Anda di halaman 1dari 15

Tugas Individu

MANAJEMEN TERNAK UNGGAS


(Mengenal Ayam Broiler)

Oleh:

Nama : Wa Ode Nurmala Yunita. N


Stambuk : L1a1 17 206
Kelas :B

Jurusan Peternakan
Fakultas Peternakan
Universitas Halu Oleo
Kendari
2019
MENGENAL AYAM BROILER

A. Ayam Broiler

Ayam broiler merupakan ayam hasil rekayasa genetika yang memiliki


karakteristik ekonomis, pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging,
konversi pakan rendah serta dapat dipanen cepat (Murtidjo, 1987).
Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina berwarna putih yang umumnya dipanen
pada umur 5 sampai 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana
dan Suprijatna, 2006).  Ayam broiler merupakan hasil teknologi yaitu persilangan
antara ayam Cornish dengan Plymouth Rock. Karakteristik ekonomis, pertumbuhan
yang cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan rendah, dipanen cepat karena
pertumbuhannya yang cepat, dan sebagai penghasil daging dengan serat lunak
.Pertambahan berat badan yang ideal 400 gram per minggu untuk jantan dan untuk
betina 300 gram per minggu.

Ayam broiler adalah ayam tipe pedaging yang telah dikembangbiakan secara
khusus untuk pemasaran secara dini.Ayam broiler merupakan jenis ayam jantan atau
betina yang berumur 6 sampai 8 minggu yang dipelihara secara intensif untuk
mendapatkan produksi daging yang optimal. Ayam broiler dipasarkan pada umur 6
sampai 7 minggu untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan permintaan daging.
Ayam broiler terutama unggas yang pertumbuhannya cepat pada fase hidup awal,
setelah itu pertumbuhan menurun dan akhirnya berhenti akibat pertumbuhan jaringan
yang membentuk tubuh.Ayam broiler mempunyai kelebihan dalam pertumbuhan
dibandingkan dengan jenis ayam piaraan dalam klasifikasinya, karena ayam broiler
mempunyai kecepatan yang sangat tinggi dalam pertumbuhannya. Hanya dalam tujuh
atau delapan minggu saja, ayam tersebut sudah dapat dikonsumsi dan dipasarkan
padahal ayam jenis lainnya masih sangat kecil, bahkan apabila ayam broiler dikelola
secara intensif sudah dapat diproduksi hasilnya pada umur enam minggu dengan berat
badan mencapai 2 kilogram per ekor.

Untuk mendapatkan bobot badan yang sesuai dengan yang dikehendaki pada
waktu yang tepat, maka perlu diperhatikan pakan yang tepat. Kandungan energi
pakan yang tepat dengan kebutuhan ayam dapat mempengaruhi konsumsi pakannya,
dan ayam jantan memerlukan energi yang lebih banyak daripada betina, sehingga
ayam jantan mengkonsumsi pakan lebih banyak. Hal-hal yang terus diperhatikan
dalam pemeliharaan ayam broiler antara lain perkandangan, pemilihan bibit,
manajemen pakan, sanitasi dan kesehatan, recording dan pemasaran. Banyak kendala
yang akan muncul apabila kebutuhan ayam tidak terpenuhi, antara lain penyakit yang
dapat menimbulkan kematian, dan bila ayam dipanen lebih dari 8 minggu akan
menimbulkan kerugian karena pemberian pakan sudah tidak efisien dibandingkan
kenaikkan/penambahan berat badan, sehingga akan menambah biaya produksi,
membagi tiga tipe fase pemeliharaan ayam broiler yaitu fase starter umur 0 sampai 3
minggu, fase grower 3 sampai 6 minggu dan fase finisher 6 minggu hingga
dipasarkan.

Banyak strain ayam pedaging yang dipelihara di Indonesia. Strain merupakan


sekelompok ayam yang dihasilkan oleh perusahaan pembibitan melalui proses
pemuliabiakan untuk tujuan ekonomis tertentu. Contoh strain ayam pedaging antara
lain CP 707, Starbro, Hybro.

B. Perkandangan

Kandang yang baik adalah kandang yang dapat memberikan kenyamanan bagi
ayam, mudah dalam tata laksana, dapat memberikan produksi yang optimal,
memenuhi persyaratan kesehatan dan bahan kandang mudah didapat serta murah
harganya. Bangunan kandang yang baik adalah bangunan yang memenuhi
persyaratan teknis, sehingga kandang tersebut biasa berfungsi untuk melindungi
ternak terhadap lingkungan yang merugikan, mempermudah tata laksana, menghemat
tempat, menghindarkan gangguan binatang buas, dan menghindarkan ayam kontak
langsung dengan ternak unggas lain.

Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:
persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar antara
60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak
kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin
kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur
2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2
atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa
dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus
dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.

Persiapan dalam perkandangan adalah :

      a.        Lokasi kandang
Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah
dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke
barat.

      b.        Pergantian udara dalam kandang.

Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan


karbondioksida.Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus
baik.

      c.        Suhu udara dalam kandang.

Tabel 1. Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :

Umur (hari) Suhu ( 0C )

01 – 07 34 – 32

08 – 14 29 – 27

15 – 21 26 – 25

21 – 28 4 – 23

29 – 35 23 – 21

      d.        Kemudahan mendapatkan sarana produksi

Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana
peternakan.

      e.        Kepadatan Kandang

                  Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga


kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk
pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal
untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m 2, lebih dari angka tersebut,
suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang
menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress,
pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.
Pengaturan kepadatan kandang dilakukan sedemikian rupa untuk mengatasi
kanibalisme akibat terlalu padatnya kandang.Hal ini juga bermanfaat untuk
kenyamanan ayam.Kepadatan kandang juga berpengaruh terhadap produksi,
performen dan tingkat kenyamanan ayam broiler.

Tingkat kepadatan kandang ayam per bobot hidup

Bobot Badan (kg) Ekor/m2

1,4 13 – 17

1,8 10 – 13

2,3 8 – 10

2,7 6–8

Standar Bobot Badan Ayam Broiler Berdasarkan Jenis Kelamin pada Umur 1 sampai
6 Minggu ((NRC, 1994)

Umur (minggu) Jenis Kelamin

Jantan (g) Betina (g)

1 152 144

2 376 344

3 686 617

4 1085 965

5 1576 1344

6 2088 1741

Jika dilihat dari perbandingan table 2 dan 3 maka dapat dibandingkan


perbandingan antara umur dengan luas kandang yang dibutuhkan sesuai dengan jenis
kelamin dan bobot badan.

Kepadatan tinggi menurunkan berat badan pullet umur 18 minggu,


meningkatkan kerusakan dada pada broiler, menimbulkan kanibalisme pada ayam,
yakni ayam saling patuk mematuk sehingga menimbulkan luka pada tubuh ternak
sehingga memudahkan masuknya parasit dan menimbulkan penyakit dan akhirnya
meningkatkan angka kematian, pencapaian berat badan yang rendah dan mengurangi
konsumsi pakan pada broiler, sedangkan konsumsi pakan broiler umur 7 minggu
menurun sebesar 3,7% pada jantan dan 3,9% pada betina ketika kepadatan kandang
ditingkatkan dari 10 ekor/m2 menjadi 15 ekor/m2. Kepadatan tinggi yang diasumsikan
dengan bobot badan perluasan lantai mengurangi aktivitas broiler menjadi lebih
sedikit berjalan, sebaliknya lebih banyak mengantuk dan tidur.

Tipe Kandang

      1.       Kandang postal.

Kandang ini tidak terdapat halaman umbaran  sehingga dalam pemeliharaan


sistem ini ayam-ayam selalu terkurung sepanjang hari di dalam kandang. Litter yang
baik harus dapat memenuhi beberapa kriteria yakni: memiliki daya serap yang tinggi,
lembut sehingga tidak menyebabkan kerusakan dada, mempertahankan kehangatan,
menyerap panas, dan menyeragamkan temperatur dalam kandang. Litter merupakan
sistem kandang pemeliharaan unggas dengan lantai kandang ditutup oleh bahan
penutup lantai seperti, sekam padi, serutan gergaji, dan jerami padi. Keuntungan
sistem ini adalah biaya relatif rendah, menghilangkan bau kotoran, jika litter kering
maka pembuangan kotoran lebih mudah dan dapat menahan panas didalam
kandang.Kekurangannya adalah penyebaran penyakit lebih mudah, Pengawasan
kesehatan lewat kotoran sulit diamati.

2.        Cage

Bangunan kandang berbentuk sangkar berderet, menyerupai batere dan


alasnya dibuat berlubang (bercelah).Keuntungan sistem ini adalah tingkat produksi
individual dan kesehatan masing-masing terkontrol, memudahkan tata laksana,
penyebaran penyakit tidak mudah.Kelemahannya adalah biaya pembuatan semakin
tinggi, ayam dapat kekurangan mineral, dan sering banyak lalat.

3.        Panggung

Sistem ini biasanya dibuat diatas kolam ikan.Bahan yang biasa digunakan
untuk alas lantai adalah bambu yang dipasang secara berderet agar ayam tidak
terperosok.Kelebihannya adalah sisa pakan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan,
penyebaran penyakit relatif rendah. Kekurangannya jika jarak pemasangan bambu
untuk alas terlalu lebar, akan dapat mengakibatkan ayam terperosok, biaya
pembuatan relatif mahal.
C. Pakan

Ayam broiler sebagai bangsa unggas umumnya tidak dapat membuat


makanannya sendiri. Oleh sebab itu ia harus makan dengan cara mengambil makanan
yang layak baginya agar kebutuhan nutrisinya dapat dipenuhi. Protein, asam amino,
energi, vitamin, mineral harus dipenuhi agar pertumbuhan yang cepat itu dapat
terwujud tanpa menunggu fungsi- fungsi tubuhnya secara normal.Dari semua unsur
nutrisi itu kebutuhan energi bagi ayam broiler sangat besar.

Ransum memiliki peran penting dalam kaitannya dengan aspek ekonomi yaitu
sebesar 65-70% dari total biaya produksi yang dikeluarkan. Pakan yang diberikan
harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari
(Average Daily Gain/ADG) tinggi.Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu
tersedia/tidak dibatasi).Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan
disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua)
tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus
mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur
diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %.Jenis pakan biasanya
tertulis pada kemasannya. 

Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan (PBB) mencerminkan tingkat kemampuan ayam


broiler dalam mencerna ransum untuk diubah menjadi bobot badan. Pertambahan
bobot badan sebagai kriteria untuk mengukur pertumbuhan. Pertumbuhan dapat
didefinisikan sebagai proses yang sangat kompleks meliputi pertambahan bobot hidup
dan pertambahan semua bagian tubuh secara merata dan serentak . Pertumbuhan
meliputi peningkatan ukuran sel-sel tubuh akan peningkatan sel-sel individual dimana
pertumbuhan itu mencakup empat komponen utama yaitu adanya peningkatan ukuran
skeleton, peningkatan total lemak tubuh dalam jaringan adipose dan peningkatan
ukuran bulu, kulit dan organ dalam. Peningkatan bobot badan mingguan tidak terjadi
secara seragam. Setiap minggu pertumbuhan ayam pedaging mengalami peningkatan
hingga mencapai pertumbuhan maksimal, setelah itu mengalami penurunan. PBB
ayam pedaging umur 4 s/d 6 minggu yang dipelihara pada suhu lingkungan 32 ºC
sebesar 515 gram/ekor, sedangkan pada suhu 22 ºC PBB ayam pedaging sebesar 1084
gram/ekor.

FCR Ayam Broiler Umur 1-7 Hari


Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio).
Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot
ayam yang dipanen.

Menurut hasil pengamatan yang telah kami lakukan , pada usia 7 hari 26 ekor
ayam broiler berat rata-rata 139,34 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3186 kg,
maka FCR-nya adalah :

Berat total ayam = 3,622 kg

FCR = 3186 :3,622 = 0,879 (pada minggu pertama)

Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien
(dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi).

Dibawah ini akan kami uraikan beberapa hal yang mempengaruhi nilai FCR
ternak ayam:

1.      kualitas pakan ayam broiler

Kualitas pakan ayam akan sangat berpengaruh pada nilai FCR, salah satu
yang penting adalah kadar protein yang ada dalam pakan. Semakin rendah nilai kadar
protein tentu saja kualitas pakan kurang bagus, ini bisa menyebabkan nilai FCR
tinggi.

2.      metode pemberian pakan

Metode dalam pemberian pakan cukup berpengaruh terutama pada ayam


mulai masuk minggu ke 3, ada yang menerapkan pola pagi 20% sore 80%, ada yang
pagi 40% sore 60% ada juga yang pagi 20% sore 60 % dan tengah malan 20%.

3.      anak kandang

Anak kandang tentu saja berpengaruh karena jika anak kandang kurang jujur
pakan bisa tidak masuk ke ayam tapi masuk kantong mereka.

4.      cuaca

Cuaca yang ekstrim dingin maupun ekstrim panas akan mempengaruhi nilai
FCR

5. kesehatan ayam broiler


Jika ayam dalam kondisi sehat tentu ini tidak masalah asal cuaca dan hal lain
mendukung, namun jika ayam sudah terserang penyakit tentu ini akan berpengaruh
pada pembengkakan FCR. Contoh saja ayam broiler yang terserang CRD komplek,
jika kematian tinggi dan bobot tidak jadi sedangkan pakan tetap banyak maka tentu
saja konversi pakan ke daging akan sangat kecil.

6. obat ,vitamin ,Suplemen

Pemilihan obat dan juga suplemen untuk memacu pertumbuhan dan juga
menurunkan FCR cukup berpengaruh pada nilai FCR tentunya. 

Konsumsi pakan

Konsumsi pakan adalah kemampuan ternak dalam mengkonsumsi sejumlah


ransum yang digunakan dalam proses metabolisme tubuh. Tingkat konsumsi ransum
akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan bobot akhir karena pembentukan bobot,
bentuk dan komposisi tubuh pada hakekatnya adalah akumulasi pakan yang
dikonsumsi ke dalam tubuh ternak. Faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan
antara lain umur, nutrisi ransum, kesehatan, bobot badan, suhu dan kelembaban serta
kecepatan pertumbuhan. Konsumsi pakan dihitung dengan cara pakan yang diberikan
dikurangi sisa pakan.

Pakan pemula (starter) harus diberi setelah ayam memperoleh minum, pada
beberapa hari pertama pakan dapat diberi dengan cara ditaburkan pada katon box
DOC atau tempat pakan untuk anak ayam. Sisa pakan harus dibuang tiap pagi dan
jangan dibuang di litter karena akan membahayakan kesehatan ayam. Pada 2 hari
pertama gunakan air hangat bersuhu 16 sampai 200C.Untuk air minum larutkan 50
gram gula dan 2 gram vitamin (dalam 1 liter air minum untuk 12 jam pertama) Perlu
juga memakai meter air agar dapat diketahui dengan pasti berapa banyak air yang
digunakan pada 2 minggu pertama tempat minum dibersihkan 3 kali sehari setelah itu
2 kali sehari.

Pada ayam broiler fase starter kebutuhan energi adalah 3200 kcal/kg dengan
kebutuhan asam amino methionin 0,38%. Sedangkan pada finisher kebutuhan energi
sama tetapi kebutuhan protein berkurang dan kebutuhan asam amino methionin juga
berkurang menjadi 0,32% .

Kualitas pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4
minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu):
       a.     Kualitas pakan fase starter adalah terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%,
serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.

       b.     Kualitas pakan fase finisher adalah terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak
2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energy (ME)
2900-3400 Kcal.

Tabel 4. Kebutuhan Nutrisi Pakan Ayam Broiler pada Periode Starter dan


PeriodeFinisher (NRC, 1994)

Nutrisi Periode ”Starter” Periode ”Finisher”

Protein (%) 23,00% 20,00%

Energi Metabolis 2800-3200 2900-3200


(kkal/ kg)

Kalsium (%) 1,00 0,90

Fosfor (%) 0,45 0,35

Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan di hitung dengan cara pertambahan berat badan di bagi


konsumsi pakan dan dikalikan dengan 100 %.

D. Manajemen Pemeliharaan

Pemeliharaan ayam daging ditujukan untuk mencapai beberapa sasaran yaitu


tingkat kematian serendah mungkin, kesehatan ternak baik, berat timbangan setiap
ekor setinggi mungkin dan daya alih makanan baik (hemat).Untuk mencapai hal-hal
tersebut ada beberapa hal pokok yang perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya dalam
pemeliharaan ayam pedaging yaitu perkandangan dan peralatan serta persiapannya,
pemeliharaan masa awal dan akhir, pemberian pakan, pencegahan dan pemberantasan
penyakit dan pengelolaan.

Ayam broiler atau ayam daging dipelihara selama kurang lebih 6 sampai 7
minggu.Ayam ini tidak dimaksudkan untuk produksi telur, tetapi diharapkan
dagingnya. Sampai umur 5 minggu beratnya kira-kira sama dengan ayam telur
dewasa yaitu kurang lebih 1,5 kg. Cara pemeliharaan ayam daging hampir sama
dengan ayam telur dari periode starter sampai grower.

Pemeliharaan dilakukan dengan pembersihan secara tuntas terhadap kandang


dan peralatan yang akan dipakai didalamnya, baik tempat makanan, tempat
minuman,brooder, alat pelingkan dan lain-lain. Terutama pada kandang lama yang
sudah dipakai, sisa-sisa dari ternak yang lama, baik kotoran, bahan-bahan yang
tercecer harus dibersihkan secara tuntas sehingga tidak ada yang tertinggal, sebab
setiap butir sisa dari kawanan ayam yang lama akan ada kemungkinan akan
menularkan sesuatu penyakit kepada kawanan berikutnya. Pembersih dilakukan
dengan air dan bahan pencuci (sabun atau detergen).

Teknis pemeliharaan ayam broiler yang baik yaitu minggu pertama (hari ke-1
sampai ke-7). DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum
hangat yang ditambah gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi.
Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gram atau 1,3 kg untuk 100
ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian
tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-
butiran kecil (crumbles).

Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen sudah diberi air minum.Vaksinasi yang
pertama dilaksanakan pada hari ke-4. Minggu Kedua (hari ke-8 sampai ke-14).
Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama,
meskipun lebih ringan.Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya.

Minggu Ketiga (hari ke-15 sampai ke-21). Pemanas sudah dapat dimatikan
terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gram per ekor atau
4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang
kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika
menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat
lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air
mengandung vaksin sebanyak-banyaknya.

Minggu Keempat (hari ke-22 sampai ke-28). Pemanas sudah tidak diperlukan
lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat.Pada umur 28 hari, dilakukan
sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan
yang normal mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65
gram per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus
ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.
Minggu Kelima (hari ke-29 sampai ke-35). Pada minggu ini, yang perlu
diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang.Karena jumlah kotoran yang
dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai
untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gram per ekor atau 8,8
kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan
ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 sampai 2 kg. Dengan
bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.  Maka dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan pakan hingga berumur 5 minggu adalah 24,7 kg untuk 100 ekor ayam.

Minggu Keenam (hari ke-36 sampai ke-42). Jika ingin diperpanjang untuk
mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai
kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam
sudah mencapai bobot 2,25 kg.

Menurut Bambang (1995) untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2
(dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu):

a.      Kuantitas pakan fase starter adalah terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat)


golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua
(umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66
gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah
pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

b.     Kuantitas pakan fase finisher adalah terbagi/digolongkan dalam empat golongan
umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut
37-43 hari) 129 gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor
dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per
ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

Sedangkan Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang


dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:

       a.      Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada
masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu
ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100
ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang
dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian
air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress
kedalam air minumnya.Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
       b.        Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing
minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43
hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan
minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari
sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

Cara Pemberian Pakan:

   a.        Untuk anak ayam umur 1 - 6 hari (kutuk), pakan ditabur atau sediakan pada
wadah yang mudah terjangkau, jenis pakan yang dipakai adalah ransum ayam ras
starter (pakan komersial).

      b.      Ayam umur 7 hari s/d 1 bulan dapat diberikan pakan campuran yaitu pakan
ayam ras starter dicampur dengan katul dan dedak halus, dengan perbandingan 1: 1
atau jagung giling dan katul dengan perbandingan 2 : 1 dan dapat di tambah protein
hewani.

       c.       Ayam umur 2-4 bulan dan seterusnya, diberikan pakan campuran, dedak
halus, jagung giling, dan pakan komersil dengan perbandingan 3:1:1 dan dapat di
tambahan gabah, gaplek dan tepung ikan.

E. Vaksinasi dan Pencegahan Penyakit

Vaksinasi

Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam


untuk menimbulkan kekebalan alami.Vaksinasi penting yaitu vaksinasi
ND/tetelo.Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin
ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau
air minum.

