Oleh :
JULIANTA AMIN
NIM. L1A1 20 054
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
i
TATALAKSANA INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI BALI DI
UPTD PERBIBITAN TERNAK DAN PAKAN TERNAK PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
Oleh :
JULIANTA AMIN
NIM. L1A1 20 054
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
i
TATALAKSANA INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI BALI DI
UPTD PERBIBITAN TERNAK DAN PAKAN TERNAK PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
Oleh :
JULIANTA AMIN
NIM. L1A1 20 054
Pembimbing
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
Mengetahui
Dr. Ir. Ali Bain, M. Si Dr. Ir. La Ode Arsad Sani, S. Pt., M. Sc., IPM
NIP. 19670131 199303 1 003 NIP. 19731231 199903 1 005
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : Nama lain dari keberuntungan adalah kerja keras, apapun hasilnya
yang penting adalah prosesnya.
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
LAPORAN MAGANG PROFESI
Kendari, 2022
JULIANTA AMIN
L1A120054
iv
RIWAYAT HIDUP
Kendari, 2022
JULIANTA AMIN
L1A120054
v
TATALAKSANA INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI BALI DI
UPTD BALAI PERBIBITAN TERNAK DAN PAKAN TERNAK,
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ABSTRAK
vi
PROCEDURE OF ARTIFICIAL INSEMINATION (AI) IN BALI CATTLE
AT UPTD ANIMAL BREEDING AND ANIMAL FEED CENTER,
SOUTHEAST SULAWESI PROVINCE
ABSTRACT
This professional internship was carried out for 45 hours from 29 July to
11 September 2022 at the UPTD Livestock Breeding and Animal Feed Center,
Livestock Breeding and Animal Feed Service, Konda District, Konawe Selatan
Regency, Southeast Sulawesi Province. The purpose of this professional
internship is to find out the procedure for artificial insemination of Bali cattle at
the Southeast Sulawesi Livestock Breeding and Animal Feed UPTD. The method
of carrying out this professional internship is observation of field practice
interviews and literature studies. The data obtained is analyzed descriptively. The
results of the profession show that artificial insemination begins with thawing of
sperm (thawing). Insemination was carried out on livestock showing signs of heat
at 10-16 hours after heat was observed. Artificial insemination was performed
rectovaginally using an insemination gun.
vii
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN MAGANG PROFESI..............................................v
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT..........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
2.3. Materi.................................................................................................3
2.4. Metode...............................................................................................4
ix
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2.4.Thawing......................................................................................13
3.2.5.Deposisi Semen..........................................................................27
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................31
4.2 Saran................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. Struktur Organisasi..............................................................................................8
3.Deteksi Birahi.....................................................................................................11
xi
i
BAB I
PENDAHULUAN
populasi bibit sapi unggul. Kualitas dan kuantitas produk budidaya ternak sapi
sangat dipengaruhi pada kualitas bibit yang digunakan, sehingga pemerintah perlu
sapi dalam skala nasional. Salah satu upaya untuk mengoptimalkan produktivitas
jantan, dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik, dan mencegah
betina yang dimilikinya tanpa perlu seekor penjantan utuh. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Nadia (2016) untuk mengontrol dan meningkatkan mutu genetik pada
ternak.
UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak merupakan salah satu
instansi pemberi pelayanan inseminasi buatan bagi ternak sapi bali. UPTD Balai
Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak memiliki peranan yang cukup besar dalam
tersebut, maka dilakukan magang profesi yang bertujuan untuk mengetahui tata
1
laksana inseminasi buatan di UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak,
1.3. Tujuan
inseminasi buatan Sapi Bali di UPTD. Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak
Konawe Selatan.
