SKRIPSI
IRMA
L1A117138
SKRIPSI
IRMA
L1A1 17 138
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Nama : Irma
Nim : L1A117138
a. Skripsi yang saya tulis adalah benar-benar hasil karya sendiri dan belum
pernah diajukan sebagai skripsi atau karya ilmiah pada perguruan tinggi
manapun.
b. Apabila dikemudian hari sebagian atau seluruh dari karya skripsi ini terbukti
atau dapat dibuktikan sebagai hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima
mestinya.
Irma
NIM. L1A1 17 138
iii
iv
ABSTRAK
Kata Kunci : Kulit singkong fermentasi, ayam kampung super, berat karkas,
persentase kulit,daging, tulang.
v
ABSTRAK
This study aimed to evaluate the effect of using fermented cassava peel
flour on the percentage of carcass components of super kampung chicken. The
method used is an experimental method with the application of rations containing
0%, 5%, 10% and 15% fermented cassava peel flour to super kampung chicken.
Parameters observed were (a) carcass weight, (b) skin percentage, (c) meat
percentage, (d) bone percentage. The research design used a completely
randomized design (CRD) with a unidirectional pattern, with a total of 4
treatments and 4 replications. The results showed that the application of fermented
cassava peel flour in the super kampung chicken ration did not have a significant
effect (P>0.05) on the percentage of skin, meat and bone percentage but had a
significant effect (P<0.05) on carcass weight. . The administration of fermented
cassava peel flour at a level of 10% showed an optimal level that could be
responded to well by super free-range chickens, while the administration of 15%
TKSF actually showed a decrease in the carcass weight of super free-range
chickens aged 60 days.
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamndulilah, segala puji hanya milik Allah SWT. Atas segala curahan
rahmat dan hidayah-Nya serta taufiq-Nya, Rob semesta alam, pencipta, pemilik
dan pengatur jagad raya yang Maha pengasih lagi Maha penyayang yang mana
Pada Ayam Kampung Super yang diberi Pakan Kulit Singkong Fermentasi”.
Muhammad Saw yang telah membimbing kita dari kegelapan menuju jalan
kekurangan dan kelemahan baik dari segi tehnik penulis maupun materi
pembahasan. Oleh karena itu, kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki penulis
berharap denga segala kerendahan hati penulis meminta saran dan kritik yang
konstruktif dari berbagai pihak. Dengan menyadari tanpa bantuan dari berbagaai
pihak, baik secara moril maupun materil maka penulis mungkin tidak dapat
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima
Ibunda tercinta Wa Mina, yang telah membesarkan serta mendidik penulis dengan
vii
penuh kasih sayang, pengorbanan, serta dukungan moral maupun materil demi
Teriring rasa terima kasih juga penulis ucapkan kepada yang saya hormati
dan banggakan bapak Hamdan Has, S.Pt., M.Si selaku pembimbing I dan ibu
Dr. Ir. Andi Murlina Tasse, M. Si. selaku pembimbing II yang telah banyak
menyelesaikan skripsi ini. Dengan ketulusan hati mereka selama ini yang
begitu sangat besar dan begitu banyak memberikan nasihat dan masukan yang
dapat membangun potensi diri penulis, semua itu akan saya jadikan pegangan
dalam menempuh dan meraih cita-cita penulis dimasa yang akan datang.
arahan, dukungan baik secara moril maupun materil, serta doa dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Zamrun F, S.Si, M.Si. M.Sc. selaku Rektor
2. Bapak Dr. Ir. Ali Bain, M.Si. selaku Dekan Fakultas Peternakan dan Bapak
Dr. La Ode Arsad Sani, S.Pt, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Peternakan yang
Oleo.
viii
3. Dr. La Malesi , Fitrianingsih, M.Sc. dan Rahim Aka, M.P. selaku tim penguji
yang telah banyak memberikan ide dan saran bagi penulis dalam
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Peternakan yang telah memberikan ilmu dan
pengalaman yang sangat bermanfaat serta seluruh staf yang telah memberikan
5. Adik dan kakaku tersayang Rita dan Nisa serta keluarga yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan motivasi dan mendoakan
6. Kakak senior saya Andarias Julias Wijaya, Risyan Dwi Susanto dan Irfan serta
7. Teman-teman kelas D Ostaf, Irong, Wati, Fita, Irma, Aga, Lois, Hepy, Malik,
Maulana, Herman, Gede, Jumran, Jasman, Ikbal, Ibal, dan Muliadi yang
8. Ucapan terima kasih kepada sahabat special saya “La Ode Abdul Rajab” yang
Kholifah, Iska Fariska dan Hasriani yang dari awal kuliah sampai sekarang
selalu bersama dan saling memotivasi dalam menjalani kuliah hingga sampai
ix
Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan hasil penelitian ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari materi maupun tehnik penulisannya. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari para
pembaca dalam rangka perbaikan skripsi ini. terlepas dari kekurangan yang ada
semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin Yaa Rabbal Alamin.
IRMA
NIM. L1A1 17 138
x
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Kebutuhan Nutrisi Ayam Kampung Super Pada Berbagai Umur ............... 6
2. Komposisi Nutrien Bahan Ransum Penelitian ........................................... 15
3. Komposisi Pakan dan Nutrien Ransum Perlakuan ..................................... 16
4. Rataan Berat Karkas Ayam Kampung Super ............................................. 21
5. Rataan Persentase Kulit Ayam Kampung Super ........................................ 23
6. Rataan Persentase Daging Ayam Kampung Super ..................................... 25
7. Rataan Persentase Tulang Ayam Kampung Super ..................................... 26
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Analisis Data............................................................................................. 33
2. Dokumentasi Penelitian............................................................................. 46
xiv
1
I. PENDAHULUAN
kampung jantan dengan ayam ras petelur betina. Ayam kampung super banyak
diminati masyarakat, karena pertumbuhannya lebih baik dari ayam kampung biasa
dan rasa dagingnya hampir sama dengan ayam kampung. Ayam kampung super
pertumbuhan dan masa pemeliharaan yang lebih cepat dari pada ayam kampung.
kandungan zat nutrisi yang seimbang akan memberikan hasil yang optimal.
Kenyataan yang dihadapi saat ini bahwa harga pakan komersial di pasaran
relatif mahal sehingga sangat penting untuk mencari pakan alternatif lain untuk
ayam. Alternatif untuk menekan biaya pakan yang tinggi dalam pemeliharaan
ayam kampung super yakni dengan pemanfaatan bahan pakan lokal, salah
satunya dengan memanfaatkan limbah tanaman pangan berupa limbah dari kulit
singkong.
ketersediaannya melimpah dan memiliki potensi sebagai bahan baku pakan. Kulit
2010). Meskipun demikian penggunaan kulit singkong sebagai bahan pakan masih
2
sangat terbatas hal ini disebabkan kulit singkong memiliki kandungan protein
yang rendah dan serat kasar yang tinggi serta memiliki kandungan hidrogen
HCN ini berfungsi sebagai zat anti nutrisi yang merugikan terhadap ternak
kandungan protein dan menurunkan kadar serat kasar dan HCN kulit singkong
(karbohidrat, lemak, protein, serat kasar dan bahan organik lain) baik dalam
keadaan aerob maupun anaerob, melalui kerja enzim yang dihasilkan mikroba
karkas. Untuk mendapatkan komponen karkas yang baik maka diperlukan pakan
ayam kampung super. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perlu
komponen karkas pada ayam kampung super yang diberi pakan mengandung kulit
singkong fermentasi.
kampung super.
Ayam kampung super adalah ayam kampung yang berasal dari persilangan
antara ayam ras petelur dan ayam kampung yang dalam pemeliharaannya
komersial di pasaran saat ini relatif mahal karena sebagian besar bahan diimpor
dari luar. sehingga sangatlah penting untuk mencari alternatif lain dalam
ketersediaan bahan pakan untuk ransum. Bahan pakan yang berasal dari
potensial untuk dimanfaatkan untuk pakan ayam kampung super karena selain
tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, tepung kulit singkong fermentasi juga
memiliki komposisi nutrien yang baik setelah melalui proses fermentasi. Oleh
karena itu, pemberian tepung kulit singkong fermentasi pada ransum ayam
4
kampung super dapat memberikan hasil yang optimal terhadap komponen karkas
ayam kampung super. Kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 1.1
Pakan berkualitas
1.5. Hipotesis
yang mempunyai postur besar dengan ayam ras petelur betina (Salim 2013).
menyilangkan ayam lokal dengan ayam ras petelur adalah prolifikasi yang tinggi,
sehingga dalam waktu relatif singkat jumlah DOC yang diproduksi lebih banyak,
dalam jumlah banyak dengan bobot yang seragam, tingkat pertumbuhan lebih
yang rendah, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan serta memiliki cita
rasa yang gurih (Kaleka 2015). Budidaya ayam kampung super lebih
menguntungkan karena dapat dipanen dalam waktu yang lebih singkat, dapat
dipanen pada umur 2 bulan bila dibandingkan dengan ayam kampung pada
umumnya yang dapat dipanen pada umur 4 sampai 5 bulan (Ashar et al. 2016).
kampung biasa karena sudah mengalami perbaikan genetik yang terus dilakukan
yang baru maka diharapkan bisa memenuhi kebutuhan swasembada daging dalam
Performa ayam kampung super sangat ditunjang oleh ransum yang berkualitas,
dimana semua kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan olah ternak dapat disediakan
sehingga dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi tetapi kita perlu juga
Kebutuhan nutrisi ayam kampung super disajikan pada tabel 2.1 dibawah
ini.
Tabel 2.1. Kebutuhan nutrisi ayam kampung super pada berbagai umur
(Zainuddin 2006).
Umur (minggu)
Nutrisi Pakan
0-8 8-12 12-18 18-70
ME (kkal/kg) 2.900 2.900 2.900 2.750
Protein (%) 18-19 16-17 12-14 15
Lemak Kasar ( %) 4-5 4-7 4-7 5-7
Serat Kasar (%) 4-5 4-5 7-9 7-9
Kalsium (%) 0,90 1-1,20 1-1,20 2,75
Fosfor (%) 0,40 0,35 0,30 0,25
Lisin (%) 0,85 0,60 0,45 0,70
Karkas ayam adalah bobot tubuh ayam setelah dipotong dikurangi kepala,
kaki, darah dan bulu serta organ dalam. Kualitas serta bobot karkas dipengaruhi
oleh faktor sebelum pemotongan, umur, jenis kelamin dan ransum serta proses
setelah pemotongan. Antarani et al. (2020). Karkas adalah bagian utama dari
ternak yang telah disembelih, bersih dari bulu, kaki, kepala sampai leher dan isi
dalam atau jeroan. Pada ternak ayam, karkas terdiri dari daging, tulang, kulit, dan
7
lemak. Karkas yang diharapkan adalah karkas dengan kandungan daging yang
Komponen karkas yang terdiri atas otot, lemak, kulit dan tulang memiliki
dengan pertumbuhan tulang, lalu pertumbuhan otot yang akan menurun setelah
(Saptonugroho 2010)
tubuh seperti jaringan otot, lemak, tulang dan organ, serta komponen-komponen
kimia seperti air, protein dan lemak tubuh. Widharto dan Marsud (2017)
menyatakan bahwa selama pertumbuhan proporsi tulang, daging dan lemak akan
Bagian-bagian karkas adalah bagian dari karkas utuh yang telah dipotong-
potong terdiri atas bagian paha, sayap, dada dan punggung. Massolo et al. (2017)
bagian dada merupakan potongan yang menjadi tolak ukur kualitas karkas ayam
pedaging karena sebagian besar otot sebagai komponen karkas terdapat pada
karena konsumen dapat dengan bebas memilih bagian mana yang disukai. Selain
itu potongan bagian bagian karkas (ready to cook) juga dipilih karena lebih praktis
Indonesia. Saat ini produksi singkong di Indonesia telah mencapai kurang lebih 20
juta ton per tahun (BPS 2008). Singkong merupakan hasil pertanian yang
(Putri 2012)
daerah tropis seperti Indonesia. Singkong dapat tumbuh dengan baik sepanjang
tahun dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap berbagai jenis kondisi tanah.
Jika dibandingkan dengan jenis tanaman umbi lainnya singkong mempunyai arti
penting bagi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat selain beras. Umbi yang
dihasilkan dari tanaman singkong dapat dimasak untuk dijadikan sebagai bahan
Limbah ikutan tanaman singkong terutama daun dan kulit singkong dapat
dimanfaatkan sebagai pakan, dengan potensi limbah yang sangat besar dan
kebutuhan akan pakan unggas yang juga sangat besar, maka dipandang perlu
untuk mengolah bahan tersebut menjadi bahan pokok atau bahan campuran pakan
ternak khususnya unggas. Dalam proses kegiatan budidaya ternak unggas, pakan
9
Limbah kulit singkong mengandung nutrisi antara lain bahan kering 17,45%,
protein 8,11%, serat kasar 15,20%, lemak kasar 1,29%, kalsium 0,63% dan fosfor
ternak yang terbuat dari hasil fermentasi kulit singkong menggunakan ragi tempe
yang kemudian dibuat dalam bentuk tepung sebagai pakan alternatif untuk
fisik dan kimia pada kulit singkong. Perubahan fisik yang terjadi yaitu substrat
fisik karena mikroba (kapang) yang melakukan degradasi pada kulit singkong
air dan sejumlah besar energi (ATP). Selain itu fermentasi dapat meningkatkan
kualitas nutrient bahan pakan melalui kerja enzim yang dihasilkan mikroba
tepung kulit singkong yang dihasilkan melalui fermentasi kulit singkong dapat
seperti asam sianida yang terkandung dalam kulit singkong. Fermentasi dapat
menurunkan senyawa sianogenik pada kulit singkong sebesar 86,1%. Hal ini
sianogenik yang didegradasi pun menjadi lebih banyak (Stephanie dan Purwadaria
2013).
singkong pada tahun 2018 sekitar 209.159 ton. Produksi singkong tersebut akan
sehingga dapat dipastikan sebanyak 20.915,9 ton kulit singkong akan senantiasa
tersedia dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak unggas. Kulit
singkong yang merupakan bagian kulit luar umbi singkong tidak digunakan waktu
penggunaan umbi, akan menjadi alternative sebagai bahan pakan. Kulit singkong
pada awalnya tidak dapat dikonsumsi, karena secara alami kulit singkong
mengandung kadar serat yang tinggi, protein rendah dan kadar toksik, glukosida
singkong sebagai campuran bahan pakan ternak unggas. Ujicoba pakan unggas
dilakukan dengan memelihara ayam ras broiler yang sudah berumur 20 hari dan
memberi makan ayam dengan pakan berbasis limbah ikutan tanaman singkong
11
dengan formulasi campuran kulit dan daun singkong sebanyak 80% dan bassal
feed 20%, dan pembanding juga di pelihara ayam ras brolier berumur 20 hari dan
diberi makan dengan pakan ayam yang beredar di pasaran (komersil). Rata-rata
kenaikan bobot berat ayam yang diberi makan pakan ayam berbasis limbah ikutan
kenaikan bobot berat ayam yang diberi makan pakan ayam komersil adalah
sebesar 49,49%.
dan kulit ubi dalam ransum terhadap lemak abdomen dan persentase karkas ayam
broiler dengan perlakuan kombinasi TKP dan TKU 0%, 7% , 10% dan
kombinasi TKP dan TKU 13%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
kombinasi tepung kulit pisang dan kulit ubi dalam ransum ayam broiler sampai
dengan taraf 13% belum mampu meningkatkan persentase karkas dan penurunan
lemak abdomen.
pemberian limbah kulit ubi kayu dan ampas tahu terfermentasi terhadap berat
karkas dan persentase karkas pada ayam pedaging selama 15 sampai 30 hari
dengan level pemberian 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Hasil penelitian
menunjukan bahwa penggunaan limbah kulit ubi kayu dan ampas tahu
terfermentasi memberikan hasil yang sangat nyata terhadap berat karkas dan
sangat nyata terhadap persentase karkas. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan limbah kulit ubi kayu dan ampas tahu terfermentasi sebesar
12
5% memberikan berat karkas tertinggi dan persentase karkas tertinggi yaitu 1400
dikandang ayam kampung super usaha mandiri maju terus Desa Matabondu
terdiri atas parang, gunting, terpal, silo, lakban, baskom, timbangan digital,
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit singkong kuning
umur 8-12 bulan yang diperoleh dari industri rumahan tape singkong di Desa
Morome Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan, adapun bahan lain ragi
Kandang yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas kandang ayam
dengan tempat pakan dan minum dan lampu pijar 60 watt sebagai penghangat dan
penerang.
super umur 14 hari sampai 60 hari (fase pertumbuhan) yang terdiri dari 64 ekor
14
dengan pakan perlakuan terdiri dari kulit singkong fermentasi, RK24, jagung dan
dedak padi.
85 cm, lebar 65 cm dan tinggi 55 cm yang terbuat dari kayu. Setiap petak kandang
diisi dengan 4 ekor ayam. Tempat pakan dan air minum ditempatkan didalam
kandang.
tersebut hingga homogen setelah itu memasukkan kedalam silo berupa plastik
hitam yang kemudian difermentasi selama 21 hari dengan kondisi terhindar dari
cahaya dan kedap udara. (Susilawati 2012). Setelah 21 hari dilakukan pengeringan
15
penggilingan FFC 23. Proses pembuatan tepung kullit singkong fermentasi dapat
b. Penyusunan Ransum
Ransum yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas bahan pakan
berupa RK24, jagung, dedak padi dan tepung kulit singkong fermentasi (TKSF).
bahan pakan, komposisi bahan ransum dan kandungan nutrien ransum dalam
setiap perlakuan yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1 dan
Tabel 3.2.
16
Pakan/Nutrisi P1 P2 P3 P4
Pakan
RK24 41,25 42,00 41,53 41,25
Dedak Padi 14,75 14,00 23,64 18,3
Jagung kuning 44,00 39,00 24,83 25,45
TKSF 0 5 10 15
Total 100 100 100 100
Komposisi nutrisi
Protein kasar (%) 19,96 19,93 19,86 19,47
Serat kasar (%) 4,78 5,18 6,15 6,20
Lemak kasar (%) 4,37 4,17 4,52 4,10
EM (Kkal/kg) 2794,54 2770,75 2631,03 2675,63
Keterangan : TKSF (Tepung Kulit Singkong Fermentasi).
P1(Ransum Mengandung 0% TKSF). P2 (Ransum
Mengandung 5% TKSF). P3 (Ransum Mengandung 10%
TKSF). P4 (Ransum Mengandung 15% TKSF)
yang ditunjukkan dengan jumlah ransum yang konstan atau sampai jatah ransum
kepada ayam percobaan secara adlibitum 2 sampai 3 kali setiap hari pada pukul
4 ekor ayam pada setiap perlakuan. Penimbangan sisa pakan dilakukan setiap jam
dipuasakan selama 8 jam untuk menghindari bias akibat isi saluran pencernaan.
dilakukan pada bagian arteri karotis, vena jugularis, tenggorokan dan esophagus.
pengeluaran darah. Setelah itu mencelupkan ayam ke dalam air panas dengan
suhu 60-70 ͦ C selama 10-20 detik lalu dikering anginkan selama 3 menit.
Pencabutan bulu dilakukan dengan mencabut semua bulu yang melekat pada
kaki ayam hingga yang tersisa hanya bagian karkas. Setelah itu menimbang
dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini
adalah
Yij = µ + αi + 𝜀ij
Keterangan :
kepala, kaki, organ dalam, dan saluran tubuh dari tubuh ayam, kemudian
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑔𝑖𝑛𝑔
Daging (%) = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑟𝑘𝑎𝑠 x 100%
nyata maka dilanjutkan dengan uji beda antar perlakuan menggunakan uji lanjut
dengan bulu, leher, kepala dan organ dalam. Berat karkas merupakan gambaran
dari produksi daging dari seekor ternak dan pengukuran bobot karkas merupakan
suatu faktor yang penting dalam mengevaluasi hasil produksi ternak (Widiyawati
et al. 2020)
Tabel 4.1. Rataan berat karkas (g) ayam kampung super yang diberi pakan
mengandung kulit singkong fermentasi
Perlakuan
Ulangan
P1 P2 P3 P4
1 341 323 425 343
2 314 323 379 276
3 291 338 404 352
4 338 311 388 365
Rataan 321,00± 23,37b 323,75±11,06b 399,00 ±20,18a 334,00±39,71b
Keterangan: Angka yang diikuti superskrip berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata
(P<0,05). P1 = Ransum mengandung 0% tepung kulit singkong fermentasi, P2 =
Ransum mengandung 5% tepung kulit singkong fermentasi, P3 = Ransum
mengandung 10% tepung kulit singkong fermentasi P4 = Ransum mengandung 15%
tepung kulit singkong fermentasi.
nyata (P<0,05) terhadap berat karkas ayam kampung super. Hasil uji lanjut
Tingginya berat karkas pada perlakuan P3 diduga karena pemberian TKSF sampai
10% menjadi level optimal yang dapat direspon baik oleh ayam kampung super.
Hal ini sesuai dengan Shofiyah et al. (2017) bahwa penggunaan tepung kulit
21
Rataan berat karkas dalam penelitian ini lebih rendah dari penelitian
Munira et al. (2016) yang memperoleh berat karkas ayam kampung super yaitu
460 g/ekor – 509,3 g/ekor. Selain itu, penelitian Selviana et al. (2019) bahwa berat
karkas ayam kampung super dengan penambahan kulit singkong dan bakteri asam
laktat sebagai aditif pakan diperoleh dengan kisaran 427,17 g/ekor sampai 480,50
g/ekor. Soeparno (2015) menyatakan bahwa semakin tinggi bobot hidup maka
yang erat terhadap berat karkas. Dengan demikian semakin tinggi bobot potong
atau bobot akhir yang dihasilkan selama pemeliharaan maka dapat diperoleh berat
(Rakhmawati 2019)
Table 4.2. Rataan persentase kulit (%) ayam kampung super yang diberi pakan
mengandung kulit singkong fermentasi
Perlakuan
Ulangan
P1 P2 P3 P4
1 9,09 6,81 7,06 6,71
2 8,28 7,43 7,92 6,88
3 9,97 7,1 7,67 8,24
4 7,1 7,72 6,7 7,4
Rataan 8,61±1,22 7,26±0,39 7,34±0,56 7,31±0,68
Keterangan : P1 = Ransum mengandung 0% tepung kulit singkong fermentasi
P2 = Ransum mengandung 5% tepung kulit singkong fermentasi
22
nyata (P>0,05) terhadap persentase kulit karkas ayam kampung super. Hasil
penelitian ini tidak menunjukan perbedaan antara keempat perlakuan, hal ini
diduga disebabkan kandungan nutrien pada perlakuan P1, P2, P3 dan P4 sudah
dapat memenuhi kebutuhan ayam untuk pembentukan kulit. Hal ini sesuai
penyataan Nathanael et al. (2015) yang menyatakan bahwa pesentase kulit ayam
yang diberi ransum dengan kandungan nutrisi yang relatif sama akan
Jenis kelamin dan umur berpengaruh terhadap bobot karkas, begitu pula
karkas dan non karkas. Berg (1976) lebih lanjut dinyatakan oleh Pratama (2017)
bahwa bobot kulit dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bangsa, jenis
kelamin, umur dan kondisi ternak itu sendiri. Kualitas karkas dan kulit ditentukan
oleh penyebaran lemak pada daging, lapisan dalam kulit serta kadar air yang
terdapat pada karkas dan kulit. Siregar (2011) menyatakan bahwa faktor genetik
Rataan persentase bobot kulit karkas ayam kampung super yang diberikan
8,61%. Rataan persentase bobot kulit ayam kampung super hasil penelitian ini
23
sesuai dengan penelitian Nathanael et al. (2015) dengan persentase bobot kulit
Daging ayam merupakan bahan makanan bergizi tinggi yang mudah untuk
didapat, rasanya enak, teksturnya empuk, baunya tidak terlalu amis serta harga
yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat sehingga disukai banyak orang
dan sering digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan makanan. Daging
lemak, mineral dan zat lainnya yang berguna untuk tubuh (Kusumaningrum et al.
2013). Komposisi protein pada daging ayam ini sangat baik karena mengandung
semua asam amino esensial yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh
(Sholaikah 2015).
Table 4.3. Rataan persentase (%) daging ayam kampung super yang diberi pakan
mengandung kulit singkong fermentasi
Pelakuan
Ulangan
P1 P2 P3 P4
1 60,41 60,06 49,65 56,56
2 55,41 59,44 55,67 56,88
3 47,42 57,4 53,96 54,26
4 57,4 60,45 52,58 54,79
Rataan 55,16± 5,55 59,34± 1,36 52,97± 2,55 55,62± 1,29
Keterangan : P1 = Ransum mengandung 0% tepung kulit singkong fermentasi
P2 = Ransum mengandung 5% tepung kulit singkong fermentasi
P3 = Ransum mengandung 10% tepung kulit singkong fermentasi
P4 = Ransum mengandung 15% tepung kulit singkong fermentasi
zat-zat makanan terutama energi dan protein pada keempat perlakuan yang hampir
sama sehingga konsumsi ransumnya juga sama. Konsumsi ransum yang sama
menyebabkan serapan zat zat makanan kedalam tubuh juga sama akibatnya
persentase daging pada keempat perlakuan juga sama. Antarani et al. (2020)
pakan pada masa pemeliharaan dan penanganan saat pemisahan daging dan
tulang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Variani et al. (2017) yang
Persentase daging ayam kampung super pada penelitian ini berkisar antara
52,97 – 59,34%. Hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan Sukmawati et al.
Persentase daging pada penelitian ini melebihi standar persentase daging ayam
kampung yang ditetapkan oleh Wati et al. (2020) bahwa daging memiliki
Tulang ayam adalah limbah padat yang dalam kehidupan sehari-hari dapat
diasummsikan sebagai sampah atau sisa makanan yang sampai saat ini
garam terutama kalsium karbonat dan kalsium fosfat serbuk tulang ayam memiliki
sebagai tepung tulang yang kaya akan kalsium dan fosfor karena dalam tulang
Table 4.4. Rataan persentase tulang (%) ayam kampung super yang diberi pakan
mengandung kulit singkong fermentasi
Perlakuan
Ulangan
P1 P2 P3 P4
1 30,5 33,13 43,29 36,73
2 36,31 31,27 36,41 36,23
3 42,61 35,5 38,37 37,5
4 35,5 31,83 40,72 37,81
Rataan 36,23±4,97 32,93±1,88 39,70±2,98 37,07±0,72
Keterangan : P1 = Ransum mengandung 0% tepung kulit singkong fermentasi
P2 = Ransum mengandung 5% tepung kulit singkong fermentasi
P3 = Ransum mengandung 10% tepung kulit singkong fermentasi
P4 = Ransum mengandung 15% tepung kulit singkong fermentasi
pengaruh yang tidak nyata diduga karena kandungan kalsium dalam ransum ayam
kampung super pada setiap perlakuan hampir sama dan sesuai standar kebutuhan
perlakuan. Kalsium adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai
mengandung kalsium dan fosfor dalam jumlah yang cukup. Kalsium dan fosfor
bahwa tulang merupakan komponen fisik karkas yang masak dini, sehingga energi
dan protein serta zat-zat gizi lainnya yang dikonsumsi oleh ayam diprioritaskan
dipengaruhi oleh genetik, pakan, laju pertumbuhan dan bentuk akhir tulang
Hasil yang diperoleh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Sukmawati at al.
(2015) yang melaporkan bahwa persentase tulang ayam kampung berkisar antara
21,1 – 23,84%. Lebih lanjut Samsudin et al. (2012) bahwa kisaran persentase
tulang ayam kampung super dalam penelitian ini kemungkinan disebabkan oleh
kandungan mineral pakan. Menurut Sari et al. (2014) persentase tulang yang
5.1. Kesimpulan
super tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap persentase kulit,
persentase daging dan persentase tulang tetapi memberikan pengaruh yang nyata
(P<0,05) terhadap berat karkas. Pemberian tepung kulit singkong fermentasi pada
level 10% menunjukkan level optimal yang dapat direspon baik oleh ayam
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ali N, Agustina dan Dahniar. 2019. Pemberian dedak yang difermentasi dengan
EM4 sebagai pakan ayam broiler. Agrovital. Jurnal Ilmu Pertanian.4 (1)
: 1-4.
Anggraeni PAD, DPMA Candrawati, IGNG Bidura. 2020. Pengaruh pemberian
minyak kalsium dalam ransum komersial terhadap komposisi fisik karkas
ayam broiler. Journal Peternakan Tropika. 8(1) : 202-215.
Antarani I, JT Laihad, Z Poli, dan PRRI Montong. 2020. Penampilan karkas ayam
pedaging dengan pemberian kulit kopi (coffea sp) pengolahan sederhana
substitusi sebagian jagung dengan level yang berbeda. Zootec. 40(1) : 172-
181.
Biro Pusat Statistik. 2008. Statistik tanaman pangan. BPS. Jakarta (ID).
Berg, R.T. and R.M. Butterfield. 1976. New Concept Of Cattle Growth. University
Press. Sydney, Australia. (ID)
Hermanto F. 2019. Pemanfaatan kulit dan daun singkong sebagai campuran bahan
pakan ternak unggas. Jurnal Riset Teknologi Industri. 13(2) : 284-295.
Jacob CC, JR Leke, CLK Sarajar, dan LMS Tangkau. 2019. Penampilan produksi
ayam kampung super melalui penambahan juice daun gedi (abelmochus
manihot l. medik) dalam air minum. Jurnal Zootec. 39(2) : 362-370.
29
Kila LG, ATN Krisnaningsih, dan DLYulianti. 2017. Pengaruh pemberian limbah
kulit ubi kayu dan ampas tahu terfermentasi terhadap berat karkas dan
persentase karkas pada ayam pedaging. Jurnal Sains Peternakan. 5 (2) :
86-91.
Ngongo DN, NM Yudiastari, And Y Tonga. 2018. Komposisi fisik karkas ayam
broiler yang diberi sorgum (sorghum bicolor L). Gema Agro. 23(2) : 129-
133.
Nisak K. 2017. Kombinasi tepung kulit pisang dan kulit ubi dalam ransum
terhadap lemak abdomen dan persentase karkas ayam broiler. Jurnal
Ilmiah Peternakan. 4(2) : 27-30.
Ntelok ZRE. 2017. Limbah kulit singkong (manihot esculenta l.): alternatif olahan
makanan sehat. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar. 1(1) : 115-121.
Patriani P. 2019. Persentase boneless, tulang, dan rasio daging-tulang ayam broiler
pada berbagai bobot potong. Jurnal Galung Tropika. 8(3):190 196.
Puspani E, IM Nuriyasa, PMA Candrawati Dsk. 2011. Pengaruh tingkat
penggantian ransum komersial dengan jagung terhadap komposisi fisik
karkas broiler yang dipelihara pada ketinggian tempat (altitude) yang
berbeda. Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar. Ajalah
30
Putri SWA, W Hersoelistyorini. 2012. Kajian kadar protein, serat, hcn, dan sifat
organoleptik prol tape singkong dengan substitusi tape kulit singkong.
Jurnal Pangan dan Gizi. 03(06) : 17-28.
Pratama R. 2017. Hubungan bobot hidup dengan bobot karkas, bobot kepala,
bobot kulit dan bobot jeroan kambing kacang jantan.[Skripsi]. Fakutas
Peternakan Univeritas Jambi.(ID).
Retno, D Tri. 2012. Pembuatan Gelatin dari Tulang Ayam dengan Proses
hidrolisa. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi
(SNAST) Periode III, Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional.
Salim E. 2013. Empat Puluh Lima Hari Siap Panen Ayam Kampung Super. Lily
Publisher. Yogyakarta (ID)
Sholaikah MI, 2015. Profil protein jaringan otot daging ayam potong pra-
penyembelihan electrical stunning dan non electrical stunning. UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta (ID).
31
Siregar DZ. 2011. Persentase karkas dan pertumbuhan organ dalam ayam broiler
pada frekuensi dan waktu pemberian pakan yang berbeda. [Skripsi].
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID).
Soeparno. 2015. Ilmu dan Teknologi Daging. cetakan ke-6 (edisi revisi). Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta (ID).
Stephanie dan T Purwadaria. 2013. Fermentasi Substrat padat kulit singkong
sebagai bahan pakan ternak unggas. Wartazoa 23(1) : 15-22.
Sukmawati NSM, IP Sampurna, M Wirapartha, NW Siti, IN Ardika. 2015.
Penampilan dan komposisi fisik karkas ayam kampung yang diberi jus
daun pepaya terfermentasi dalam ransum komersial. Majalah Ilmiah
Peternakan. 18(2): 39-43.
Suryanah S, H Nur, dan A Anggraeni. 2017. Pengaruh neraca kation anion
ransum yang berbeda terhadap bobot karkas dan bobot giblet ayam
broiler. Jurnal Peternakan Nusantara. 2(1) : 1-8.
Zainuddin D. 2006. Penyusunan ransum dan kebutuhan gizi ayam lokal. materi
pelatihan teknologi budidaya ayam lokal dan itik. Kerjasama Dinas
Peternakan Propinsi Jawa Barat dengan Balai Penelitian Ternak. Jawa
Barat.
33
Lampiran 1.
a. Hasil analisis ragam persentase berat karkas ayam kampung super
Between-Subjects Factors
Value Label N
2 Ransum mengandung 5% 4
TKSF
3 Ransum mengandung 4
10% TKSF
4 Ransum mengandung 4
15% TKSF
1,902 3 12 ,183
Total 1922405,000 16
Perlakuan
Dependent Variable: berat karkas
95% Confidence Interval
Perlakuan Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound
Homogeneous Subsets
Berat karkas
Duncana,b
Subset
Perlakuan N 1 2
Profile Plots
36
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perlakuan 1 Ransum mengandung 4
0% TKSF
2 Ransum mengandung 4
5% TKSF
3 Ransum mengandung 4
10% TKSF
4 Ransum mengandung 4
15% TKSF
Total 943,727 16
Perlakuan
Dependent Variable: persentase kulit
95% Confidence Interval
Std. Lower Upper
Perlakuan Mean Error Bound Bound
Homogeneous Subsets
Persentase kulit
Duncana,b
Subset
Perlakuan N 1 2
Profile Plots
39
Between-Subjects Factors
Value Label N
2 Ransum mengandung 5% 4
TKSF
3 Ransum mengandung 4
10% TKSF
4 Ransum mengandung 4
15% TKSF
2,133 3 12 ,149
Total 49974,788 16
Perlakuan
Dependent Variable: persentase daging
95% Confidence Interval
Std. Lower Upper
Perlakuan Mean Error Bound Bound
Homogeneous Subsets
Persentase daging
Duncana,b
Subset
Perlakuan N 1 2
Profile Plots
42
Between-Subjects Factors
Value Label N
2 Ransum mengandung 5% 4
TKSF
3 Ransum mengandung 4
10% TKSF
4 Ransum mengandung 4
15% TKSF
1,541 3 12 ,255
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is
equal across groups.a
Total 21501,749 16
Perlakuan
Homogeneous Subsets
Persentase tulang
Duncana,b
Subset
Perlakuan N 1 2
Profile Plots
45
n
52