Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum II Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

MENYUSUN RANSUM

Oleh :

NAMA : JULIANTA AMIN


NIM : L1A120054
KELAS : B
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : MILDA SARIYANDI PUTRI

LABORATORIUM UNIT ANALISIS PAKAN TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak dan

tidak beracun terhadap ternak tersebut. Bahan pakan mengandung beberapa

nutrisi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak. Secara umum

bahan pakan terbagi dalam delapan kelas yaitu hijuaan kering, hijauan segar,

silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin, dan pakan

aditif. Pengujian kualitas bahan pakan adalah suatu cara yang digunakan untuk

mengetahui baik atau tidaknya suatu bahan pakan. Pengujian kualitas bahan pakan

dapat dilakukan dengan pengujian secara fisik dan pengujian secara kimiawi.

Ransum adalah susunan beberapa pakan ternak unggas yang di dalamnya

harus mengandung zat nutrisi sebagai satu kesatuan, dalam jumlah, waktu, dan

proporsi yang dapat mencukupi semua kebutuhan. Fungsi ransum yang diberikan

kepada ayam prinsipnya memenuhi kebutuhan pokok untuk hidup dan

membentuk sel-sel serta jaringan tubuh. (Nurdiyanto, 2015).

Pakan merupakan kebutuhan mutlak yang harus selalu diperhatikan dalam

pemeliharaan ternak. Pentingnya bahan pakan khususnya untuk ternak merupakan

hal yang tidak bisa kita pungkiri untuk kita tidak mempelajarinya. Pertumbuhan

penduduk yang semakin meningkat, menjadikan kebutuhan protein hewani juga

meningkat. Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya

kebutuhan lahan untuk perumahan (Andiani, 2018).

Dalam menyusunan Ransum yang ekonomis dan terjangkau peternak

seoptimal mungkin memanfaatkan sumber daya local yang tersedia di lingkungan


setempat. Selanjutnya dalam pemilihan bahan pakan yang perlu diperhatikan

antara lain yaitu kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan, ketersediaan,

kontinuitas dan harga serta kemungkinan adanya faktor pembatas seperti zat anti

nutrisi atau racun dalam bahan tersebut (Nurdiyanto, 2015).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perlu dilakukan praktikum

tentang menyusun ransum.

I.1 Tujuan

Tujuan dari praktikum menyusun ransum adalah untuk mengetahui

penyusunan ransum yang diberikan kepada ternak memenuhi kebutuhan zat-zat

nutrisi dan sesuai dengan kemampuan konsumsinya.

I.2 Manfaat

Manfaat dari praktikum menyusun ransum agar mahasiswa mampu

mengetahui cara penyusunan ransum yang diberikan kepada ternak untuk

memenuhi kebutuhan zat-zat nutrisi dan sesuai dengan kemampuan konsumsinya.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Bahan Pakan dan Ransum

Bahan makanan ternak terdiri dari tanaman, hasil tanaman dan kadang-

kadang juga bahan makanan yang berasal dari ternak atau hewan yang hidup di

laut. Bahan pakan merupakan bahan hasil pertanian, perikanan, peternakan, atau

bahan lainnya yang layak dipergunakan sebagai pakan, baik yang telah diolah

maupun yang belum diolah. Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat

dimakan, disukai, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorpsi dan

bermanfaat bagi ternak (Sebekti, 2011).

Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam usaha peternakan,

bahkan dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu usaha peternakan tergantung

pada manajemen pakan. Kebutuhan pakan dari tiap-tiap ternak berbeda-beda

sesuai dengan jenis, umur, bobot badan, keadaan lingkungan dan kondisi

fisiologis ternak. Pakan harus mengandung semua nutrient yang dibutuhkan oleh

tubuh ternak, namun tetap dalam jumlah yang seimbang (Samputra, 2013).

Ransum yang diberikan haruslah mengandung protein, lemak, karbohidrat,

vitamin dan mineral. Tujuan utama pemberian ransum kepada ayam untuk

menjamin pertambahan berat badan yang paling ekonomis selama pertumbuhan

(Nurdiyanto, 2015).

Ransum merupakan susunan dari beberapa bahan pakan dengan

perbandingan tertentu sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak. Ransum

yang diberikan kepada ternak merupakan sumber zat nutrisi utama yang akan

digunakan oleh ternak untuk tumbuh dan berkembang serta menjalankan proses
metabolisme yang berlangsung didalam tubuhnya. Ketersediaannya baik dari

aspek jumlah (kuantitas) maupun mutu (kualitas) harus sesuai dengan kebutuhan

ternak. Ketidaktersediaan salah satu zat nutrisi atau kadarnya yang kurang akan

segera direspon oleh tubuh ternak dengan menurunkan atau bahkan menghentikan

proses metabolisme maupun produktivitasnya (Varianti, 2017).

II.1 Jenis-Jenis Bahan Pakan Penyusun Ransum

II.1.1 Bahan Pakan Sumber Protein

CGM merupakan pakan sumber protein dengan kandungan protein

kasarnya kurang dari 20% dan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Protein

merupakan nutrisi yang sangat penting bagi tubuh ternak, protein yang tidak

dihasilkan dalam tubuh ternak harus diberikan melalui bahan pakan. Bahan pakan

sumber protein yang digunakan sebagai pakan unggas sebagian besar merupakan

pakan konvensional (Varianti, 2017).

CGM adalah hasil sampingan dari wet milling process dalam pembuatan

corn starch dan corn syrup. Kandungan xanthopyll juga cukup tinggi (200 ppm)

sehingga biasanya digunakan juga untuk membantu proses pigmentasi pada ayam.

CGM berbentuk serbuk atau bubuk dengan warna kuning segar hingga coklat

cerah (Irbah, 2019).

II.1.2 Bahan Pakan Sumber Energi

Bahan baku pakan sumber energi pada pakan unggas banyak

menggunakan jagung yaitu sekitar 50-55% dari total bahan pakan. Jagung dan

dedak merupakan sumber energi utama pada unggas dan menyumbangkan lebih
dari 70% dari kebutuhan energi metabolis pada unggas dan sisanya berasal dari

bahan pakan sumber protein dan nutrien lainnya (Edi 2021).

Jagung merupakan bahan baku utama dalam pembuatan pakan. Proporsi

penggunaan jagung khususnya dalam pembuatan pakan ayam ras mencapai 51.4

persen dari total bahan baku yang digunakan. Jagung kuning digunakan sebagai

bahan baku penghasil energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber protein, karena

kadar protein yang rendah (8,9%), bahkan defisien terhadap asam amino penting,

terutama lysin dan triptofan (Sukri, 2017).

II.1.3 Bahan Pakan Sumber Aditif

Bahan aditif yaitu suatu substansi yang ditambahkan ke dalam ransum

dalam jumlah yang relatif sedikit untuk meningkatkan nilai kandungan zat

makanan tersebut untuk memenuhi kebutuhan khusus. Macam-macam ransum

aditif seperti aditif konsentrat, aditif bahan suplemen dan premix (aditif mineral)

(Saputra 2016).

Pakan yang bersumber aditif (penguat) atau disebut juga konsentrat adalah

pakan ternak yang memiliki kandungan serat kasar rendah, dibawah 18%. Nutrisi

utama dari pakan konsentrat berupa energi dan protei, DCP, CGM dan Dedak

merupakan pakan aditif karena digunakan sebagai pakan tambahan dengan jumlah

relatif sedikit (Septi, 2020).


III. METODEOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Menyusun Ransum dilakukan pada hari Rabu, 10 Juni 2022,

pukul 14:30 WITA-selesai. Bertempat di Laboratorium Unit Analisis Pakan

Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo Kendari.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum Menyusun Ransum dapat dilihat

pada tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan


No Alat Kegunaan
.
1 Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
2 Laptop Untuk mengetik berbagai dokumen
3 Kamera Untuk dokumentasi
4 Aplikasi excel Untuk menghitung formulasi pakan menggunakan
rumus

Bahan yang digunakan dalam praktikum Menyusun Ransum dapat dilihat

pada tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan


No Bahan Kegunaan
1 Tabel komposisi bahan pakan Sebagai objek pengamatan
2 Tabel kebutuhan ternak Sebagai objek pengamatan
3 CaCO3 Sebagai objek pengamatan
4 CGM Sebagai objek pengamatan
5 DCP Sebagai objek pengamatan
6 Dedak halus Sebagai objek pengamatan
7 Jagung Sebagai objek pengamatan
3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum Menyusun Ransum adalah sebagai berikut:

1. Menentukan jenis ternak (untuk mengetahui kebutuhan ternak).

2. Menentukan bahan pakan yang akan digunakan yang sesuai dengan kebutuhan

ternak yang kita inginkan (tabel kandungan nutrisi bahan pakan).

3. Membuat tabel perhitungan.

4. Membuat laporan.

3.4. Diagram Alir

Menentukan jenis ternak (untuk mengetahui kebutuhan


ternak)

Menentukan bahan pakan yang akan digunakan yang sesuai


dengan kebutuhan ternak yang kita inginkan (tabel kandungan
nutrisi bahan pakan)

Membuat tabel perhitungan

Membuat laporan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dalam praktikum praktikum Menyusun Ransum dapat

dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil praktikum menyusun ransum


ME
PK LK SK Ca(% (Kcal/kg Kebutuhan nutrisis ayam petelur
Bahan Pakan BK (%) (%) (%) (%) ) P (%) )) (fase Grower)

10, 4,2 3,3 PK


Jagung 0,25 0,41 3090
86,8 8 8 5 (%) 20

8,6 13, LK
Dedak Halus 12 0,09 1,39 3085
87.7 4 9 (%) 3

SK
CGM 62 _ 9,9 0,5 0,14 3610
88 (%) 5

46, 2,6 EM 285


Bungkil Kedelai 5,9 0,38 0,72 2220
88.1 9 6 (%) 0

32, 39, 16,3


MBM 0,8 2,83 2495
88.6 3 1 4

64, 3,6
Tepung Ikan 1 3,73 2,43 3180
92 2 5

CPO 99 _ _ 99 _ _ 7020

22,7
DCP _ _ _ 17,68 _
93,5 2

CaCO3 90 _ _ _ 40 _ _

NaCl 99.6 _ _ _ _ _ _

Premix 98 _ _ _ 4 2 -

58,
Methionin _ _ _ _ 5200
99,5 4

95,
Lysin _ _ _ _ _
99,5 4

EM EM
(Kcal/k PK LK SK Harg Presenta (Kcal/kg PK LK SK Harg
Bahan Pakan g) (%) (%) (%) a se ) (%) (%) (%) a

10, 4,2 3,3 1,67 250


Jagung 3090 5000 50 1545 5,4 2,14
8 8 5 5 0

8,6 13, 1,29 2,08


Dedak Halus 3085 12 2000 15 462,75 1,8 300
4 9 6 5

180
CGM 3610 62 9,9 9000 20 722 12,4 0 1,98
0

64, 3,6 1000 0,36 100


Tepung Ikan 3180 1 10 318 6,42 0,1
2 5 0 5 0
CaCO3 _ _ _ _ _ 5 0 0 0 0 0

26,0 3,80 560 Has


100 3047,75 2 1 5,84 0 il

4.2. Pembahasan

Ransum merupakan gabungan dari beberapa bahan yang disusun

sedemikian rupa dengan formulasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan ternak

selama satu hari dan tidak mengganggu kesehatan ternak. Proses penyusunan

ransum harus dengan teliti dan perlu memperhatikan kandungan dari setiap baha

penyusun ransum agar ransum yang disusun dapat membuat pertumbuhan ternak

baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Herlina (2015) yang menyatakan bahwa

Ransum merupakan susunan dari beberapa bahan pakan dengan perbandingan

tertentu sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak Ransum dinyatakan

berkualitas baik apabila mampu memberikan seluruh kebutuhan nutrien secara

tepat, baik jenis, jumlah, serta imbangan nutrisi tersebut bagi ternak.

Berdasarkan hasil praktikum pada tabel diatas sesuai dengan perhitungan

yang telah dilakukan dari jumlah bahan pakan dan nilai gizi nutrisi bahan pakan

terhadap komposisi nutrisi dari 6 parameter nutrisi yang menjadi standar acuan,

untuk ternak ayam petelur fase grower dengan jumlah presentasi 100% dengan

hasil, Protein Kasar (PK) 20%, Lemak Kasar (LK) 3%, Serat Kasar (SK) 5%, Ca

4%, Protein 2%, EM (kkal/kg) 2850%. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan

Muhammad (2014) bahwa ransum memiliki jumlah PK 16%, LK 4,66%, SK

10,81%, Ca 1,23%, P 1,69% dan Energi Metabolisme sekitar 3528 Kkal, hal ini
disebabkan oleh persentasi yang diberikan pada bahan pakan sehingga jumlah

protein, lemak, serat, kalsium dan energy metabolisme berbeda. Perbedaan ini di

pengaruhi oleh banyaknya ransum yang disusun.

Ransum merupakan gabungan dari beberapa bahan yang disusun

sedemikian rupa dengan formulasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan ternak

selama satu hari dan tidak mengganggu kesehatan ternak.

Ransum ternak adalah pakan jadi yang diberikan kepada ternak untuk

memenuhi kebutuhan seekor ternak selama sehari semalam. Ransum ini terdiri

dari beberapa bahan pakan, bisa berupa bahan organik maupun anorganik.

