Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017

Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017

KUALITAS MIKROSKOPIK SPERMATOZOA AYAM KAMPUNG (Gallus gallus)


SETELAH PEMBERIAN SARI BUAH MERAH (Pandanus Conoideus LAM)
(Effect of Extract Red Fruit (Pandanus Conoideus LAM) Treatment on Microscopic
Quality of Ayam Kampung (Gallus gallus) Spermatozoa)

Angelina N. Tethool, A. Rahman Ollong, Johan F. Koibur

Fakultas Peternakan UNIPA. Jl. Gunung Salju Amban Manokwari 98314


email: angel_tethool@yahoo.com

ABSTRAK

Buah merah (Pandanus conoideus Lam) merupakan salah satu tanaman endemik Papua
yang memiliki kandungan antioksidan sangat tinggi. Antioksidan merupakan salah satu
senyawa yang dapat menperbaiki kualitas spermatozoa karena mencegah kerusakan
peroksidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas mikroskopik
spermatozoa ayam Kampung yang diberi sari buah merah. Delapan ekor ayam Kampung
jantan dibagi dalam 4 perlakuan, setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Perlakuan
yang diberikan terdiri dari kontrol (P0), perlakuan I (P1) diberi 0.5 mL sari buah
merah/kgBB/hari, perlakuan II (P2) diberi 1 mL sari buah merah/kgBB/hari dan
perlakuan III (P3) diberi 1.5 mL sari buah merah/kgBB/hari. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian sari buah merah meningkatkan motilitas spermatozoa
(berbeda sangat nyata P<0.01) dibandingkan kontrol (tanpa pemberian sari buah merah),
tetapi pemberian sari buah merah berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap viabilitas
dan konsentrasi spermatozoa ayam Kampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari
buah merah dapat meningkatkan motilitas spermatozoa.
Kata kunci: Buah merah, konsentrasi, motilitas, spermatozoa, viabilitas.

ABSTRACT
Red fruit (Pandanus conoideus Lam) is one of the plants endemic to Papua which
contains high antioxidant. Antioxidant is one of the compounds that can improve the
quality of spermatozoa because it prevents peroxidation damage. The aim of this
research was to determine the microscopic quality spermatozoa of Ayam Kampung
which were receveid red fruit extract treatment. Eight cocks were divided into 4
treatments, each treatment was repeated 5 times. The treatment consisted of control
(P0) without extract, P1 with 0.5 mL extract/kgBW/day, P2 with 1 mL
extract/kgBW/day and P3 with 1.5 mL of red fruit extract/kgBW/day. The results
showed that red fruit extract increased spermatozoa motility (P<0.01) compare to
control (without red juice extract), but red fruit extract was not significantly improve
the viability and the concentration of Ayam Kampung spermatozoa (P>0.05). The
result conluded quality of Ayam Kampung spermatozoa improve with red fruit
extract treatment.
Key words: red fruit, concentration, motility spermatozoa, viability

77
Angelina N. Tethool, dkk

PENDAHULUAN

Peningkatan mutu genetik ayam Kampung dapat dilakukan dengan


menggunakan aplikasi dari teknologi reproduksi berupa Inseminasi Buatan.
Inseminasi Buatan ayam Kampung dapat dilakukan dengan menggunakan semen
cair, namun penggunaan semen cair ini masih menimbulkan beberapa permasalahan
seperti rendahnya kualitas spermatozoa yang dihasilkan karena ketidakmampuan
plasma seminalis untuk mencegah kerusakan integritas membran plasma yang
disebabkan oleh proses peroksidasi (Aurich et al., 1997) serta kemampuan
spermatozoa ayam yang hanya dapat bertahan hidup pada suhu kamar selama 30-45
menit (Lubis, 2011). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya proses peroksidasi adalah melalui pemberian antioksidan. Antioksidan
merupakan zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi
radikal bebas dalam oksidasi lipid (Javanmardi, 2003). Senyawa ini mampu
menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki
radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal
yang dapat menimbulkan stress oksidatif (oxidative stress) (Pavlovic et al., 2005).
Buah merah (Pandanus conoideus Lam) merupakan tanaman endemik Papua
yang memiliki kandungan antioksidan sangat tinggi. Hasil penelitian Budi dan
Paimin, (2005) menyatakan bahwa buah merah memiliki kandungan karotenoid
sebanyak 12.000 ppm dan tokoferol sebanyak 11.000 ppm. Dimana kedua senyawa ini
menurut Palupi dan Martosupono, (2009) memiliki aktivitas antioksidan sekunder
serta berfungsi sebagai antioksidan intraseluler yang dapat mencegah peroksidasi
asam lemak tak jenuh di dalam dan di dinding sel (Donelly et al., 1999) sehingga
diduga dapat mencegah terjadinya stress okidatif pada spermatozoa ayam Kampung.
Antioksidan yang terkandung di dalam sari buah merah diduga memiliki
manfaat yang sangat luas, maka perlu dillihat pengaruh dari pemberian antioksidan
alami asal buah merah tehadap kualitas spermatozoa ayam Kampung (Gallus gallus).
Hal ini disebabkan karena diketahui bahwa spermatozoa ayam kampung yang tidak
mampu bertahan hidup lama pada suhu ruangan serta volume hasil ejakulasi yang
relatif sedikit. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas
spermatozoa ayam Kampung (Gallus gallus) yang diberi sari buah merah dan hasilnya
diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pengenceran serta aplikasi
tekonologi inseminasi buatan.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4


perlakuan dan 5 kali ulangan. Ayam Kmapung yang digunakan berumur lebih dari 1
tahun dengan kisaran berat badan 1.9 kg - 2.3 kg. Delapan ekor ayam kampung
jantan dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan secara acak, masing-masing kelompok
terdiri dari 2 ekor. Sebelum perlakuan, seluruh ayam diadaptasikan selama 2 minggu
dan hanya diberikan pakan BR 521 dan air minum ad libitum. Perlakuan diberikan
secara oral menggunakan kanul selama 35 hari (force feeding) dan terdiri dari
kelompok kontrol (P0), kelompok perlakuan I (P1) diberi 0.5 mL sari buah
merah/kgBB/hari, kelompok perlakuan II (P2) diberi 1 mL sari buah
merah/kgBB/hari dan kelompok perlakuan III (P3) diberi 1.5 mL sari buah
merah/kgBB/hari. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANOVA
dan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan menggunakan SPSS.

78
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017

Pengamatan kualitas mikroskopik spermatozoa terdiri dari: motilitas,


konsentrasi dan viabilitas.

Motilitas spermatozoa (%)


Penentuan motilitas dilakukan dengan cara meneteskan satu tetes semen pada
object glass lalu ditutup dengan cover glass dan amati di bawah mikroskop gerakan
motilitas spermatozoa yang bergerak progresif pada 5 lapang pandang yang berbeda
(Indrawati dkk., 2013).

Konsentrasi spermatozoa (sel/mL)


Konsentrasi spermatozoa dihitung dengan menggunakan Neubauer chamber.
Semen diteteskan ke dalam kamar hitung pada Neubauer chamber yang telah ditutup
dengan cover glass. Penghitungan sel spermatozoa dilakukan pada 5 kotak besar.
Jumlah sel spermatozoa yang telah dihitung pada 5 kotak kemudian dikali dengan
106 sel/mL (Yudi dkk., 2007).

Viabilitas spermatozoa (%)


Pengamatan viabilitas spermatozoa dilakukan dengan menggunakan
pewarnaan eosin (Khaeruddin dkk., 2015). Sampel semen dan pewarna eosin (1:3)
dicampur pada object glass dan dibuat preparat ulas tipis pada object glass yang lain.
Preparat kemudian difiksasi dengan menggunakan hair dryer. Pengamatan dilakukan
dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 10 x 40. Spermatozoa yang
hidup ditandai dengan bagian kepala berwarna terang, sedangkan yang mati bagian
kepala berwarna merah-ungu. Penghitungan dilakukan sebanyak 200 sel
spermatozoa dan kemudian hitung persentase sel spermatozoa yang hidup dan mati
(Yudi et al., 2007; Indrawati et al., 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Motilitas spermatozoa
Motilitas dilihat dari banyaknya spermatozoa yang bergerak progesif
dibandingkan dengan seluruh spermatozoa yang ada. Kemampuan gerak progesif
dari spermatozoa memiliki peranan yang sangat penting dalam keberhasilan proses
fertilisasi (Toelihere, 1993). Rata-rata persentase motilitas spermatozoa hasil
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Persentase motilitas spermatozoa tertinggi diperoleh berturut-turut pada
kelompok perlakuan P2 yaitu 93.25 ± 5.67%, P3 yaitu 92.14 ± 5.93%, P1 yaitu 80.71 ±
13.67% dan P0 yaitu 68.13 ± 6.51%. Kisaran hasil penelitian tidak berbeda dengan
hasil yang diperoleh Lubis dkk, (2012) bahwa motilitas spermatozoa ayam yang
diberi Enervon-C dan Santa-E dalam pakan berkisar antara 79.408 ± 2.51% - 92.010 ±
1.27% serta motilitas spermatozoa ayam Hutan Hijau berkisar 77.13 ± 2.82% - 97.07 ±
1.94% (Wayan, 2013). Motilitas seperti ini sangat mendukung sel spermatozoa untuk
mencapai sel telur di dalam saluran reproduksi ayam betina dalam waktu yang
singkat dan memungkinkan terjadinya fertilisasi yang berhasil. Menurut Hafez (2000)
motilitas individu spermatozoa pada semen unggas yang normal berkisar antara 60-

79
Angelina N. Tethool, dkk

80%. Dengan demikian motilitas spermatozoa yang ditemukan dalam penelitian ini
masih dapat dikatakan berada pada kisaran yang normal.

120.00

100.00

80.00
Motilitas (%)

60.00

40.00

20.00

-
P0 P1 P2 P3
Perlakuan

Gambar 1. Motilitas spermatozoa Ayam Kampung pada berbagai kelompok perlakuan

Hasil analisis varians terhadap motilitas spermatozoa ayam Kampung yang


diberi sari buah merah pada P0 menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0.01)
terhadap P1, P2 dan P3. Hal ini diduga karena kandungan antioksidan dalam sari
buah merah mampu melindungi membran sitoplasma yang terdapat di bagian kepala
sehingga mampu mempertahankan gerakan sitoplasma tetap menjadi progesif
(Nugraheni dkk, 2013). Selain itu aktivitas kandungan antioksidan di dalam sari buah
merah juga diduga mampu memperlambat reaksi peroksidasi lipid karena mampu
menangkap radikal bebas dan memutuskan rantai peroksidasi lipid di dalam
membran sel sehingga reaksi rantai propagasi yang bersifat merusak pada proses
peroksidasi lipid dapat dihentikan (Almatsier, 2002).

Konsentrasi spermatozoa
Konsentrasi merupakan jumlah spermatozoa yang terkandung dalam satu mL
ejakulasi. Penilaian konsentrasi sangat penting karena dapat digunakan untuk
menentukan jumlah pengenceran semen.
Berdasarkan analisis varians untuk konsentrasi spermatozoa tidak terdapat
perbedaan antar perlakuan yang diberikan (P>0.05), namun hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsentrasi spermatozoa ayam Kampung yang diberi sari buah
merah mengalami peningkatan berturut-turut sejalan dengan peningkatan dosis
perlakuan yang diberikan, yaitu P0 sebanyak 78.13 ± 27.69 x 10 7sel/mL, P1 menjadi
110.43 ± 46.47 x 107sel/mL, P2 menjadi 168.75 ± 13.02 x 107 sel/mL dan tertinggi pada
P3 sebanyak 279.43 ± 13.02 x 10 7 sel/mL (Gambar 2). Kosentrasi spermatozoa yang
diperoleh masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan konsentrasi spermatozoa
ayam Hutan Hijau yang berkisar dari 61.93 ± 4.13 x 10 7 sel/mL hingga 89.90 ± 4.24 x
107 sel/mL (Wayan, 2013).

80
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017

350

300

Konse 250
ntrasi
(x107 200
)
150

100

50

0
P0 P1 P2 P3
Perlakuan

Gambar 2. Konsentrasi spermatozoa Ayam Kampung pada berbagai kelompok


perlakuan

Peningkatan konsentrasi spermatozoa ayam Kampung yang diberi sari buah


merah kemungkinan disebabkan karena proses spermatogenesis berlangsung dengan
sempurna, sehingga jumlah spermatid yang terbentuk semakin banyak yang
kemudian berkembang menjadi spermatozoa (Senger, 2003). Selain itu, senyawa
antioksidan yang diberikan diduga mampu melawan radikal bebas dan melindungi
spermatozoa dari paparan radikal bebas. Hal ini terjadi karena senyawa antioksidan
dapat mencegah kerusakan spermatozoa akibat stres okidatif yang disebabkan oleh
produksi reactive oxygen species (ROS) (Hamachand, 2003).

Viabilitas Spermatozoa
Viabilitas spermatozoa merupakan salah satu faktor penting dalam peniliaian
fertilitas. Menurut Khaeruddin et al., (2015) spermatozoa yang hidup ditandai dengan
warna terang dibagian kepala dan spermatozoa yang mati berwarna merah-ungu
ketika diwarnai dengan pewarnaan eosin (Gambar 3).
Viabilitas spermatozoa yang diperoleh sebesar 75.94 ± 27.69% pada P0, 73.07 ±
23.33% pada P1, 75.75 ± 14.34% pada P2 dan 79.5 ± 13.02% pada P3 (Gambar 4). Hasil
analisis varians menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak menunjukkan
adanya perbedaan (P>0.05). Hal ini menggambarkan bahwa viabilitas spermatozoa
ayam Kampung tidak dipengaruhi oleh pemberian antioksidan dalam sari buah
merah.
Persentase hidup dan mati spermatozoa juga erat kaitannya dengan keutuhan
membran plasma. Membran plasma spermatozoa secara umum tersusun oleh protein
dan fosfolipid dan akan menggunakan mekanisme tertentu untuk mencegah
kerusakan membran yang terkontrol (Sikka, 2004). Keutuhan membran plasma
merupakan salah satu indikator yang menunjukkan kemampuan spermatozoa dalam
melakukan penetrasi terhadap oosit. Daya hidup spermatozoa juga dipengaruhi oleh
penggunaan oksigen dalam proses metabolisme dan respirasi untu mengoksidasi
sbstrat-substrat pokok dan mengembalikan ikatan fosfat untuk membangun kembali

81
Angelina N. Tethool, dkk

ATP sehingga diubah menjadi energi yang digunakan oleh spermatozoa (Yasmin, dkk.
2010).

b
a

Gambar 3. Spermatozoa mati (a) dan spermatozoa hidup (b)

120

100

80
Viabilitas (%)

60

40

20

0
P0 P1 P2 P3
Perlakuan

Gambar 4. Viabilitas spermatozoa Ayam Kampung pada berbagai kelompok


perlakuan

82
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017

KESIMPULAN
Kandungan antioksidan yang terkandung di dalam sari buah merah dapat
meningkatkan persentase motilitas spermatozoa ayam Kampung secara sangat nyata,
namun tidak pada konsentrasi dan viabilitas spermatozoa apabila dibandingkan dengan
kontrol. Hasil analisis varians menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan pada
konsentrasi spermatozoa, namun secara rata-rata semakin tinggi dosis perlakuan yang
diberikan mampu meingkatkan konsentrasi spermatozoa ayam Kampung.

