Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Apotek Darni Farma

Di susun Oleh :
Darniati Jabarudin
( F202001113)
Kelas :
A3 Farmasi

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan

karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari

makalah ini adalah “Apotek Darni Farma”. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberikan tugas

terhadap kami. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut

membantu dalam penyusunan sumber dari isi makalah ini.

Saya jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang

sesungguhnya. Oleh karena itu keterbatasan waktu dan kesempatan saya, maka kritik dan saran

yang membangun senantiasa saya harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada

khususnya dan pihak lainnya yang berkepentingan pada umumnya.

Kendari, 23 Desember 2021

Darniati Jabarudin

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I Pendahuluan 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 5
BAB II Pembahasan 6

A. Konsep Bisnis Apotek Darni Farma 6


B. Tahapan Penyusunan Rencana Bisnis 6
C. Segmentasi Pasar, Targeting, dan Positioning 10
D. Target Konsumen 12
E. Analisis Kompetitor 13
F. Proyeksi Keuangan 17
G. Rencana Pelaksanaan 20
H. Resiko Kritikal dan Peluang 21
I. Exit Plan 22
J. Rencana Bisnis 22
BAB III Penutup 24

A. Kesimpulan 24
B. Saran 24
Daftar Pustaka 25

3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Apotek merupakan suatu instansi yang memiliki dua fungsi, yang pertama sebagai
pelayanan kesehatan (non profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan,
fungsi apotek adalah menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsinya yang kedua sebagai
instansi bisnis, apotek selayaknya untuk mendapatkan keuntungan (profit) mengingat
investasi yang ditanam pada pendirian operasionalnya juga tidak sedikit. Namun apotek
bukan hanya suatu badan usaha yang semata-mata hanya mengejar keuntungan saja tetapi
apotek mempunyai fungsi sosial yang menyediakan, menyimpan dan menyerahkan
perbekalan farmasi yang bermutu baik dan terjamin keabsahannya.

Semakin hari permintaan akan obat-obatan semakin meningkat, mulai dari obat
resep, obat generic, vitamin dan lain-lain. Selain itu banyaknya keluhan masyarakat yang
lokasinya jauh dari rumah sakit bahwa sulit untuk mendapatkan akses obat-obatan
menjadikan dasar gagasan kami untuk mendirikan usaha apotek ini. yaitu untuk
memenuhi permintaan obat-obatan masyarakat dan permintaan obat-obatan dari
puskesmas terdekat. Kami yakin pendirian usaha apotek ini akan menjanjikan sebagai
bisnis kedepannya. Selain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat kami
percaya usaha ini nantinya akan mencapai target penjualan dan tujuan usaha secepat
mungkin. Dimana dalam rangka pendirian usaha apotek ini kami memerlukan dana untuk
berbagai kebutuhan, seperti pembangunan gedung, pembelian bahan operasional,
peralatan kesehatan, dan perabotan pendukung lainnya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1) Bagaimana peran dan tanggung jawab apoteker di apotek ?

4
2) Bagaimana sistem pemasaran yang dimiliki apoteker untuk menjadikan apotek
Darni Farma bisa dipercaya oleh masyarakat ?
3) Bagaimana sistem permintaan dan penawaran di apotek Darni Farma ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1) Mengetahui peran dan tanggungjawab apoteker di apotek
2) Mengetahui sistem pemasaran yang dimiliki apoteker untuk menjadikan apotek
Darni Farma bisa dipercaya oleh masyarakat
3) Mengetahui sistem permintaan dan penawaran di apotek Darni Farma

5
BAB II
Pembahasan

A. Konsep Bisnis Apotek Darni Farma


Nama Apotek : Darni Farma
Nama Apoteker : Darniati Jabarudin, S.Farm., Apt

Alamat : jl. Waimoo taliabu lede

Supplier Obat : PT. Anugrah

Produk : Obat-obatan

USP (Unique Selling Point) : Stok obat yang lengkap


Konsumen : Ditujukan kepada semua kalangan usia (bayi-lansia)
Kompetitor : Apotek lainnya
Modal : Rp. 152.205.000,00
Sumber Modal : Dana Pribadi dan Dana Pinjaman Bank

B. Tahapan Penyusunan Rencana Bisnis Apotek HLN Farma


1. Definisi Bisnis Apotek Darni Farma
Apotek Darni Farma ini adalah usaha Apotek yang mana bergerak di bidang
kesehatan, khususnya kefarmasian. Dimana Apotek kami akan memberikan layanan
kesehatan, dan memenuhi permintaan obat dari para pasien dan masyarakat yang
membutuhkan. Disini kami akan menjamin kejujuran, kebenaran, dan keakuratan dari
produk obat yang di jual karena Apotek kami menggunakan jasa apoteker yang teruji
serta selalu menjunjung tinggi kejujuran dalam melaksanakan pekerjaan dalam usaha
untuk memberi pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat. Kepemilikan
Apotek Darni Farma dalam bentuk saham yang dipegang oleh saya sendiri (100%).

6
Sedangkan Apoteker Penanggung jawab Apotek Darni Farma adalah Darniati Jabarudin,
S. Farm., Apt

2. Analisis Situasi Apotek


Analisis Bisnis pada makalah Apotek Darni Farma yaitu :
 Batas Wilayah Kerja

Sebelah Utara Berbatasan dengan wilayah puskesmas lede

Sebelah Timur Berbatasan dengan pasar

Sebelah Selatan Berbatasan dengan warung obat alifa

Sebelah Barat Berbatasan dengan Toko alat Kesehatan lede

 Kondisi Masyarakat
Masyarakat di Wilayah tersebut ketika membutuhkan mereka selalu pergi
ke daerah lain untuk mendapatkan obat, hal ini dipengaruhi karena di
daerah tersebut belum terdapat apotek, oleh karna itu kami ingin
membangun sebuah apotek di daerah tersebut untuk memudahkan
masyarakat setempat.
3. Rencana Riset
Rencana riset dari pembuatan makalah ini yaitu :
1) Mengetahui peran dan tanggungjawab apoteker di apotek
2) Mengetahui sistem pemasaran yang dimiliki apoteker untuk menjadikan apotek
Darni Farma bisa dipercaya oleh masyarakat
3) Mengetahui sistem permintaan dan penawaran di apotek Darni Farma

4. Pelaksanaan Rencana Riset


Apoteker bertugas memberi layanan farmasi kepada seorang pasien sesuai dengan
kondisi penyakit yang dideritanya. Apoteker wajib berkomitmen kepada pasiennya untuk

7
terus memberikan pelayanan kefarmasiaan sejak dimulai perawatan yang dilakukan secara
menyeluruh. Apoteker wajib aktif dalam membantu pemerintah untuk terciptanya
masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri. Peran aktif yang dimaksut juga di dasari
oleh pengetahuan yang ia miliki. Beberapa di antaranya adalah pengetahuannya tentang
patofisiologi, diet yang tepat, serta mengenai obat-obatan yang di perlukan dan yang harus
di hindari oleh pasien. Peran Apoteker Menurut WHO yaitu :
1) A Care Giver”
Apoteker memiliki tugas yakni selain harus mampu menyediakan layanan kefarmasian
juga harus dapat memberikan perhatian terhadap kondisi pasiennya. Untuk hal itu maka
seorang apoteker wajib memiliki keterampilan yang baik dalam berinteraksi dengan
pasien dan dengan tenaga kesehatan lainnya.
2) A Decision Maker
Apoteker dengan berbekal keilmuan farmasi yang dimilikinya harus mampu mengambil
keputusan yang bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Apoteker juga harus mampu untuk mengevaluasi setiap keputusan yang telah
ia ambil demi kesehatan masyarakat.
3) A Life-long-learner
Sebagai seorang professional, apoteker harus tetap belajar dan berupaya untuk
meningkatkan ilmu pengetahuannya di bidang farmasi ataupun dibidang kesehatan umum
lainnya. Dengan keinginannya untuk terus belajar diharapkan hal ini dapat meningkatkan
kemampuan dalam memberikan pelayanan dan pengabdian kefarmasian sesuai
perkembangan.
4) A Teacher
Apoteker selain menyediakan layanan farmasi juga penting baginya untuk memberikan
edukasi pada masyarakat, semisal melalui penyuluhan atau ketika ia sedang praktek di
apotek.
5) A Communicator
Apoteker berada diposisi antara dokter dan pasiennya. Oleh karena itu apoteker harus
memiliki pengetahuan yang cukup serta rasa percaya diri yang tinggi ketika berinteraksi
dengan tenaga profesional kesehatan lain serta saat berkomunikasi dengan masyarakat
umum.

8
5. Interprestasi dan Laporan
Tabel 1 skala penilaian konsumen
Skala Penilaian Nilai Pernyataan
Favourable Unfavourable
STS (Sangat tidak setuju) 1 4
3
TS (Tidak setuju) 2
2
S (Setuju) 3
SS (Sangat Setuju) 4 1

Tabel II Standar distribusi Nilai dan pengkategorian Jawaban hasil


Rentang Kategori Kategori
1,0≤ X <1,6 Sangat Rendah Sangat Tidak Dibutuhkan
1,6≤ X <2,2 Cukup Rendah Tidak Dibutuhkan
2,2≤ X <2,8 Sedang Sedang
2,8≤ X <3,4 Cukup Tinggi Cukup Dibutuhkan
3,4≤ X <4,0 Sangat Tinggi Sangat Dibutuhkan
Tingkat kesesuaian antara harapan (kepentingan) dan kepuasan konsumen
terhadap suatu pelayanan jasa dianalisis dengan Analisis Tingkat Kepentingan
dan Kinerja/Kepuasan Konsumen (Supranto, 2006). Tingkat harapan dan
kepuasan konsumen terhadap kinerja apotek diukur Interpretasi hasil pengukuran
menggunakan standar distribusi nilai. Standar ini diperoleh dengan membagi rata
jarak interval penilaian menjadi lima kelompok, dimana aplikasi dari kelompok-
kelompok ini disesuaikan dengan obyek penilaian. Secara umum, standar
distribusi nilai tersebut dirumuskan dan tersaji pada tabel II. dengan skala dan
bobot nilai seperti yang tersaji pada tabel III. Tingkat kesesuaian adalah hasil
perbandingan nilai kinerja/pelaksanaan (tingkat kepuasan) dengan nilai tingkat
harapan (kepentingan)
Tabel III, Skala penilaian tingkat harapan dan kinerja
Skala Penilaian Tingkat Nilai Pernyataan
Harapan Kinerja

9
SP (Sangat Penting) SPs( Sangat Puas) 4
P (Peting) Ps (Puas) 3
TP (Tidak Penting) TPs (Tidak Puas) 2
STP (Sangat Tidak STPs (Sangat Tidak 1
Pentig) Puas)

6. Analisis dan Penyebaran Informasi


Dalam dunia bisnis, analisis penyebaran informasi biasanya melalui social media(
baik melalui facebook, instagram,whattsup, youtube dan media social lainnya)
poster yang disebarkan di jalanan, iklan tv, Koran, dan majalah.

C. Segmentasi Pasar, Targeting, dan Positioning


1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses mengelompokkan pasar keseluruhan yang
heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang memiliki
kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku, dan respon terhadap program-
program pemasaran spesifik.costumen di dalam satu segmen akan merespon suatu
stimulus pasar dengan cara yang sama. Customer di dalam satu segmen dapat
ditembus dengan suatu intervensi pasar. Tujuan perusahaan melakukan segmentasi
pasar adalah untuk mengelompokkan customer yang memiliki karakteristik, perilaku,
dan kebutuhan yang sama, sehingga mereka akan ditawari produk dengan harga,
metode distribusi, dan metode promosi yang berbeda antara segmen pasar yang satu
dengan segmen pasar lainnya. Pada saat yang sama segmentasi merupakan ilmu untuk
memandang pasar berdasarkan variabel geografis (lokasi), demografis (seperti
umur,latar belakang , status perkawinan, suku, agama dan kelas sosial), psikografis
(seperti gaya hidup ,minat dan sikap masyarakat dalam penggunaan barang).
2. Targeting
Targeting diartikan sebagai kegiatan menentukan pasar sasaran, yaitu tindakan
memilih satu atau lebih segmen untuk dilayani, Analisis targeting adalah kegiatan
mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dan memilih segmen-segmen
sasaran. Penentuan pasar sasaran (targeting) Menurut Fandy Tjiptono (2008:232)

10
Merupakan proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa segmen pasar yang
dinilai paling menarik untuk dilayani dengan program pemasaran spesifik pemasaran.
Kriteria evaluasi yang digunakan meliputi ukuran dan potensi perubahan segmen,
karakteristik struktual segmen dan kesesuaian antara produk dan pasar. Definisi
umum dari targeting adalah proses memilih target market yang tepat bagi produk dan
jasa perusahaan. Philip Kotler dkk (2003) dalam bukunya rethinking marketing,
targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif.Tiga
kriteria yang harus dipenuhi perusahaan dalam mengevaluasi dan menentukan
segmen yang akan ditarget, yaitu:
a. Memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan akan cukup
menguntungkan bagi perusahaan.
b. Strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan
yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur
apakah perusahaan itu memiliki kekuatan untuk mendominasi segmen pasar yang
dipilih.
c. Segmen pasar yang dibidik itu harus didasarkan pada situasi persaingannya yang
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik target segmen.
3. Positioning
Positioning adalah unsur ketiga dari strategi STP (Segmentation, Targeting,
dan Positioning), di mana pemasar mencoba memutuskan posisi produk dan pasar
yang hendak disasar. Pemasar menjelaskan pada konsumen dan mencoba
menancapkannya di benak mereka tentang keunggulan produk dan bagaimana
keunikannya dibandingkan produk pesaing. Cara produk, merk, atau organisasi
perusahaan dipersepsikan secara relatif dibandingkan dengan para pesaing oleh
pelanggan saat ini maupun calon pelanggan. Positioning terdiri dari 3 langkah yaitu :
1) Memilih konsep positioning dalam rangka memposisikan produk/
organisasi, pemasar harus dapat menentukan apa yang penting atau yang
utama bagi pasar sasaran.
2) Merancang di mensi atau fitur yang paling efektif dalam
mengkomunikasikan posisi. Suatu posisi dapat dikomunikasikan dengan

11
nama merk, slogan, penampilan atau fitur produk, tempat penjualan
produk, penampilan karyawan, dan cara-cara lain.
3) Mengkoordinasikan komponen pemasaran untuk menyampaikan pesan
yang Konsisten

D. Penentuan Target Konsumen


1. Pengukuran dan Peramalan Demand
Peramalan (demand forecasting) adalah sebuah metode analisa asumsi atau
peramalan permintaan di masa depan. Metode peramalan demand yang
digunakan dalam bisnis apotek ini yaitu peramalan jangka pendek (Short
terms) seperti persiapan obat oleh apoteker yang akan diserahkan ke tangan
pasien atau konsumen sesuai dengan resep yang dibawa. Teknik yang
digunakan dalam peramalan demand yaitu teknik kuantitatif., dengan metode
rata-rata bergerak :

2. Segmentasi Pasar
Lokasi apotek berada di kecamatan taliabu lede. Segmentasi pasar dilakukan
berdasarkan data demografi penduduk yang meliputi pembagian berdasarkan
usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Kecamatan taliabu lede memiliki jumlah
penduduk total 6727 jiwa, dengan segmentasi sebagai berikut:
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
 Laki-laki : 3392 jiwa

12
 Perempuan : 3335 jiwa
b. Berdasarkan usia
 0-3 Tahun : 493 jiwa
 4- 6 tahun : 489 jiwa
 7-12 Tahun : 564 jiwa
 13-15 tahun : 681 jiwa
 16-18 tahun : 486 jiwa
 > 19 tahun : 4016 jiwa
c. Berdasarkan pekerjaan
 PNS : 372 jiwa
 Nelayan/ Petani : 241 jiwa

 Pegawai swasta : 603 Jiwa


3. Target Pasar
Target pasar adalah jenis konsumen tertentu yang akan dilayani atau yang
akan menjadi sasaran pemasaran. Target pasar dapat dibagi menjadi 3
golongan, yaitu:
1) Pasar individu (untuk keperluan perorangan), umumnya tunai, jumlah
pembeliannya kecil, seperti anggota masyarakat.
2) Pasar korporasi (untuk keperluan karyawan di suatu instansi), umumnya
kredit, jumlah pembeliannya besar, seperti PLN.
3) Pasar reseller (penjual) adalah pasar yang membeli barang atau jasa untuk
dijual kembali, seperti grosir, dokter dispensing.Maka untuk hal ini target
pasar apotek adalah individu dimana biasanya orang pergi ke apotek untuk
membeli obat yang akan dikonsumsi secara pribadi.
4. Positioning Pasar

E. Analisis Kompetitor
1. Strategi Marketing
strategi marketing yang dapat Anda coba terapkan di apotek diantaranya adalah :
a. Marketing Farmasi Secara Mandiri