Beberapa bahan yang paling umum digunakan seperti bekatul, bungkil kelapa, dan

kedelai.

Formulasi ransum dilakukan agar ransum yang diberikan kepada ternak

memenuhi kebutuhan zat-zat nutrisi dan sesuai dengan kemampuan konsumsinya.

Dalam menyusun suatu ransum, diperlukan beberapa informasi mengenai

kebutuhan nutrisi ternak, bahan pakan yang tersedia, jenis ransum, serta konsumsi

yang diharapkan

Langkah dalam membuat formulasi ransum adalah:

 Mengetahui status fisiologis ternak.

 Menentukan data kebutuhan nutrisi.

 Menentukan bahan pakan dan kandungan nutrisinya.

 Menentukan metode penyusunan ransum.

 Mulai membuat formulasi ransum sesuai dengan data yg sudah disiapkan.


 Meneliti kembali formulasi yang telah dibuat.

V. PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari praktikum menyusun ransum dapat disimpulkan

bahwa pada ayam petelur fase grower, kebutuhan nutrisinya yaitu sebanyak

Protein Kasar (PK) 18%, Serat Kasar (SK) <7%, Lemak Kasar (LK) 3,5-3,7, EM

(kkal/kg) 2750, Ca 3,25-4%, P 0,40%. Namun pada penyusunan ransum yang

telah dilakukan pada praktikum menyusun ransum pada ternak ayam petelur fase

layer dengan presentasi 100 di peroleh hasil Protein Kasar (PK) 20%, Lemak

Kasar (LK) 3%, Serat Kasar (SK) 5%, Ca 4%, Protein 2%, EM (kkal/kg) 2850%.

5.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut:

1. Asisten

Untuk asisten mungkin mohon kesabarannya dlam hal konsultasi laporan

2. Laboratorium

Untuk laboratorium mungkin tidak ada.

3. Teman

Untuk teman agar selalu mendengarkan arahan dari asisten


DAFTAR PUSTAKA

Andiani A, A Perdian. 2018. Formulasi Pakan dan Ransum Ternak Unggas.


Politeknik Pembangunan Pertanian. Kementrian Pertanian.
Edi DN. 2021. Bahan Pakan Alternatif Sumber Energi untuk Jagung pada Unggas.
Jurnal Peternakan Indonesia. 23 (1): 43-61.
Herlina B, R Novita, T Karyono. 2015. Pengaruh Jenis dan Waktu Pemberian
Ransum terhadap Pertumbuhan Ayam Broiler. Jurnal Sains Peternakan
Indonesia. Vol. 10(2): 107-113.
Irbah V. 2019. Subttitusi Tepung Ikan Menggunakan CGM (Corn Gluten Meal)
Pada Pakan Formulasi Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus) Terhadap
Nilai Kecernaan Protein dan Serat. Surabaya, Universitas Airlangga.
Nurdiyanto R, R Sutrisna, K Nova. 2015. Pengaruh Ransum dengan Persentase
Serat Kasar yang Berbeda terhadap Performa Ayam Jantan Tipe Medium
Umur 3-8 Minggu. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. Vol. 3(2): 12-19.
Samputra IP. 2013. Kebutuhan Nutrisi Ternak. Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Udayana.
Saputra DR, T Kurtini, Erwanto. 2016. Pengaruh Penambahan Feed Aditif Dalam
Ransum Dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap Bobot Telur Dan Nilai
Haugh Unit (Hu) Telur Ayam Ras. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu.Vol. 4(3): 230-236.
Sari A, Liman, Muhtarudin. 2016. Potensi Daya Dukung Limbah Tanaman Pala
Wija sebagai Pakan Ternak Ruminansia Di Kabupaten Pringsewu. Jurnal
Ilmiah Peternakan Terpadu. Vol. 4(2): 100-107.
Subekti E. 2011. Ketahanan Pakan Ternak. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. Vol. 5(2):
63-71.
Subekti E. 2011. Ketahanan Pakan Ternak. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. Vol. 5(2):
63-71.
Sukri M. 2017. Penggunaan Tepung Rese dalam Wafer Pakan Komplit Berbasis
Tongkol Jagung Terhadap Tingkat Komsumsi Hemiselulosa dan Selulosa
pada Ternak Kambing. Makasar, Universitas Hasanuddin.
Varianti NI, U Atmomarsono, LD Mahfudz. 2017. Pengaruh Pemberian Pakan
dengan Sumber Protein Berbeda terhadap Efisiensi Penggunaan Protein
Ayam Lokal Persilangan. Jurnal Agripet. Vol. 17(1): 53-59.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai