Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN NUTRISI PAKAN TERNAK

TENTANG

BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM

Disusun Oleh :

Mutiara Dewi Hafifah

NIRM : 02.12.18.022

Dosen Pengampu :
Ir. H. Sudradjat, MS

PROGRAM STUDI KESEHATAN HEWAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karena berkat rahmat dan karunia
Nyalah, penulis dapat menyusun laporan yang berjudul “Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum”
dengan baik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Nutrisi Ternak
Dasar yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini. Laporan ini
disusun sebagai tugas awal yang menjadi kesepakatan dalam kontrak perkuliahan.

Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat menambah khasanah pengetahuan bagi para pembaca.

Bogor, 29 Juli 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ransum merupakan pakan ternak yang tersusun dari berbagai jenis bahan pakan dan
kandungan nutrisinya sudah diatur sedemikian rupa. Ransum harus dapat memenuhi
kebutuhan zat nutrien yang diperlukan ternak untuk berbagai fungsi dalam tubung ternak
tersebut. Bahan pakan yang digunakan dalam formulasi ada berbagai macam dan jenis,
diantaranya ada jagung kuning,bungkil kedelai, tepung ikan, dedak, premik dan lain-lain.
Cara penyusunan ransum tidak dapat langsung dicampurkan semua, namun terlebih dahulu
bahan bahan tersebut dihaluskan sehingga menjadi homogen. Untuk uggas, maka pembuatan
ransum lebih ditekankan pada kandungan proteinnya, sedangkan pada ruminansia lebih
ditekankan pada pengoptimalan kandungan energinya.

B. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan praktikum formulasi ransum yaitu praktikan mampu membuat
formulasi ransum dengan prosedur yang seharusnya dan benar, praktikan mampu mengetahui
kandungan nutrien pada bahan pakan yang akan digunakan untuk menyusun ransum, serta
mampu menghitung dan menakar bahan pakan yang akan digunakan untuk membuat ransum.
Manfaat dari praktikum ini ialah praktikan dapat memahami secara nyata proses pembuatan
ransum dan penerapannya dalam ternak, serta mampu menyusun ransum dengan kadar nutrisi
yang telah direkayasa sebelumnya. Selain itu, praktikan juga akan memperoleh banyak
manfaat berupa kreativitas menyusun ransum sesuai dengan keinginannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ransum
Ransum merupakan kombinasi bahan pakan yang telah diatur kandungan nutrisinya
(Kushartono, 2000). Ransum harus dapat memenuhi kebutuhan zat nutrien yang diperlukan
ternak untuk berbagai fungsi tubuhnya, yaitu untuk hidup pokok, produksi maupun
reproduksi (Umiyasih dan Yenny, 2007). Ransum yang baik memiliki sifat palatabel, tidak
mudah rusak saat penyimpanan, kandungan nutrisi baik, mudah dicerna,
menghasilkanpertambahan bobot badan yangtinggi. Bentuk ransum disesuaikan dengan
jenis, umur dan konsisi ternak yang bersangkutan (Retnani, 2011).
B. Formulasi Ransum
Salah satu cara yang digunakan untuk memenuhi komposisi formulasi ransum yang
apabila dikombinasikan akan mendapatkan hasil yang sempurna atau esensial sehingga
dapat memenuhi kebutuhan ternak tersebut (Adnan, 2005). Formulasi ransum adalah upaya
untuk mengkombinasikan berbagai macam bahan makanan ternak untuk memenuhi
kebutuhan ternak akan zat makanan dengan meniminalkan biaya yang ditimbulkan akibat
penyusunan ransum tersebut. Ransum adalah jumlah total bahan makanan yang diberikan
pada ternak selama 24 jam. Sedangkan yang dimaksud dengan bahan pakan adalah
komponen ransum yang dapat memberikan manfaat bagi ternak yang mengkonsumsinya.
Ransum merupakan faktor yang sangat penting di dalam suatu usaha peternakan, karena
ransum berpengaruh langsung terhadap produksi ternak (Sinurat, 2000).
C. Organoleptik
Pengujian organoleptik meliputi pengamatan warna, bau, tekstur dan bentuk (Ismanto,
2010). Penentuan kualitas bahan baku pakan secara organoleptik dilakukan menggunakan
panca indera yang terdiri dari 4 M, yaitu melihat, meraba, mencium, dan merasakan
(Kushartono, 2000).
1. Jagung kuning
Jagung kuning merupakan bahan pangan kaya karbohidrat yang berguna untuk sumber
kalori. Jagung kuning dapat pula dibuat untuk produk pangan olahan maupun produk
pakan yang dapat dibuat menjadi tepung. Komposisi jagung kuning adalah 356,0
kalori, protein 9,0 g, lemak 8,5 g, karbohidrat 64,5 g, kalsium 200 g, fosfor 500 mg, zat
besi 10 mg, vitamin B1 1,2 mg, air 12 g (Rukmana, 1997). Jagung kuning mempunyai
warna normal kuning dan berbau khas jagung (Suarni, 2009).
2. Bungkil kedelai
Bungkil kedelai merupakan limbah dari pembuatan minyak kedelai yang banyak
dimanfaatkan untuk ternak. Bungkil kedelai mengandung protein kasar sebesar 44,0%
dan energi metabolis 2230 kkal/kg (Tangendjaja, 1987). Bungkil kedelai mempunyi
komposisi BK 86%, ABU 5,8%, LK 1,1%, SK 4,4% BETN 30,1% dan PK 44,6%
(Hartadi, et al.., 1980).
3. Bungkil sawit
Bungkil sawit merupakan hasil samping dari pengolahan inti kelapa sawit menjadi
minyak kelapa sawit. Bungkil sawit adalah salah satu bahan pakan sumber protein
nabati. Kelapa sawit memiliki banyak jenis produk samping yang berpotensi besar
untuk dijadikan bahan pakan (Elisabeth dan Ginting, 2003). Kandungan nutrien
bungkil sawit berdasarkan 100% BK adalah Abu 6,5%, PK 15,0%, LK 10,9%, SK
19,7%, dan BETN 47,9% (Hartadi et al., 1997).
4. Dedak
Dedak diperoleh dari penggilingan padi menjadi beras. Dedak adalah salah satu bahan
pakan sumber energi. Kandungan nutrien dedak berdasarkan 86,5% BK adalah Abu
8,7%, PK 10,8%, LK 5,1%, SK 11,5%, dan BETN 50,4% (Hartadi et al., 1997).
Pemberian dedak dalam ransum dapat meningkatkan produktivitas terutama ternak
menjadi cepat gemuk (Garsetiasih et al., 2003).
5. Tepung ikan
Tepung ikan terbuat dari sisa daging, tulang ikan yang tidak dikonsumsi dan kemudian
diolah menjadi suatu tepung. Kandungan protein dalam tepung ikan sangat besar yang
menghasilkan asam amino esensial. Tepung ikan merupakan bahan padat yang
dihasilkan dengan mengeluarkan sebagian besar air, sebagian atau seluruh lemak dari
bahan yang berupa daging dan ikan (Ilyas 1982). Kandungan nutrien yang terdapat
dalam tepung ikan antara lain kadar 86 bahan kering, 72% protein kasar, 3% serat,
2.32% kalsium, dan 1.89% phosphor (Hartadi et al., 2005).
6. Premix
Premix merupakan bahan pakan pelengkap yang bersumber dari vitamin atau mineral
(Kartadisastra, 1994). Premix juga berperan dalam pembentukan darah, pembentukan
jaringan tubuh serta diperlukan sebagai komponen enzim yang berperan dalam
metabolisme (Setiadi dan Inouno, 1991). Premix memiliki aroma yang khas, tidak
berbau dan bertekstur halus (Farban, 2003).

D. Pembuatan ransum

Dalam mencampur ransum bahan-bahan yang dalam jumlah kecil dan bertekstur
halus harus dicampur terlebih dahulu selanjutnya bahan-bahan pakan yang berjumlah
besar dicampurkan (Nurhayati, 2008). Teknik pencampuran pakan yang baik yaitu
dengan teknik yang mampu menghasilkan pakan dengan tingkat homogenitas yang
tinggi. Teknik pencampuran konsentrat dengan cara manual memerlukan teknik tertentu
agar bahan pakan tersebut homogen karena bahan pakan yang diformulasikan jumlahnya
berbeda-beda (Basya, 2008).

Formulasi ransum yang disusun biasanya memicu terhadap kebutuhan protein,


energi atau memicu pada imbangan protein-energi khususnya banyak dilakukan dalam
menyusun formulasi ransum (Mustari, 2000).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Metode Trial and Error


Metode ini paling sederhana dalam penyususnan formulasi pakan. Biasanya
metode ini digunakan oleh pembuat pakan skala kecil. Sesuai dengan namanya,
maka untuk memperoleh kombinasi bahan baku pakan yang yepat dan memenuhi
nutrisi yang dibutuhkan oleh biota air. Diperlukan beberapa percobaan sampai
mendapatkan kandungan protein sesuai dengan kebutuhan. Metode ini dapat
dikerjakan secara komputerisasi menggunakan program excell. Metode ini sering
disebut dengan model worksheet, dalam materi ini akan diberikan contoh
penyusunan formulasi pakan menggunakan metode trial and error secara
perhitungan manual.
Tahapan penyususnan metode coba-coba :
 Cadangkan 2 untuk mineral dan vitamin
 Tambahkan bahan yang diinginkan dalam jumlah persentase minimum dalam
pakan
 Tambahkan bahan pakan yang mempunyai kandungan energi lebih tinggi dari
yang dibutuhkan pada ransum yang akan disusun, pilih bahan yang harga
energinya paling murah, tetapi jangan melebihi batas maksimum
 Tambahkan bahan yang memiliki kandungan protein lebih tinggi dari protein
yang dibutuhkan
 Tambahkan persentase, nilai energi, jumlah beberapa nutrisi dan bandingkan
dengan total kebutuhan nutrisi.

Bahan-bahan yang digunakan untuk metode coba-coba :

Bahan makanan Jumlah (%) Protein (%) Metabolik energi


(kkal/kg)
Jagung kuning 58 0,580 x 8,6 = 4,988 0,580 x 3370 = 1954,6
Dedak halus 12 0,120 x 12 = 1,440 0,120 x 1630 = 195,6
Bungkil kelapa 9,5 0,095 x 21 = 1,995 0,095 x 1540 = 146,3
Bungkil kedelai 9,5 0,095 x 45 = 4,275 0,095 x 2240 = 212,8
Tepung ikan 8,5 0,085 x 61 = 5,185 0,085 x 3080 = 261,8
Tepung tulang 2,5 0,025 x 6,8 = 0,17 -
jumlah 100,0 18,05 2771,1

B. Hasil
Bahan pakan Jumlah (%) Protein (%) Energi (%)
jagung kuning 53 0,53 x 8,6 = 4,558 0,53 x3370 = 1,786
Dedak halus 10 0,1 x 12 = 1,2 0,1 x 1630 = 163
Bungkil kelapa 9 0,09 x 21 = 1,89 0,09 x 1540 = 138,6
Bungkil kedelai 16 0,16 x 45 = 7,2 0,16 x 2240 = 358,4
Tepung ikan 10 0,1 x 61 = 6,1 0,1 x 3080 = 308
Tepung tulang 2 0,02 x 6,8 =0,136 -
Jumlah 100 21,084 2754,1

Hasil hitungan :
Jagung kuning : 53 : 100 x 2000 = 1060
Dedak halus : 10 : 100 x 2000 = 200
Bungkil kelapa : 9 : 100 x 2000 = 180
Bungkil kedelai : 16 :100 x 2000 = 320
Tepung ikan : 10 : 100 x 2000 = 200
Tepung tulang : 2 : 100 x 2000 = 40
2000 gram
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa
jagung kuning yang digunakan yaitu sebanyak 1 kg 60 gram, dedak halus 200 gram,
bungkil kelapa 200 gram, bungkil kelapa 180 gram, bungkil kedelai 320 gram,
tepung ikan 200 gram dan tepung tulang 40 gram sehingga menghasilkan ransum
sebanyak 2000 gram atau 2 KG.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Formulasi ransum merupakan pencampuran bahan pakan yang memiliki kandungan nutrisi
berbeda dan kemudian direkayasa sehingga nutrisinya menjadi sesuai yang diinginkan.
Teknik pencampuran dimulai dengan mencampurkan bahan yang jumlahnya paling banyak
terlebih dahulu, baru kemudian yang paling sedikit. Formulasi ransum dapat dimanfaatkan
untuk pengoptimalan dalam pemberian pakan ternak.
b. Saran
Dalam percobaan pembuatan ransum, hendaknya dipertimbangkan dahulu kualitas dari
tiap bahan pakan melalui uji organoleptik, untuk mendeteksi penjamuran dan pembusukan
yang mengakibatkan kualitas dan kadar nutrisi pakan kurang maksimal. Hendaknya
ditentukan dahulu tujuan pembuatannya, serta jenis ternak apa yang akan diberi ransum
tersebut, karena kebutuhan nutrisi dari tiap ternak berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, Sri. 2002. Nutrisi Ternak Dasar. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Lubis, D. A. 1993. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan. Bogor..
Murni, dkk. 2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan Limbah untuk Pakan. Fakultas Peternakan
Jambi. Jambi
Rahardjo,Tri S., W. Suryapratama, Munasik, dan T. Widiyastuti. 2002. Bahan Kuliah Ilmu Bahan
Makanan Ternak. Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai