan fase brooding dan fase serta manajemen panen. PT.Mitra Sinar
Jaya merupakan perusahaan kemitraan ayam ras pedaging yang beroperasi di
wilayah Nusa Tenggara Timur ( NTT) khususnya di Kota Kupang.

Kegiatan pratik kerja lapang (PKL) dilaksanakan dengan pola


pembelajaran mandiri di bawah bimbingan pembimbing lapang di peternakan
Unit Usaha Lopa Tong yang bertempat di Kelurahan Tuatuka. Pola ini
mewajibakan mahasiswa terlibat langsung dalam aktivitas usaha pada
peternakan Unit Usaha Lopa Tong, atau individu yang di nilai layak
memberikan pengalaman praktik sesuai dengan bidang yang di pelajari.

Berdasarkan tujuan kegiatan praktik kerja lapang (PKL) ,maka telah


dilakukan kegiatan praktik kerja lapang ( PKL)yang berlokasi di Kelurahan
Tuatuka. Salah satu komoditi usaha yang dipelajari yaitu Manajemen
Perkandangan Ayam Broiler dan laporan ini menjelaskan tentang hasil
pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapang ( PKL).

8
Aspek manajemen kandang merupakan tata kelola dalam pemeliharaan
ayam broiler yang terus menentukan keberhasilan pemeliharaan kandang.
Produk daging yang tinggi tdak terlepas dari sistem kandang yang baik, dengan
demikian perlu diketahui bahwa aspek perkendangan dalam pemeliharaan ayam
broiler. Hal ini yang melatarbelakangi dilaksanakannya praktek kerja lapang
mengenai aspek perkembagan pada pemeliharaan ayam broiler di Kelurahan
Tuatuka.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktik kerja
lapang (PKL) dilokasi tersebut adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi
proses pemeliharaan ternak ayam ras pedaging di Unit Usaha Lopa Tong.

Adapun tujuan dari kegiatan tugas akhir yaitu untuk :

1. Menambah pengalaman praktis dan keterampilan teknis penulis tentang


manajemen pemeliharaan ayam broiler khususnya tentang aspek
perkandangan.
2. Meningkatkan semangat dan jiwa kewirausahaan, khususnya dalam masa
pemeliharaan ayam broiler.

1.3. Manfaat
Adapun manfaat kegiatan PKL, ini antaralain :

1. Mahasiswa mampu menerapkan sistem pemeliharaan yangsesuai dengan


keadaan lingkungan lahan kering dan mahasiswa memperoleh
keterampilang tentang pengolahan pemeliharaan ayam broier secara
langsung.
2. Mahasiswa mampu mengatur sistem perkandangan yang baik sesuai
dengar standar teknik yang ditentukan.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam Broiler
Ayam pedaging (Boiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat
sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5 sampai 7
minggu). Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein
hewani asal ternak. Pengertian Ayam Broiler adalah istilah yang biasa dipakai
untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki
karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai
penghasil daging dengan konversi pakan rendah dan siap dipotong pada usia
yang relatif muda. Pada umumnya broiler ini siap panen pada usia 28 sampai 45
hari dengan berat badan 1,2 sampai 1,9 kg/ekor (Azis dkk, 2010).

Ayam broiler yang baik adalah ayam yang cepat tumbuh dengan warna
bulu putih, tidak terdapat warna-warna gelap pada karkasnya, memiliki
konfirmasi dan ukuran tubuh yang seragam. Ayam broiler yang baik adalah
ayam yang cepat tumbuh dengan warna bulu putih, tidak terdapat warna-warna
gelap pada karkasnya, memiliki konfirmasi dan ukuran tubuh yang seragam
(Mountney 1983).

Broiler memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihannya adalah


dagingnya empuk, ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi,
efisiensi terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi
daging dan pertambahan bobot badan sangat cepat sedangkan kelemahannya
adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka
terhadap suatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi (Murtidjo, 1987).

10
2.2. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemeliharaan
Ayam Broiler.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha pengembangan
peternakan khususnya ayam broiler adalah bibit yang baik, tata laksana dan
ransum yang diberikan. Biaya ransum merupakan biaya terbesar yaitu sekitar 70
% dari total produksi dan merupakan kendala yang paling sering mengganggu
dalam pertumbuhan ayam broiler (Johari, 2005).

2.2.1.Bibit Ayam Broiler


Pemilihan bibit ayam broiler merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kesuksesan peternakan ayam pedaging. Dengan kualitas genetik
yang baik, bibit ayam dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produk
secara optimal. Kualitas genetik dari bibit inilah yang memegang peranan
penting dalam tingkat produktifitas dan ketahanan (robustness) dari ayam (
Rahayu dkk., 2011).Bibit ayam broiler baik, ditandai dengan beberapa kriteria
berikut :

1. Sehat Tanpa Cacat


Sehat disini berarti bibit tersebut tidak terjangkit penyakit unggas berbahaya
yang berasal dari bakteri, virus, bahkan cacing. Hal ini dikarenakan jika sejak
awal ayam sudah mengidap penyakit biasanya kualitas hidupnya kurang baik
dan umurnya lebih pendek.Selain itu Anda juag bisa memperhatikan dari sisi
fisiologis. Pastikan bahwa bibit tersebut tidak memiliki cacat. Perhatikan apakah
kondisi kaki, sayap, dan lehernya dalam kondisi sempurna ataukah tidak.
2. Mata Cerah
Ayam sehat selalu memiliki mata yang terlihat cerah. Hal ini menandakan
tidak adanya cacing atau gangguan penglihatan. Jika matanya berkabut maka
unggas tersebut kemungkinan besar buta. Jika sudah mengalami cacat fisik
seperti ini, maka unggas akan memiliki jangka waktu hidup yang singkat.

11
3. Tubuh Tahan Panas

Perlu diketahui juga bahwa nanti bibit ayam yang baik memiliki ketahanan
pada suhu panas. Hal ini dikarenakan produktivitas ayam dalam menghasilkan
daging akan menurun pada suhu yang panas. Jika ayam Anda tidak tahan panas,
maka akan banyak energi yang terbuang dan sebagai akibatnya pertumbuhan
daging tidak optimal.

4. Bersuara Nyaring

Suara yang nyaring tidak hanya menunjukkan bahwa ayam tersebut


memiliki badan sehat. Namun, hal ini juga mengindikasikan tidak adanya
kelainan pada organ pernafasan yang mampu mengganggu proses pertumbuhan
ayam.

5. Lincah
Ayam sehat memiliki postur tubuh kokoh dan lincah ketika berjalan. Ini
artinya semua organ tubuhnya berfungsi secara optimal dan tidak ada potensi
infeksi dari cacing di dalamnya.
Bibit ayam atau disebut juga Day Old Chicken (“DOC”) merupakan ayam
yang baru saja menetas, dan berusia satu hari. Untuk dapat menghasilkan bibit
yang berkualitas, diperlukan keahlian, ketelitian dan pengalaman. Bahkan, Anda
juga perlu memikirkan genetik dari induk supaya DOC yang dihasilkan
berkualitas tinggi.
Pemilihan bibit ayam broiler merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan ayam pedaging. Kualitas genetik yang baik memungkinkan bibit
ayam tumbuh dengan baik dan menghasilkan produk yang optimal. Kualitas
genetik benih ini memainkan peran penting dalam kesuburan dan kekuatan anak
ayam (Purba Kusuma 2015 ).

12
2.2.2.Manajemen Pemberian Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam usaha
pemeliharaan ternak ayam broiler. Tujuan utama adalah untuk memacu
pertumbuhan dan meningkatkan berat badan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka pemberian pakan kepada ayam broiler harus sesuai dengan kebutuhannya,
baik dari segi kualitas maupun segi kuantita. Rekomendasi kualitas dan kuantita
pakan untuk ayam broiler pada berbagai umur seperti tabel.

Table 1. Kandungan Nutrisi Pakan (g/kg) Untuk Ayam Broiler

Kandungan S10 S11 S12


Kadar air 14.00% 14.00 % 14.00 %
Protein kasar 22.00 % 0.00 % 19.00 %
Serat kasar 4.00 % .00 % 5.00 %
Lemak kasar 5.00 % .00 % 6.00 %
Abu 8.00 % .00 8.00 %
Kalsium (ca) 0.8-1,10 % .80 – 1.10 0.80 – 1.10 %
Fsfor (p) total 0,5 % ,50 % 0.45 %
Aflatoksin total 40 ug/kg - 50 ug/ kg
Energimetabolis(EM) 2900Kkal/Kg - 3100 Kkal/ kg
Asam amino
- lisin 1.30 % 1.20 % 1.05 %
- metionin 0.50 % 0.45 % 0.40 %
- metionin + sistin 0.90 % 0.80 % 0.75 %
- treonim 0.80 % 0,75 0.65 %
- triptofan 0.20 % 0.19 % 0.18 %
Sumber :DataPrimer.

Konsumsi pakan dipengaruhi oleh suhu lingkungan, dimana pada saat


suhu tinggi ternak cenderung kurang mengkonsumsi pakan. Sedangkan pada
suhu rendah ternak ayam broiler akan lebih banyak mengkonsumsi pakan.
Tingginya konsumsi pakan pada suhu lingkungan rendah disebab kan oleh
sebagian energi yang dikonsumsi digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh.
Akibatnya ternak ayam akan cepat merasa lapar. Begitupun sebaliknya pada
suhu tinggi akan menyebabkan ternak ayam broiler menjadi stress. Sebagai
akibatnya nafsu makan ayam berkurang.

13
Kebutuhan pakan dicerminkan oleh kebutuhan terhadap nutrisi. Jumlah
kebutuhan nutrisi ayam setiap hari sangat tergantung pada jenis, umur, fase,
kondisi tubuh, lingkungan tempat hidup, serta bobot badannya. Manajemen
pemberian pakan yang salah satu menyebabkan ayam stres atau terkena
penyakit. Hal ini tentunya dapat menurunkan produktivitas ayam sehingga
kerugian pun tidak dapat terletakkan. Oleh karena irtu, penysunan dan
penyediaan makanan yang baik sama pentingnya dengan penyediaan bibit ayam
yang baik dalam manajemen pemeliharaan ( Edy Ustomo 2016).

2.2.3.Peran Dan Fungsi Perkandang Dalam Pemeliharaan Ayam Broiler.


Mempermudah penanganan; dan untuk memperoleh produksi yang Melindungi
ayam dari sengatan matahari, hujan, angin, atau binatang buas; efisien. Kandang yang
digunakan dalam pemeliharaan broiler bisa berupa kandang sewa maupun membangun
sendiri kandang.(Farida. S. M. dan Kaharudin. 2010). Kandang merupakan tempat
tinggal bagi ternak yang memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Melindungi ternak dari pengaruh-pengaruh buruk iklim baik itu hujan,
panas dan angin Ternak yang tidak terlindungi dari hujan dan panas
akan cenderung mudah terkena penyakit dan stress. Keadaan yang
demikian tentu akan menurunkan produktifias ternak bahkan berujung
pada kematian. Kandang menyediakan lingkungan yang nyaman agar
ternak terhindar dari cekaman/stress.
2. Melindungi ternak dari gangguan hewan buas dan pencurian Kandang
akan melindungi ternak dari predator yang biasa memangsa ayam seperti
musang atau anjing. Kandang juga melindungi ternak dari pencurian.
3. Meningkatkan efisiensi pakan dan penggunaan tenaga kerja Di dalam
kandang telah tersedia tempat pakan yang dapat meningkatkan efisiensi
dibandingkan memberi pakan ternak yang tidak dikandangkan. Selain
banyak yang tercecer, ada kemungkinan pakan juga akan dikonsumsi
oleh binatang lain. Tenaga kerja yang diperlukan untuk ternak yang
dikandangkan juga jauh lebih efisien dibandingkan terlah yang diliarkan

14
dengan area yang tidak terbatas. Pemilihan Lokasi, Kandang dan
Peralatannya.
4. Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi Dengan
kandang akan memberi kemudahan bagi peternak untuk memberi pakan,
minum, membersihkan kotoran sehingga proses peternak dalam
memelihara ternak akan lebih mudah dan efisien.
5. Melindungi ternak dari penyakit Kandang memberikan batasan antara
ternak yang dikandangkan dengan ternak yang ada di luar. Ternak yang
diluar secara umum tidak terlalu diberikan perlakuan khusus sehingga
mudah sekali terkena virus dan penyakit.

2.2.4.Penyakit
Penyakit merupakan masalah penting untuk bidang peternakan. Oleh karena
itu, untuk menghindari masalah tersebut, penting bagi peternak mengetahui
cara-cara mengendalikannya. Hal ini karena apabila peternak sedikit lalai dalam
hal mengendalikan masalah penyakit, ternak yang di pelihara akan tumbuh tidak
optimal dan tentunya akan mendatangkan kerugian bagi peternak (Murtidjo
1987). Cara pengendalian penyakit yang dapat dilakukan peternak antara lain
sebagai berikut :

a) Lokasi peternakan dan kontruksi kandang


b) Kebersihan kandang dan lingkungan tetap terjaga
c) Membatasi lalu lintas manusia, ternak dan sarana peternakan lainnya.
d) Penutup akses bagi binatang liar.
e) Penganan ayam mati.

Pencegahan penyakit adalah tindakan dini yang dilakukan oleh peternak


secara langsung pada ternak atau secara tidak langsung dengan menciptakan
lingkungan yang sehat dan nyaman bagi kehidupan serta pertumbuhan ternak.
Tindakan pencegahan secara langsung meliputi : pemberian pakan secara teratur,
vaksinasi serta vitamin dan antibiotik. Pencegahan secara langsung di

15
peternakan Unit Usaha Lopa Tong yaitu : pemberian pakan secara teratur dan
pemberian vitamin dan antibiotik.

2.3. Desain Kandang Dalam Pemeliharaan Ayam Broiler.


1. Tipe Kandang.
a) Kandang Open House

Kandang open house memastikan udara bisa keluar masuk melalui


ventilasi sehingga sirkulasi di dalam kandang menjadi lebih baik. Ventilasi
memiliki peranan yang penting dalam menjaga sirkulasi udara, sehingga
temperatur di dalam kandang lebih sejuk, mengurangi kelembaban yang
berlebihan, debu, mengurangi gas beracun dan menyediakan oksigen bagi
ternak. Kandang model ini juga memiliki biaya investasi yang lebih murah
dibandingkan dengan close house. Kelemahan dari system kandang ini yaitu di
mana kondisi ternak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dari luar seperti
panas, dingin, kelembaban udara dan angin(Sugeng dan Sudarmono,2008)

Kelebihan :
1. Lebih mudah dalam memantau gerakan ayam sehingga kita bisa mengetahui
kondisi ayam.
2. Sirkulasi udara lebih full dalam arti udara masuk tanpa ada penghalang
3. Nafsu makan ayam semakin besar, dengan oksigen selalu bergantian.
4. Pekerja lebih mudah dalam merawat skam / liter tanpa menghirup bau kotoran
yang banyak sebab sirkulasi bebas hambatan.
5. Pemberian pakan serta mudah tanpa kita harus menyalakan lampu penerangan.
6. Biaya lisrik lebih ringan, mengapa lebih ringan karena pemakain listrik hanya
waktu gelap aja.
7. Pertumbuhan ayam lebih cepat sesuai kondisi kesehatan ayam.

16
Kekurangan :
1. Saat cuaca panas ayam lebih besar terjadi headtress /kepanasan hal ini
diakibatkan karena uap udara panas masuk ke kandang tanpa penghalang
2. Skam liter lebih cepat lebab saat musim hujan.
3. Pemakai kipas yang tidak bisa searah akibat kena angin dari luar sehingga udara
yang disemburkan jangkauan lebih pendek.
4. Kerja lebih maksimal harus tutup buka tirai.
5. Bekerja lebih extra menjaga saat musim panas khususnya siang hari.
6. Tidak bisa mengontrol suhu saat musim hujan kecuali penerapan tirai.
7. Sulit mengendalikan penyebaran nyamuk yang masuk ke kandang yang biasanya
penyakit malaria.
b) Kandang Close House

Kandang close house merupakan kandang yang keseluruhannya bisa


dikontrol secara otomatis, mulai dari sitem ventilasi, pemberian pakan, minum,
suhu dan kelembaban di dalam kandang. Kondisi yang demikian memungkinkan
bahwa keadaan di dalam kandang tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di
luar kandang seperti udara, panas, hujan dan angin. House Pemilihan Lokasi,
Kandang dan Peralatannya 25 Karena kondisi nyaman dalam kandang yang bisa
dikontrol maka kepadatan dalam kandang bisa ditambah sehingga kapasitaas
kandang bisa bertambah. Keunggulan lain dari system ini adalah adanya
penghematan terhadap tenaga kerja karena semua sudah berjalan dengan
otomatis. Kelemahan dari system close house adalah memerlukan investasi yang
tinggi sehingga tidak semua kalangan masyarakat mampu untuk membuat
kandang dengan system ini.

Kelebihan:
1. Lebih mudah untuk memantau kondisi hewan ternak dalam kandang

2. Sirkulasi udara lebih terkendali dengan bantuan kipas blower untuk udara
masuk dan keluar.
3. Kontrol suhu lebih terjaga dan bisa datur sesuai keinginan dengan mensetting
jumlah / kecepatan putar kipas blower sehingga temperatur ideal untuk hewan
ternaj lebih mudah dijaga.
4. Kondisi hewan ternak relatif lebih sehat tidak mudah stress karena tidak
kontak langsung dengan udara luar yang bisa berubah-ubah setiap saat.
5. Tumbuh kembang hewan ternak relatif lebih cepat karena selera makan cukup
baik dan tidak terpengaruh kondisi cuaca di sekitar kandang.
6. Tingkat kepadatan kandang bisa lebih tinggi sehingga meningkatkan hasil
produksi dari hewan ternak yang dipelihara.
7. Aman dari predator liar karena pemangsa tidak mudah masuk kedalam
kandang.

Kekurangan :

1. Pengendalian amoniak dari kotoran ayam harus benar-benar di perhatikan


khususnya pada arah kipas blower outlet, agar tidak mengganggu warga
sekitar.
2. Sekam / litter pada alas kandang yangterkena kotoran ternak atau tumpahan
air minum akan cenderung lebih sulit kering.
3. Investasi pembuatan kandang relatif cukup mahal dan sangat kompleks.
4. Ketergantungan pada listrik cukup besar, sehingga perlu mempersiapkan
genset untuk mengantisipasi jika terjadi pemadaman listrik dari PLN.
5. Biaya yang harus dikeluarkan untuk listrik pun relatif besar dan harus masuk
dalam perhitungan biaya produksi. Hal ini bergantung kepada seberapa
banyak blower dan lampu penerangan kandang yang digunakan.
2. Konstruksi Kandang

Konstruksi atau bangunan kandang yang baik untuk melakukan budidaya


ayam broiler terdiri dari atap, dinding, ventilasi dan lantai.
Konstruksi ini juga dapat dijadikan dasar kandang yang digunakan oleh peternak
untuk melakukan budidaya ayam broiler.

2
Home Peternakan Konstruksi Kandang yang Baik Untuk Budidaya
Ayam Broiler Konstruksi Kandang yang Baik Untuk Budidaya Ayam Broiler
Konstruksi Kandang yang Baik Untuk Budidaya Ayam BroilerSugeng dan (
Sugeng dan Sudarmono, 2008).

1. Atap

Pemilihan bahan atap kandang merupakan salah satu usaha untuk


mengendalikan faktor lingkungan sehingga ayam broiler dapat hidup dengan
nyaman dalam kandang. Pemilihan bahan atap kandang juga merupakan salah
satu usaha penting untuk mengendalikan faktor lingkungan sehingga ayam
broiler dapat hidup dengan nyaman dalam kandang, karena masing-masing
bahan atap kandang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam
menyimpan dan menyebarkan panas lingkungan.

2. Dinding

Pada umumnya ayam broiler dipelihara pada kandang battery


ditempatkan dalam ruangan yang berdinding. Tirai biasanya berupa terpal atau
plastic tebal, yang dipasang melingkupi seluruh kandang. Fungsinya melindungi
kandang dari cuaca dingin pada saat ayam belum tumbuh bulu, pada malam hari
atau saat musim hujan. Tirai ini diatur sesuai kebutuhan yaitu umur anak ayam
dan bahan yang digunakan secara umum plastik dan kain. Dinding yang baik
pada kandang closed house dapat menjamin tidak adanya udara yang masuk dari
dinding.

3. Lantai

Dalam membuat lantai kandang, ada dua macam lantai yang biasa
dipakai oleh peternak ayam broiler yakni lantai rapat (litter) dan lantai
berlubang. Keuntungan dari lantai litter antara lain keadaan kandang lebih
hangat dan pengelolaannya lebih mudah. Kerugiannya yaitu terjadinya
fermentasi litter yang menghasilkan gas metan dan amonia yang dapat

3
meningkatkan suhu udara dalam kandang sehingga dapat menyebabkan
perubahan tingkah laku yaitu timbulnya sifat agresif. Kandang dengan tipe litter
pengelolaannya lebih mudah dan praktis, hemat tenaga dan waktu, lantai
kandang relatif tahan lama, lantai tidak mengakibatkan telapak kaki ayam
terluka dan mengeras.

2.4. Manajemen Sanitasi Kandang Ayam Broiler.


Sanitasi merupakan tindakan untuk membunuh bakteri atau bibit
penyakit. Sanitasi juga berarti upaya pengendalian hama yang bertujuan untuk
mencegah hama ( burung liar, hewan pengerat, dan serangga). Sanitasi yang
paling sering dilakukan peternakan adalah dengan desinfeksi/ peenyemprotan
kandang mengggunakan definfeksi. Tindakan sanitasi tidak hanya berkaitan
dengan definseksi saja, namun ada banyak kegiatan lain seperti sebelum
pekerja/tamu masuk kedalam kandang mencuci tangan menggunakan sabun,
menggunakan baju khusus untuk bekerja, menggunakan alas kaki.( Ritongga
2008).

Tujuan sanitasi kandang, peralatan, dan lingkunagan pada awal persiapan


pemeliharaan adalah menciptakan lingkungan yang nyaman untuk ternak ayam,
bebas kotoran dan bibit penyakit. Pada pemeliharaan ternak ayam pedaging,
kandang dibersih secara menyeluruh setiap satu periode pemeliharaan setelah
selesai di gunakan ( habis pemasaran ). Oleh karena itu, sanitasi kandang perlu
dilakukan secara rutin sehingga menghindari dari penyakit ( Kemendikbud RI,
2013).

Sanitasi kandang dan peralatannya sangat penting dilakukan , langkah ini


bertujuan untuk mencegah berkembangnya atau memotong siklus hidup
mikroorganisme yang merugikan kesehatan ayam. Cara sanitasi dengan
menyapu,menyiram/menyemprot dan menyikat. Bagian-bagian yang
dibersihkan:langit-langit,lantai dinding,lingkungan kandang tempat makan dan
minum serta tirai kandang. Kegiatan ini diawali dengan mengangkut litter keluar

4
kandang. Bahan-bahan yang digunakan adalah air ditambah dengan bahan
sanitasi yang disebut dengan desinfektan, misal : lisol, karbol, formalin, detergen
dan lainnya ( Tamaliuddin 2014).

Kegiatan sanitasi selalu diawali dengan kegiatan pembersihan.


Pembersihan kandang ayam dan perlengkapannya sangat penting terutama pada
kandang ayam setelah dipergunakan. Pembersihan dilakukan dengan cara
menyapu, menyiram, menyemprot, menyikat, menggosok. Bagian-bagian yang
dibersihkan meliputi lantai kandang, dinding kandang, langit-langit kandang,
tempat pakan dan 206 tempat air minum, tirai serta lingkungan kandang.
Kegiatan ini diawali dengan mengeluarkan tempat pakan dan tempat minum,
kemudian dilanjutkan memasukkan serta mengeluarkan semua litter bekas dari
dalam kandang. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah berkembangbiaknya atau
memotong siklus hidup mikroorganisme penyebab penyakit pada unggas
termasuk jamur.( Kemdikbud RI, 2013).

Dosis penyemprotan disesuaikan dengan anjuran dosis yang tertera pada


label produk. Penggunaan desinfektan harus tepat artinya tepat waktu, dosis dan
cara penggunaannya. Pada umumnya penggunaan desinfektan dilakukan dengan
cara disemprotkan. Tujuan penyemprotan kandang agar semua mikroorganisme
atau sumber-sumber bibit penyakit yang masih menempel di dinding-dinding
kandang, langit-langit kandang, lantai kandang, tirai yang telah dipasang
didinding kandang serta dilingkungan sekitar kandang mati.

