Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum 2 Bahan Pakan dan Formulasi Ransum

MENYUSUN RANSUM

OLEH :

NAMA : LA ODE SARFAN


NIM : L1A121213
KELAS : E
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN PRAKTIKUM : APRISTIAN A. TEPOHIU

LABORATORIUM UNIT ANALISIS PAKAN TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2023
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang

Ransum merupakan kombinasi dari beberapa macam bahan pakan yang

diformulasi sedemikian rupa yang akan diberikan pada ternak selama 24 jam.

Ransum dikatakan baik apabila kebutuhan nutrisi ternak yang diberikan ransum

terpenuhi baik kebutuhan pokok, produksi, reproduksi. Ransum merupakan alternatif

pakan yang sangat baik untuk digunakan pada ternak, karena ransum memiliki

kandungan yang baik dibandingkan pakan yang biasa diberikan hanya satu macam

jenis bahan pakan. Ransum disusun dari berbagai bahan pakan yang diramu dengan

formula tertentu agar dapat memenuhi kebutuhan nutrien ayam termasuk ayam

petelur fase layer. Salah satu bahan pakan sumber protein yang hampir selalu

digunakan sebagai penyusun ransum ayam adalah bungkil kedelai yang sampai saat

ini pengadaannya masih bergantung dari produk impor.

Bahan pakan merupakan semua bahan yang dapat dimakan dan dicerna oleh

ternak dan tidak memiliki kandungan racun bagi ternak itu sendiri. Bahan pakan ini

apabila akan dibuat menjadi ransum maka harus memiliki kualitas maupun kuanias

yang baik agar menjadi ransum yang lebih berkualitas. Kandungan zat gizi yang

harus ada dalam pakan adalah protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air.

Formulasi ransum merupakan upaya untuk mengkombinasikan berbagai jenis

bahan makanan ternak untuk memenuhi kebutuhan ternak akan zat makanan dengan

meminimalkan biaya yang ditimbulkan akibat penyusunan ransum tersebut.

Formulasi ransum merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memenuhi

komposisi formulasi ransum yang apabila nantinya dikombinasikan akan


mendapatkan hasil yang esensial atau sempurna sehingga dapat memenuhi kebutuhan

ternak tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan praktikum menyusun

ransum pakan ayam petelur fase layer.

I.2. Tujuan

Tujuan dari praktukum menyusun ransum yaitu untuk dapat mengetahui dan

menyusun kebutunan nutrisi ayam ras petelur fase layer.

I.3. Manfaat

Manfaat dari praktukum menyusun ransum yaitu agar dapat mengetahui dan

menyusun kebutunan nutrisi ayam ras petelur fase layer.


II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Bahan Pakan

Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dapat dicerna

sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorpsi dan bermanfaat bagi ternak. Oleh karena

itu agar dapat disebut sebagai bahan pakan maka harus memenuhi semua persyaratan

tersebut, sedang yang dimaksud dengan pakan adalah bahan yang dapat dimakan,

dicerna dan diserap baik secara keseluruhan atau sebagian dan tidak menimbulkan

keracunan atau tidak mengganggu kesehatan ternak yang mengkonsumsinya,

sedangkan yang dimaksud dengan ransum adalah campuran beberapa bahan pakan

yang disusun sedemikian rupa sehingga zat gizi yang dikandungnya seimbang sesuai

kebutuhan ternak (Edi, 2021).

Bahan pakan konvensional adalah bahan baku yang sering digunakan dalam

pakan yang biasanya mempunyai kandungan nutrisi yang cukup misalnya protein dan

disukai ternak. Salah satu bahan pakan konvensional yaitu bahan makro, serta jagung,

bungkil kedelai, gandung, tepung ikan dan bahan lainnya. Bahan baku yang berasal

dari bahan yang belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan dari hasil ikutan industry,

peternakan dan perikanan. pakan dari kandungan nutrisinya masih memadai untuk

diolah menjadi pakan (Intan, 2018).

II.2. Ransum

Ransum adalah susunan beberapa pakan ternak unggas yang di dalamnya

harus mengandung zat nutrisi sebagai satu kesatuan, dalam jumlah, waktu, dan

proporsi yang dapat mencukupi semua kebutuhan. Fungsi ransum yang diberikan
kepada ayam prinsipnya memenuhi kebutuhan pokok untuk hidup dan membentuk

sel-sel serta jaringan tubuh (Nurdiyanti, 2015).