13
Iklan melalui media cetak. Walaupun pengguna media cetak saat ini sudah
berkurang namun tidak ada salahnya untuk mencobanya. Anda dapat memasukan
artikel mengenai proses pendirian apotek anda atau kiat-kiat kesuksesan apotek
anda pada koran ataupun majalah lokal. Disana anda dapat menyisipkan konten
promosi pada artikel tersebut.
b. Iklan Media Sosial dan Media Online lainnya
Media sosial media dan online ini adalah media iklan yang sangat pesat
perkembangannya saat ini. Anda dapat memberikan konten edukasi pada platform
media sosial yang tujuannya menciptakan kesadaran tentang brand apotek anda
beserta keunggulannya
c. Marketing Melalui Relasi dan Kegiatan Komunitas
Kerjasama dengan Fasilitas Kesehatan dan Influencer. Membangun kerjasama
dengan pihak kesehatan lainnya seperti dokter, klinik dan puskesmas terdekat.
Sehingga keberadaan apotek anda dapat diketahui secara luas dan juga
membangun kepercayaan terhadap apotek Anda. Selain itu, anda juga dapat
melakukan kegiatan edukasi atas nama apotek anda pada akun media sosial
seorang influencer farmasi dengan membahas suatu topik farmasi.
d. Menjadi Sponsor Kegiatan Komunitas
Turut serta dalam mensponsori kegiatan komunitas di sekitar apotek juga dapat
menjadi salah satu strategi marketing yang patut anda coba. Selain meningkatkan
pengetahuan atas brand apotek juga dapat menciptakan hubungan yang baik
dengan masyarakat sekitar anda.
e. Marketing di Apotek
Pelayanan Kefarmasian yang Unggul. Menjadikan pelayanan kefarmasian yang
unggul oleh staf farmasi merupakan salah satu strategi marketing secara tidak
langsung. Pelayanan dengan rasa empati, cara yang ramah, serta memberikan
solusi yang tepat pada pasien harus dilakukan dengan baik. Bentuk komunikasi
yang empati contohnya adalah menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan
mendengarkannya dengan baik serta memberikan solusi untuk semua keluhan
yang dirasakan oleh pasien. Ketika pasien sudah puas maka kemungkinan ia

14
untuk menjadikan pelanggan tetap akan lebih besar. Selain itu, pelanggan juga
akan merekomendasikan apotek anda kepada kerabat terdekatnya.
f. Fasilitas Informasi Obat Gratis
Pemberian informasi obat secara gratis akan meningkatkan kepuasan pelanggan
apotek. Terutama untuk saat ini, kebutuhan masyarakat tentang informasi obat
lebih tinggi. Selain pemberian informasi yang gratis, juga harus memastikan
kebenaran informasi obat yang kita sampaikan. Karena jika informasi yang
disampaikan salah, dapat menurunkan kepercayaan pelanggan terhadap apotek.
Selain secara verbal anda juga dapat memberikan informasi obat melalui tulisan
terutama untuk pasien lanjut usia yang memiliki masalah dalam mengingat
informasi.
g. Display Obat di Apotek
Salah strategi marketing yang dapat dilakukan di apotek adalah dengan
menampilkan display obat yang dapat menarik pelanggan untuk membeli.
Pastikan produk OTC serta produk lainnya dengan kebutuhan tinggi mendapatkan
paparan yang cukup kepada pelanggan apotek. Sehingga akan meningkatkan
volume penjualan sediaan farmasi disamping obat resep yang akan ditebus
h. Menggunakan Teknologi dalam Operasional Apotek
Kerja sama dengan pihak yang menyediakan peresepan obat secara online dapat
meningkatkan nilai jual apotek anda. Hal ini dikarenakan masyarakat lebih sering
menggunakan aplikasi yang praktis dan tidak perlu mengantri ke dokter dan
menebus obat. Sehingga menjadi partner digital resep akan menguntungkan.
i. Diskon dan Promosi
Program diskon ini tidak dapat menjadi program marketing utama, namun dapat
dilakukan pada momen-momen tertentu. Namun anda juga harus melakukan
perhitungan terlebih dahulu, jangan sampai karena mengadakan diskon obat anda
mengalami kerugian. Anda juga dapat bekerja sama dengan pihak PBF untuk
mendapatkan harga obat yang lebih murah, sehingga walaupun anda memberikan
diskon maka anda tetap mendapatkan margin keuntungan produk tersebut.
j. Program Referral / Rekomendasi