Setelah kandang bersih dan sudah disemprot dengan desinfektan


kemudian dilanjutkan dengan pengapuran. Pengapuran kandang bertujuan untuk
membunuh mikroorganisme termasuk jamur. Pengapuran kandang merupakan
langkah awal dalam pencegahan penyakit yang mungkin akan timbul selama
proses pemeliharaan ayam. Penggunaan kapur pada umumnya dengan cara
diencerkan dengan air, kemudian dioleskan dengan alat kuas pada permukaan
kandang, yang meliputi : dinding kandang baik di dalam maupun di luar

5
kandang, lantai kandang, kerangka kandang dan lantai di sekitar kandang.
Menyemprot dengan desinfektan kembali Pengulangan sanitasi dengan
penyemprotan desinfektan ini diharapkan agar brooding ataupun kandang benar-
benar higienis.

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


a. Waktu

Pelaksanaan praktik kerja lapangan ini berlangsung selama 3 bulan yaitu


dari tanggal 25 Februari – 25 April 2022.

b. Lokasi

Kegiatan praktik kerja lapangan ini berlokasi di “Unit Usaha Lopa


Tong”yang bekerja sama dengan PT. Mitra Sinar Jaya dengan kapasitas ayam
5.000 ekor. Yang berlokasi di Kelurahan Tuatuka, Kecamatan Kupang Timur,
Kabupaten Kupang, Privinsi Nusa Tenggara Timur.

3.2. Alat dan Bahan


a.Alat

Tabel2. Alat Untuk Pemeliharaan Ayam Broiler Kapasitas 5.000 Ekor

N Jenis alat Jumlah Keterangan Fungsi


o
1 Tempat 60 buah Untuk memberi pakan ayam Tempat
pakan B.C.F fase starter(0-14hari) pakan
DOC
2 Tempat 248 Memberi pakan fase finiser ( Tempat
pakan T.M.A buah 14 – panen ) pakan
3 Tempat minu 80 buah Memberi air secara manual Tempat
m manual minum
4 Seng plat 8 Sebagai indukan buatan pada Indukan
fase starter buatan
(boording)
5 Ember 4 buah Mencampur obat dan Memberik
mengantar pakan ke tempat an pakan
pakan

7
6 Karung 200 Sebagai tempat penyimpanan Menyimp
sekam padi an sekam
padi
7 Kompor 5 Sebagai pemanas dan Pemanas
memberi rasa hangat untuk
DOC
8 Kompresor 1 unit Untuk membersikan kandang Bersih
air kandang
9 Timbangan 1 unit Untuk menimbang bobot atau Penimban
berat ayam gan
10 Minyak 7 Sebagai minyak untuk untuk Pemanas
tanah jerigen menyalakan pemanas.

Sumber: PeternakanUnit Usaha Lopa Tong

b. Bahan
Tabel3. Bahan Pemeliharaan Ayam Broiler

No Jenis bahan Jumlah


1 DOC 50 box
2 Pakan S10 53 karung
3 Pakan S11 99 karung
4 Pakan S12 68 karung
5 Sekam padi 200 karung
6 Koran bekas 2 kg
7 Air -
8 Detergen 2 bungkus
9 Desinfektan 2 liter
10 Doxyvet (antibiotik 4 bungkus
11 Neobro (vitamin ) 3 bungkus
12 Minyak tanah 7 jerigen
Sumber:PeternakanUnit Usaha Lopa Tong

3.3. Metode Pelaksanaan


Metode yang digunakan dalam kegiatan praktik kerja lapangan di
peternakan Unit Usaha Lopa Tongadalah pengamatan langsung, wawancara dan
turut dalam kegiatan tatalaksana pemeliharaan ayam broiler serta studi pustaka.

8
1. Observasi
Observasi secara umum adalah kegiatan pengamatan pada sebuah objek
secara langsung dan detail untuk mendapatkan informasi yang benar terkait
objek tersebut. Pengujian yang diteliti dan diamati bertujuan untuk
mengumpulkan data atau penilaian.
2. Wawancara dan Diskusi
Wawancara adalah proses tanya jawab dengan pembimbing lapang, pekerja
atau karyawan yang berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan ditempat
praktik kerja lapang ( PKL) selama kegiatan berlansung.
3. Studi Pustaka
Dalam proses pengumpulan data banyak refrensi yang ambil seperti buku,
dan internet artikel. Hasil ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data
sekunder sebagai penunjang serta pendukung dalam penulisan laporan praktik
kerja lapang (PKL).
4. Praktik Langsung.
Seperti pengumpulan data dengan cara mengikuti kegiatan- kegiatan yang
berlangsung di kandang melalui bekerja dan berdiskusi dengan pemilik kandang
atau yang bekerja di tersebut.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Pelaksanaan PKL


Aktifitas yang dilakukan selama kegiatan praktik kerja lapang yang
berlangsung sejak tanggal 25 Febuari 2022 satu periode di Unit Usaha Lopa
Tong di Kelurahan Tuatuka.
Tabel 4. Aktifitas Selama Satu Periode Pemeliharaan Ayam Broiler

No Tanggal Aktifitas Lokasi

1 25-27/2/2022 Pembersihan lantai kandang dan Kandang


pencucian tempat
pakan,minum.Pembersihan kompor
2 28-3/3/2022 Pementangan warung diatas lantai Kandang
kandang jahit karung pasang terpal
pembuatan sekat penyiraman sekam
pemasangan baby chik
3 04/03/2022 DOC tiba, penimbangan DOC dan Kandang
Penyimpanan DOC pada kotak
masing-masing.
4 05/03/2022 Angkat koram ayam. Kandang

5 06/03/2022 Penanganan dan pemeliharaan DOC Kandang


dan memberi air secara rutin.
6 07/03/2022 Ganti sekam di hari ke-4. Kandang

7 08-10/3/2022 Memberi pakan secara rutin, Kandang


Pelebaran sekat kandang dan
Penambahan tempat pakan dan
minum.
8 11/03/2022 Pemberian pakan, minum secara Kandang
rutin dan Penimbangan ayam
minggu pertama.
9 12/03/2022 Pemberian pakan minum secara Kandang
rutin.Ganti sekam, Kunjungan Kandang
dokter hewan dan Pelebaran
kandang dari 12 m menjadi 18 m.

10
10 17/03/2022 Pemberian pakan minum secara Kandang
rutin, Ganti sekam, Pelebaran dan
Penambahan tempat pakan dan
minum.
11 18-22/3/2022 Pemberian pakan minum secara Kandang
rutin, Ganti sekam dan Penambahan
tempat pakan dan peelebaran.

12 23-24/3/2022 Pengangkatan waring Kandang

13 25/03/2022 Penimbangan ayam minggu ke-2 Kandang

14 26/03/2022 Pemberian pakan minum secara Kandang


rutin.
15 27-31/3/2022 Pemberian pakan minum secara Kandang
rutin.
16 1-12/4/2022 Pemberian pakan air dan minum Kandang
secara rutin
17 13/04/2022 Panen hari pertama Kandang
18 14/04/2022 Panen hari kedua Kandang
Sumber : Peternakan Unit Usaha Lopa Tong.

11
4.2. Profil Lokasi dan Perusahaan

4.2.1. Letak lokasi


Peternakan ayam broiler di peternakan Unit Usaha Lopa Tong bermitra
dengan PT. Mitra Sinar Jaya Kupang terletak di Kelurahan Tautuka Kupang
Timur, Kabupaten Kupang. Batas – batas wilayah, utara berbatasan dengan
Kecamatan Sulamanu dan Kecamatan Fatuleu Tengah,Timur perbatasan dengan
Kecamatan Fatuleu dan Kecamatan Oefeto, Selatan berbatasan dengan Taebenu
dan barat berbatasan dengan Kecamatan Kupang. Topografi hampir sebagian
terdiri dari pegunungan dan padang, beriklim luas wilayah 14,81 km2.
Secara geografis terletak pada 123016’10.66’’BT- 124013042,15’’11,8’’-
10022’’,14,25’’, berada pada ketinggian 150-500 meter di atas permukaan laut
dengan suhu rata-rata 250.Suhu yang baik untuk pertumbuhan ayam didearah
tropis adalah 14,7-280C (Wiharto, 1985). Berdasarkan rata–rata Kelurahan
Tuatuka, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang cocok untuk
peternakan ayam.

4.2.2.Kondisi Agroklimat
Persyaratan lokasi yang harus petimbangkan ketika membuka suatu usaha
ternak ayam broiler yaitu lokasi kandang yang jauh dari keramaian atau
pemukiman. Selain itu kandang di bangun pada lahan yang kering, cukup
mendapatkan sinar matahari pagi, srkulasi udara cukup baik dan dekat dengan
sumber air. Untuk memudahkan mobilitas sarana produksi dan pemasaran, dan
dekat dengan sarana transportasi.
4.2.3. Profil Lembaga atau Perusahaan
1. Sejarah Singkat

Usaha pemeliharaan ternak ayam broiler yang dilakukan oleh Unit usaha
Lopa Tong, dirintis, sejak Bulan Agustus Tahun 2019. Perintisan usaha ini,
dipicu oleh tiga peluang utama yaitu:

1. Adanya sumber daya milik orang lain yang tidak pasif.


2. Permintaan daging ayam yang cukup tinggi, khususnya untuk wilayah Kota
Kupang dan sekitarnya.
3. Ketersediaan unit usaha orang lain yang menyediakan sarana prasarana
produksi ternak, yaitu PT Mitra Sinar Jaya (MSJ) Kupang.

Peluang itu ditangkap dan ditindaklanjuti dengan membuat perencanaan


usaha. Usaha pemeliharaan ayam broiler mulai dijalankan terhitung sejak
Februari 2020, yang bertempat di Desa Oematnunu Kecamatan Kupang Barat,
Kabupaten Kupang. Kapasitas produksi pada tahap pertama tersebut adalah
3.500 ekor dengan masa kontrak kandag selam 6 periode pemeiharaan.
Selanjutnya pada Tahun 2021, usaha ini bertambah 2 unit kandang, yakni 1 unit
kandang terletak di Kelurahan Tuatuka, Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten
Kupang dengan kapasitas 5.500 ekor, dan 1 unit kandang lainnya terletak di
Desa Sumlili Kecamatan Kupang Barat, dengan kapasitas 3.300 ekor.

2. Bentuk Implementasi Usaha

Bentuk usaha yang dijalankan oleh Unit Usaha Lopa Tong adalah berbentuk
kemitraan tiga pihak yakni: pihak I, Unit Usaha Lopa Tong sendiri, Pihak II,
adalah pemiliki kandang, dan Pihak III, adalah PT.MSJ Kupang. Bentuk
kemitraan ketiga pihak ini digambarkan seperti diagram berikut:
Penjelasan dari bagan:

Pt. Mitra Sinar Jaya : PT MSJ merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang agrebisnis peternakan
khususnya ayam ras pedaging atau ayam broiler.
Perusahaan PT MSJ Kupang menyediakan sarana
produksi seperti : bibit (DOC/ Day old chicken),
pakan , obat , vaksin, dan pemesaran.

Unit Usaha Lopa Tong : menyediakan tenaga kerja dan baiya operasional dan
proses pemeliharaan.

Pemilik kandang :menyediakan kandang.

4.3. Penerapan Manajemen


Manajemen meerupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama
untuk menentukan dan mencapai tujuan –tujuan oragnisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan (planning) pengorganisasian(organissing)
pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling) dan evaluasi. Manajemen
merupakan satu unit kegiatan pelaksanaanya disebut manajing dan orang yang
melakukan disebut manajer. Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan (Terry,2005).

2
4.3.1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan kegiatan apa,dimana,dan siapa yang turut serta
dalam suatu proses produksi,dengan demikian perencanaan adalah persoalan
memeutuskan sesuatu dari berbagai pilihan setelah mempertimbangkan untung
rugi yang diperoleh dengan melihat berbagai peluang yang ada. Kegiatan
perencanaan yang dilakukan dalam kegiatan praktek kerja lapang (PKL)
mencakup:

a) Waktu
Kegiatan praktik kerja lapang (PKL) dilaksanakan mulai dari bulan
Februari sampai Mei 2022.
b) Tempat
Kegiatan pemeliharaan ayam broiler ini dilaksanakan di Kelurahan Tua
tuka Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang.
c) Modal
Biaya yang digunakan dalam kegiatan PKL ditanggung oleh Perusahaan.
d) Teknis dan Manajemen Pemeliharaan
Perencanaan tentang teknis dan manajemen yang dimaksudkan adalah
berkaitan dengan tatalaksana rutin dan pemeliharaan, sesuai dengan
kondisi dan situasi yang ada. Dalam hal ini, mencakup beberapa aktivitas
seperti persiapan kandang, penanganan DOC, penanganan fase finisher,
dan panen.

4.3.2. Pengorganisasian (organizing)


Organizing berasal dari kata aragon dalam bahasa Yunani yang berarti
dasar alat,yaitu proses penegelompokan kegiatan – kegiatan untuk mencapai
tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer (Terry
dan Rue 2010). Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur
semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia,sehingga pekerjaan
yang dikendaki berjalan dengan baik.

3
Pengorganisasian diperlukan dalam menjalankan perencanaan dalam
mencapai tujuan dari suatu pelaksanaan kegiatan. Pengorganisasian
dimaksudkan untuk mempermudah proses dalam perencanaan yang telah dibuat
sehingga pemilik usaha dapat dengan mudah membagi tugas karyawan sesuai
dengan keterampilan yang dimiliki karyawan (Siagian,2014). Peternakan unit
usaha LopaTong memiliki struktur organisasi sederhana dengan memiliki 2
orang karyawan, sehingga pemeliharaan ayam broiler ini hanya dikelola oleh 2
orang karyawan.

4.3.3. Pelaksanaan (actuacting)


Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan
untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan
dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan ,siapa yang
melaksanakan dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagimana cara yang
harus dilaksanakan. Tatalaksana pemeliharaan rutin ayam broiler ini dikatakan
berhasil, apabila ditunjang dengan berbagai faktor yang meliputi tatalaksana
pemeliharaan ayam broiler ,tahap-tahap pemeliharaan rutin penanganan fase
starter, fase finisher sampai panen.

4.3.4. Pengawasan (controlling)


Pengawasan merupakan proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu
perusahaan agar sesuai dengan ketetapan dalam rencana. Pengawasan adalah
pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja, agar rencana-rencana
kerja yang dibuat mencapai tujuan yang diharapkan. Fungsi pengawasan dalam
manajemen adalah proses memastikan bahwa semua yang dijalankan telah
sesuai dengan acuan yang sudah direncanakan. Pengawasan yang dilaksanakan
di Tuatuka adalah karyawan yang bertugas untuk mengawasai dan memantau
kinerja Mahasiswa PKL.

4
4.3.5. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi dilakukan setelah ternak yang dipelihara dalam suatu periode
habis terjual. Yang dievalusi yaitu tingkat kematian, jumlah konsumsi,
pertambahan bobot badan. Evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kegiatan
atau hasil kerja tertentu. Selain itu evaluasi dapat dipandang sebegai proses
penyediaan informasi untuk membuat alternatif-alternatif keputusan, dengan
demikian evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis dan terstruktur untuk
menentukan tujuan dari suatu usaha.

4.4. Pembahasan

4.4.1. Manajemen Kandang Pada Pemeliharaan Ayam Broiler Unit Usaha


Lopa Tong.
Populasi ternak ayam broiler yang diusahakan di Unit Usaha Lopa Tong
yang kapasitas 5.000/periode. Proses pemeliharaan bertahap yaitu apabila tahap
pertama telah di panen maka akan diadakan tahap berikutnya. Jika dihitungkan
berdasarkan jumlah bulan dalam satu tahun, umur pemeliharaan dan pemanenan
selama 6 minggu serta masa istirahat kandang minimal 1 minggu maka
keseluruhan periode pemeliharaan dalam satu tahun minimal 6 periode.

a. Profil Kandang Pada Usaha Lopa Tong.


Berdasarkan bentuk dasar, kandang ternak ayam ada yang berlantai
langsung di atas tanah, dan ada pula type panggung. Untuk type langsung di atas
permukaan tanah biasanya berbentuk bentangan semen. Sedangkan untuk type
panggung, dapat dibuat dari bahan-bahan seperti kayu, bambu, dan bahan-bahan
sejenis. Type panggung sangat baik diterapkan pada daerah berikilim panas
seperti Nusa Tenggara Timur (NTT). Di samping kebersihan ayam pada umur
panen lebih terjamin, juga dapat mencegah laju penyebaran penyakit tertentu.
Namun demikian kelemahan dari type ini adalah jika tidak diatur jarak tirai alas
panggung dapat menyebabkan kematian yang tinggi akibat kecelakaan.

5
Semua jenis kandang yang diuraikan di atas dapat disesuaikan dengan
keadaan alam pada lokasi usaha dan biaya berdasarkan orentasi utama yaitu
memaksimalkan produksi untuk memperoleh keuntungan yang maksimal pula.
Apapun bentuk kandang yang dibangun, unsur yang paling penting adalah
diperhatikan setelah itu adalah kecukupan luas untuk setiap individu ayamnya.
Untuk itu, informasi Tabel 2dapat dijadikan sebagai pedoman.

Tabel 5. Kebutuhan Luas Kandang yang diperlukan pada Berbagai Tingkatan


Umur Ternak Ayam Broiler

Umur (Hari) Kebutuhan luas (ekor/m2) Suhu (0C)


1-7 40-50 34 – 32
8-14 20-25 29 – 27
15-21 8-12 26 – 25
21 – 28 24 – 23
29 – 35 23 – 21
Sumber: Murni (2009)

Beberapa Tipe Kandang Ternak Ayam Broiler

1 2 3 4

1.Kandang Terbuka 2.Kandang Tertutup 3. Kandang Semi Terbuka 4. Kandang dengan Koredor ditengah

1)

Kandang lantai langsung di atas


Kandang
permukaan tanah
panggung

6
a.Berdasarkan model dinding, dapat dibedakan atas:

1. Kandang terbuka: yaitu kandang yang dibangun dengan dinding yang


lebih terbuka. Type ini merupakan type yang sangat baik diterapkan di
Indonesia sebagai daerah beriklim tropis.
2. Kandang tertutup kandang, yaitu kandang yang dindingnya ditutup
secara keseluruhan. Biasanya type kandang ini ditemukan di daerah
bersuhu dingin di dataran tinggi.
3. Kandang semi terbuka, yaitu kandang yang didesain dengan bentuk
dinding yang sebagiannya saja yang terbuka, misalnya pada salah satu
sisi saja. System ini banyak ditentukan oleh arah angin, kondisi geografis
tanah pada lokasi usaha ataupun iklim mikro daerah setempat.
4. Kandang dengan koridor ditengah, yaitu kandang yang dirancang dengan
membentuk koridor ditengahnya. Biasanya pada system kandang seperti
ini, bangunan rumah kandan dalam ukuran besar, sehingga
memungkinkan pembagian ruang beserta lorong di tengahnya.

Gambar 1: Kandang Dengan Kondisi Lingkungan yang baik.

Luas Kandang

Kandang dengan ukuran 70 meter x 7 meter seperti pada gambar di atas


dapat gigunakan untuk menampung ayam atau memelihara ternak ayam broiler
sebanyak 5000 ekor ayam.
Keunggulan dari Kandang Panggung
Kandang panggung memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
sistem litter, seperti kelembapan yang relatif lebih rendah. Penanganan limbah
lebih mudah. Khusus untuk daerah panas pedet akan lebih nyaman dikandang
panggung karena merasa lebih sejuk dari sirkulasi yang baik.

Fungsi Kandang adalah untuk:

1. Melindungi ternak dari pengaruh lingkungan alam seperti panas


matahari, hujan dan angin.
2. Melindungi ternak dari gangguan binatang buas dan pencurian.
3. Memudahkan penanganan dalam memanajemen pemeliharaan.

Alas Kandang

Alas kandang sering disebut dengan litter. Litter berfungsi untuk


menjaga kondisi panas dalam kandang. Alas kandang harus menggunakan
bahan-bahan yang dapat menyerap air sehingga kandnag tidak becek seperti
sekam, serbuk kayu, potongan jerami padi, potongan rumput kering dan bahan-
bahan serupa laiinya.

Tirai Kandang

Tirai kandang dibuat dengan tujuan untuk menahan udara atau angin
kencang agar tidak masuk dalam kandang, karena dapat menyebabkan cekaman
(stress) pada ternak ayam. Kejadian stress pada ternak disebabkan oleh
perubahan suhu yang ekstrim sebagai dampak daru arus perpindahan/kecepatan
angin. Jadi tirai berfungsi untuk menstabilkan suhu udara dalam kandang.
Pengaturan tirai kandang ditentukan oleh umur ternak ayam. Bahan utama yang
biasa digunakan untuk tirai adalah bahan yang berasal dari plastik. Dengan
demikian pengaturannya disesuaikan dengan keadaan suhu dalam kandang.

2
Kelebihan Kandang Panggung.

Menampung Ayam Lebih Banyak

Salah satu keuntungan kandang ayam tipe panggung adalah bisa


menampung ayam lebih banyak. Tipe panggung biasanya terdiri dari dua lantai,
sehingga tidak ada lantai dasar saja namun ada juga lantai dua. Meski jenisnya
panggung namun jumlah lantai pada kandang ini tidak boleh lebih dari tiga
lantai. Maksimal jumlah lantai adalah tiga namun yang paling ideal adalah dua
lantai. Tujuan lantai kandang tidak terlalu banyak adalah supaya ayam bisa
mudah dipantau, sehingga jika ada ayam yang sakit bisa langsung mendapatkan
penanganan.

Menghemat Lahan

Kandang ayam broiler jenis panggung bentuknya vertikal bukan


horizontal sehingga akan menghemat lahan. Oleh sebab itu meski lahan yang
memiliki lahan sempit tetap bisa mendirikan peternakan ayam. Untuk luasnya
bisa disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan juga jumlah ayam yang akan
dipelihara.

Kekurangan Kandang Panggung

Kekurangan tipe kandang panggung adalah populasi ayam broiler dalam


kandang menjadi sedikit karena hanya satu lantai. Selain itu, kandang ayam
panggung terlalu terbuka sehingga rentan masuk penyakit serta ancaman
binatang reptil seperti ular, kucing dan biawak.
b. Tahapan Persiapan kandang Dalam Pemeliharaan Ayam Broiler
1. Pembersihan Kandang dan Peralatan Kandang

Keberhasilan pemeliharaan ayam broiler sangat di tunjang oleh lingkungan


dan kandang yang bersih. Kandang dan peralatan yang digunakan untuk
pemeliharaan ayam broiler harus di cuci dengan rinso (deterjen) sehingga bebas
dari bibit penyakit yang akan meyerang ayam broiler. Liter dan alat – alat
kandang mulai dibongkar kemudian feses dimasukkan kedalam karung. Setelah
kandang bersih dari feses kandang dan alat-alat kandang dicuci bersih dengan
deterjen(rinso).Setelah kering kandang dan peralatan disemprot dengan
menggunakan bromoquad-10 untuk mematikan dan mencegah tumbuh virus,
bakteri, jamur, dan serangga pengganggu lainnya didalam kandang, baik di
lantai, dinding maupun atap kandang.

b. Sanitasi Kandang ( Difensiktan Kandang)

Sanitasi Kandang di peternakan Unit Usaha Lopa Tong menggunakan


deterjen yang berfungsi untuk membunuh berbagai macam bakteri, virus
penyebab penyakit pada ayam, dan membunuh jamur dan spora.
Penggunaandeterjen dengan cara penyemprotan pada seluruh bagian bangunan
kandang dengan perbandingan 1: 30. Bahan liter yang dipilih oleh perusahaan
adalah sekam padi karena mudah diperoleh, dan memiliki daya serap air yang
baik. Namun kelemahannya adalah rawan terhadap masalah yang berhubungan
dengan penyakit, cacing , dan ngorok serta rawan terhadap heat stress akibat
kepadatan kandang yang melampaui kapasitas.

c. Pembentangan Waring dan Liter.

a. Waring
Alas kandang sering disebut dengan litter. Litter berfungsi untuk
menjaga kondisi panas dalam kandang. Alas kandang harus menggunakan
bahan-bahan yang dapat menyerap air sehingga kandnag tidak becek
seperti sekam, serbuk kayu, potongan jerami padi, potongan rumput kering
dan bahan-bahan serupa lainya.
b. Sekam
Sekam yang digunakan pada peternakan Unit Usaha Lopa Tong yaitu
sekam padi dalam keadaan kering.Sebelum pemasangan sekam pada
kandang terlebih dahulu lantai dialasi dengan waring yang sudah
bersih,karena lantai kandang mempunyai celah atau slat agar serbuk tidak
jatuh ketanah. Ketebalan sekam yang dipakai 3-5 cm.Hal ini disebabkan
karena sekam hanya sekali pakai yaitu mulai umur ayam 1-7 hari. Setelah
7 hari kandang tidak memakai sekam, karena kandang yang digunakan
kandang panggung.

d. Pembuatan Boording

1.Pembuatan Sekat atau Pagar Pembatas

Pembuatan sekat atau pagar pembatas atau disebut dengan chick guard
atau kandang indukan merupakan areal yang dibatasi oleh pagar dengan tujuan
untuk membatasi ruang gerak ternak ayam sehingga memudahkan
pengaturannya dalam melakukan penanganan selama pemeliharaan. Chick
guard biasanya terbuat dari seg licin atau bahan atau pagar dari anyaman bambu,
karton, papan, bilik.

2
Gambar 2: Pembuatan Sekat

2. Pembentangan atau Pemasangan Koran

Pembentangan atau Pemasangan koran bertujuan untuk menahan panas


dan sebagai alas DOC tidak berkontak langsung dengan sekam padi. Adapun
tujuan lain yaitu untuk efensiensi pemanfaatan pakan bagi DOC yaitu agar pakan
yang tumpa tidak bercampuran lansung dengan sekam padi tetapi masih berada
diatas koran dan dapat dikonsumsi lagi.Koran berfungsi sebegai bantalan, tempat
mengais ayam, menyerap kotoran dan cairan serta mencegah penyakit bulbul
atau bengkak. Pada saat ayam, berumur 1-3 hari liter kandang ( sekam padi)
dialas dengan Koran diatas sekam padi. Rasyaf (2011) mengemukakan bahwa
alas lantai yang digunakan pada kandang yang sistem sekam tidak boleh lebih
tebal dari 5 cm untuk daerah panas, karena ketebalan sekam ini berpengaruh
pada temperature didalam kandang, jika sekam terlalu tebal didalam kandang
suhu menjadi panas.

3
Gambar 3:Pemasangan Koran

e. Penempatan Tempat Pakan Dan Tempat Minum

Tempat pakan yang umum digunakan pada proses pemeliharaan ayam broiler
pada saat umur satu hari sampai dua minggu adalah baby chick feeder dengan
jumlah 12 beby chick feeder / brooding dengan 6 buah tempat minum otomatis
setiap brooding. Ayam broiler harus memiliki tempat pakan dan minumyang
sesuai umurnya, semakin bertambah umur ayam maka perlu ditambah juga
tempat pakan dan minum. Pada saat ayam memasuki umur 3 minggu maka
tempat pakan harus diganti dengan menggunkan tempat pakan yang lebih besar
sesuai dengan umur ayam dan ditambah jumlahnya setiap minggu sesuai dengan
kebutahan ayam begitupun dengan tempat minum ditambah.

Gambar 4: Pengaturan Tempat Pakan dan Tempat Minum.


f. Alat Pemanas

Alat pemanas untuk ternak ayam khususnya ayam broiler dapat


bersumber dari listrik, gas, minyak tanah, batu bara, serbuk gerjaji/kayu yang
halus atau menggunakan kayu bakar. Pemanas biasa digunakan sampai ayam
berumur 2 minggu, karena umur dibawah itu ayam belum mampu mengatur

4
suhu badannya. Namun hal tersebut tidak dapat dipakai standart, karena
penggunaan pemanas dapat disesuaikan dengan kondisi cuaca.

Persiapan kompor berfungsi sebagai tempat untuk memberikan rasa


hangat pada DOC. Penggunaan bahan pemanas/kompor ini disesuaikan dengan
keadaan dan ketersediaan dan perlu memperhitungkan segi ekonomis. Pemanas
mampu memanasi DOC sebanyak 500 ekor untuk setiap brooding. Menurut
(Chayono 1995) pemanas ini mampu memanasi DOC sebanyak 1300 – 1500
ekor.

Gambar 5. Penyiapan Kompor

4.4.2. Pengaturan Kandang Dalam Proses Pemeliharaan Ayam Broiler.


a. Pengaturan umur 1-2 minggu

1. Pelebaran

Pelebaran sekat pada brooder setelah ayam berumur 3 hari. Pelebaran


sekat juga harus diikuti dengan penambahan tempat pakan dan minum.
Pelebaransekat berfungsi untuk memberikan kenyamanan ayam sesuai dengan
tingkat pertumbuhannya. Selain itu juga berfungsi dalam memudahkan peternak
dalam mengontrol dan memberikan pakan dan minum.

2. Penggantian Sekam

Sekam adalah alas yang digunakan untuk menyerap dan mengurangi


kadar air di kotoran ayam serta membuat ayam lebih hangat juga mencegah
masuknya angin dari bawa lantai. Sekam itu sendiri terdiri dari berbagai macam

5
bahan yang bisa di gunakan, contohnya seperti: sekam padi, serbuk kayu,kulit
kacang-kacangan dan jerami.yang digunakan pada Unit Usaha Lopa Tong
menggunakan sekam padi.

3. Tirai Kandang

Tirai kandang dibuat dengan tujuan untuk menahan udara atau angin
kencang agar tidak masuk dalam kandang, karena dapat menyebabkan cekaman
(stress) pada ternak ayam. Kejadian stress pada ternak disebabkan oleh
perubahan suhu yang ekstrim sebagai dampak daru arus perpindahan/kecepatan
angin. Jadi tirai berfungsi untuk menstabilkan suhu udara dalam kandang.
Pengaturan tirai kandang ditentukan oleh umur ternak ayam. Bahan utama yang
biasa digunakan untuk tirai adalah bahan yang berasal dari plastik. Pengaturan
suhu kandang di lakukan dengan pengaturan terpal yang di buka pada pagi hari
dan sore hari. Tujuan di buka pagi hari agak mendapatkan sinar matahari dan
terhirup dari udara /angin, sedangkan sore hari terpal di tutup agar terhindar dari
kedinginan di saat malam hari.

b. Pengaturan Umur 2 Minggu – Panen

1. Pelebaran Sekat

Pelebaran sekat pada brooding setelah ayam berumur 3 hari. Pelebaran


sekat juga harus diikuti dengan penambahan tempat pakan dan minum.
Pelebaransekat berfungsi untuk memberikan kenyamanan ayam sesuai dengan
tingkat pertumbuhannya. Selain itu juga berfungsi dalam memudahkan peternak
dalam mengontroldan memberikan pakan dan minum.

3. Pengaturan Tirai.

Tirai kandang dibuat dengan tujuan untuk menahan udara atau angin
kencang agar tidak masuk dalam kandang, karena dapat menyebabkan cekaman
(stress) pada ternak ayam. Kejadian stress pada ternak disebabkan oleh

6
perubahan suhu yang ekstrim sebagai dampak daru arus perpindahan/kecepatan
angin. Jadi tirai berfungsi untuk menstabilkan suhu udara dalam kandang.
Pengaturan tirai kandang ditentukan oleh umur ternak ayam. Bahan utama yang
biasa digunakan untuk tirai adalah bahan yang berasal dari plastik. Pengaturan
tirai kandang siang hari di turun setengah malam hari di tutup semua ( di tutup
disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat).

Gambar 6. Pemasangan Tirai kandang

4.4.3. Evaluasi Produksi


a. Jenis Pakan

Pakan yang digunakan selama masa pemeliharaan ayam broiler di Unit


Usaha Lopa Tong yaitu pakan jenis S10, S11dan pakan S12. Bahan–bahan baku
sebagai berikut : jagung, dedak, tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa,
tepung daging dan tulang, pecahan gandum, bungkil kacang tanah, canola,
tepung daun, vitamin, calsium, fosfat, dan trace mineral.

Dalam setiap jenis pakan masing-masing memiliki kebutuhan nutrisi,


dimana secara garis besar terdapat 7 komponen yaitu karbohidrat, lemak,
protein, serat kasar, mineral, vitamin, dan air. Adapun kandungan nutrisi pakan
dari jenis pakan S10, S11 dan S12.

7
Tabel 6. Kandungan Nutrisi Pakan di Peternakan Unit Usaha Lopa Tong

No Zat makanan Jenis pakan


S10(%) S11(%) S12(%)
1 Kadar Air 14,00 14,00 14,00
2 Protein Kasar 22,00 20,00 19,00
3 Lemak Kasar 5,00 5,00 5,00
4 Serat Kasar 4,00 5,00 6,00
5 Abu 8,00 8,00 8,00
6 Kalsium 0,80-1,10 0,80-1,10 0,80-1,10
7 Fosfot 0,50 0,50 0,49
Berdasarkan tabel diatas terlihat jumlah kadar nurtisi dalam pakan tidak
jauh berbeda dengan standar yang dikemukakan oleh (Rasyaf, 2008). Hal ini
dapat disimpulkan bahwa pakan yang digunakan dipeternakan Unit Usaha Lopa
Tong sudah sesuai standar.

b. Data Bobot Ayam Broiler

Pertambahan bobot badan ayam yang diperoleh dengan pengukuran


kenaikan bobot badan melalui penimbangan berulang pada waktu tertentu
misalnya setiap minggu. Pada peternak Unit Usaha Lopa Tong untuk
mengetahui pertambahan bobot badan ayam dilakukan dengan penimbangan
setiap minggu dan penimbangan dilakukan denagn mengambil 10 ekor daeri
brooding sebagai sampel pakan. Penimbangan ini bertujuan untuk mencocokkan
tingkat pertumbuhan nyata dengan bobot badan ayam dari produsen.
Tabel 7. Pertambahan Berat Badan Ayam Broiler.

No Berat awal Minggu – ke Berat badan (gr) Menurut PT.Mitra


Sinar Jaya

1 40 III 744 800

2 40 IV 1.139 1.070

3 40 V 1.608 1.602

4 40 VI 2.042 2.183

Sumber: Data Primer.

c. Persiapan Panen
Waktu pemanenan sebenarnya fleksibel atau bisa dilakukan kapan saja.
Namun, akan lebih baik bila ayam ditangkap ketika pagi, sore, atau malam hari
agar ayam tidak begitu stres. Untuk penangkapan saat malam hari, usahakan
agar penerangan memakai lampu redup. Tata cara pelaksanaannya panen ayam
broiler yaitu:

1. Buatlah penyekatan ayam secara bertahap sesuai dengan ayam mana


yang akan ditangkap terlebih dahulu agar ayam lain yang belum
ditangkap tidak keburu lemas. Sekat bisa dibuat dengan ukuran 7 x 3
meter atau sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, saat membuat sekat,
hindari penumpukan (over lapping) ayam di sudut kandang dan jangan
terlalu padat agar tidak banyak ayam yang mati.

2. Cara menangkap ayam ketika panen: pegang kaki ayam secara perlahan-
lahan, kemudian pegang bagian dadanya, dan tarik ayam ke atas. Hindari
menangkap ayam dengan kasar dan memegang salah satu sayapnya
terlebih dahulu, karena ayam akan berontak dan akibatnya sayap akan
memar dan ayam menjadi stres.

3. Saat panen, umumnya setiap pekerja kandang bisa memegang 3-5 ekor
ayam sekaligus. Setelah ditangkap, kedua kaki ayam diikat dengan tali
agar bisa ditimbang secara berkelompok (sekitar 3-5 ekor bersamaan)
dan segera catat bobot hidupnya, karena harga jual ayam broiler akan
dihitung per kg bobo t badan waktu hidup. Habiskan ayam dalam satu
sekatan, jangan gunakan sistem tangkap pilih untuk menangkap ayam
saat memanen.

4. Sebelum melakukan penimbangan sebaiknya timbangan dikalibrasi


terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya kesalahan hitung yang bisa
merugikan peternak.

5. Setelah ditimbang, masukkan ayam ke dalam keranjang ayam dan


hindari tindakan kasar untuk mengurangi resiko banyaknya ayam yang
diafkir akibat sayap atau kakinya patah. Keranjang-keranjang berisi ayam

2
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Manajemen perkandangan pada Unit Usaha Lopa Tong sudah cukup


baik meskipun dengan kandang panggung atau Open House yang bilang
cukup sederhana. Namun dengan kandang yang sederhana mampu
menghasilkan produksi yang maksimal dan juga terlihat sehat. Produksi
yang maksimal tidak hanya disebabkan oleh manajemen perkandangan.
Hal tersebut juga didukung oleh manajemen pemeliharaan, manajemen
produksi yang baik, pakan , pengendalian penyakit, dan pengolahan
limbah lliter.

2. Dalam proses pemeliharaan ayam broiler mampu meningkatkan


semangat dan kewirausahaan, meningkatkan pemeliharaan yang intensif
dan dapat menghasilkan produksi ayam broiler yang baik.

5.2. SARAN
Untuk meningkatkan pendapatan maka kapasistas produksi harus
ditingkatkan dan untuk mencapai keberhasilan pemeliharaan dengan kapasitas
produksi yang lebih besar maka perlu meningkatkan sumber daya manusia.

3
DAFTAR PUSATAKA

Azis dkk,2010. Umur panen Ayam Broiler.Penerbit Kanisius, Yogyakarta.


Cahyono , 1995, Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras dan Ayam Pedaging
( Broiler ) Yayasan Pustaka Nusantama.Yongyakarta.
Dian Zulkar 2013.Penanganan DOC. Penerbit, Yogyakarta.
Edy Ustomo 2016). Manajeme pemberian pakan pada ayam broiler.
PenerbitPenebar Swadaya,Perum,Bukit Permai, Cibubur, Jakarta Timur.
Frick, H. 2000. Ilmu Konstruksi Bangunan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Fitrah 2013. Ayam Ras Pedaging ternak peghasil daging yang relatif lebi cepat.
Farida. S. M. dan Kaharudin. 2010. Petunjuk Praktis Perkandangan Ayam
Broiler. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Ntb. Mataram.
Habaora et al 2014. Pertumbuhan Ayam Ras Pedaging.
Handoko 2003,Sukses Beternak Ayam Broiler.Penerbit PT . Agromedia
Pustaka.Yongyakarta.
Jayanata dan Harianto 2011.Pedoman Beternak Ayam.Penerbit, Kanisius
Yogyakarta.
Kotler 1997. Strategi pemasaran ayam broiler. Penerbit Yogyakarta.
Murtidjo , A.B,1987, Pedomaan beternak ayam broiler, Penerbit Kanisius.
Mountney 1983. Ciri-ciri Ayam Broiler yang baik.Penerbit Kanisius
Yogyakarta.
Murtidjo, 1987. Infeksi penyakit pada Ayam Broiler. Penerbit Kanisius
Yogyakarta.
Rasyaf , M.1997, Manejemen Peternakan Ayam Broiler, Penerbit Penebar
Swadaya.
Rasyaf. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Edisi ke-1. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Rsyaf ,M. 2008, Paduan Beternak Ayama Pedaging, Penerbit Penebar Swadaya
Ratnasari et al,. 2015 Potensi Ayam Ras Pedaging dalam usaha peternakan
https://www.putraperkasa.co.id/blog/ciri-bibit-ayam-broiler/

4
Ritongga H.2008. Biosecurity.Dikutip dari htt://technical service
wordpress.com/2008/05/07/biosikuriti/diakses pada 2 maret 2018.
Tamaliuddin 2014. Panduan kegiatan sanitasi kandang. Swadaya, Jakarta
Suprijatna et al, 2008 penyakit dalam usaha ayam broiler. Swadaya Jakarta.
Wiharto,1985. Suhu yang baik untuk pertumbuhan ayam. Medika , Semarang.
Tim Vet-I,2007 . Company and product profiles,Penerbit PT Indoherb Sains
Medika,Semarang.
Yemima 2014.Ayam Ras Pedaging ternak penghasil daging yang relatif cepat.
Pt. Indoherb Sains Medika, Semarang.
https ://id.wikipedia.org/wiki/Taebenu,_Kupang#cite_note-kabku
https ://mitrapeternakan.com/persiapan-kandang dan peralatan- ayam –brolier/
https://vetmedicinae.com/koksidiosis-penyakit-berak-darah-pada-
ayam25/09/2019.

5
LAMPIRAN

Pembersihan Kandang Pencucian seng platPencucianTempatMi

DOC Tiba Pemindahan DOC MasaPemeliharaan

Pemeliharaan Berumur 3 Minggu Masa Panen

Panen Foto bersama

Anda mungkin juga menyukai