Ransum adalah campuran beberapa bahan pakan yang disusun sedemikian

rupa sehingga zat gizi yang dikandungnya seimbang sesuai kebutuhan ternak Ransum

disusun dari berbagai bahan pakan yang diramu dengan formula tertentu agar dapat

memenuhi kebutuhan nutrien ayam. Salah satu bahan pakan sumber protein yang

hampir selalu digunakan sebagai penyusun ransum ayam adalah bungkil kedelai

(Sutrisna et al., 2015).

II.3. Kebutuhan Nutrisi Ternak

Kebutuhan pakan berbagai jenis ternak berbeda tergantung jenis,umur dan

berat badan dari hewan yang diternak. Kebutuhan pakan sendiri merupakan salah satu

factor yang besar peranannya dalam usaha peningkatan peternakan, baik untuk hidui

maupun untuk reproduksi ternap pokok, pertumbuhan, produksi, namun hewan ternak

membutuhkan pakan yang mengandung zat-zat nutrisi yang seimbang untuk

pertumbuhan dan perkembangan yang optima). Karena kebutuhan nutrisi ternak tidak

dapat dipenuhi dengan pemberian pakan satu jenis saja, maka pemberian pakan juga

haru memperhatikan variasi atau keragaman jenis pakan (Bagus et al., 2021).

Kebutuhan nutrisi dibuat untuk menunjang kebutuhan ternak ayam dan

kemampuan berproduksi atau bereproduksi. Beberapa faktor yang mempengaruhi

kebutuhan nutrisi ternak yaitu suhu lingkungan, umur, status phisiologis, jenis

kelamin dan faktor pakan. Angka kebutuhan nutrisi akan bisa ditentukan dangan tepat

jika konsumsi pakan bisa diestimasi dengan baik (Widodo, 2015).


II.4. Standar Kebutuhan Ayam Petelur

Permasalahan yang sering dialami peternak saat ini adalah produksi telur

rendah. Tidak jarang peternak ayam petelur yang produksinya tidak mencapai

puncak. Faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan produktivitas ayam petelur.

Jika semuanya dapat terjaga dan terpenuhi dengan baik maka produktivitas ayam

petelur pada masa puncak produksi dapat dioptimalkan sehingga dapat menambah

pendapatan dan berdampak bagi kesejahteraan peternak Konsumsi ransum yang lebih

sedikit dapat menurunkan biaya produksi yang berasal dari pakan, sehingga

mengurangi pengeluaran. Namun rendahnya konsumsi ransum dapat menurunkan

produksi telur harian pada ayam karena kurangnya kebutuhan nutrisi yang diperlukan

untuk pembentukan telur. Kandungan nutrisi ransum yang digunakan di peternakan

ayam petelur CV. Bisco Farm sudah sesuai kebutuhan (Sulaiman et al., 2019).

Keberhasilan dari produktivitas ayam petelur ditentukan oleh beberapa faktor,

seperti kualitas pullet, manajemen pemeliharaan dan pakan. Pakan yang sesuai

dengan kebutuhan ternak baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sangat menentukan

produktivitas telur. Nilai standar produktivitas ayam petelur dapat ditentukan oleh

konsumsi ransum, hen day production, feed conversion ratio (FCR), dan mortalitas.

Tinggi atau rendahnya pencapaian performa ayam petelur tergantung dari manajemen

pemeliharaan yang diterapkan masing-masing peternak (Mitha, 2019).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Menyusun Ransum dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Mei 2023

pukul 10.00 WITA-selesai. Bertempat di Laboratorium Unit Analisis dan Pakan

Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

III.2. Alat Dan Bahan

III.2.1.Alat dan Kegunaan

Alat yang digunakan pada praktikum menyusun ransum dapat di lihat pada

Tabel 3.2.1 sebagai berikut.

Tabel 3.2.1. Alat dan kegunaan


No
Nama Alat Kegunaan
.
1. Alat tulis Membantu menulis hasil praktikum
2. Buku panduan Sebagai panduan praktikum
3. Laptop Sebagai alat membantu praktikum

III.2.2.Bahan dan kegunaan

Bahan yang digunakan pada praktikum menyusun ransum dapat dilihat pada

Tabel 3.2.2. sebagai berikut.