Vaksin adalah mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah dilemahkan


atau dimatikan dan mempunyai sifat immunogenik.Immunogenik artinya dapat
merangsang pembentukan kekebalan. Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke
dalam tubuh ternak dengan tujuan supaya ternak tersebut kebal terhadap penyakit
yang disebabkan organisme tersebut. Vaksin ada dua macam, yaitu vaksin aktif dan
vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah vaksin yang mikroorganismenya masih aktif atau
masih hidup. Biasanya vaksin aktif berbentuk sediaan kering beku, contoh:
MEDIVAC ND LA SOTA, MEDIVAC ND-IB dan MEDIVAC GUMBORO A.
Vaksin inaktif adalah vaksin yang mikroorganismenya telah dimatikan. Biasanya
berbentuk sediaan emulsi atau suspensi, contoh: MEDIVAC ND-EDS EMULSION,
MEDIVAC CORYZA B.

Pelaksanaan Kegiatan vaksinasi dapat dilakukan dengan cara membagi ayam


menjadi 2 kelompok besar dalam sekatan. Ayam kemudian digiring ke dalam 2
sekatan yang terbentuk.Vaksinasi dilakukan mulai dari pen terakhir hingga pen
pertama.Ayam yang telah divaksinasi diletakan diluar sekatan hingga kemungkinan
terjadinya pengulangan vaksinasi dapat diminimalisir.

Pemberian vaksin dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti tetes mata,
hidung, mulut (cekok), atau melalui air minum. Vaksinasi harus dilakukan dengan
benar sehingga tidak menyakiti, unggas dan mempercepat proses vaksinasi, dan tidak
meninggalkan sisa sampah dari peralatan vaksinasi seperti suntikan, sarung tangan,
masker maupun sisa vaksin yang digunakan (botol vaksin). Unggas yang divaksin
harus benar- benar dalam keadaan sehat tidak dalam kondisi sakit maupun stress
sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal dan tidak terjadi kematian dalam
proses vaksinasi. Tata cara vaksinasi harus ditempat yang teduh, bersih, vaksin tidak
dalam kondisi sakit maupun stress sehingga tidak merusak vaksin. Program vaksinasi
untuk unggas, harus disesuaikan dengan umur dari unggas tersebut dan harus berhati-
hati dalam memvaksin karena sangat sensitif terhadap jarum suntik dan dapat
menimbulkan stress dan kematian mendadak

Mortalitas

Mortalitas merupakan angka kematian dalam pemeliharaan ternak.Ada


banyak hal yang berpengaruh terhadap mortalitas dalam pemeliharaan
unggas.Misalnya, adalah karena penyakit, kekurangan pakan, kekurangan minum,
temperatur, sanitasi, dan lain sebagainya.Penyakit didefinisikan sebagai segala
penyimpangan gejala dari keadaan kesehatan yang normal.Tingkat kematian yang
disebabkan oleh penyakit tergantung dari jenis penyakit yang menyerang
unggas.Dalam pemeliharaan petelur yang berhasil, tingkat kematian 10 sampai 12%
dianggap normal dalam satu tahun produksi.Dalam kelompok pedaging, kematian
maksimum per tahun normalnya adalah sekitar 4%.Setiap kematian yang melebihi
angka tersebut harus dianggap sebagai kondisi yang serius yang harus mendapat
perhatian segera dari peternak yang bersangkutan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menekan angka kematian adalah


mengontrol kesehatan ayam, mengontrol kebersihan tempat pakan dan minum serta
kandang, melakukan vaksinasi secara teratur, memisahkan ayam yang terkena
penyakit dengan ayam yang sehat, dan memberikan pakan dan minum pada
waktunya.

F. Panen

         Hasil Utama, untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah
berupa daging ayam

         Hasil Tambahan, usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja
atau kotoran kandang dan bulu ayam.

G. Pasca Panen

1.  Stoving

Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di


kandang penampungan (Houlding Ground)

2. Pemotongan

Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar


keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit.Hal ini agar
kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.

3. Pengulitan atau Pencabutan Bulu

Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7-
54,4 0C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus
dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.

4. Pengeluaran Jeroan

Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela)
dikeluarkan.Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap dimasak
dalam kemasan terpisah.

5. Pemotongan Karkas

Kaki dan leher ayam dipotong.Tunggir juga dipotong bila tidak


disukai.Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki
ayam/paha ditekukan dibawah dubur.Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.

Anda mungkin juga menyukai