15
Media marketing terakhir yang dapat anda coba terapkan di apotek adalah dengan
menciptakan program referal atau rujukan. Singkatnya adalah dengan
memberikan imbalan umumnya berupa produk gratis kepada pelanggan yang
merekomendasikan orang lain untuk membeli obat di apotek anda. Namun sekali
lagi anda juga harus mempertimbangkan kemampuan keuangan anda dalam
menjalankan program rekomendasi ini.
2. Sistem Operasi Dan Struktur Organisasi
Sistem operasi dalam sebuah apotek yaitu :
a. Keterlibatan langsung apoteker dalam pelayanan kefarmasian dari mulai
pengadaan obat, pemberian informasi, konsultasi, edukasi maupun monitoring
penggunaan obat
b. Informasi obat yang tepat dan jelas kepada pasien
c. Penyediaan buku-buku kesehatan
d. Monitoring penggunaan obat untuk kasus tertentu
e. Mengadakan fasilitas data base pasien dan data pengggunaan obat
f. Staf yang ramah dengan pelayanan berkualitas
g. Ruangan dan suasana apotek yang nyaman
Deskripsi kerja apotek yaitu :
a. PSA/Pemilik Saham
Pemilik saham berkoordinasi dengan apoteker dalam pelaksanaan operasional dan
program-program apotek terutama dalam hal penyediaan modal.
b. Apoteker penanggung jawab apotek APA berkoordinasi dengan pemilik saham
dan apoteker pendamping mermiliki wewenang penuh dalam pengelolaan apotek,
memiliki tugas melaksanankan tanggungjawab profesional kefarmasian di apotek,
yang mencakup:
 Pengelolaan perbekalan kesehatan dan mengontrol persediaan barang
 Administrasi keuangan Meneriama resep dari pasien dan memberikannya
secara langsung disertai dengan pemberian informasi obat
 Memberikan layanan kefarmasian berupa informasi obat, konsultasi,
edukasi dan monitoring penggunaan obat kepada pasien
 Mengawasi dan mengontrol kinerja semua karyawan apotek

16
c. Apoteker Pendamping
Apoteker pendamping memiliki tugas yaitu menggantikan tugas APA apabila
berhalangan hadir, yaitu dalam hal penerimaan resep dan pemberian obat,
memberikan layanan informasi, konseling, edukasi dan monitoring obat serta
mengontrol dan mengawasi kinerja bawahannya.
d. Asisten Apoteker Asisten apoteker bertugas membantu APA dan Apoteker
pendamping dalam peracikan resep dan penyediaan obat ke pasien, bertanggung
jawab juga terhadap terpeliharanya sarana dan prasarana apotek.
e. Tenaga Administrasi Tenaga administrasi bertugas melaksanakan kegiatan
operasional apotek seharihari, termasuk kasir dan membantu delivery service ke
konsumen serta bertanggung jawab terhadap terpeliharanya sarana dan prasarana
apotek

F. Proyeksi Keuangan
Modal: Pemilik sarana Apotek Rp. 152.205.000,00
1) Modal Awal
a. Modal Tetap
1. Pembangunan Apotek + instalasi listrik dan air Rp. 70.000.000,00
2. Sarana Fisik

17
1 buah almari pendingin Rp. 900.000,00
        8 Buah almari obat/ etalase Rp. 7.500.000,00
        1 Buah almari narkotik/psikotropik Rp. 300.000,00
        1 buah lemari bahan berbahaya Rp. 300.000,00
        1 Buah kursi kasir Rp. 100.000,00
        1 Buah kipas angina Rp. 300.000,00
        1 Buah TV 14’ Rp. 400.000,00
        1 buah kendaraan (motor) Rp. 10.000.000
        1 Set kursi tunggu Rp. 800.000,00
        1 Buah dispenser Rp. 100.000,00
        1 buah kompor/pemanas Rp. 100.000,00
        1 buah lemari pengering Rp. 300.000,00
        1 buah billboard nama apotek Rp. 100.000,00
        1 buah alat pemadam kebakaran Rp. 300.000,00
        Sumber air Rp. 300.000,00
        3 buah panic Rp. 100.000,00
        1 Set gelas plastic Rp. 10.000,00
        1 Buah timbangan badan Rp. 60.000,00
        3 Buah tempat sampah Rp. 30.000,00
        2 Buah jam dinding Rp. 50.000,00
        Alat-alat kebersihan Rp. 50.000,00
        3 Buah papan nama Rp. 500.000,00
Jumlah : Rp. 22.600.000,00

3. Sarana Administrasi

1 Mesin fak + telepon Rp. 1.000.000,00


        1 Set computer + program Rp. 5.000.000,00
        1 Set mesin kasir Rp. 2.000.000,00
        Kalkulator Rp. 100.000,00
        Nota, kwitansi, SP, dll Rp. 250.000,00
       Stampel, tinta + bantalan Rp. 60.000,00
       Alat tulis Rp. 40.000,00
        Buku defekta, pesanan, penerimaan faktur dating Rp. 80.000,00
        Kartu stock, catatan resep, copy resep Rp. 100.000,00
        Blanko laporan narkotika dan psikotropika Rp. 20.000,00
        Daftar harga obat Rp. 20.000,00
        Lem, gunting, isolasi Rp. 15.000.00
Jumlah : Rp. 8.685.000,00

4. Sarana Pelayanan

1 Set timbangan + Validasi Rp. 2.500.000,00


        1 Buah meja racik Rp. 500.000,00
        2 Buah kursi racik Rp. 100.000,00
        1 Buah kursi layanan Rp. 300.000,00

18
        Tempat cuci alat-alat Rp. 100.000,00
        3 Pasang mortir dan stamper Rp. 450.000,00
        Pot salep, botol, dan kapsul Rp. 70.000,00
        Kertas perkamen Rp. 20.000,00
        Pengaduk, alat gelas dan pipet Rp. 100.000,00
        Corong Rp. 50.000,00
        labu erlemeyer Rp. 100.000,00
        cawan penguap Rp. 100.000,00
        kertas puyer Rp. 50.000,00
        Plastik obat Rp. 100.000,00
        Wadah pengemas sekunder (identitas apotek) Rp. 300.000,00
        Lap Rp. 10.000,00
        Etiket Rp. 20.000,00
        Buku-buku standard apotek Rp. 750.000,00
       Alat keshatan (tensimeter, alat cek gula darah, Rp.    300.000,00
termometer)
Jumlah : Rp. 5.920.000,00

5. Biaya Perijinan Rp. 5.000.000,00

G. Rencana Pelaksanaan
Untuk memenuhi tujuan dari bisnis ini , maka dalam pelaksanaannya diperlukan:
1. Keterlibatan langsung apoteker dalam pelayanan kefarmasian dari mulai pengadaan
obat, pemberian informasi, konsultasi, edukasi maupun monitoring penggunaan obat
2. Informasi obat yang tepat dan jelas kepada pasien
3. Penyediaan buku-buku kesehatan
4. Monitoring penggunaan obat untuk kasus tertentu
5. Mengadakan fasilitas data base pasien dan data pengggunaan obat
6. Staf yang ramah dengan pelayanan berkualitas
7. Ruangan dan suasana apotek yang nyaman
Apotek Darni Farma ini dibuka tiap hari senin sampai sabtu selama 25 hari dalam
tiap bulan dari mulai pukul 09.00-21.00, oleh sebab itu dilakukan pembagian jam kerja

19
menjadi 2 shift yaitu shift pagi (09.00-15.00) dan shift sore (15.00-21.00). Dalam
menjalankan usaha ini, diperlukan sejumlah karyawan dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Apoteker penanggung jawab apotek (APA): sejumlah satu orang yang memiliki
kemampuan dalam hal manajemen perapotekan yang mencakup manajemen personel,
administrasi, keuangan, produk dan penguasaan informasi obat.
2. Apoteker pendamping: sejumlah satu orang dengan pembagian tugas berdasarkan
shift yang ditentukan 14
3. Asisten apoteker: sejumlah dua orang yang merupakan lulusan SMF dengan
pengalaman minimal satu tahun dan memiliki kemampuan teknis dalam penyiapan
dan peracikan obat
4. Tenaga administrasi: sejumlah satu orang yang merupakan lulusan minimal Sekolah
Menengah Atas (SMA)/sederajat dan memiliki kemampuan dalam bidang
administrasi dan keuangan seperti menjadi kasir dan sebagai biro rumah tangga.
Pada pembukaan apotek Darni Farma di 6 bulan pertama, hanya diperlukan APA
dan satu asisten apoteker, karena diperkirakan 6 bulan pertama pengunjung masih berniat
untuk berobat ke klinik medikasari, sehingga dapat ditangani dengan satu APA dan satu
asisten apoteker. 6 bulan selnjutnya PSA yang juga seorang apoteker menjadi apoteker
pendamping dan pembagian tugas berdasarkan waktu shift. Selanjutnya penambahan
karyawan disesuaikan dengan kemajuan yang dicapai.
H. Resiko Kritikal Dan Peluang
a. Strength ( Kekuatan)
 Apotek Darni farma telah memiliki perizinan, kewajiban pajak, serta retribusi
usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga bila ada pemeriksaan
dari petugas maka Apotek Darni Farma telah mengantongi izin usaha.
 Tempat/ ruang tunggu pasien nyaman, dilengkapi tv, kipas angin, dan juga
dilengkapi dengan tempat parkir kendaraan.
 Mempunyai karyawan yang ramah dan memiliki pengetahuan umum tentang
obat dan juga ada apoteker yang selalu stand by untuk konsultasi.
 Apotek kami buka 24 jam, sehingga memungkinkan para pasien untuk
membeli obat kapan saja ketika mereka membutuhkan.

20
 Memiliki kontak nomor telepon untuk pemesanan sehingga pelanggan tidak
harus datang ke apotek
b. Weakness (Kelemahan)
Karyawan terbilang masih sedikit, sehingga pelanggan terkadang harus menunggu
cukup lama.
c. Opportunity (Kesempatan)
 Tempat usaha yang strategis, dimana belum ada apotek disekitar sana
 Memiliki mitra kerja yang baik, dan bekerjasama dengan puskesmas lede
 Harga sesuai pasar, tidak memberikan keuntungan sepihak bagi pihak-pihak
tertentu.
d. Threat ( Ancaman)
 Kemungkinan adanya apotek-apotek baru yang tentunya akan menjadi pesaing
nantinya

I. Exit Plan
Denah Exit Plan Apotek Darni Farma

21
J. Rencana Bisnis
Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien/ masyarakat, pelanggan, yang
dilaksanakan berasaskan kemanusiaan yang berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa
dalam upaya pembangunan dan peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Deskripsi
Kerja Apotek
1. PSA/Pemilik Saham Pemilik saham berkoordinasi dengan apoteker dalam
pelaksanaan operasional dan program-program apotek terutama dalam hal penyediaan
modal.
2. Apoteker penanggung jawab apotek APA berkoordinasi dengan pemilik saham dan
apoteker pendamping mermiliki wewenang penuh dalam pengelolaan apotek,
memiliki tugas melaksanankan tanggungjawab profesional kefarmasian di apotek,
yang mencakup:

22
 Pengelolaan perbekalan kesehatan dan mengontrol persediaan barang
 Administrasi keuangan 15
 Meneriama resep dari pasien dan memberikannya secara langsung disertai
dengan pemberian informasi obat
 Memberikan layanan kefarmasian berupa informasi obat, konsultasi, edukasi
dan monitoring penggunaan obat kepada pasien
 Mengawasi dan mengontrol kinerja semua karyawan apotek
3. Apoteker Pendamping Apoteker pendamping memiliki tugas yaitu menggantikan
tugas APA apabila berhalangan hadir, yaitu dalam hal penerimaan resep dan
pemberian obat, memberikan layanan informasi, konseling, edukasi dan monitoring
obat serta mengontrol dan mengawasi kinerja bawahannya.
4. Asisten Apoteker Asisten apoteker bertugas membantu APA dan Apoteker
pendamping dalam peracikan resep dan penyediaan obat ke pasien, bertanggung
jawab juga terhadap terpeliharanya sarana dan prasarana apotek.
5. Tenaga Administrasi Tenaga administrasi bertugas melaksanakan kegiatan
operasional apotek seharihari, termasuk kasir dan membantu delivery service ke
konsumen serta bertanggung jawab terhadap terpeliharanya sarana dan prasarana
apotek

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan

23
Apotek merupakan suatu instansi yang memiliki dua fungsi, yang pertama sebagai
pelayanan kesehatan (non profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan,
fungsi apotek adalah menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Dari makalah ini dapat di simpulkan sebagai berikut :
- Apotik adalah suatu tempat tertentu, tempat pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran pembekalan farmasi pada masyarakat.
- Apotek Darni Farma merupakan salah satu apotek yang sistem manajemennya
sudah baik dengan penanggung jawab apotek yaitu saudari Darniati Jabarudin
S.farm; apt

B. Saran
Di harapkaan agar pengelolaan apotek Darni Farma yang sudah baik bisa lebih
baik lagi, terutama dalam hal melayani masyarakat dan di harapkan untuk
mahasiswa bisa menambah wawasan terutama tentang sistem pemasaran yang
terdapat di apotek Darni Farma.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Basu Swastha DH, MBA, 2001, Pengetian Promosi, Leader Print. Jakarta.

24
Fandy Tjiptono, 2008, Andi Offset, edisi II Yogyakarta.

Freddy Rangkuti, 2009, Strategi Promosi Yang Kreatif, Jakarta

Kotler, Philip, 2006, Dasar-dasar Pemasaran, Erlangga, Jakarta.

Kotler, Phillip, 2005, Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan dan Pengendalian, Erlangga,
Jakarta.

Philip Kotler & Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen pemasaran, Edisi 13 Jilid 1. Jakarta.

Philip Kotler & Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen pemasaran, Edisi 13 Jilid 2. Jakarta

Stanton, William, J., 2004, Prinsip Pemasaran, Terjemahan Yohanes Lamarto, Erlangga,: Mc Graw Hill
International Book Company, Sixh Edition, Jakarta.

Stanton, William, J, 2006, Fundamental of Marketing, International Book Company, Singapura.

Sugiyono, 2004, “Metode Pengambilan Sample”, Jakarta

25

Anda mungkin juga menyukai