Tabel 3.2.2. Bahan dan kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1. Dedak padi Sebagai bahan praktikum
2. Aplikasi Excel Menghitung data praktikum
3. Tabel komposisi bahan pakan Sebagai bahan praktikum
4. Tabel kebutuhan ternak Sebagai bahan praktikum
5 Bungkil kedelai Sebagai bahan praktikum
6. Bekatul Sebagai bahan praktikum
7. Pollard Sebagai bahan praktikum
8. CaCO3 Sebagai bahan praktikum
9. Tepung ikan Sebagai bahan praktikum
3.3. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada paraktikum menyusun ransum yaitu sebagai

berikut :

1. Setiap masing-masing kelompok menyiapkan leptop 1

2. Memilih beberapa jenis bahan pakan, selanjutnya mencari nilai PK(%), LK(%),

SK(%), Ca (%), P (%) dan EM (Kkal), selanjtnya menentukan nilai presentasenya.

3. Selanjutnya, menjumlahkan/menghitung setiap nilai PK(%), LK(%), SK(%),

Ca(%), P(%) dan EM(Kkal) dan dicocokan dengan kandungan nutrien ransum

ayam petelur fase layer.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

Hasil pengamatan pada praktikum Menyusun Ransum dapat di lihat sebagai

berikut.

Tabel 4.1.Standar kandungan nutrisi ternak ayam petelur


No Nutrisi Kebutuhan
1. Protein Kasar 16%
2. Lemak Kasar 7%
3. Serat Kasar 3%
4. Calsium 3,2-5,4%
5. Posfor 0,6-1,0%
5. Energi Metabolisme EM 2650 Kkal/kg

Tabel 4.2. Kandungan nutrisi pada bahan pakan ransum


Bahan persentase PK(%) LK(%) SK(%) Ca(%) P(%) EM
pakan (Kkal)
Jagung 34 2,99 0,005 0,52 0,01 0,10 1145,80
Bungkil 8 4,17 0,21 3,78 0,05 0,05 176,00
kedelai
Ampas 16 3,72 1,94 0,13 0,17 0,13 560,00
tahu
Menir 21 2,71 0,13 2,33 0,01 0,08 627,90
TCR 14 2,75 2,32 1,03 3,22 0,25 21,14
Onggok 7 0,20 0,16 0,00 0,02 0,00 194,81
kering
Total 100 16,54 3,32 7,79 3,44 0,62 2725,65

Tabel 4.3.Penyusunan ransum ayam petelur fase layer 219 kg


No Pakan(kg
. Bahan Pakan Harga/Kg Persentase ) Total harga
Rp.310.800.0
1 Jagung Rp. 4.000,00 35 74.55 0
Rp.159.840.0
2 Bungkil kedelai Rp. 9.000,00 8 17.04 0
Rp.133.200.0
3 Ampas tahu Rp. 4.000,00 15 31.95 0
Rp.463.869.0
4 Menir Rp. 9.950,00 21 44.73 0
Rp.289.044.0
5 TCR Rp. 9.300,00 14 29.82 0
6 Onggok kering Rp. 4.000,00 7 14.91 Rp.62.160.00
Total Rp.40.250.00 100 213 RP 1.761.756

4.2. Pembahasan

Ransum ternak adalah campuran pakan yang diberikan kepada hewan ternak

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi serta energi ternak itu sendiri. Ransum unggas

biasanya terdiri dari bahan-bahan seperti jagung, kedelai, tepung ikan, dan bahan

pakan yang mengandung vitamin serta mineral. Pemberian ransum ternak yang tepat

sangat penting untuk menjaga kesehatan dan produktivitas hewan ternak. Jumlah dan

jenis bahan makanan yang diberikan harus sesuai dengan jenis ternak, umur, berat

badan, dan tingkat aktivitasnya.

berdasarkan hasil analisis pada 6 jenis bahan pakan yaitu jagung, bungkil

kedelai, ampas tahu, menir, tepung cangkang rajungan dan onggok kering dengan

standar kebutuhan yaitu 100 %. Dilakukan penyuusnan ransum dari bahan bahan

diatas dengan hasil yaitu PK (16,54), LK (3,32), SK (7,79), Ca (3,44) P (0,62) dan

EM (2725,65). Hal ini tidak sesui dengan peryataan Asnawi, (2017) menyatakan

bahwa komposisi ransum unggas ayam petelur fase layer adalah PK (1,3), LK (2,31),

SK (5,57), Ca (2.34), P (0,24) dan EM (1274.23). Kebutuhan nutrisi tersebut sudah

ditentukan sesuai dengan kebutuhan ayam petelur fase layer.

Hasil pegamatan yang dilakukan didapat kisaran harga pakan perkilonya antara

lain jagung (4.000.00/Kg), Bungkil kedelai (9.000.00/Kg), Ampas tahu

(4.000.00/Kg), Menir (9.950.00/Kg), tepung cangkang rajungan (9.300.00/Kg) dan


Onggok kering (4.000.00/Kg), dengan total harga 40.250.00. dari semua bahan

dengan harga yang di dapat kan yaitu 1.761.756.00. Dari harga tersebut dapat

simpulkan bawa penetapan harga pakan per kg relatif tinggi. Hal ini tidak sesui

dengan pernyataan Syafrudin, (2020) yang menyatakan bahwa harga satuan jenis

bahan pakan untuk ransum ditaksir berkisan 3.000.00-10.000.00 dengan jenis yang

berbeda sehingga sangat menguntungkan bagi kita dengan kisaran harga tersebut

yang relative murah.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil praktikum yang dilakukan yaitu dari 6 bahan yang kita

gunakan yaitu jagun, bungkil kedelai, ampas tahu, menir, tepung cangkang rajungan

dan onggok kering diperoleh hasil PK (16,54), LK (3,32), SK (7,79), Ca (3,44) P

(0,62) dan EM (2725,65). Dengan kisaran harga bahan yaitu jagung (4.000.00),

Bungkil kedelai (9.000.00), Ampas tahu (4.000.00), Menir (9.950.00), Tepung

cangkang udang (9.300.00) dan Onggok kedelai (4.000.00) dengan total harga

40.250.00, dengan total kilo gram yaitu 213 kg.

5.2. Saran

Saran saya kepada setiap asisten untuk selalu ada dalam berlangsungnya

proses praktikum. Untuk laboratorium, diharapkan kepada labolatorium untuk

mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam menyusun ransum. Untuk

praktikan agar lebih cepat datang ketika akan melaksanakan praktikum sehingga

proses pelaksanaan praktikum bisa lebih cepat terselesai.


DAFTAR PUSTAKA

Auliya CL, Suhardi, CW Eudia. 2020. Produktifitas Ayam Petelur Fase II Dengan
Pemberian Pakan Free Chois Feeding. Jurnal Tropical Animal Science.
2(2):57-65’
Beigitta AKW, C Imam, S Edy. 2017. Penentuan Komposisi Pakan Ternak untuk
Memenuhu Kebutuhan Nutrisi Ayam Petelur dengan Biaya Minimum
Menggunakan Particle Swarm. Jurnal Perkembangan Teknologi Informasi
dan Ilmu Komputer.1(12): 1642-1651
Betty H, N Ririn, K Teguh. 2015. Pengaruh Jenis dan Waktu Pemberian Ransum
Terhadap Performa Pertumbuhan dan Produksi Ayam Broiler. Jurnal Sain
Peternakan Indonesia. 10(2)
Dewa KAP, S Rudy, Liman. 2016. Status Nutrien Sapi Peranakan Ongole di
Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Ilmiah
Peternakan Terpadu. 4(1): 6-12
Dian H, F Yosi, S Endang. 2019. Efek Penggunaan Tepung Limbah Biji Durian
Fermentasi dalam Ransum Ayam Broiler Terhadap Performans dan Income
Over Feed Cost (IOFC) Ayam Broiler. Jurnal penelitian Pengolaaan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan. 8(1) : 3-5
Febrina GIM, W Rahmat, H Imam. 2018. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap
Sifat Fisik Dedak Padi. Jurnal Ilmiah Peterbakan Terpadu. 6(3):163-166
Jumriah S, AL Toleng, Umar. 2016. Pengaruh Pemberian Pakan Kosentrat dan Urea
Molases Blok (UMB) Terhadap Hematokrit Sapi Potong. Jurnal Ilmu dan
Industri Peternakan. 2(3) : 11-13
Rahmat N, S Rudy, N Khaira. 2015. Pengaruh Ransum Dengan Persentase Serat
Kasar Yang Berbeda Terhadap Performa Ayam Jantan Tipe Medium. Jurnal
Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(2): 12-19
Rudi S, MS Sofyan. 2018. Performa Ayam Hasil Persilangan (F2) Yang di Beri
Ransum Kadar Protein dan Dosis Herbal Berbeda. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu. 6(2):117-119.
Syafrudin AI, E Pngestu, M Christiyanto. 2020. Nilai Total Digestible Nutrient Pada
Bahan Pakan By-Product ndustri Pertanian Sebagai Pakan Kambing Yang di
Uji Dengan Cara In Vitro.Jurnal Sain Peternakan Indonsia.15(3):302-307.
Wartika RF, PS Andri, I Nurul, AN Herjuno. 2017. Analisis Kebutuhan Nutrien dan
Efisiensi Penggunaan Pakan Bubur Formulasi Pada Oposum Layang
(Petaurus Breviceps Waterhouse, 183). Jurnal Biologi Indonesia. 13(2): 305-
314
Asnawi, M Ichsan, NKD Haryani. 2017. Nilai Nutrisi Pakan Ayam Ras Petelur yang
Dipelihara Peternak Rakyat di Pulau Lombok. Jurnal Sains Teknologi dan
Lingkungan. 3(2) :18-27.
Bagus WP, AS Finny, D Sinta, BB Setia. 2021. Pemanfaatan Kulit Buah Naga
Sebagai Bahan Tambahan Pada Pakan Ternak Terhadap Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi Ternak ”Utilization of Dragon Fruit Skin As An Additive In
Animal Feed To Fulfill Animal Nutrition Needs”. Jurnal Prosiding Webinar
Nasional Kedokteran Hewan. 2(9): 34-36.
Chanifuddin A, Suhardi dan EW Christina. 2020. Produktivitas Ayam Petelur Fase
Layer II dengan Pemberian Pakan Free Choice Feeding. Tropical Animal
Science. 2(2): 57-65.
Edi DN. 2021. Bahan Pakan Alternatif Sumber Energi untuk Subtitusi Jagung pada
Unggas (Ulasan) Alternative Energy Source Feed Ingredients for Corn
Substitution in Poultry (Review). Jurnal Peternakan Indonesia. 23(1): 43-61.
Firra NH, Asjidla, D Cholissodin, WA Wahyu. 2018. Optimasi Komposisi Pakan
Untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Ayam Petelur dengan Biaya Minimum
Menggunakan Improved Particle Swarm Optimization (IPSO). Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer.
2(1): 1-10.
Hidayat S, I Mukhlash. 2015. Rancang Bangun dan Implementasi Sistem
Pendukung Keputusan Berbasis Web untuk Menentukan Formulasi Ransum
Pakan Ternak. Jurnal Sains dan Seni ITS. 4(2): 43-46.
Nurdiyanti R, R Sutrisna, K Nova. 2015. Pengaruh Ransum dengan Persentase Serat
Kasar yang Berbeda Terhadap Performa Ayam Jantan Tipe Medium Umur 3-
8 Minggu. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(2): 12-19.
Prawitasari RH, DY Ismadi, I Estiningdriati. 2017. Kecernaan protein kasar dan serat
kasar serta laju digesta pada ayam arab yang diberi ransum dengan berbagai
level azolla microphylla. Animal Agriculture Journal. 1(1): 471-483.
Suhardi, EW Christina. 2020. Produktivitas Ayam Petelur Fase Layer II dengan
Pemberian Pakan Free Choice Feeding. Tropical Animal Science. 2(2): 57-65
Sulaiman D, N Irwani, K Maghfiroh. 2019. Produktivitas Ayam Petelur Strain Isa
Brown Pada Umur 24 – 28 Minggu. Jurnal Peternakan Terapan. 1 (1): 26-31.
Wulandari. 2020. Produktivitas Ayam Petelur Fase Layer II dengan Pemberian Pakan
Free Choice Feeding. Tropical Animal Science. 2(2): 57-65.

Anda mungkin juga menyukai