DAFTAR PUSTAKA

Aurich J. E., Schonherr U., Hoppe and Aurich C., 1997. Effect of Antioxidants on Motility and
Membrane Integrity of Chilled-Stored Stallion-Semen. Theriogenology. 48 (2) : 185-192
Almatsier S., 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Budi, I. M., Paimin, F. R. 2005. Buah Merah. Jakarta. Penebar Swadaya
Donnelly, E.T., McClure, N., and Lewis, 1999. The Effects of Ascorbate and Alpha – Tocoperol
Supplementation In Vitro on DNA Integrity and Hydrogen Peroxide – Induced DNA
Damage Ion Human Spermatozoa. Mutagenesis. 14 (5): 505 – 511.
Hafez, E. S. E. 2000. Reproduction in Farm Animals. (7 th ed) Kiawah island, south Carolina, USA.
Hamachand T., Shaha C., 2003. Functional Role of Sperm Surface Gluthathione S-
Transferasesand Extracelluler Gluthathione in the Haploid Spermatozoa Under
Oxydative Stress. FEBS Lett 2 (6999) : 1-5
Indrawati, D., Bebas, W., dan Trilaksana, I. G. N. B. 2013. Motilitas dan daya hidup
spermatozoa ayam kampung dengan penambahan astaxanthin pada suhu 3– 5 0C.
Indonesia Medicus Veterinus, 2(4) : 445 – 452.
Javanmardi, J., Stushnoff, C., Locke, E., Vivanco, J.M. 2003. Antioxidant Activity and Total Phenolic
Content of Iranian Ocimum Accessions. Journal of Food Chemistry. 83 : 547-550.
Khaeruddin., Sumantri, C., Darwati, S. dan Arifiantini, R, I. 2015. Penggunaan Minyak Zaitun
Ekstra Virgin ke Dalam Bahan Pengencer Semen Terhadap Kualitas Spermatozoa Ayam
Lokal. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 3(1) : 46-51.
Lubis,T.M. 2011. Motilitas Spermatozoa Ayam Kampung Dalam Pengencer Air Kelapa, NaCl
Fisiologis dan Air Kelapa-NaCl Fisiologis Pada 25-29°C. Agripet. 11(2): 45-50.
Nugraheni T., Okid P. A dan Tetri W., 2013. Pengaruh Vitamin C Terhadap Perbaikan
Spermatogenesis dan Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.) Setelah
Pemberian Ekstrak Tembakau. Biofarmasi 1 (1) : 13-19.
Palupi,I.A., dan Martosupono,M. 2009. Buah Merah Potensi dan Manfaatnya. Jurnal Tanaman
Obat Indonesia. 2(1): 42-48.
Pavlovic V., Cekic, S., Rankovic, G., and Stoiljkovic, N. 2005. Antioxidant and Pro-Oxidant
Effect of Ascorbic Acid. Acta Medica Medianae. 44 (1): 65-69.
Senger P. L., 2003. Pathways to Pregnancy and Parturition. Second Ed. Current Conception Inc,
America.

Sikka S. C., 2004. Relative Impact of Oxydative Stress on Male Reproduction Function. Curr
Med Com. 8 : 851-862.
Toelihere,M.R. 1993. Inseminasi Buatan Pada Ternak. Bandung: Angkasa

83
Angelina N. Tethool, dkk

Wayan B. dan Desak N. D. I. L., 2013. Konsentrasi Spermatozoa dan Motilitas Ayam Hutan
Hijau (Gallus varius). Buletin Veteriner Udayana 5 (1) : 57-62
Yasmin C., Kartini E., Widya S., 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Akar Anting-Anting
(Acalypha indica L) Terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit. Jurnal Kedokteran Yarsi 18
(1) : 029-037
Yudi., Arifiantini, I., Purwantara, B. dan Yusuf, T. L. 2007. Karakteristik Semen Segar dan
Kualitas Semen Cair Kuda dalam Pengencer Dimitropoulos yang Disuplementasi dengan
Fruktosa, Trehalosa dan Rafinosa. Media Peternakan. 30(3): 163-172.

84

Anda mungkin juga menyukai