1.4. Manfaat
langsung dan memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai dunia peternakan
khususnya terkait manajemen tatalaksana inseminasi buatan pada ternak sapi bali,
2
BAB II
METODE KEGIATAN
Agustus 2022 di Unit Pelaksana Teknis Dinas Perbibitan Ternak dan Pakan
Pelaksana Teknis Dinas Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak yang terletak di
dan pakan ternak. Selain itu, khayalak sasaran magang profesi ini adalah
2.3. Materi
buatan sapi bali di UPTD. Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Provinsi
menyimpan straw selama dalam perjalanan menuju lokasi peternak, botol untuk
wadah air yang berguna saat thawing, gunting untuk memotong straw,
insemination gun untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah
dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke
dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus.
3
2.4. Metode
1. Pengamatan
2. Wawancara
Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak. Pengelola yang dimaksud dalam kegiatan
magang ini adalah kordinator lapangan, karyawan dan pihak-pihak yang terkait
3. Praktek lapangan
4
4. Studi Pustaka
diperlukan. Studi pustaka dilakukan terhadap jurnal dan skripsi yang relevan.
Data pada magang profesi ini meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer berasal dari pengamatan langsung, wawancara, dan praktek lapangan.
Data sekunder berasal dari studi literatur. Data tersebut kemudian dianalisis secara
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.1. Lokasi UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Provinsi
Sulawesi Tenggara
Kec. Konda, Kab. Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara berdiri diatas lahan
seluas ± 17 ha, yang terdiri dari kantor UPTD, Laboratorium, Klinik Hewan,
rumah gembala, kandang Bulls, kandang shelter, kandang jepit, kandang sapi
bagian dari UPTD Balai Perbibitan dan Pakan Ternak terdapat di Desa Morome,
Kec. Konda, Kab. Konawe dengan lahan seluas ± 500 ha. Lokasi ini hanya
digunakan untuk tempat pengembangan 110 ekor sapi Bali dan juga tempat
menanam rumput sebagai pakan utama dari sapi yang dipelihara UPTD Balai
Perbibitan dan Pakan Ternak juga memiliki kawasan instalasi uji coba semen dan
wilayah binaan ternak sapi dan kambing potong di kelurahan Nambo dan Puday,
Kec. Nambo, Kota Kendari, serta di Desa Jati Bali dan Sidang Kasih, Kec.
pokok dan fungsi dan salah satu prestasi yang telah dicapai dibidang
(beku dan cair) ± 23.000 dosis yang layak digunakan untuk Inseminasi Buatan di
6
Sulawesi Tenggara. Secara geografis letak lokasi UPTD Balai Perbibitan dan
3.1.2. Sejarah UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Provinsi
Sulawesi Tenggara
dan tata kerja perangkat daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dan dijabarkan dalam
SK Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 133 tentang penjabaran tugas dan fungsi
dinas pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara serta diperkuat dengan SK. Gubernur
7
Sulawesi Tenggara Nomor 422 Tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja
UPTD lingkup dinas pertanian dan peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal
waktu, tepat jumlah dan breed sesuai keinginan peternak dan mudah didapat,
dengan jalan mendekatkan pusat-pusat produksi bibit dan benih ternak kepada
para peternak.
dilakukan UPTD Balai Perbibitan dan Pakan Ternak Provinsi Sulawesi Tenggara
adalah penerapan Bulls Ex Impor dan Pengadaan Bulls Lokal sejak Tahun 2002,
kemudian diteruskan dengan kolekting dan prosesing semen beku dan semen cair
dan Pakan Ternak Provinsi Sulawesi Tenggara memproduksi semen mulai tahun
2002 dan sampai bulan Desember 2016 telah memproduksi semen (Beku dan
Cair) sebanyak 62,782 dosis. Adapun mengenai jenis dan jumlah Bull serta
produksi semen yang dihasilkan UPTD Balai Perbibitan dan Pakan Ternak
Provinsi Sulawesi Tenggara sampai bulan Desember 2016 adalah Sapi Bali, Sapi
8
3.1.3. Visi dan Misi
Visi
Misi
reproduksi.
Tugas pokok dan fungsi UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak
9
Pengembangan UPTD Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak
perusahaan. Jabatan tertinggi di UPTD Balai Perbibitan dan Pakan Ternak adalah
kapala UPTD yang di kepalai oleh bapak Abdul Rahim Undu, S.Pt. dan kemudian
disusul dengan jabatan kepala seksi bagian Inseminasi Buatan, kepala sub bagian
Tata Usaha dan kepala Seksi bagian Pembibitan dan Pakan Ternak serta staf.
10
3.2. Uraian Kegiatan Magang
Inseminasi Buatan (IB) sudah tidak asing lagi bagi para peternak di
Kecamatan Morome dan Wolasi, mereka lebih sering menyebutnya kawin suntik.
bertujuan untuk percepatan populasi sapi atau dapat disebut peningkatan kelahiran
Selatan. Menurut Hoesni (2015) Inseminasi buatan (IB) merupakan salah satu
pada kawin alam terbatas dalam meningkatkan populasi ternak, karena setiap
pemeriksaan ternak birahi, persiapan alat dan bahan inseminasi buatan, thawing,
pengamatan deteksi birahi, persiapan alat dan bahan, dan pengamatan proses
thawing. persiapan inseminasi buatan harus dilakukan secara teliti dan benar,
karena jika persiapan inseminasi buatan yang benar akan memungkinkan hasil
Pakan Ternak Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan oleh inseminator dari Dinas
mengawinkan ternaknya melalui IB juga tidak lepas dari usaha para petugas
11
inseminator yang sering melakukan penyuluhan ke kelompok-kelompok tani dan
secara tepat dan berhasil. Pemeriksaan birahi dini yang akurat pada sapi betina
yang lebih dini akan lebih cepat memberikan informasi kepada inseminator kapan
waktu yang tepat untuk melakukan isneminasi buatan. Selama magang profesi
warna kemerahan, perubahan suhu dan terdapat lendir berwarna bening pada
vulva. Hal ini sesuai dengan pendapat Hafizuddin et all., (2012), yaitu estrus
merupakan periode yang dialami oleh ternak betina secara alami ataupun yang
vulva terlihat membengkak, memerah dan penuh dengan sekresi mucus (lendir)
optimal apabila deteksi dan pelaporan birahi dilakukan dengan tepat, sehingga
Saat pelaksanaan magang profesi, deteksi birahi dilakukan pada sore hari.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Ulfah (2018) bahwa waktu pengamatan birahi
yang baik adalah di pagi hari, siang atau sore hari ketika sapi beristirahat,
12
Gambar 3. Deteksi Birahi
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2022)
Pengadaan semen beku dan nitrogen cair dari UPTD. Balai Perbibitan
Ternak dan Pakan Ternak Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan setiap sebulan
sekali. Semen beku diambil dari Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara,
menggunakan mobil tertutup agar tidak terkena panas matahari secara langsung.
Raharjo (2017) bahwa pernyataan semen cair dilakukan pada suhu (5℃).
3.2.4 Thawing
straw dibawa menuju lokasi menggunakan termos kecil yang berisi nitrogen cair,
menggunakan air dengan temperatur kurang lebih 36°C selama 15 detik. Air
13
Andrefani et all., (2019) thawing merupakan pencairan kembali semen yang telah
dalam semen. Kombinasi suhu dan lama thawing yang baik adalah yang dapat
Deposisi semen harus dilakukan secara tepat karena deposisi semen saat
Inseminasi Buatan yang tepat akan mempengaruhi angka konsepsi menjadi lebih
semuanya dilakukan pada cicin serviks bagian ke-4. Hal ini dilakukan karena pada
saat dilakukan inseminasi buatan sapi dalam keadaan birahi. Deposisi semen oleh
deposisi semen yang tepat maka sperma akan dapat sampai pada organ reproduksi
14
Deposisi semen pada cincin serviks ke-4 dianggap sebagai tempat yang
cocok dan tepat untuk melakukan deposisi semen, karena tidak terlalu dekat
Deposisi bagian cincin serviks ke-4 dapat dilakukan pada keadaan sapi sedang
birahi, sehingga serviksnya terbuka dan pistolet mudah masuk saat pelaksaan
inseminasi buatan.
Pendeposisian pada bagian cincin serviks ke-4 juga dianggap paling dekat
terjadinya fertilisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Dana et all, (2017) bahwa
tempat pendeposisian semen yang baik adalah posisi cincin serviks empat yaitu di
lebih berjarak 1 cm dari pangkal percabangan uterus, hal ini bertujuan agar
pada sore hari jika waktu birahi ternak dimulai pada pagi hari, dan apabila waktu
birahi ternak sore hari maka inseminasi buatan/kawin suntik akan dilakukan pagi
hari pada hari berikutnya atau 10 – 16 jam setelah gejala awal ternak tersebut
birahi.
dan Pakan Ternak Sulawesi Tenggara ternak sapi yang diinseminasi buatan
berjumlah 2 ekor. Pelayanan IB diberikan kepada peternak sapi secara gratis, tidak
dipungut biaya dengan jumlah layanan 3 kali untuk tiap ekor sapi betina sampai
15
sudah bunting atau inseminasi berhasil, dilakukan deteksi birahi dengan teknik
palpasi rektal, yang dilakukan pada 60 Hari setelah dilakukan inseminasi buatan.
kiri yang sebelumnya sudah memakai plastic glove ke dalam rektum untuk
melalui vulva sapi. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusumawati, (2014) bahwa
memasukkan sapi ke dalam kandang jepit dibantu oleh peternak agar ternak tidak
pada tangan kiri. Straw yang sudah dithawing diambil menggunakan pinset agar
straw tidak terkontaminasi suhu tangan, straw dipasang pada insemination gun
kemudian ujung straw dipotong lalu straw dikunci pada insemination gun.
Vulva sapi betina dibersihkan dari kotoran yang dapat mengganggu atau
menutup ujung insemination gun dan dapat membawa bakteri masuk ke saluran
gun sudah dimasukkan ke dalam vagina agar semen tidak tercemar lingkungan
dan sperma sudah terlebih dahulu dapat beradaptasi dengan suhu tubuh sapi,
insemination gun dimasukan melalui vulva hingga cicin ke empat serviks, dibantu
palpasi tangan kiri kemudian dilakukan penyemprotan semen pada posisi satu
lebar jari dibelakang cincin ke empat lalu insemination gun ditarik hingga keluar
16
dari vulva, dan straw kosong dikeluarkan dari insemination gun setelah itu,
17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Balai Perbibitan Ternak dan Pakan Ternak Provinsi Sulawesi Tenggara sudah
dilakukan dengan baik. Semen beku disimpan pada kontainer khusus. Tahapan
pelaksanaan inseminasi buatan juga dilakukan secara nurut sesuai dengan metode
yang tepat. Hasil profesi menunjukan bahwa inseminasi buatan diawali pencairan
tanda birahi pada 10-16 jam setelah birahi diamati. Inseminasi buatan dilakukan
4.2.Saran
magang dilatih untuk melaksanakan inseminasi buatan pada ternak sapi bali.
18
DAFTAR PUSTA
Fikar, S dan D. Ruhyadi. 2010. Beternak dan Bisnis Sapi Potong. Agro Media
Pustaka. Jakarta.
Pradana. A. P., Woro. B, dan Sucik Maylinda. 2015. Karakteristik Sapi Madura
Betina Berdasarkan Ketinggian Tempat Di Kecamatan Galis dan Kadur
Kabupaten Pamekasan. J Ternak Tropika. Vol. 16 (2).
Riyanto, E., dan Purbowati, E. (2009). Panduan Lengkap Sapi Potong. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Tjahajati I dan Husniati. 2012. Berbagai Penyakit pada Sapi. PT Citra AjiParama.
Yogyakarta.
19
LAMPIRAN
20